Happy Reading!
No Bully!
"Jadi hari ini kau akan pergi untuk interview?" tanya Ibuku.
"Iya Ma, hari ini aku ada panggilan dari kantor Maximilian Corp untuk interview." ucapku sambil tersenyum ceria.
"Baiklah selesaikan sarapanmu, nanti kau terlambat sayang." ucap Ibuku juga balas tersenyum.
Aku mengangguk lalu kembali melanjutkan sarapanku, memakan nasi goreng buatan Ibuku dan menghabiskan segelas susu coklat kesukaanku. Ini adalah kebiasaan rutin kita setiap pagi, menghabiskan sarapan -hanya- berdua.
"Hati hati sayang, semoga berhasil." kata Ibuku saat aku akan pergi.
"Iya Ma, aku pergi dulu bye..."
Aku mencium punggung tangan Ibuku lalu memasuki mobilku dan bergegas menuju tempat tujuanku.
Yaitu perusahaan Maximilian Corp.
Aku mendapatkan panggilan untuk interview setelah seminggu lebih, ralat bukan seminggu namun hampir sebulan aku mengirimkan surat lamaran kerjaku. Akhirnya aku dipanggil juga dan semoga saja aku diterima di Perusahaan itu, karna Maximilian Corp adalah Perusahaan industri terbesar di Indonesia (dalam imajenasi penulis tapi) siapa sih yang tidak mau bekerja di Perusahaan besar seperti Maximilian Corp. Perusahaan yang menjadi impianku sejak aku masih duduk di bangku SMA, aku berusaha keras agar aku bisa masuk perusahaan itu. Apa pun telah kulakukan demi bisa masuk ke perusahaan itu.
Hmm iya aku lupa memperkenalkan diri :) oke namaku Adeeva Adelia Albert atau panggil saja aku Deeva biar tidak ribet. Umurku 22 tahun, aku tinggal di Jakarta bersama Ibuku karena Ayahku sudah meninggal saat aku masih di dalam kandungan dan aku anak satu-satunya mereka. Walaupun aku tidak tau dimana makam Ayah. Karena Ibu bilang Ayah kecelakaan pesawat dan jasadnya hilang tidak ditemukan. Karena jasadnya tidak ditemukan, aku berharap bahwa Ayahku masih hidup disuatu tempat dan kami akan bertemu suatu saat nanti, aminnn.
Oke kembali ke topik
Aku sudah sampai di depan kantor Maximilian Corp, dengan sedikit grogi aku turun dari mobilku. Aku langsung naik kelantai paling atas setelah bertanya pada Resepsionis dimana ruangan Mr.Maximilian, karena kemarin saat ditelpon katanya aku akan di interview oleh Mr.Maximilian atau C.E.O di Perusahaan itu langsung, aku gugup, tapi hanya sedikit tenang Deeva kau pasti bisa. Lagi pula ini hanya interview Deeva dan bukan eksekusi mati! jadi kau tak perlu panik.
"Bu ruangan Mr.Maximilian-nya ada dimana ya?" tanyaku yang jujur saja bingung.
Perempuan yang aku pikir sekertarisnya Mr.Maximilian ini menatapku sebentar lalu menunjuk pintu yang tidak jauh dari mejanya.
"Itu." ucapnya.
Aku pun hanya mengangguk seraya mengulum senyum dan tidak lupa berterima kasih sebelum menghampiri ruangan Mr.Maximilian setelah beliau mempersilahkan aku untuk mengetuk pintu langsung.
Tok... tok... tok...
Aku mengetuk pintu ruangan dengan tulisan C.E.O. Mr.Maximilian di atasnya sebanyak tiga kali.
Tak ada jawaban, aku pikir Mr.Maximilian tidak mendengar jadi aku pun mengetuk pintu lagi, tapi tetap tidak ada jawaban, aku malah mendengar suara-suara aneh dari dalam, aku mengetuk pintu dengan agak sedikit keras berharap jika Mr.Maximilian akan mendengar suara ketukan pintuku. Tetap tidak ada jawaban, karena cukup kesal dan penasaran dengan suara yang terdengar ditelingaku, aku pun menempelkan telingaku dipintu -aku tau aku tidak sopan, tapi aku tidak peduli- dan suara aneh itu makin terdengar seperti suara desahan yang err menjijikan.
