Share

Muslihat Cinta Sang Produser
Muslihat Cinta Sang Produser
Penulis: Nathanegara

1. Opening

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dalam sebuah mobil yang sedang di parkir, terlihat sepasang kekasih sedang berasyik-masuk memadu cinta, seakan tidak memperdulikan keadaan disekitarnya. Tanpa mereka sadari seorang wanita yang sudah memperhatikan sejak tadi aksi mereka di dalam mobil, sekonyong-konyong wanita itu menghampiri, menggedor pintu dan memukul kaca mobil dengan tangannya sambil berteriak, 

“Woi!! Pelakor keluar luh!!” Teriak wanita itu dengan penuh amarah

Sepasang kekasih yang berada di dalam mobil seketika menghentikan aksi bercintanya. Keduanya buru-buru merapikan pakaiannya. Belum selesai adegan tersebut tiba-tiba lampu di dalam ruangan preview dinyalakan, "Stop!!!" Kiano menyetop tayangan preview episode awal, freeze di bagian adegan Kasih yang sedang berakting sebagai wanita pelakor. 

"Pimpro tolong cari anak yang ada di gambar itu, bawa kehadapan saya, hari ini saya tunggu!!" Perintah Kiano, setelah itu Kiano langsung keluar ruang preview, dan kembali ke ruang kerjanya. 

Sontak semua yang ikut menonton preview episode perdana sebuah serial TV, yang baru saja selesai dikerjakan, bertanya-tanya dalam hati, ada apa kok tiba-tiba Kiano menghentikan preview.

Sutradara, Pimpinan Produksi, dan Produser Pelaksana menemui Kiano di ruangannya,

"Maaf pak, bapak serius mau panggil figuran itu?" tanya Produser Pelaksana

"Serius!! Kenapa aneh ya?" Kiano balik bertanya. "Produksi jangan dilanjutkan dulu, episode itu bungkus!!" tegas Kiano

"Ada yang salah pak dengan tayangan itu?" tanya sutradara penasaran

"Itu miscasting ya pemeran utamanya, masak suaminya diganggu pelakor reaksinya cuma gitu?! gak ada greget sama sekali mentang-mentang udah terkenal."

"Terus figuran itu di panggil untuk apa pak?" tanya Pimpro

Kiano berdiri dari kursi kerjanya, menghampiri mereka, "Saya mau 'make over' dia, dan akan saya jadikan pemeran utama dalam judul yang di preview tadi." tutur Kiano dengan penuh keyakinan

Markiano Sukoco, biasa dipanggil dengan Kiano, seorang Produser muda dari sebuah Rumah Produksi 'MarkiArt Entertainment,' yang memproduksi serial TV dan film layar lebar. Kiano berusia 28 tahun, masih lajang dan merupakan anak seorang Konglomerat terkenal. 

Kiano sangat 'humble' sangat peduli terhadap orang lain, karakternya tidak seperti seorang produser pada umumnya. Kiano senang mengorbitkan bintang baru, yang dianggapnya memiliki potensi. Tidak jarang Kiano mempertaruhkan uangnya untuk kepentingan seperti itu.

Kiano tertarik dengan salah seorang pemain figuran, yang ikut dalam serial TV yang sedang dia produksi. Figuran itu namanya Kasih, baru berumur 23 tahun, tinggi tubuhnya 170 cm, dan kulitnya kuning langsat. Nama sebenarnya adalah Sukaesih, karena sejak kecil biasa di panggil kesih. Oleh agensinya diganti namanya jadi 'Kasih,' agar lebih komersil. 

Kasih adalah penjual kue, yang sempat viral karena kecantikan dan kesederhanaan nya. Karena viral baik di sosial media, maupun di media berita, Kasih diajak shooting serial TV oleh seorang penemu bakat, yang juga merupakan manajemen artis. Kasih sangat polos dan jujur, juga apa adanya.

Dia merupakan tulang punggung keluarga, yang harus menghidupi seorang ibu yang sedang sakit, dan dua orang adik yang putus sekolah.

