appy Reading!!
No Bully!!
No Edit!!
Author pov on.
"Rossa di mana Deeva?" tanya Xaiver bertanya pada sekertarisnya.
Rossa mendongak untuk melihat wajah sang bos yang sepertinya sedang kesal. "Maaf, saya tidak tau Mr.Maximilian... Tapi sepertinya dia akan mencari makan untuk makan siang mungkin." balas Rossa sedikit gugup.
"Ck!"
Xaiver mendecakkan lidahnya dengan kesal, tadi niatnya ia akan beristirahat dan menyuruh Deeva sang sekertaris pribadi untuk mengerjakan tugasnya. Namun belum sempat matanya terpejam sempurna, tiba tiba seorang perempuan datang tanpa di undang dan menggodanya.
Saat Xaiver berhasil menyingkirkan perempuan yang menggodanya. Xaiver pun menyuruh perempuan itu untuk pergi, karena ia sedang malas untuk bermain dengan
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Aku tidak suka kau berteman dengannya." ucap Mr.Maximilian kembali bersuara."Siapa?" tanyaku, sebenarnya aku tau siapa yang dia maksud."Alfian, siapa lagi!" ucapnya dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Seakan-akan dia membenci Alfian. Dan Aku pikir memang begitu!"Memangnya kenapa? Saya rasa Alfian orang yang cukup baik untuk di jadikan teman." balasku tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun."Kau belum mengenalnya, Deeva. Dia itu bajingan." ucap Mr.Maximilian.Kali ini aku menatapnya tidak percaya, oh ayolah kalian pasti tau jika Mr.Maximilian itu bajingan, lalu bisa bisanya dia mengatakan Alfian seperti itu."Yan
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Xaiver, bukankah harusnya siang ini Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph?" tanyaku.Mr.Maximilian menggelengkan kepalanya, membuat aku mengerutkan dahiku karena bingung."Aku sudah memberitahukan Rossa untuk meng-cancel pertemuan kami." balas Mr.Maximilian."Kenapa?" tanyaku."Bisa kah kau tidak perlu berbicara se-formal itu jika bersamaku."Aku hanya memutar bola mataku malas, karena Mr.Maximilian tidak menjawab pertanyaanku dan malah mengalihkan pembicaraan."Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini. Apa kau tidak suka?" tanya Mr.Maximilian, ia meraih wajahku yang tadinya Aku palingkan untuk kembali m
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Terimakasih."Hanya itu yang aku ucapkan sebelum aku keluar dari mobil dan meninggalkannya di sana, tanpa harus sudah payah dan berepot-repot mengajaknya mampir terlebih dahulu ke rumahku.Katakan aku jahat! Karena aku sama sekali tidak peduli akan hal itu.Aku membalikkan badanku setelah memencet bel rumahku, rumah Ibuku lebih tepatnya. Karena aku merasa seperti ada yang mengikuti, dan ternyata benar. Ada yang mengikutiku.Mr.Maximilian berdiri tepat di hadapanku dengan tersenyum lebar tanpa dosa."Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku."Mengatarmu sampai tujuan." ucapnya santai.
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Xaiver pov on.Aku bisa melihat Deeva yang menatapku heran. Jangankan Deeva, bahkan aku juga heran mengapa aku melakukan semua ini?Untuk apa? Aku pun tidak mengerti."Tapi--""Makanlah dan setelah itu temani aku bertemu dengan Arabella." ucapku memotong perkataannya yang hendak protes lagi.Arabella adalah satu satunya harapanku, maksudku jika aku bisa bekerja sama dengannya. Maka aku tidak perlu bekerja sama dengan si bajingan Alfian.Aku pun memeriksa kertas putih itu dan mulai menandatangani nya. Sebenarnya aku tidak benar benar membacanya, karena aku hanya membuka lembaran yang seharusnya aku tandatangani saja. Karena sesungguhnya Rossa sudah lebih dulu memeri
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on.Aku memutar mataku malas dan mengikuti langkah kaki Mr.Maximilian menuju sebuah rumah megah di depan kami. Aku tidak tau mengapa Mr.Maximilian menyetujui permintaan Mrs.Joseph untuk menemuinya di rumahnya. Oh ayolah ini urusan pekerjaan bukan urusan pribadi!Oh mungkin Mr.Maximilian punya urusan pribadi dengan Mrs.Joseph.Dan kenapa aku harus pusing pusing memikirkannya?"Oh kau sudah datang, ayo silahkan masuk." ucap seseorang perempuan cantik memecahkan lamunanku, dan kupikir ia adalah Mrs.Joseph."Maaf sudah membuatmu menunggu." ucap Mr.Maximilian dengan senyuman khas-nya."Tidak masalah, aku juga sedang tidak ada kerjaan hari ini." ucap Mrs.Joseph
Happy Reading!!No Edit!!No Bully!!Author Pov on.Setelah acara di Mall tadi, Xaiver mengajak Deeva ke Apartemennya. Niatnya nanti malam dia ingin mengajak Deeva makan malam di rumah Ibunya. Xaiver tidak mempedulikan keadaan Deeva yang masih sangat sangat kesal padanya.Bagaimana Deeva tidak kesal?Xaiver sengaja menyuruh Deeva gonta ganti dress, saat keluar ia selalu memberi komentar yang hampir sama dan ambigu. Setelah itu ia bahkan tidak membeli satupun dress yang Deeva coba, karena ia sudah membeli dress lain yang tak pernah Deeva coba.Hayo siapa yang tidak kesal coba?"Manyun saja sih, kayak bebek tau." ucap Xaiver melihat Deeva yang duduk di sofa ruang tamu dengan tangan bersedekap."Ayolah a
Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva Pov on.Aku membuka sedikit pintu kamar mandi dan menyembulkan kepalaku sedikit. Melihat keadaan kamar, ternyata sepi. Tidak ada Mr.Maximilian. Hmm aku hanya takut siapa tau saja Mr.Maximilian masuk kamar, soalnya aku lupa kunci pintu tadi. Lagi pula ini kan kamarnya, bukan kamarku.Setelah memastikan tak ada batang hidung Mr.Maximilian, aku langsung membuka pintu kamar mandi dengan lebar-lebar dan segera keluar dari kamar mandi.Aku menuju lemari pakaian dan membukanya. Duh Deeva kenapa kau bisa lupa, inikan bukan kamarmu! Jadi untuk apa kau buka lemari segala!Uh jadi apa yang harus aku pakai sekarang?Masa ia aku harus memakai bajuku yang tadi. Oh yang benar saja! Bahkan baju itu sudah t
Happy Reading !! No Bully !! No Edit !! Author Pov on. Setelah selesai makan dan Deeva yang membereskan perabotan makannya. Kini mereka sedang duduk di sofa menonton televisi. Sebenarnya hanya Deeva yang menonton, karena Xaiver tidak pernah bisa pokus pada layar televisi, ia malah sedang perang Batin sendiri sejak tadi. Tiba-tiba saja Xaiver di kagetkan dengan Deeva yang sesegukan dan menyandarkan kepalanya di dada bidangnya. "Deeva, aku benar benar minta maaf." ucap Xaiver ia mengira Deeva menangis karena hal tadi. "Xaiver aku, hiks." "Aku paham jika kau tidak bisa memaafkan aku." ucap Xaiver pelan karena memang kesalahhannya memang fatal.