Bab 19, Alfian.
Happy Reading !!
No Bully !!
No Edit !!
Spesial Alfian pov on.
Aku menajamkan mataku untuk melihat apa yang aku lihat di depan sana. Dahiku mengerut heran. Aku tidak salah lihat, dia memang gadis itu. Dengan langkah besar-besar aku mulai berjalan mendekati mereka.
Ya mereka. Dia sedang bersama para bajingan itu!
Apa yang dia lakukan malam malam di tempat seperti ini?
Maksudku, dia tidak pernah datang ke tempat seperti ini karena dia adalah gadis yang baik-baik. Lalu apa yang membuatnya berada di sini?
Setelah aku berdiri tidak jauh darinya, aku mengedarkan pandanganku ke sekitar. Hal itu membuatku bertambah bingung karena tidak ada dirinya di sini.
"Diamlah...Kalian membuatku bertambah pusing!" teriak gadis itu kesal. Di tangannya ada gelas yang Aku yakin itu berisi minuman keras.
Bab 20, Aku Mencintaimu, Adeeva.Happy Reading !!No Edit !!No Bully !!Xaiver Pov on.Brak!!Brak!!Brak!!Aku melempar semua barang-barang yang ada di meja kerjaku karena kesal dengan apa yang aku lihat.Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini. Sejak malam itu, aku merasa hari-hariku benar-benar kacau.Aku tidak pernah merasa seburuk ini sebelumnya. Tapi hanya karna dia, mengapa aku bisa sampai seperti ini?Seminggu lalu... Dia mengatakan bahwa ia mencintaiku. Aku kaget saat itu karena aku tidak tau apa itu cinta, jadi aku mengatakan padanya bahwa aku tidak pernah mencintainya.Aku memang tidak mencintainya kan?Selama ini aku hanya ingin melindunginya dari si brengsek Alfian. Ya hanya itu. Tidak ada yang lain.&n
Bab 21, Kau Milikku!Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Author Pov On."Siapa yang datang sayang?" tanya Viviane.Brak!!Deeva kembali menutup pintu dengan kencang, membuat Xaiver tidak sempat menghindar dan alhasil kepalanya terkena pintu."Tidak ada Ma, hanya orang tanya alamat saja." balas Deeva tersenyum manis, sebelumnya ia sudah menghapus sisa sisa air matanya yang ada di pipi.Viviane mengeryitkan dahinya bingung, tidak yakin dengan ucapan putrinya. "Kau yakin?" tanya Viviane dan Deeva mengangguk."Lalu siapa yang berteriak dari luar?" tanya Viviane mendengar suara Xaiver yang memanggil nama Deeva.Deeva menggarur kepala belakangnya. "Anu ma itu loh-- anu--""Minggir." Viviane menarik Deeva menjauhi pintu lalu membuka pintu itu dengan lebar-lebar.
Bab 22, Lamaran Dadakan Xaiver.Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Author Pov On."Hei apa yang kau lakukan?" teriak Deeva kaget."Diamlah." seru Xaiver."Turunkan aku, Xaiver!" teriak Deeva lagi.Deeva memberontak minta di turunkan oleh Xaiver yang menggendongnya bak karung beras memasuki Apartemen Xaiver. Mereka berdua seakan tidak perduli dengan pandangan orang-orang di sekitar mereka yang menatap mereka aneh dan juga berbisik-bisik tetangga."Diam!! Jika kau berbicara lagi aku akan memperkosamu saat ini juga." ucap Xaiver kesal.Deeva menatap ke sekelilingnya, matanya langsung terbelalak kaget saat melihat orang-orang sekitar yang mereka lewati. Seketika itu juga Deeva langsung diam dan tidak memberontak minta di turunkan. Bahkan ia sudah menyembunyikan wajahnya di punggung Xaiver dengan pipi me
Bab 23, Bercinta DenganmuHappy Reading !!No Bully !!No Edit !!Xaiver Pov On.Untuk pertama kalinya aku berlutut di hadapan seorang perempuan dalam artian yang sesungguhnya. Kau pasti taulah apa maksudku, hehe biasanya kan aku begini jika hanya sedang bermain dengan para perempuan yang akan Aku tiduri saja.Aku merasa sedikit gugup saat Melakukan ini... Oh ayolah seorang Lelaki brengsek sepertiku menyatakan cinta dan melamar seorang gadis di tempat umum, atau lebih tepatnya di pantai. Banyak orang yang memerhatikan kami dan berteriak agar Deeva mau menerimaku.Ada rasa khawatir dalam hatiku, bagaimana bila Deeva tidak menerimaku. Karena ya kalian pasti sudah taulah jika hubungan kami akhir-akhir ini tidak baik.Sudah cukup lama aku berlutut di hadapannya, namun Deeva hanya diam menatapku dengan wajah datar. Biasa saja!&nbs
