Home / Romansa / My Bad Boss / Bab 03, Lautan Kondom!

Share

Bab 03, Lautan Kondom!

Author: Relaxaaaid
last update Last Updated: 2021-08-23 14:32:53

Happy Reading!

No Bully!

No Edit!

Deeva pov on.

"Ruangan saya di mana?" tanyaku, masih sedikit gugup seraya menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal sama sekali.

"Tuh.." katanya seraya menunjuk sebuah pintu yang ada di sebelah kanan ruangan ini.

Aku pun terburu buru berjalan memasuki ruangan yang ada di sebelah. Karena terdapat pintu terhubung di ruangan itu mungkin agar tidak repot harus keluar ruangan, dan dinding ruangan yg memisahkan ruangan itu dan Mr.Maximilian hanyalah sebuah kaca besar termasuk juga pintunya. Jadi untuk apa di pisah jika dinding dan pintunya adalah kaca?

Aku membuka pintu kaca itu, begitu pintu terbuka aku terkejut bukan main melihat ruangan yang berantakan. Astaga ruangan macam apa ini, berantakan sekali di mana mana ada bekas kondom.

"ASTAGA RUANGAN APA INI!!" teriakku refleks.

Aku berbalik kembali ke meja Mr.Maximilian dengan kesal. Aku tidak peduli dia akan marah. Aku lebih marah sekarang.

"Apa lagi?" tanyanya dengan nada kesal, saat ia melihat aku tidak jadi masuk keruanganku dan kembali berdiri di depan mejanya.

"Ruangan macam apa itu? Kenapa di mana mana ada kondom bekas!" ucapku membentaknya. Aku tau aku terlalu berani telah membentaknya.

Mr.Maximilian terbelalak saat aku membentaknya, namun seketika raut wajahnya kembali santai. "Oh itu ruangan biasa Aku pakai untuk bercinta. Kenapa? Kau mau mencobanya?" tanyanya dengan santai bahkan bisa di kategorikan sangat santai.

"APA? TIDAK!! BERSIHKAN SEKARANG JUGA!" teriakku marah.

"APA?? TIDAK MAU!!" tolaknya yang juga berteriak.

"BERSIHKAN SEKARANG!!" ucapku dengan nada memerintah.

"TIDAK!!" bantahnya tetap tidak mau membersihkan ruangan lautan kondom bekas itu.

"BERSIHKAN MR.MAXIMILIAN!!"

"TIDAK MAU! AKU INI BOSMU BUKAN BABUMU!"

"AKU TIDAK PERDULI DENGAN KAU BOSKU ATAU BUKAN! SEKARANG BERSIHKAN RUANGAN ITU!" 

Aku mendorong tubuhnya masuk keruangan yang akan menjadi ruanganku. Aku tidak tau kenapa aku bisa seberani ini dengan bosku sendiri sekarang, aku jadi merasa takut bagaimana kalau ia akan menghukumku karena telah berani membentak dan berteriak padanya, bahkan menyuruhnya. Padahal ini hari pertama kali aku kerja, apa ia akan memecatku di hari pertama aku kerja bahkan aku belum bekerja.

Hmm tapi sepertinya itu bagus, eh. Sudah lupakan dan lihat saja apa yg akan terjadi. Loh memangnya kalian bisa melihat haha maksudku baca apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aku melihat Mr.Maximilian yang sedang memunguti kondom bekas itu, sambil menggerutu kesal lalu membuangnya ke kotak sampah yang ada di ruangan itu.

Astaga aku benar-benar takut sekarang, aku telah berani membentak dan menyuruh seorang boss... oh Tuhan hukuman apa yang akan ia berikan nanti. Huh kenapa aku tidak berpikir ulang dan langsung membentaknya tadi?

"Sudah! Cepat masuk keruanganmu sebelum aku berubah pikiran dan aku yang akan memasukimu!" sunggutnya kesal.

Tanpa di perintah untuk yang ke dua kalinya, aku langsung masuk keruanganku dengan berjalan tetap menunduk.

Hah selamat, Mr.Maximilian tidak menghukumku atas tindakanku yg terlalu berni itu. Atau mungkin belum? Ya setidaknya bukan sekarang.

Skip...

Aku menghembuskan napas panjang berkali-kali. Baru hari ini bekerja di perusahaan Maximilian Corp, sudah membuatku pusing setengah mampus begini! 

Mungkin lama lama aku bisa mampus beneran kalau begini!

