Happy Reading !!
No Bully !!
No Edit !!
Deeva Pov on.
Aku membuka sedikit pintu kamar mandi dan menyembulkan kepalaku sedikit. Melihat keadaan kamar, ternyata sepi. Tidak ada Mr.Maximilian. Hmm aku hanya takut siapa tau saja Mr.Maximilian masuk kamar, soalnya aku lupa kunci pintu tadi. Lagi pula ini kan kamarnya, bukan kamarku.
Setelah memastikan tak ada batang hidung Mr.Maximilian, aku langsung membuka pintu kamar mandi dengan lebar-lebar dan segera keluar dari kamar mandi.
Aku menuju lemari pakaian dan membukanya. Duh Deeva kenapa kau bisa lupa, inikan bukan kamarmu! Jadi untuk apa kau buka lemari segala!
Uh jadi apa yang harus aku pakai sekarang?
Masa ia aku harus memakai bajuku yang tadi. Oh yang benar saja! Bahkan baju itu sudah t
Happy Reading !! No Bully !! No Edit !! Author Pov on. Setelah selesai makan dan Deeva yang membereskan perabotan makannya. Kini mereka sedang duduk di sofa menonton televisi. Sebenarnya hanya Deeva yang menonton, karena Xaiver tidak pernah bisa pokus pada layar televisi, ia malah sedang perang Batin sendiri sejak tadi. Tiba-tiba saja Xaiver di kagetkan dengan Deeva yang sesegukan dan menyandarkan kepalanya di dada bidangnya. "Deeva, aku benar benar minta maaf." ucap Xaiver ia mengira Deeva menangis karena hal tadi. "Xaiver aku, hiks." "Aku paham jika kau tidak bisa memaafkan aku." ucap Xaiver pelan karena memang kesalahhannya memang fatal.
Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva pov on.Untuk apa katanya?Pertanyaan macam apa itu? Apa hanya itu yang bisa dia ucapkan?"Tentu saja bekerja, Xaiver." balasku kesal."Untuk apa?" tanyanya lagi."Apanya?!" seruku semakin kesal."Untuk apa kau bekerja di kantor sementara bosmu di sini?""Tentu saja untuk--"Aku menggantungkan ucapanku, mencari kata yang pas untuk di ucapkan. Aku ingat jika aku itu sekertaris pribadinya."Sudahlah, minggir sana, aku harus segera pergi ke kantor. Aku tidak mau di pecat karena di cap sebagai pegawai yang tidak disiplin, baru kerja beberapa hari suda
Bab 16 Ke Pesta Miss.JosephHappy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva Pov On."Kenapa kau memerhatikan seperti itu sejak tadi? Apa kau berubah pikiran dan memutuskan untuk bercinta denganku?" tanya Mr.Maximilian dengan senyuman seperti biasanya, menyeringai.Aku hanya memutar bola mataku malas, lalu kualihkan pandanganku menatap kedepan. Jalanan begitu macet kali ini, biasanya hanya butuh waktu tiga puluh menit dari restoran ke apartemen Mr.Maximilian. tapi ini kami sudah satu jam lebih di jalanan dan belum juga sampai."Apa Alfian mengatakan sesuatu tentangku?" tanya Mr.Maximilian lagi.Aku menggelengkan kepalaku pelan, "tidak.""Lalu?""Aku hanya sedang merindukan Mamaku saja." balasku, aku tidak sepenuhnya berbohong. Karena aku memang merindukan Ibuku."Maafkan aku... Baiklah
Bab 17, Maaf dan Berkunjung Kerumah Ibunya Xaiver.Happy Reading !!No Edit !!No Bully !!Author pov on."Apa yang kau lakukan, Xaiver?" tanya Deeva kesal.Xaiver hanya menatap Deeva sesaat lalu kembali fokus menyetir, ia bahkan tidak tau apa yang telah terjadi padanya. Yang jelas, ia tidak pernah suka jika Alfian dekat dengan Deeva."Ck! Bisakah kau berbicara, jangan diam saja!" Deeva memekik kesal karena Xaiver tidak mau menjawab satu pun pertanyaan yang ia lontarkan."Aku sudah pernah bilang. Jangan berteman dengan Alfian, dia itu pria licik. Aku hanya tidak ingin kau menyesal." ucap Xaiver pada akhirnya bersuara juga.Deeva memalingkan wajahnya dari Xaiver, dia tidak tau apa yang membuat Xaiver begitu membenci Alfian."Dia tidak seburuk yang kau kira, Xaiver." ucap Deeva.Xaiver
