Happy Reading!!
No Bully!!
No Edit!!
Author pov on.
"Deeva!!" teriak Xaiver menggelegar di ruangannya, membuat Deeva harus menutup telinganya sendiri.
"Mr.Maximilian Anda memanggil Saya?" tanya Deeva sedikit gugup, ia takut jika bosnya itu ngamuk padanya.
Barusan ia melihat boss-nya itu habis ngamuk ngamuk sama salah satu karyawan yang kurang beruntung, entah karena apa Deeva juga tidak tau karena ia hanya melihat itu semua dari balik pintu kaca ruangannya.
"Tidak!!" sungut Deeva kesal.
Deeva pun mulai berbalik hendak menuju ruangannya, namun langkahnya berhenti saat mendengar ucapan Xaiver.
"Hei! Jangan pergi!"
"Mmm,."
"Huh!"
"Ya."
"Duduk."
Deeva duduk di kursi depan Xaiver dengan menunduk takut, lebih baik ia langsung di pecat saja dari pada harus kena kemarahan sang boss, batinnya.
Sudah dua minggu Deeva bekerja pada perusahan Maximilian Corp sebagai sekertaris pribadi Xaiver dan itu cukup membuat Deeva sedikit tau tentang bossnya itu.
Ya setidaknya Deeva tau keseharian boss-nya saat di kantor... setiap hari Deeva harus mendengar suara menjijikan dari dua lawan jenis yang sedang berbuat yang menurut Deeva menjijikkan. Bercinta di kantor dengan perempuan yang berbeda setiap hari, apa itu tidak menjijikan? Batin Deeva.
"Kemana saja jadwalku hari ini?" tanya Xaiver.
"Hah."
"Jadwalku hari ini kemana saja!" ucap Xaiver sedikit kesal karena Deeva yang sedikit lola (loding lama)
"Uhm, nanti setelah makan siang, tepatnya jam satu siang, Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph dan sore harinya ada meeting dengan para dewan direksi." ucap Deeva mencoba mengingat, karena ia tidak membawa tablet catatannya.
"Kau yakin?"
"Tentu, Mr.Maximilian."
"Huh, begitu ya.... Aku sangat mengantuk dan lelah, kau periksa semua dokumen ini. Jangan lupa siapkan segala hal yang harus digunakan untuk pertemuan dengan Arabella." ucap Xaiver merasa badannya sangat lelah dan butuh istirahat karena semalaman dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Deeva mengambil semua kertas kertas di atas meja, ia berpikir akan mengerjakan itu semua di ruangannya sendiri.
"Mau kemana kau?"
"Ke ruangan saya, Mr.Maximilian."
"Kerjakan saja di sini, aku akan tidur di sofa."
Deeva mengangguk dan kembali duduk untuk memeriksa kertas kertas putih itu.
'Banyak sekali...' keluh Deeva setelah lima belas menit berkutat pada dokumen dokumen itu.
"Sudah jam istirahat, sebaiknya aku makan siang dulu kali ya." guman Deeva pada dirinya sendiri seraya melirik jam yang menempel pada pergelangan tangan kirinya.
"Ahh..."
Suara desahan seorang perempuan di belakangnya, membuat bulu Lengan Deeva langsung meremang seketika.
Deeva langsung mendelik kesal saat ia melihat kearah belakangnya, atau lebih tepatnya kearah sofa. Di sana ada Xaiver yang sedang memangku seorang perempuan tengah berciuman.
"Katanya tadi mau tidur." ucap Deeva menatap Xaiver yang sedang bercumbu dengan seorang perempuan dengan kesal.
Ini kedua kalinya ia harus melihat hal yang tak sepantasnya dirinya lihat! Karena biasanya selama Xaiver sedang bersama teman perempuan-nya, Deeva tidak pernah keluar dari ruangannya. Ya walau ia masih bisa mendengar suara mereka, tapi setidaknya tidak melihat kan?
Sepertinya Xaiver tidak menyadari jika Deeva diam diam keluar dari ruangannya.