Bab 24, Mom Aku Ingin Menikah.Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Author Pov On.Deeva menghembuskan napasnya kesal melihat Xaiver yang masih tidak beranjak dari ruang tamu di rumahnya. Dari lantai atas Deeva bisa melihat Xaiver yang berbincang dengan Ibunya dengan serius, ia memang tidak dapat mendengar percakapan mereka. Namun Deeva bisa melihat dari raut wajah Xaiver dan Ibunya.Deeva masih merasa takut untuk menerima Xaiver yang ingin menjadikannya Istrinya. Deeva takut jika Xaiver tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya.Xaiver itu tampan, mapan dan kaya, dia punya segalanya. Jadi pasti dengan mudah pula ia akan mendapatkan segalanya yang ia mau.Deeva takut jika nanti Xaiver ingkar janji dan meninggalkan Deeva.'Aku tidak mau menjadi janda jika di tinggal Xaiver nantinya. Tapi-eh itu berarti aku berharap aku menjad
Bab 25, Fitthing Baju PengantinHappy Reading !!No Bully !!No Edit !!Author Pov On."Xaiver.""Hmm.""Xaiver.""Apa sayang?" tanya Xaiver greget karena Deeva hanya memanggil manggilnya saja."Jangan tinggalkan aku." ucap Deeva menatap tepat ke dalam mata Xaiver.Xaiver tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu.""Aku pegang janjimu, Xaiver."Author Pov end.Deeva Pov On.Aku mengerjapkan mataku saat merasakan ada sesuatu yang basah menempel pada bibirku. Aku langsung melotot karena melihat Xaiver yang sedang mencium bibirku."Selamat pagi." ucapnya tersenyum setelah melepas ciumannya dengan wajah tanpa dosa."Kau di bangunin susah banget sih." ucapnya la
Bab 26, Pernikahan Deeva dan XaiverHappy Reading!!No Bully !!No Edit!!Hari ini Xaiver dan Deeva telah resmi menjadi pasangan suami istri, dan kini mereka tengah berdiri di sebuah panggung mini, menyalami para tamu yang datang. Deeva tidak mengundang satu pun temannya, hanya teman teman Xaiver dan juga kerabat kerjanya.Acara resepsi yang di gelar di sebuah ballroom hotel yang Deeva pikir akan sederhana. Namun nyatanya malah terlihat amat mewah di matanya. Atau memang ia saja yang kampungan melihat dekorasi Ballroom itu."Selamat ya sayang... Mama bahagia melihat kau bahagia." ucap Ibunya. Viviane tersenyum haru."Terimakasih Ma..." balas Deeva yang masih memeluk Ibunya.Viviane melepaskan pelukannya dari Deeva dan beralih menatap Xaiver dengan tatapan tajam."Bahagia kan dia, jangan buat dia menangis." ucap Viviane penuh
Bab 27, Malam Pertama.Happy Reading!!No Bully !!No Edit!!Saat ini Xaiver tengah duduk ditepian ranjang dan Deeva yang duduk didepan meja rias mengeringkan rambutnya setelah tadi membersihkan diri."Xaiver kau jangan terlalu kasar dong dengan Papa Albert... Bagaimana pun dia itu adalah Ayahmu." ucap Deeva yang melihat Xaiver dari pantulan cermin.Xaiver yang mendengar ucapan Deeva pun mendengkus sebal. "Kenapa? Kau mulai suka dengannya?" tanyanya.Deeva memutar bola matanya kesal mendengar jawaban ketus Xaiver. "Bukan seperti itu, tapi walau bagaimana pun dia itu tetap Ayahmu. Ya walau cuma Ayah tiri, seharusnya kau menghargai itu... Tidak seperti aku yang sejak lahir bahkan tidak punya seorang Ayah."Xaiver menghela napas panjang, lalu ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Deeva yang masih menatapnya melalui cermin itu.