Bab 18, Aku Mencintaimu, Xaiver.Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva pov on.Aku menghempaskan diriku di ranjang, menatap langi- langit kamar. Mengingat apa yang terjadi tadi di rumah keluarga Mr.Maximilian.Aku tidak tau kenapa, aku merasa aku tidak asing lagi dengan wajah Mr.Albert, maksudku, Ayah tirinya Mr.Maximilian. Aku merasa seperti sudah lama Mengenalnya, walau pun nyatanya itu adalah pertemuan pertama kami.Tatapannya tajam, namun itu membuat hatiku menghangat. Seakan tatapan itu mengartikan sebuah kasih sayang.Dan yang aku tidak mengerti dengan Mr.Maximilian adalah, tadi sebelum dia mengantarku sampai rumah ia mengatakan bahwa Ayah tirinya itu menginginkanku. Sungguh itu adalah ucapan paling gila. Eh tapi dia kan memang gila! Jadi wajar kalau omongannya agak ngelantur yah.Hah sudahlah, jika aku memikir
Bab 19, Alfian.Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Spesial Alfian pov on.Aku menajamkan mataku untuk melihat apa yang aku lihat di depan sana. Dahiku mengerut heran. Aku tidak salah lihat, dia memang gadis itu. Dengan langkah besar-besar aku mulai berjalan mendekati mereka.Ya mereka. Dia sedang bersama para bajingan itu!Apa yang dia lakukan malam malam di tempat seperti ini?Maksudku, dia tidak pernah datang ke tempat seperti ini karena dia adalah gadis yang baik-baik. Lalu apa yang membuatnya berada di sini?Setelah aku berdiri tidak jauh darinya, aku mengedarkan pandanganku ke sekitar. Hal itu membuatku bertambah bingung karena tidak ada dirinya di sini."Diamlah...Kalian membuatku bertambah pusing!" teriak gadis itu kesal. Di tangannya ada gelas yang Aku yakin itu berisi minuman keras.
Bab 20, Aku Mencintaimu, Adeeva.Happy Reading !!No Edit !!No Bully !!Xaiver Pov on.Brak!!Brak!!Brak!!Aku melempar semua barang-barang yang ada di meja kerjaku karena kesal dengan apa yang aku lihat.Aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini. Sejak malam itu, aku merasa hari-hariku benar-benar kacau.Aku tidak pernah merasa seburuk ini sebelumnya. Tapi hanya karna dia, mengapa aku bisa sampai seperti ini?Seminggu lalu... Dia mengatakan bahwa ia mencintaiku. Aku kaget saat itu karena aku tidak tau apa itu cinta, jadi aku mengatakan padanya bahwa aku tidak pernah mencintainya.Aku memang tidak mencintainya kan?Selama ini aku hanya ingin melindunginya dari si brengsek Alfian. Ya hanya itu. Tidak ada yang lain.&n
Bab 21, Kau Milikku!Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Author Pov On."Siapa yang datang sayang?" tanya Viviane.Brak!!Deeva kembali menutup pintu dengan kencang, membuat Xaiver tidak sempat menghindar dan alhasil kepalanya terkena pintu."Tidak ada Ma, hanya orang tanya alamat saja." balas Deeva tersenyum manis, sebelumnya ia sudah menghapus sisa sisa air matanya yang ada di pipi.Viviane mengeryitkan dahinya bingung, tidak yakin dengan ucapan putrinya. "Kau yakin?" tanya Viviane dan Deeva mengangguk."Lalu siapa yang berteriak dari luar?" tanya Viviane mendengar suara Xaiver yang memanggil nama Deeva.Deeva menggarur kepala belakangnya. "Anu ma itu loh-- anu--""Minggir." Viviane menarik Deeva menjauhi pintu lalu membuka pintu itu dengan lebar-lebar.