Deeva berjalan keluar ruangan Xaiver seraya menggerutu kesal. Bahkan ia sampai mengabaikan sapaan Rossa dan terus berjalan hingga ia tak sengaja menabrak seseorang.
"Awh!"
Pekiknya saat bokongnya menyentuh lantai yang keras itu...
"Aduh... sakit." ucapnya tidak menyadari seseorang yang barusan Deeva tabrak sedang memerhatikannya.
Author pov end.
Deeva pov on.
Aku mengusap pantatku yang baru saja berciuman dengan lantai, sakit sekali. Ahh, ini kedua kalinya selama dua mingguan berkerja di sini aku terjatuh dengan posisi yang sama. Hmm, aku tidak perlu menyebutkan bagaimana posisiku saat jatuh karena itu aku sudah mengatakannya di bab sebelumnya.
Sial memang!
Double sial...
Pertama aku untuk yang kedua kalinya harus melihat perbuatan menjijikan Mr.Maximilian dengan perempuan panggilannya itu.
Dan yang kedua aku terjatuh karena tidak sengaja di tabrak orang atau aku yang telah menabraknya aku tidak tau...
Tunggu! Tadi aku bilang, aku menabrak orang?
Buru buru aku mendongak dan menemukan seorang pria tampan sedang tersenyum seraya mengulurkan tangannya padaku.
"Maaf, aku tidak sengaja."
Aku menerima ulurannya tangannya, setelah aku berhasil berdiri dan membersihkan sedikit pakaianku yang mungkin saja terkena debu, tidak lupa juga membenarkan kaca mataku yang sedikit merosot.
"Apa Kau tidak apa-apa?" tanya seseorang tadi masih di depanku.
Aku menatapnya lalu tersenyum. "Tidak, maafkan saya tadi yang tidak melihat jalan." ucapku.
Well pria ini tampan, yo bisa di bilang sangat tampan. Walau sebenarnya masih tampan Mr.Maximilian, kalau dia sedang duduk manis tanpa berbuat apa apa.
Uh kenapa aku malah membandingkan mereka?
"Apa kau baik baik saja?" tanyanya mengibas kan tangan kanannya di depan wajahku.
Membuat wajahku memas karena malu.
"Saya-saya baik baik saja, Mr..."
"Alfian. Namaku Alfian, tidak ada embel embel Mr." ucapnya memotong perkataanku.
Aku tersenyum lalu mengangguk canggung...
"Apa kau pegawai baru?" tanya Mr... maksudku tanya Alfian seraya memerhatikanku dari ujung kaki hingga ujung rambut.
"Ya begitulah, saya baru bekerja dua minggu lalu dengan di perusahaaan Maximilian Corp." ucapku.
Alfian mengunggak-anggukkan kepalanya. "Oh, sebagai apa?"
Ini lelaki kepo banget sih!
"Sekretaris...
"Pribadi."
Alfian memotong ucapanku yg belum selesai, hobi sekali memotong ucapan orang!
"Ya." balasku tersenyum.
Aku melihat Alfian yg kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Uh sudah mirip seperti hewan bertelinga panjang yang memakan wortel saja kalau dia terus terusan menganggukkan kepalanya.
"Apa Xaiver ada di dalam?" tanya Alfian.
"Ya, tapi dia sedang--"
"Baiklah jangan di lanjutkan aku sudah tau apa yang dia lakukan."
Tuh kan dia memang punya hobi memotong ucapan orang lain...
Jika kalian bingung siapa itu Xaiver Aku akan memberitahukan kalian siapa itu Xaiver. Oke, Xaiver itu adalah Mr.Maximilian, nama lengkapnya adalah Xaiver Narendra Maximilian Nama yang keren, seperti orangnya. Tapi tidak dengan sifatnya yang suka gonta ganti teman tidur.
Aku tau itu tidak penting, tapi setidaknya aku sudah memberitahukan kalian 'kan siapa tau kalian membutuhkannya.