***

Pertama ketemu, Kiano tanya pada Kasih, kenapa mau jadi figuran? Apakah dia punya minat dalam bidang akting? Dengan polosnya Kasih menjawab, 

"Saya gak minat om, saya ikut shooting karena diajak teman, katanya dibayar cash, gak tahunya selesai shooting belum dibayar." jawab Kasih

Mendengar jawaban Kasih, Kiano jadi prihatin, "Kamu dijanjikan dibayar berapa sama agensi?" tanya Kiano

"Seratus lima puluh ribu om," jawab Kasih

"Sehari-hari kamu ikut shooting ya? Atau kamu kerja?"

"Saya jualan kue om di pasar, karena viral di TV akhirnya saya diajak shooting." cerita kasih

Kiano jadi tahu kalau Kasih awalnya penjual kue yang viral karena cantik, yang akhirnya diajak shooting serial TB dan dijanjikan honor yang Besar. Kiano tantang Kasih, asal dia mau shooting Kiano akan bayar di depan, dan dikontrak dengan nilai yang tinggi. 

Kasih awalnya tidak mau, dia takut dibohongi, dia sedang butuh uang tiap hari untuk menghidupi orang tua dan adik-adiknya, dengan berdagang kue dia bisa bawa pulang uang 200 ribu tiap hari. 

Meski tidak mudah meyakinkan Kasih, setelah melalui berbagi cara akhirnya Kiano berhasil meyakinkan Kasih, Kasih menerima tantangan Kiano dengan segala kepolosannya. 

Kasih disodorkan kontrak senilai 1 milliar, untuk shooting serial TV sebanyak 100 episode. Dia terima pembayaran di depan sebesar 100 juta, Kasih hampir tidak percaya. Tugas dia selama satu bulan sebelum shooting, hanya ikut pendidikan akting. 

Kasih merasa aneh dengan Kiano, dia dibayar tapi belum disuruh shooting. Akhirnya Kiano cerita, kalau dia mempertaruhkan kekayaannya untuk menjadikan Kasih seorang Bintang Terkenal, Kiano tidak menuntut apa-apa, baginya asal kasih bisa menghargai jerih payahnya. 

Kiano cuma minta pada Kasih, berusaha untuk berakting sebaik mungkin, dan menjadi Bintang yang disukai pemirsa TV. Kasih berjanji untuk memenuhi semua keinginan Kiano. 

Keinginan Kiano ingin membuktikan kalau dia bisa menciptakan bintang, dari kalangan orang biasa. Dia tertarik dengan latar belakang Kasih, seorang penjuel kue yang viral karena kecantikannya. 

Kiano pada awalnya memang semata ingin mengorbitkan Kasih, bukan karena jatuh hati, apa lagi jatuh cinta.

Kiano butuh waktu untuk make over Kasih secara maksimal, karena Kasih perlu kursus kepribadian, kursus akting dan sebagainya. Dengan penuh ketekunan dan keyakinan semua itu dilakukan Kiano, tidak ada pamrih dalam dirinya, semata hanya ingin membuktikan kalau dia bisa menciptakan 'bintang.'

Kasih tidak menyangka kalau Kiano adalah seorang Produser, dia menyangka kalau Kiano adalah sutradara. Kiano juga tidak ingin memperlihatkan pada Kasih siapa dirinya, dia ingin memperlihatkan pada Kasih dia adalah laki-laki biasa dan sederhana.

Suatu ketika Kiano bilang pada Kasih, "Mulai hari ini nama kamu saya ganti dengan 'Cassie,'  semua orang harus panggil kamu Cassie."

Kiano katakan pada Cassie, kalau mau cepat terkenal harus banyak yang diubah, dari nama sampai penampilan harus diubah, bahkan kemampuan akting dan kepribadian harus diubah, untuk itu semua Kiano yang menanggungnya.

Cassie menyerahkan dirinya pada keinginan Kiano, dan dia akhirnya tahu kalau Kiano adalah seorang Produser muda, yang masih lajang dan ganteng. Cassie segan dan suka pada Kiano, tapi cuma sebatas itu, dia tidak berani lebih dari itu.