Bagaimana tidak. Di hari pertama aku bekerja, aku sudah di beri tugas yg seharusnya di kerjakan oleh Mr.Maximilian sendiri, tanpa di beritahu bagaimana caranya!

Maksudku-- ayolah aku ini kan anak baru, setidaknya ada bimbingan Untukku kan?

"Sudah selesai." ucapnya berbicara lewat intercom.

Aku mendengkus kesal, dasar pemalas! Untuk apa dia jadi bos kalau mengerjakan tugasnya saja tidak mau?

Aku menumpuk kembali kertas kertas itu, menyusunnya hingga rapi. Setelah itu aku beranjak dari dudukku, membuka pintu dan berjalan kearah Mr.Maximilian yang sedang menyandarkan tubuhnya di kursi dengan santai.

"Sudah." ucapku menjatuhkan kertas kertas itu di mejanya.

"Di mana aku harus tanda tangan?"

Aku melotot sebal mendengar itu. Kenapa harus tanya, dia bisa membuka kertas itu sendiri kan?

"Kenapa diam?"

"Maaf, berkasnya sudah ada di hadapan anda, Mr.Maximilian... jadi anda bisa membuka dan melihatnya sendiri di mana anda harus tanda tangan." balasku berusaha berbicara sesopan mungkin walau pun rasanya aku ingin memakinya saat ini juga.

"Jadi apa gunanya aku mempekerjakan kau?" tanyanya mengerutkan dahinya menatapku sebal.

"Kalau begitu jangan pekerjaan saya." balasku santai.

"Hei! Kenapa kau selalu membalas ucapanku." ucapnya berbicara dengan nada yang sedikit meninggi.

"Jika Saya tidak membalas ucapan Mr.Maximilian nanti saya dikatakan tidak tahu diri... di tanya sang boss tidak mau menjawab." ucapku dengan tersenyum paksa.

"Ah bukan itu maksudku! Baiklah lebih baik kau pergi dari ruanganku, kau menyebalkan... minta dengan Rossa untuk membelikan aku makan siang."

Aku memutar badanku, berbalik arah untuk keluar ruangan Mr.Maximilian menutup pintu dengan sedikit tidak santai {keras} lalu berjalan menuju meja Rossa yang berada di depan ruangan Mr.Maximilian.

Rossa adalah sekertaris Mr.Maximilian, aku tidak tau mengapa ia membutuhkanku jika sudah ada Rossa! Ah aku hampir lupa, jelas saja dia membutuhkanku... Uhm maksudku adalah dia membutuhkan sekertaris pribadi, karena dia itu pemalas.

Contoh bos yang TIDAK patut untuk di contoh!

"Hai, Miss.Adeeva... ada apa? Sepertinya kau terlihat sedang kesal." tanya Rossa.

Yap, kami sudah berkenalan.

"Tidak perlu terlalu formal, Rossa. Kau cukup memanggilku Deeva saja."

"Oh baiklah, jadi apa yang terjadi, kenapa mukamu kusut sekali?" tanya Rossa lagi.

Aku mendengkus kesal. "Bosmu itu sangat menyebalkan." sunggutku.

"Jangan lupa fakta bahwa dia juga bosmu, Deeva." balas Rossa di iringi dengan senyuman. Kami memang baru mengenal, tapi Rossa adalah orang yang baik untuk di jadikan teman.

"Oh Tuhan... apa salahku? Sehingga kau menghukumku seperti ini? Semoga aku cepat di pecat dari kantor ini." keluhku kesal.

"Haha, biasanya yang menjadi sekertaris pribadi Mr.Maximilian selalu berdoa pada Tuhan agar Mr.Maximilian tidak memecatnya, tapi kenapa kau sebaliknya?" tanya Rossa menatapku heran.

"Oh--"

"Hmm, apa makananku sudah di pesan?"

Aku menoleh kebelakang dan melihat Mr.Maximilian yang sedang menatapku tajam. 

"Belum--" belum selesai aku berbicara Mr.Maximilian sudah memotong ucapanku.

"Kenapa belum! Aku sudah menyuruhmu sejak sepuluh menit yg lalu." ucapnya semakin menatapku dengan tajam.

"Um, sebenarnya itu karena saya lupa tanya kepada anda... anda ingin makan siang apa?" tanyaku hati hati.

Um Mr.Maximilian sepertinya marah saat ini, terlihat jelas dari raut wajahnya yang sangat menyeramkan itu.