"Jadi apa Anda ingin bertemu Mr.Maximilian?" tanyaku.
"Tidak!" balasnya cepat dengan gelengan kepala.
"Eh?"
"Maksudku tidak untuk saat ini, aku tidak mau mengganggu aktivitasnya." balasnya seraya tersenyum menyeringai, seperti Mr.Maximilian saja!
"Baiklah, Anda bisa menunggu di sofa itu. Saya permisi dulu." ucapku menunjuk sebuah sofa yang terletak di samping meja kerja Rossa.
"Tunggu!"
Aku mengurungkan niatku untuk melangkahkan kakiku dan berbalik kembali melihat Alfian.
"Maaf, ada apa?" tanyaku hati hati.
"Kau mau kemana?"
Sepertinya aku tadi sudah bilang ya kalau Alfian itu orangnya kepo!
Aku mencoba untuk tersenyum semanis mungkin lalu menjawab. "Saya ingin ke restoran sebelah untuk makan siang."
"Aku tau restoran yang lumayan enak di dekat sini, ayo ikut aku saja."
Alfian langsung menarik tanganku, tanpa menunggu jawabanku terlebih dahulu. Dasar menyebalkan!
Bersambung.
Bagaimana masih suka?
appy Reading!!No Bully!!No Edit!!Author pov on."Rossa di mana Deeva?" tanya Xaiver bertanya pada sekertarisnya.Rossa mendongak untuk melihat wajah sang bos yang sepertinya sedang kesal. "Maaf, saya tidak tau Mr.Maximilian... Tapi sepertinya dia akan mencari makan untuk makan siang mungkin." balas Rossa sedikit gugup."Ck!"Xaiver mendecakkan lidahnya dengan kesal, tadi niatnya ia akan beristirahat dan menyuruh Deeva sang sekertaris pribadi untuk mengerjakan tugasnya. Namun belum sempat matanya terpejam sempurna, tiba tiba seorang perempuan datang tanpa di undang dan menggodanya.Saat Xaiver berhasil menyingkirkan perempuan yang menggodanya. Xaiver pun menyuruh perempuan itu untuk pergi, karena ia sedang malas untuk bermain dengan
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Aku tidak suka kau berteman dengannya." ucap Mr.Maximilian kembali bersuara."Siapa?" tanyaku, sebenarnya aku tau siapa yang dia maksud."Alfian, siapa lagi!" ucapnya dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Seakan-akan dia membenci Alfian. Dan Aku pikir memang begitu!"Memangnya kenapa? Saya rasa Alfian orang yang cukup baik untuk di jadikan teman." balasku tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun."Kau belum mengenalnya, Deeva. Dia itu bajingan." ucap Mr.Maximilian.Kali ini aku menatapnya tidak percaya, oh ayolah kalian pasti tau jika Mr.Maximilian itu bajingan, lalu bisa bisanya dia mengatakan Alfian seperti itu."Yan
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Xaiver, bukankah harusnya siang ini Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph?" tanyaku.Mr.Maximilian menggelengkan kepalanya, membuat aku mengerutkan dahiku karena bingung."Aku sudah memberitahukan Rossa untuk meng-cancel pertemuan kami." balas Mr.Maximilian."Kenapa?" tanyaku."Bisa kah kau tidak perlu berbicara se-formal itu jika bersamaku."Aku hanya memutar bola mataku malas, karena Mr.Maximilian tidak menjawab pertanyaanku dan malah mengalihkan pembicaraan."Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini. Apa kau tidak suka?" tanya Mr.Maximilian, ia meraih wajahku yang tadinya Aku palingkan untuk kembali m
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Terimakasih."Hanya itu yang aku ucapkan sebelum aku keluar dari mobil dan meninggalkannya di sana, tanpa harus sudah payah dan berepot-repot mengajaknya mampir terlebih dahulu ke rumahku.Katakan aku jahat! Karena aku sama sekali tidak peduli akan hal itu.Aku membalikkan badanku setelah memencet bel rumahku, rumah Ibuku lebih tepatnya. Karena aku merasa seperti ada yang mengikuti, dan ternyata benar. Ada yang mengikutiku.Mr.Maximilian berdiri tepat di hadapanku dengan tersenyum lebar tanpa dosa."Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku."Mengatarmu sampai tujuan." ucapnya santai.