Setelah Cassie di make over, Cassie juga diberikan kesempatan untuk belajar akting dengan seorang 'Acting Course.' Awalnya Cassie takut sama Kiano, tapi ternyata Kiano memperlakukannya dengan baik, tidak pernah sekalipun melecehkan Cassie. Cassie jatuh hati sama Kiano, tapi dia minder dan takut hanya bertepuk sebelah tangan.

Debut pertama Cassie adalah serial TV yang dia ikut terlibat sebagai figuran, namun serial TV tersebut dibatalkan produksinya, dan diproduksi ulang dengan Cassie sebagai bintang utamanya.

Bukan cuma itu, Kiano juga mengganti semua crew produksinya dengan yang baru. Crew pilihan Kiano tidak main-main, karena crew film yang benar-benar profesional. Dia mempertaruhkan semua itu untuk membuktikan kalau dia mampu menciptakan bintang. Alhasil, usahanya tidak sia-sia. 

Cassie tidak langsung jadi terkenal, Kiano butuh perjuangan untuk mengorbitkan Cassie, produksi pertama gagal, kurang diminati. Begitu juga dengan produksi kedua, namun Kiano sangat yakin dengan kemampuan Cassie. Cassie takut kalau Kiano terus kecewa, sehingga dia berusaha memaksimalkan kemampuanya. 

Begitu juga dengan Kiano, dia tidak peduli sudah berapa banyak uang yang dia habiskan untuk mengorbitkan Cassie. Kiano mengajak kasih bicara, dan memotivasinya, agar bisa tampil dengan maksimal. Dengan penuh kesabaran, Kiano terus mendorong Cassie untuk memaksimalkan aktingnya.

"Kamu fokus saja sama akting kamu, soal lain jangan kamu pikirkan, cuma itu cara kamu membalas kebaikan saya, saya tidak minta yang lain." terang Kiano

Sejak itu Cassie berusaha untuk tampil secara maksimal, dia sadar betul kalau Kiano sudah banyak berkorban untuk keberhasilan dia.

Kebutuhan keluarganya sudah terpenuhi oleh pembayaran yang sudah dia terima. Dan Cassie tidak ingin menggunakan uang itu untuk poya-poya, dia takut kalau di suruh mengembalikan uang tersebut. 

Cassie tidak menyangka kalau dirinya bisa secantik sekarang ini, setiap selesai pengambilan gambar, dia selalu di kasih untuk melihat hasilnya oleh sutradara. Cassie tidak menyangka kalau dia bisa akting seperti yang ada dalam tayangan itu.

Bersambung

Bab terkait

  • Muslihat Cinta Sang Produser   2. Make Over

    Kiano mempunyai keyakinan yang begitu besar terhadap pemberian nama 'Cassie' terhadap Kasih. Seperti halnya keyakinan Bung Karno terhadap penggantian nama-nama artis besar pada zamannya, sehingga Kiano pun yakin kalau Kasih dengan nama baru Cassie Cassandra, akan bisa menjadi artis Besar. Bukan tanpa dasar Kiano meyakini kalau Cassie akan menjadi bintang, karena secara struktur wajah dan postur tubuh, Cassie mempunyai modal yang cukup. Baginya nasib baik yang belum berpihak pada Cassie. Cassie memiliki struktur hidung yang mancung, muka yang tirus, dan kulit yang kuning langsat. Itu modal yang cukup bagi Cassie untuk di make over, postur tubuh yang ideal, dengan tinggi tubuh standar rata-rata wanita secara umum, menjadi potensi yang dimiliki Cassie. Produser Pelaksana meragukan kalau Cassie bisa di upgrade menjadi sosok yang berbeda, namun Kiano semakin kuat ingin membuktikannya. Produksi yang sudah berjalan satu episode, dengan menghabiskan bia