"Kau!"

"Aku?" ulangku menunjuk diriku sendiri.

"Ya. Kau."

Apa maksudnya? Memangnya aku makanan apa?

Aku mengalihkan pandanganku untuk menatap Rossa yang sepertinya kembali di sibukkan dengan pekerjaannya. 

"Dasar bodoh! Ikut aku."

"Eh, mau kemana?" tanyaku saat Mr.Maximilian dengan tiba tiba menarik tanganku memasuki ruangannya dan menghempaskan ku di sofa.

Aku menatapnya kesal, aku tau dia boss di sini. Tapi dia juga tidak bisa seenaknya main tarik tarik tangan orang sembarangan kan?

Bersambung.

Bagaimana kalian suka?

Kalau suka jangan lupa subscriber, review juga di kolom komentar... 

Salam sayang dari Mugiraraa

Related chapters

  • My Bad Boss   Bab 04. Ciuman Pertama, Adeeva

    Happy Reading!No Bully!No Edit!Deeva pov on."Aku menyuruhmu membeli makanan untukku. Tapi kenapa kau malah bergosip!" ucapnya tepat di depan wajahku."Aku--"Aku menelan ludah dengan susah payah, wajah Mr.Maximilian kini sangat dekat denganku. Membuatku bisa mencium aroma wewangian yang ia gunakan."Uh maaf saya tidak tau, saya tadi sudah mengetuk pintu berkali-kali, tapi karena tidak ada jawaban saya langsung masuk saja. Sekali lagi maaf Mr.Maximilian, permisi..." ucap seseorang yang baru saja membuka pintu, lalu saat ia akan kembali menutup pintu dari luar Mr.Maximilian memanggilnya.Hal itu membuat pipiku memanas karena malu. Aku tidak tau apa yang akan orang itu pikirkan melihat posisi kami tadi yang sangat dekat. Yang pasti su

    Last Updated : 2021-08-23
  • My Bad Boss   Bab 05, Alfian Toro Lucius.

    Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Author pov on."Deeva!!" teriak Xaiver menggelegar di ruangannya, membuat Deeva harus menutup telinganya sendiri."Mr.Maximilian Anda memanggil Saya?" tanya Deeva sedikit gugup, ia takut jika bosnya itu ngamuk padanya.Barusan ia melihat boss-nya itu habis ngamuk ngamuk sama salah satu karyawan yang kurang beruntung, entah karena apa Deeva juga tidak tau karena ia hanya melihat itu semua dari balik pintu kaca ruangannya."Tidak!!" sungut Deeva kesal.Deeva pun mulai berbalik hendak menuju ruangannya, namun langkahnya berhenti saat mendengar ucapan Xaiver."Hei! Jangan pergi!""Mmm,.""Huh!"

    Last Updated : 2021-08-23
  • My Bad Boss   Bab 06, Cemburu atau....

    appy Reading!!No Bully!!No Edit!!Author pov on."Rossa di mana Deeva?" tanya Xaiver bertanya pada sekertarisnya.Rossa mendongak untuk melihat wajah sang bos yang sepertinya sedang kesal. "Maaf, saya tidak tau Mr.Maximilian... Tapi sepertinya dia akan mencari makan untuk makan siang mungkin." balas Rossa sedikit gugup."Ck!"Xaiver mendecakkan lidahnya dengan kesal, tadi niatnya ia akan beristirahat dan menyuruh Deeva sang sekertaris pribadi untuk mengerjakan tugasnya. Namun belum sempat matanya terpejam sempurna, tiba tiba seorang perempuan datang tanpa di undang dan menggodanya.Saat Xaiver berhasil menyingkirkan perempuan yang menggodanya. Xaiver pun menyuruh perempuan itu untuk pergi, karena ia sedang malas untuk bermain dengan

    Last Updated : 2021-09-02
  • My Bad Boss   Bab 07, Dasar Mesum!

    Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Aku tidak suka kau berteman dengannya." ucap Mr.Maximilian kembali bersuara."Siapa?" tanyaku, sebenarnya aku tau siapa yang dia maksud."Alfian, siapa lagi!" ucapnya dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Seakan-akan dia membenci Alfian. Dan Aku pikir memang begitu!"Memangnya kenapa? Saya rasa Alfian orang yang cukup baik untuk di jadikan teman." balasku tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun."Kau belum mengenalnya, Deeva. Dia itu bajingan." ucap Mr.Maximilian.Kali ini aku menatapnya tidak percaya, oh ayolah kalian pasti tau jika Mr.Maximilian itu bajingan, lalu bisa bisanya dia mengatakan Alfian seperti itu."Yan

    Last Updated : 2021-09-03
  • My Bad Boss   Bab 08, Xaiver si Pemaksaan!

    Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Xaiver, bukankah harusnya siang ini Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph?" tanyaku.Mr.Maximilian menggelengkan kepalanya, membuat aku mengerutkan dahiku karena bingung."Aku sudah memberitahukan Rossa untuk meng-cancel pertemuan kami." balas Mr.Maximilian."Kenapa?" tanyaku."Bisa kah kau tidak perlu berbicara se-formal itu jika bersamaku."Aku hanya memutar bola mataku malas, karena Mr.Maximilian tidak menjawab pertanyaanku dan malah mengalihkan pembicaraan."Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini. Apa kau tidak suka?" tanya Mr.Maximilian, ia meraih wajahku yang tadinya Aku palingkan untuk kembali m

    Last Updated : 2021-09-04
  • My Bad Boss   Bab 09, Cemburu kah?

    Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Terimakasih."Hanya itu yang aku ucapkan sebelum aku keluar dari mobil dan meninggalkannya di sana, tanpa harus sudah payah dan berepot-repot mengajaknya mampir terlebih dahulu ke rumahku.Katakan aku jahat! Karena aku sama sekali tidak peduli akan hal itu.Aku membalikkan badanku setelah memencet bel rumahku, rumah Ibuku lebih tepatnya. Karena aku merasa seperti ada yang mengikuti, dan ternyata benar. Ada yang mengikutiku.Mr.Maximilian berdiri tepat di hadapanku dengan tersenyum lebar tanpa dosa."Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku."Mengatarmu sampai tujuan." ucapnya santai.

    Last Updated : 2021-09-05
  • My Bad Boss   Bab 10, Arabella Putri Joseph

    Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Xaiver pov on.Aku bisa melihat Deeva yang menatapku heran. Jangankan Deeva, bahkan aku juga heran mengapa aku melakukan semua ini?Untuk apa? Aku pun tidak mengerti."Tapi--""Makanlah dan setelah itu temani aku bertemu dengan Arabella." ucapku memotong perkataannya yang hendak protes lagi.Arabella adalah satu satunya harapanku, maksudku jika aku bisa bekerja sama dengannya. Maka aku tidak perlu bekerja sama dengan si bajingan Alfian.Aku pun memeriksa kertas putih itu dan mulai menandatangani nya. Sebenarnya aku tidak benar benar membacanya, karena aku hanya membuka lembaran yang seharusnya aku tandatangani saja. Karena sesungguhnya Rossa sudah lebih dulu memeri

    Last Updated : 2021-09-06
  • My Bad Boss   Bab 11, Aku benci perasaanku sendiri

    Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on.Aku memutar mataku malas dan mengikuti langkah kaki Mr.Maximilian menuju sebuah rumah megah di depan kami. Aku tidak tau mengapa Mr.Maximilian menyetujui permintaan Mrs.Joseph untuk menemuinya di rumahnya. Oh ayolah ini urusan pekerjaan bukan urusan pribadi!Oh mungkin Mr.Maximilian punya urusan pribadi dengan Mrs.Joseph.Dan kenapa aku harus pusing pusing memikirkannya?"Oh kau sudah datang, ayo silahkan masuk." ucap seseorang perempuan cantik memecahkan lamunanku, dan kupikir ia adalah Mrs.Joseph."Maaf sudah membuatmu menunggu." ucap Mr.Maximilian dengan senyuman khas-nya."Tidak masalah, aku juga sedang tidak ada kerjaan hari ini." ucap Mrs.Joseph

    Last Updated : 2021-09-06

Latest chapter

  • My Bad Boss   Bab 47, End ... Vano Mau Adik Banyak Banyak!