[ Bab 47, End ]Happy Reading!!No Bully!!***[ Xaiver Narendra Maximilian ]"Sayang kenapa kau tidur di sini?""Uh aku ketiduran lagi ya.""Sudah kubilang, jangan menungguku.""Tapi--""Sstt maaf kalau beberapa bulan ini aku terlalu di sibuk. Tapi ini yang terakhir kok."Aku mengecup bibir Adeeva sekilas dan membawanya ke kamar. Adeeva tertidur di sofa ruang tamu karena menungguku pulang kerja, padahal aku sudah mengatakan akan pulang larut malam. Tapi Adeeva masih tetap menungguku pulang, hingga ia ketiduran di sofa.Beberapa bulan terakhir ini aku memang agak sibuk, selalu berangkat pagi pulang malam. Aku bahkan jarang bertegur sapa dengan Vano dan Sherlin saking sibuknya."Kau sibuk sekali ya?" tanya Adeeva saat aku membaringkan tubuhnya di kasur.&nb
[ Bab 46, Sherlin Adelia Maximilian ] Happy Reading !! No Bully!! Sorry for Typo!! *** [ Adeeva Adelia ] Aku tersenyum melihat Baby Vano yang berlari kearahku dan langsung memeluk kakiku dengan erat... "Maaa..." rengeknya minta ku gendong. Aku berjongkok dan mengangakat tubuh mungilnya itu ke dalam gendonganku. "Sayang, katanya tadi minta susu." ujar Xaiver yang berjalan ke arah kami dengan memegang botol susu. Baby Vano malah menyembunyikan wajahnya di pundakku sambil menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak mau susu yang di bawa Xaiver. "Maaf sudah merepotkanmu ..." Xaiver menggeleng dan tersenyum lembut padaku, "aku tidak merasa di repotkan." katanya setelah mencium bibirku sekilas. "Sepertinya Vano mengantuk sayang..." Xaiver pun mengusap
[ Bab 45, Adeeva Jangan Marah ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Selamat pagi sayang," sapa Xaiver mengecup kening Adeeva yang baru bangun tidur."Pagi..." gumamnya setengah sadar.Adeeva menyipitkan matanya menatap Xaiver yang sudah rapi dengan kemeja kotak-kotak hitam putih dan celana bahan hitam dan dasi yang sudah terpasang rapi di leher nya seraya tersenyum lebar menatap Xaiver."Kau pasti lelah ya," Xaiver mengusap wajah Adeeva."Aku sudah buat sarapan tadi buat kita, cepat mandi gih. Terus kita sarapan bareng." lanjutnya."Memangnya sekarang jam berapa?" tanya Adeeva."Jam setengah sembilan." balas Xaiver.Adeeva membulatkan matanya mendengar jawaban Xaiver. Yang benar saja, ia bangun se-siang itu. Pantas Xai
[ Bab 44, Maaf ]Happy Reading !!No Edit !!Sorry for Typo !!***[ Normal ]Tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat. Kini Revano Narendra Maximilian bukan lagi seorang bayi, melainkam balita lucu yang menggemaskan. Balita berumur tujuh bulan itu membuat siapa saja betah berlama lama dengannya. Dengan tingkah lakunya yang lucu, membuat banyak orang menyukai balita itu. Bahkan Xaiver saja tidak betah di kantor dan selalu ingin pulang cepat jika ingat dengan putranya.Xaiver merasa amat sangat bahagia bisa memiliki Adeeva sekaligus Vano. Mereka berdua adalah penyemangat Xaiver untuk segera pulang ke rumah. Saat makan siang bahkan Xaiver sering menyempatkan waktu untuk pulang dan makan siang di rumah, bersama Adeeva dan putranya.Malam ini Xaiver dan Adeeva terpaksa meninggalkan Vano di rumah karena harus menghadiri acara resepsi per
[ Bab 43, Pulang Dari Rumah Sakit ] Happy Reading!! No Bully!! *** [ Normal ] Setelah seminggu berada di rumah sakit, kini akhirnya Adeeva di izinkan juga untuk pulang ke rumah. Hanya seminggu, tapi Adeeva merasa sudah sangat lama karena ia merasa bosan di rumah sakit. Walaupun ada baby Revano yang menemaninya, tapi Adeeva tetap tidak betah. "Sudah siap sayang?" tanya Xaiver setelah membereskan barang barang Adeeva dan juga Baby Revano. Adeeva yang tengah duduk di sofa sembari menggendong Baby Revano pun menatap Xaiver sembari mengangguk semangat. Xaiver tersenyum, "kau yakin tidak apa-apa jalan kaki tanpa kursi roda?" tanya Xaiver. Adeeva bangkit dari sofa dengan senyuman lebarnya. "Aku tidak apa-apa, kan Dokter sudah bilang bahwa aku tidak apa-apa asalkan hati-hati." "Baiklah, ayo kit