  • Muslihat Cinta Sang Produser   3. Awal Masalah

    Kiano menghadapi masalah produksi, serial TV yang sedang diproduksinya dianggap sudah 'over budget.' Meyling bagian Accounting, menahan pengeluaran anggaran untuk judul tersebut. "Bu Mey bisa jelaskan, di mana over budgetnya?" tanya Kiano "Budget produksi untuk satu episode maksimal hanya Lima Ratus Juta, sementara pengeluaran sudah mencapai hampir Tujuh Ratus Juta pak." Mendengar jawaban Meyling Kiano menahan kekecewaannya, dia merasa apa yang dikatakan Meyling itu tidak substantif dan sangat elementer. Kiano merasa kalau Meyling kurang lentur dalam memahami anggaran produksi sinetron. "Kita ada berapa judul yang sudah tayang?" "Tiga judul pak." jawab Meyling "Berapa episode setiap judul yang sudah tayang?" selidik Kiano "Semua diatas lima puluh episode pak." "Berapa penghasilan perusahaan dari tiga judul tersebut? Gak usah bu Mey jelaskan, karena bisa saya hitung di luar kepala." jelas Kiano "Tapi

  • Muslihat Cinta Sang Produser   4. Ujian Bagi Kiano

    Setelah beredar isu produksi serial TV yang dikerjakan Kiano di stop, beredar lagi isu baru kalau Kiano 'Eksploitasi' Cassie untuk kepentingan pribadi. Keberanian Kiano mempertaruhkan uang pribadinya untuk meneruskan produksinya, dianggap sebagai upaya Kiano mendongkrak Cassie, untuk kepentingan pribadinya. Mendengar isu itu, Cassie merasa di manfaatkan viralnya dia di media sosial. Kiano tidak membantahnya, karena niatnya memang mau menciptakan Cassie sebagai bintang, tapi tidak bermaksud memanfaatkan, dalih Kiano tetap menganggap karena Cassie memang punya bakat dan potensi. Sebelum latihan, Cassie menghadap Kiano di ruang kerjanya, "Maaf pak, saya ganggu bapak lagi." ujar Cassie dengan gelisah "Ada apa Cassie? Kok kamu gelisah gitu? Kamu Ada masalah?" tanya Kiano "Ada yang bilang, kalau bapak bela-belain saya, karena bapak mau memanfaatkan saya, apa benar pak?" Cassie balik bertanya "Kalau di bilang memanfaatkan ka

  • Muslihat Cinta Sang Produser   5. Screen Test untuk Cassie

    Dua minggu sebelum pelaksaanaan shooting pertama secara marathon, dilakukan screen test antara Cassie dengan pemain lainnya. Hal seperti ini sebetulnya tidak lazim, tapi karena Kiano ingin hasil yang maksimal untuk produksi kali ini, dia mengharuskan untuk dilakukannya screen test. Screen test ini di lakukan di ruang casting, yang memang ditata layaknya setting lokasi. Beberapa scene penting yang ada di skenario dijadikan materi untuk screen test. Pada saat screen test dilakukan, seluruh adegan di 'direct' oleh sutradara, juga ada asisten sutradara. Sementara Kiano tetap menyaksikan dari ruang casting manager, dan semua adegan di rekam oleh kamera, sehingga bisa di shooting ulang kalau ada kesalahan. Tidak ada tanda-tanda kalau Cassie demam kamera, atau terganggu dengan adanya kamera dan sorot lampu, dan sutradara pun bisa melihat kemampuan akting Cassie. Dalam ruang casting itu, di depan sutradara ada TV monitor, dan perangkat sound recording. Seluruh

  • Muslihat Cinta Sang Produser   6. Pemunculan Cassie di TV

    Promo tayangan serial TV yang baru di produksi MarkiArt Entertainment sudah tayang di stasiun TV. Ibu dan adik-adik Cassie senang melihat ada Cassie di televisi, tapi mereka kecewa tidak menemukan namanya. "Kok namanya bukan nama kamu Kesih?" tanya Ibu Cassie "Kata pak Kiano biar komersil bu, jadi harus ganti nama yang bagus." jawab Cassie "Oawalah nduk, susah banget ya mau terkenal aja harus ganti nama." ujar ibu Cassie "Tapi mbak Kesih jadi cantik bu, dan pintar akting lho.." timpal adik Cassie "Yo wislah, sak karepe dewe ibu ora ngerti." sambung ibu Cassie Cassie jelaskan sama ibunya, kalau itu baru promosi tayangan, dia be