    [ Bab 47, End ]Happy Reading!!No Bully!!***[ Xaiver Narendra Maximilian ]"Sayang kenapa kau tidur di sini?""Uh aku ketiduran lagi ya.""Sudah kubilang, jangan menungguku.""Tapi--""Sstt maaf kalau beberapa bulan ini aku terlalu di sibuk. Tapi ini yang terakhir kok."Aku mengecup bibir Adeeva sekilas dan membawanya ke kamar. Adeeva tertidur di sofa ruang tamu karena menungguku pulang kerja, padahal aku sudah mengatakan akan pulang larut malam. Tapi Adeeva masih tetap menungguku pulang, hingga ia ketiduran di sofa.Beberapa bulan terakhir ini aku memang agak sibuk, selalu berangkat pagi pulang malam. Aku bahkan jarang bertegur sapa dengan Vano dan Sherlin saking sibuknya."Kau sibuk sekali ya?" tanya Adeeva saat aku membaringkan tubuhnya di kasur.&nb

  • My Bad Boss   Bab 46, Sherlin Adelia Maximilian

    [ Bab 46, Sherlin Adelia Maximilian ] Happy Reading !! No Bully!! Sorry for Typo!! *** [ Adeeva Adelia ] Aku tersenyum melihat Baby Vano yang berlari kearahku dan langsung memeluk kakiku dengan erat... "Maaa..." rengeknya minta ku gendong. Aku berjongkok dan mengangakat tubuh mungilnya itu ke dalam gendonganku. "Sayang, katanya tadi minta susu." ujar Xaiver yang berjalan ke arah kami dengan memegang botol susu. Baby Vano malah menyembunyikan wajahnya di pundakku sambil menggelengkan kepalanya, tanda ia tidak mau susu yang di bawa Xaiver. "Maaf sudah merepotkanmu ..." Xaiver menggeleng dan tersenyum lembut padaku, "aku tidak merasa di repotkan." katanya setelah mencium bibirku sekilas. "Sepertinya Vano mengantuk sayang..." Xaiver pun mengusap

  • My Bad Boss   Bab 45, Adeeva Jangan Marah

    [ Bab 45, Adeeva Jangan Marah ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Selamat pagi sayang," sapa Xaiver mengecup kening Adeeva yang baru bangun tidur."Pagi..." gumamnya setengah sadar.Adeeva menyipitkan matanya menatap Xaiver yang sudah rapi dengan kemeja kotak-kotak hitam putih dan celana bahan hitam dan dasi yang sudah terpasang rapi di leher nya seraya tersenyum lebar menatap Xaiver."Kau pasti lelah ya," Xaiver mengusap wajah Adeeva."Aku sudah buat sarapan tadi buat kita, cepat mandi gih. Terus kita sarapan bareng." lanjutnya."Memangnya sekarang jam berapa?" tanya Adeeva."Jam setengah sembilan." balas Xaiver.Adeeva membulatkan matanya mendengar jawaban Xaiver. Yang benar saja, ia bangun se-siang itu. Pantas Xai

  • My Bad Boss   Bab 44, Maaf

    [ Bab 44, Maaf ]Happy Reading !!No Edit !!Sorry for Typo !!***[ Normal ]Tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat. Kini Revano Narendra Maximilian bukan lagi seorang bayi, melainkam balita lucu yang menggemaskan. Balita berumur tujuh bulan itu membuat siapa saja betah berlama lama dengannya. Dengan tingkah lakunya yang lucu, membuat banyak orang menyukai balita itu. Bahkan Xaiver saja tidak betah di kantor dan selalu ingin pulang cepat jika ingat dengan putranya.Xaiver merasa amat sangat bahagia bisa memiliki Adeeva sekaligus Vano. Mereka berdua adalah penyemangat Xaiver untuk segera pulang ke rumah. Saat makan siang bahkan Xaiver sering menyempatkan waktu untuk pulang dan makan siang di rumah, bersama Adeeva dan putranya.Malam ini Xaiver dan Adeeva terpaksa meninggalkan Vano di rumah karena harus menghadiri acara resepsi per

  • My Bad Boss   Bab 43, Pulang Dari Rumah Sakit

    [ Bab 43, Pulang Dari Rumah Sakit ] Happy Reading!! No Bully!! *** [ Normal ] Setelah seminggu berada di rumah sakit, kini akhirnya Adeeva di izinkan juga untuk pulang ke rumah. Hanya seminggu, tapi Adeeva merasa sudah sangat lama karena ia merasa bosan di rumah sakit. Walaupun ada baby Revano yang menemaninya, tapi Adeeva tetap tidak betah. "Sudah siap sayang?" tanya Xaiver setelah membereskan barang barang Adeeva dan juga Baby Revano. Adeeva yang tengah duduk di sofa sembari menggendong Baby Revano pun menatap Xaiver sembari mengangguk semangat. Xaiver tersenyum, "kau yakin tidak apa-apa jalan kaki tanpa kursi roda?" tanya Xaiver. Adeeva bangkit dari sofa dengan senyuman lebarnya. "Aku tidak apa-apa, kan Dokter sudah bilang bahwa aku tidak apa-apa asalkan hati-hati." "Baiklah, ayo kit