Sial!!
Ternyata pintu itu tidak di kunci dan yang terjadi malah aku terjatuh duduk di lantai dengan posisi yang tidak mengenakkan seperti hantu suster ngesot yang ada di Film hantu yang aku tonton minggu lalu bersama Ibuku. Tau tidak? Kalau tidak berarti anda kudet eh kurang update maksudnya. Oke abaikan perkataan terakhirku.
Aku terkejut, saat melihat ke dalam ternyata suara-suara aneh dan menjijikan itu tadi memang berasal dari Mr.Maximilian dan seorang perempuan yang sedang main kuda-kuda'an di sofa yang berada di dalam ruangannya. Aku mengaga melihat hal itu, Bos macam apa ini? pertama kali masuk kantor sudah melihat hal yang membuat mataku tidak suci. Maafkan aku Tuhan, lagi pula aku tidak sepenuhnya salah. Jadi salahkan mereka berdua yang membuat mataku tidak suci lagi. Kataku dalam hati. Bukannya aku sedari tadi memang bicara dalam hati ya?
"Eh, maaf aku tidak sengaja." ucapku gugup. Aku mengumpat diri dalam hati harusnya aku tidak perlu menempelkan kepala di pintu tadi. Tapi 'kan aku tidak tau jika ternyata pintu itu tidak terkunci 'kan? Dan mereka sedang bermain kuda-kuda'an di dalam sana!
Lagian ini kantor bukan hotel jadi siapa yang salah disini? Tentu saja pasti Mr.Maximilian bukan aku.
Aku berdiri, Mr.Maximilian menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan. You know lah, sok inggris! Aku kembali menutup pintu tidak mau melihat hal yang seharusnya tidak aku lihat karena aku belum cukup umur untuk melihat hal seperti itu.
Sedikit merapikan bajuku yang mungkin terkena debu saat terjatuh tadi, tidak lupa aku juga membenarkan kacamataku yang sedikit merosot. Entah karena aku jatuh tadi atau karena memang hidungku yang terlalu mancung kedalam. Entahlah, mungkin keduanya. Please jangan ketawa.
Saat aku berdiri di depan ruangan Mr.Maximilian, ada seorang perempuan cantik yang baru saja datang dan ia menatapku dari atas hingga bawah dengan tatapan menilai. Aku tau aku tidak terlalu cantik walaupun Ibuku selalu mengatakan bahwa aku yang tercantik, tapi tidak harus begitu juga kali natapnya!
Sepertinya dia akan memasuki ruangan Mr.Maximilian. jujur aku risih saat perempuan cantik itu memandangku dari atas sampai bawah.
"Sedang apa kau disini?" tanya perempuan itu sinis.
Aku menelan ludah gugup, memberanikan diri untuk mendongakkan kepalaku dan menatapnya lebih jelas, karena sedari tadi aku hanya menunduk, sekarang aku jadi bisa melihat dengan jelas bahwa dia memang sangat cantik.
"Hm, itu aku mau-mau interview." kataku dengan gugup. Karena perempuan itu menatap kearahku dengan tatapan yang sangat tajam, setajam silet. Yang bisa membuat siapa saja pasti akan takut melihatnya, seperti aku saat ini atau memang akulah yang penakut? Entahlah.
"Interview?" ulangnya, aku melihat dia yang mengerutkan dahi heran. Lalu lagi lagi ia kembali menatapku dari bawah hingga atas.
"Ya... Kemarin aku mendapat telfon bahwa Mr.Maximilian yang akan meng-interview-ku secara langsung." balasku.
"Kenapa tidak masuk?" tanyanya seraya tersenyum.