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Xaiver pov on.Aku bisa melihat Deeva yang menatapku heran. Jangankan Deeva, bahkan aku juga heran mengapa aku melakukan semua ini?Untuk apa? Aku pun tidak mengerti."Tapi--""Makanlah dan setelah itu temani aku bertemu dengan Arabella." ucapku memotong perkataannya yang hendak protes lagi.Arabella adalah satu satunya harapanku, maksudku jika aku bisa bekerja sama dengannya. Maka aku tidak perlu bekerja sama dengan si bajingan Alfian.Aku pun memeriksa kertas putih itu dan mulai menandatangani nya. Sebenarnya aku tidak benar benar membacanya, karena aku hanya membuka lembaran yang seharusnya aku tandatangani saja. Karena sesungguhnya Rossa sudah lebih dulu memeri
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on.Aku memutar mataku malas dan mengikuti langkah kaki Mr.Maximilian menuju sebuah rumah megah di depan kami. Aku tidak tau mengapa Mr.Maximilian menyetujui permintaan Mrs.Joseph untuk menemuinya di rumahnya. Oh ayolah ini urusan pekerjaan bukan urusan pribadi!Oh mungkin Mr.Maximilian punya urusan pribadi dengan Mrs.Joseph.Dan kenapa aku harus pusing pusing memikirkannya?"Oh kau sudah datang, ayo silahkan masuk." ucap seseorang perempuan cantik memecahkan lamunanku, dan kupikir ia adalah Mrs.Joseph."Maaf sudah membuatmu menunggu." ucap Mr.Maximilian dengan senyuman khas-nya."Tidak masalah, aku juga sedang tidak ada kerjaan hari ini." ucap Mrs.Joseph
Happy Reading!!No Edit!!No Bully!!Author Pov on.Setelah acara di Mall tadi, Xaiver mengajak Deeva ke Apartemennya. Niatnya nanti malam dia ingin mengajak Deeva makan malam di rumah Ibunya. Xaiver tidak mempedulikan keadaan Deeva yang masih sangat sangat kesal padanya.Bagaimana Deeva tidak kesal?Xaiver sengaja menyuruh Deeva gonta ganti dress, saat keluar ia selalu memberi komentar yang hampir sama dan ambigu. Setelah itu ia bahkan tidak membeli satupun dress yang Deeva coba, karena ia sudah membeli dress lain yang tak pernah Deeva coba.Hayo siapa yang tidak kesal coba?"Manyun saja sih, kayak bebek tau." ucap Xaiver melihat Deeva yang duduk di sofa ruang tamu dengan tangan bersedekap."Ayolah a
Happy Reading !!No Bully !!No Edit !!Deeva Pov on.Aku membuka sedikit pintu kamar mandi dan menyembulkan kepalaku sedikit. Melihat keadaan kamar, ternyata sepi. Tidak ada Mr.Maximilian. Hmm aku hanya takut siapa tau saja Mr.Maximilian masuk kamar, soalnya aku lupa kunci pintu tadi. Lagi pula ini kan kamarnya, bukan kamarku.Setelah memastikan tak ada batang hidung Mr.Maximilian, aku langsung membuka pintu kamar mandi dengan lebar-lebar dan segera keluar dari kamar mandi.Aku menuju lemari pakaian dan membukanya. Duh Deeva kenapa kau bisa lupa, inikan bukan kamarmu! Jadi untuk apa kau buka lemari segala!Uh jadi apa yang harus aku pakai sekarang?Masa ia aku harus memakai bajuku yang tadi. Oh yang benar saja! Bahkan baju itu sudah t