  • My Bad Boss   Bab 42 Aries Menyesal

    [ Bab 42, Aries menyesal ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Sudah dua hari Adeeva melahirkan putra pertamanya. Dan rasanya dia sudah tidak betah tinggal lebih lama lagi di rumah sakit, dia ingin pulang. Tapi dokter bilang untuk beberapa hari lagi baru boleh pulang dan Xaiver menyetujui itu."Sayang, jangan cemberut begitu dong." kata Xaiver saat ini ia tengah menggendong putranya."Aku mau pulang.""Tunggu dua hari lagi saja ya sayang.""Aku--""Sayang ini demi kebaikan kau dan bayi kita." kata Xaiver memotong perkataan Adeeva.Adeeva berdecak malas, namun langsung tersenyum saat Xaiver meletakan bayi mereka di pangkuannya."Kau tidak ingin dia kenapa-napa kan?" tanya Xaiver seraya mengusap rambut Adeeva. 

  • My Bad Boss   Bab 41 Bebeb Arirs

    [ Bab 41, Bebeb Aries ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Adeeva Adelia ]Seburuk itukah aku sampai Xaiver ketakutan saat melihatku?Malam itu aku tidak tau jika aku akan melahirkan, itu kan yang pertama untukku dan aku pun tidak pernah bertanya dengan Ibuku ataupun Ibu mertuaku. Ya aku masih berhubungan dengan mereka walaupun aku bersembunyi dari Xaiver.Ku pikir itu hanya sakit pinggang biasa, jadi aku pun membiarkannya. Namun semakin lama rasa sakit itu semakin menjadi. Aku mulai merasakan sakit itu dari siang saat Aries mengantarku kembali ke rumah.Ya sudah ku bilangkan kalau aku hanya berpikir jika itu adalah sakit pinggang biasa karena sakitnya hanya sebentar-sebentar. Maksudnya, sakit nanti semenit hilang. Lima belas menit kemudian sakit lagi. Begitu saja terus sampai rasa sakit itu semakin menjadi, d

  • My Bad Boss   Bab 40 Revano Narendra Maximilian

    [ Bab 40, Revano Narendra Maximilian ]Happy Reading!!No Edit!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]Aries terbelalak kaget saat baru saja membuka pintu dari dalam, tiba tiba saja ada seseorang yang nyungsep di bawah kakinya. Aries memang sedang ada di rumah Xaiver, dia mengantarkan Adeeva pulang. Namun sampai malam, Xaiver tidak kunjung pulang. Aries ingin menemani Adeeva sampai Xaiver pulang, tapi Adeeva tidak mau di temani sampai Xaiver pulang.Dan saat ia membuka pintu, ia di kagetkan dengan seseorang yang ngungsep. Siapa lagi kalau bukan tuan rumah, Xaiver."Dia mabuk?" tanya Aries yang membantu Kevin memapah Xaiver.Kevin mendengkus kesal. "Kau pikir saja sendiri!""Terima kasih Kevin sudah mau mengantar Xaiver pulang." kata Adeeva tersenyum tulus.Kevin mengangguk. "Kalau saja dia bukan calon a

  • My Bad Boss   Bab 39 Aries Masih Mencintai Adeeva

    [ Bab, 39. Aries Masih Mencintai Adeeva ]Happy Reading!!No Bully!!Sorry for Typo!!***[ Normal ]"Kau tidak ada niatan untuk kembali pada Xaiver, Adeeva?""Kau mengusirku?""Tidak! Bukan begitu. Aku suka kau ada di sini bersamaku... Tapi Xaiver itu saudaraku, aku tidak tega melihatnya yang semakin hari semakin kurus. Dia sudah seperti orang gila, asal kau tau, tidak terurus dan sangat menyedihkan..."Adeeva menunduk menatap lantai.Aries menghela nafas panjang, selama ini ia sudah berusaha membujuk Adeeva untuk kembali pada Xaiver. Tapi sampai sekarang pun Adeeva belum mau kembali pada Xaiver."Apa kau tidak merindukan Xaiver? Sudah enam bulan kalian berpisah?" tanya Aries.Saat ini Aries dan Adeeva tengah berada di Apartemen Aries, tempat yang selama ini Ade

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status