[ Bab 42, Aries menyesal ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Sudah dua hari Adeeva melahirkan putra pertamanya. Dan rasanya dia sudah tidak betah tinggal lebih lama lagi di rumah sakit, dia ingin pulang. Tapi dokter bilang untuk beberapa hari lagi baru boleh pulang dan Xaiver menyetujui itu."Sayang, jangan cemberut begitu dong." kata Xaiver saat ini ia tengah menggendong putranya."Aku mau pulang.""Tunggu dua hari lagi saja ya sayang.""Aku--""Sayang ini demi kebaikan kau dan bayi kita." kata Xaiver memotong perkataan Adeeva.Adeeva berdecak malas, namun langsung tersenyum saat Xaiver meletakan bayi mereka di pangkuannya."Kau tidak ingin dia kenapa-napa kan?" tanya Xaiver seraya mengusap rambut Adeeva. 
[ Bab 41, Bebeb Aries ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Adeeva Adelia ]Seburuk itukah aku sampai Xaiver ketakutan saat melihatku?Malam itu aku tidak tau jika aku akan melahirkan, itu kan yang pertama untukku dan aku pun tidak pernah bertanya dengan Ibuku ataupun Ibu mertuaku. Ya aku masih berhubungan dengan mereka walaupun aku bersembunyi dari Xaiver.Ku pikir itu hanya sakit pinggang biasa, jadi aku pun membiarkannya. Namun semakin lama rasa sakit itu semakin menjadi. Aku mulai merasakan sakit itu dari siang saat Aries mengantarku kembali ke rumah.Ya sudah ku bilangkan kalau aku hanya berpikir jika itu adalah sakit pinggang biasa karena sakitnya hanya sebentar-sebentar. Maksudnya, sakit nanti semenit hilang. Lima belas menit kemudian sakit lagi. Begitu saja terus sampai rasa sakit itu semakin menjadi, d
[ Bab 40, Revano Narendra Maximilian ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Aries terbelalak kaget saat baru saja membuka pintu dari dalam, tiba tiba saja ada seseorang yang nyungsep di bawah kakinya. Aries memang sedang ada di rumah Xaiver, dia mengantarkan Adeeva pulang. Namun sampai malam, Xaiver tidak kunjung pulang. Aries ingin menemani Adeeva sampai Xaiver pulang, tapi Adeeva tidak mau di temani sampai Xaiver pulang.Dan saat ia membuka pintu, ia di kagetkan dengan seseorang yang ngungsep. Siapa lagi kalau bukan tuan rumah, Xaiver."Dia mabuk?" tanya Aries yang membantu Kevin memapah Xaiver.Kevin mendengkus kesal. "Kau pikir saja sendiri!""Terima kasih Kevin sudah mau mengantar Xaiver pulang." kata Adeeva tersenyum tulus.Kevin mengangguk. "Kalau saja dia bukan calon a
[ Bab, 39. Aries Masih Mencintai Adeeva ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Kau tidak ada niatan untuk kembali pada Xaiver, Adeeva?""Kau mengusirku?""Tidak! Bukan begitu. Aku suka kau ada di sini bersamaku... Tapi Xaiver itu saudaraku, aku tidak tega melihatnya yang semakin hari semakin kurus. Dia sudah seperti orang gila, asal kau tau, tidak terurus dan sangat menyedihkan..."Adeeva menunduk menatap lantai.Aries menghela nafas panjang, selama ini ia sudah berusaha membujuk Adeeva untuk kembali pada Xaiver. Tapi sampai sekarang pun Adeeva belum mau kembali pada Xaiver."Apa kau tidak merindukan Xaiver? Sudah enam bulan kalian berpisah?" tanya Aries.Saat ini Aries dan Adeeva tengah berada di Apartemen Aries, tempat yang selama ini Ade