  • Muslihat Cinta Sang Produser   7. Sebuah Insiden

    Dalam sebuah adegan sesuai dengan skenario, Katrina menampar Cassie karena cemburu. Seharusnya adegan itu tidak dilakukan dengan sebenarnya, namun yang terjadi tidaklah sesuai dengan semestinya. Sudah diarahkan sutradara agar saat menampar tidak mengenai muka Cassie, karena sudah diakali dengan trik kamera, namun kebencian Katrina pada Cassie sudah sampai puncaknya, sehingga momen itu gunakan Katrina dengan sungguh-sungguh, dan Cassie benar-benar kesakitan. Awalnya Cassie tidak menganggap itu sebagai hal yang serius, bukanlah sebuah kesengajaan, namun karena disaksikan juga oleh Kiano, di ruang Casting Manager, dia minta screen test tidak di lanjutkan. Sutradara juga tidak berkenan dengan apa yang dilakukan Katrina. Cassie di panggil sutradara, "Cassie!!" panggil sutradara. Cassie langsung menghampiri sutradara, "ya mas.. ada apa?" tanya Cassie sambil mendekati sutradara "Apa yang kena tampar tadi?" tanya sutradara sambil melihat dengan pasti ke wajah

  • Muslihat Cinta Sang Produser   8. Kiano Terbuka pada Cassie

    Kiano akhirnya berterus terang pada Cassie, kenapa dia perhatian pada Cassie. Kiano merasakan beratnya tanggung jawab Cassie sebagai tulang punggung keluarga, karena dia sudah melewati apa yang sedang di hadapi Cassie. "Sebelum screen test, kita ngobrol sebentar, gak apa-apa ya? Supaya kamu gak salah faham." ucap Kiano yang duduk di kursi kerjanya. Cassie menyimak pembicaraan Kiano, dari bangku yang ada di depan meja kerja Kiano, "gak apa-apa pak, saya siap mendengarkan." jawab Cassie "Kita ini senasib Cassie, sama-sama sedang merawat ibu. Ibu saya kena stroke sejak pisah sama ayah saya, saya juga tulang punggung keluarga." cerita Kiano "Sudah berapa tahun pak?" tanya Cassie "Ha

  • Muslihat Cinta Sang Produser   9. Cassie Memendam Rasa

    Kiano secara terang-terangan mengungkapkan dasar kebaikannnya pada Cassie, dan Cassie pun sebetulnya tahu kalau Kiano hanya sekadar baik dan perhatian pada Cassie, dan itu dikarenakan adanya kesamaan kondisi antara Kiano dan Cassie, tidak lebih dari itu. Namun Cassie tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang terdalam terhadap Kiano, baginya sosok Kiano adalah lelaki idamannya, perasaan itu selalu dia ungkapkan dalam catatan hariannya, "Biarlah kalau aku dianggap seperti pungguk yang merindukan bulan, apa yang aku rasakan bagai jauh panggang dari api, tapi setidaknya aku sudah mempunyai sosok impian terhadap seorang lelaki yang menjadi pujaan. Setidaknya ada yang membangkitkan semangatku untuk mewujudkan impianku. Selalu ada getaran saat aku menatap matanya, dan aku merasakan kalau

Bab terbaru

  • Muslihat Cinta Sang Produser   97. Ending

    Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga

  • Muslihat Cinta Sang Produser   96. Kiriman Video

    Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar

  • Muslihat Cinta Sang Produser   95. Menikmati Keintiman

    Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru

  • Muslihat Cinta Sang Produser   94. Api dalam Sekam

    Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe

  • Muslihat Cinta Sang Produser   93. Sebuah Siasat

    Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen

  • Muslihat Cinta Sang Produser   92. Berubah Pikiran

    Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld

  • Muslihat Cinta Sang Produser   91. Akal Bulus

    Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J

  • Muslihat Cinta Sang Produser   90. Kiano Cemas

    “Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki

  • Muslihat Cinta Sang Produser   89. Kecurigaan yang Beralasan

    Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng

DMCA.com Protection Status