Aku jadi heran sendiri, tadi nada bicaranya sinis dan tatapannya sangat tajam setajam silet eh. Kok sekarang malah tersenyum manis banget semanis pare... Upss semanis gula maksudnya. Sungguh aneh tapi kenyataan eh? Sungguh aneh tapi nyata maksudnya. Haha becanda.
"Eh, itu di dalam lagi --" ucapku gugup, sebelum aku selesai berbicara dia langsung memotong ucapanku yang gugup itu.
"Oh... Aku tau." ucap perempuan itu dan langsung memasuki ruagan Mr.Maximilian tanpa permisi.
Well mungkin dia kekasihnya eh jika dia kekasihnya lalu siapa perempuan yang sedang bermin kuda kudaan dengan Mr.Maximilian di dalam tadi?
Uh! Kenapa aku harus ambil pusing memikirkan itu semua!
Sebenarnya...aku tadi gugup karena aku tidak tau bagaimana menjawab pertanyaannya itu. Tidak mungkin kan kalau aku menjawab jika Mr.Maximilian sedang bermain kuda kuda'an di dalam. Yg benar saja! Itu terlalu vulgar untukku yang masih suci ini.
Bersambung dulu yah
Jangan lupa subscriber dan berikan love untuk bab ini ;)
Happy Reading!No Bully!No Edit!Author pov on.Jessica datang ke kantor Xaiver dan di depan ruangan Xaiver, Jessica melihat seorang gadis yang terlihat gugup berdiri di depan ruangan Xaiver dengan kepala tertunduk. Jessica bertanya sebentar lalu ia masuk keruangan Xaiver, ia tau apa yg membuat gadis di depan itu gugup. Awalnya ia kira itu gadis panggilan Xaiver, makanya ia bertanya dengan nada sinis dan menatapnya tajam. Tapi ternyata ia gadis yang akan bekerja di kantor Xaiver dan bukan gadis panggilan Xaiver."Bisakah kau tidak melakukan ini di saat jam kerja." gerutu Jessica saat ia sudah di dalam ruangan Xaiver.Xaiver dan perempuan tadi sudah berpakaian lengkap tidak seperti saat Deeva melihatnya."Nanti uangnya aku transfer." kata Xaiver pada perempuan itu dan perempuan itu p
Happy Reading!No Bully!No Edit!Deeva pov on."Ruangan saya di mana?" tanyaku, masih sedikit gugup seraya menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal sama sekali."Tuh.." katanya seraya menunjuk sebuah pintu yang ada di sebelah kanan ruangan ini.Aku pun terburu buru berjalan memasuki ruangan yang ada di sebelah. Karena terdapat pintu terhubung di ruangan itu mungkin agar tidak repot harus keluar ruangan, dan dinding ruangan yg memisahkan ruangan itu dan Mr.Maximilian hanyalah sebuah kaca besar termasuk juga pintunya. Jadi untuk apa di pisah jika dinding dan pintunya adalah kaca?Aku membuka pintu kaca itu, begitu pintu terbuka aku terkejut bukan main melihat ruangan yang berantakan. Astaga ruangan macam apa ini, berantakan sekali di mana mana ada bekas kondom."ASTAGA RUANGAN APA INI!!" teriakku refleks.Aku berbalik kembali ke meja Mr.Maximilian dengan kesal. Aku tidak peduli dia akan mar
Happy Reading!No Bully!No Edit!Deeva pov on."Aku menyuruhmu membeli makanan untukku. Tapi kenapa kau malah bergosip!" ucapnya tepat di depan wajahku."Aku--"Aku menelan ludah dengan susah payah, wajah Mr.Maximilian kini sangat dekat denganku. Membuatku bisa mencium aroma wewangian yang ia gunakan."Uh maaf saya tidak tau, saya tadi sudah mengetuk pintu berkali-kali, tapi karena tidak ada jawaban saya langsung masuk saja. Sekali lagi maaf Mr.Maximilian, permisi..." ucap seseorang yang baru saja membuka pintu, lalu saat ia akan kembali menutup pintu dari luar Mr.Maximilian memanggilnya.Hal itu membuat pipiku memanas karena malu. Aku tidak tau apa yang akan orang itu pikirkan melihat posisi kami tadi yang sangat dekat. Yang pasti su
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Author pov on."Deeva!!" teriak Xaiver menggelegar di ruangannya, membuat Deeva harus menutup telinganya sendiri."Mr.Maximilian Anda memanggil Saya?" tanya Deeva sedikit gugup, ia takut jika bosnya itu ngamuk padanya.Barusan ia melihat boss-nya itu habis ngamuk ngamuk sama salah satu karyawan yang kurang beruntung, entah karena apa Deeva juga tidak tau karena ia hanya melihat itu semua dari balik pintu kaca ruangannya."Tidak!!" sungut Deeva kesal.Deeva pun mulai berbalik hendak menuju ruangannya, namun langkahnya berhenti saat mendengar ucapan Xaiver."Hei! Jangan pergi!""Mmm,.""Huh!"
appy Reading!!No Bully!!No Edit!!Author pov on."Rossa di mana Deeva?" tanya Xaiver bertanya pada sekertarisnya.Rossa mendongak untuk melihat wajah sang bos yang sepertinya sedang kesal. "Maaf, saya tidak tau Mr.Maximilian... Tapi sepertinya dia akan mencari makan untuk makan siang mungkin." balas Rossa sedikit gugup."Ck!"Xaiver mendecakkan lidahnya dengan kesal, tadi niatnya ia akan beristirahat dan menyuruh Deeva sang sekertaris pribadi untuk mengerjakan tugasnya. Namun belum sempat matanya terpejam sempurna, tiba tiba seorang perempuan datang tanpa di undang dan menggodanya.Saat Xaiver berhasil menyingkirkan perempuan yang menggodanya. Xaiver pun menyuruh perempuan itu untuk pergi, karena ia sedang malas untuk bermain dengan
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Aku tidak suka kau berteman dengannya." ucap Mr.Maximilian kembali bersuara."Siapa?" tanyaku, sebenarnya aku tau siapa yang dia maksud."Alfian, siapa lagi!" ucapnya dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Seakan-akan dia membenci Alfian. Dan Aku pikir memang begitu!"Memangnya kenapa? Saya rasa Alfian orang yang cukup baik untuk di jadikan teman." balasku tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun."Kau belum mengenalnya, Deeva. Dia itu bajingan." ucap Mr.Maximilian.Kali ini aku menatapnya tidak percaya, oh ayolah kalian pasti tau jika Mr.Maximilian itu bajingan, lalu bisa bisanya dia mengatakan Alfian seperti itu."Yan
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Xaiver, bukankah harusnya siang ini Anda ada pertemuan dengan Mrs.Joseph?" tanyaku.Mr.Maximilian menggelengkan kepalanya, membuat aku mengerutkan dahiku karena bingung."Aku sudah memberitahukan Rossa untuk meng-cancel pertemuan kami." balas Mr.Maximilian."Kenapa?" tanyaku."Bisa kah kau tidak perlu berbicara se-formal itu jika bersamaku."Aku hanya memutar bola mataku malas, karena Mr.Maximilian tidak menjawab pertanyaanku dan malah mengalihkan pembicaraan."Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini. Apa kau tidak suka?" tanya Mr.Maximilian, ia meraih wajahku yang tadinya Aku palingkan untuk kembali m
Happy Reading!!No Bully!!No Edit!!Deeva pov on."Terimakasih."Hanya itu yang aku ucapkan sebelum aku keluar dari mobil dan meninggalkannya di sana, tanpa harus sudah payah dan berepot-repot mengajaknya mampir terlebih dahulu ke rumahku.Katakan aku jahat! Karena aku sama sekali tidak peduli akan hal itu.Aku membalikkan badanku setelah memencet bel rumahku, rumah Ibuku lebih tepatnya. Karena aku merasa seperti ada yang mengikuti, dan ternyata benar. Ada yang mengikutiku.Mr.Maximilian berdiri tepat di hadapanku dengan tersenyum lebar tanpa dosa."Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku."Mengatarmu sampai tujuan." ucapnya santai.