Kiano mempunyai keyakinan yang begitu besar terhadap pemberian nama 'Cassie' terhadap Kasih. Seperti halnya keyakinan Bung Karno terhadap penggantian nama-nama artis besar pada zamannya, sehingga Kiano pun yakin kalau Kasih dengan nama baru Cassie Cassandra, akan bisa menjadi artis Besar.
Bukan tanpa dasar Kiano meyakini kalau Cassie akan menjadi bintang, karena secara struktur wajah dan postur tubuh, Cassie mempunyai modal yang cukup. Baginya nasib baik yang belum berpihak pada Cassie.
Cassie memiliki struktur hidung yang mancung, muka yang tirus, dan kulit yang kuning langsat. Itu modal yang cukup bagi Cassie untuk di make over, postur tubuh yang ideal, dengan tinggi tubuh standar rata-rata wanita secara umum, menjadi potensi yang dimiliki Cassie.
Produser Pelaksana meragukan kalau Cassie bisa di upgrade menjadi sosok yang berbeda, namun Kiano semakin kuat ingin membuktikannya.
Produksi yang sudah berjalan satu episode, dengan menghabiskan biaya setengah milliar harus dia tunda, hanya karena dia ingin membuktikan bahwa Cassie bisa dia orbitkan menjadi bintang besar.
"Pak, ini pertaruhan biaya yang cukup besar, apa bapak sudah pertimbangkan secara matang?" Tanya Adhinatha, Produser Pelaksana
"In Sha Allah pak, niat baik saya di dengar Allah, saya istiqarah dulu untuk melakukan ini, agar saya tidak ragu melakukannya." tutur Kiano
Kiano meyakinkan Adhinatha, yang juga memiliki jam terbang yang mumpuni dalam industri film. Menurut Kiano, keyakinannya terhadap Cassie bukan tanpa dasar, dan juga bukan karena dia suka dengan Cassie. Namun Adhinatha tetap menduga kalau Kiano sedang jatuh cinta pada Cassie.
"Sekarang pak Adhi suruh mereka kirim Cassie yang sudah dia make over ke ruangan saya." Pinta Kiano pada Adhinatha
Adhinatha telepon Pimpro agar membawa Cassie ke ruangan Kiano. Cassie yang sedang di make over di ruangan casting, langsung di bawa ke ruangan Kiano. Begitu Cassie masuk bersama make up artis, Adhinatha langsung kaget dengan perubahan dari penampilan Cassie,
"Gimana Cassie? Kamu nyaman dengan penampilan kamu?" tanya Kiano
"Saya gak nyangka om, bisa seperti ini, saya nyaman sih tapi, saya malu sendiri lihat diri saya." jawab Cassie dengan lugu.
"Pak Adhinatha gimana? Ini Kasih atau Cassie?"
"Kalau ini Cassie pak, luar biasa ini saya optimis pak." ujar Adhinatha dengan takjub
"Cassie, kamu harus terbiasa dengan panggilan nama baru kamu, kalau kamu tidak terbiasa, nanti di lokasi shooting kamu bisa clingak-clinguk."
"Tapi di rumah saya boleh tetap di panggil kesih ya om?"
"Ya gak ada bedanya Kesih sama Cassie kok, terdengarnya sama."
"Untuk title di tayangan kita pakai nama panjangnya apa pak?" tanya Adhinatha
"Bikin aja 'Cassie Cassandra' bagus kan? Itu nama sangat komersil pak." ujar Kiano
Kiano memerintahkan Adhinatha untuk mencarikan guru akting, dan guru untuk menggembleng kepribadian. Cassie diharuskan belajar berbagai hal, mulai dari cara makan, cara berjalan, bahkan cara dia bersikap dalam pergaulan. Cassie di make over bukan saja secara fisik, tapi juga secara intlektual dan kepribadian.
Kiano minta pada Cassie tidak lagi berjualan, semua kebutuhan hidupnya di tunjang oleh Kiano, demi ambisi Kiano untuk mengorbitkan Cassie menjadi bintang besar.
"Cassie, tugas kamu setiap hari datang ke kantor ini, dan kamu cuma mengikuti pendidikan yang sudah di siapkan, semua menjadi saksi dari ucapan saya." tegas Kiano
"Baik om, saya dibayar cuma untuk itu ya om?" tanya Cassie dengan polosnya
"Oh ya ... kamu jangan panggil saya om, nanti saya dikira om-om lagi, kamu panggil saya 'Mas' atau 'Pak' ya? Selama satu bulan kedepan, tugas kamu cuma itu." jelas Kiano
***
Waktu bergulir begitu cepat, Kasih mulai terbiasa di panggil dengan Cassie, dan dia pun sudah mulai menyatu dengan keadaan. Feeling Kiano tidak meleset, ternyata Cassie sendiri punya bakat akting yang kuat. Setiap hari Kiano monitoring Cassie lewat guru aktingnya.Begitu juga dengan pendidikan yang lainnya, Cassie mulai dibiasakan dengan cara berjalan para artis terkenal, sikap duduknya, dan bahkan cara bicaranya pun sudah jauh berubah.
Perubahan Cassie yang sangat drastis, membuat dirinya semakin nyaman dengan sosoknya yang baru. Ada satu hal yang paling ditekankan oleh Kiano, yakni soal spiritualitasnya. Cassie diminta Kiano agar tidak pernah meninggalkan ibadahnya, bahkan hal itu pun dimintanya diterapkan pada adik-adiknya.
"Cassie, apa yang saya lakukan ini tidak ada artinya, kalau tidak dibantu Allah, dan kamu harus minta pertolongan Allah, agar semua yang kita lakukan ini di Ridho-Nya." nasehat Kiano
Ucapan Kiano itu selalu terngiang-ngiang ditlinganya, dan ucapan itu pulalah yang menghapuskan pikiran negatif Cassie terhadap Kiano. Pada awalnya Cassie terus curiga dengan Kiano, karena dia sering mendengar kalau ada produser yang suka mengencani artisnya.
Cassie memasrahkan semua dalam kesehariannya terhadap apa yang dinasehatkan Kiano. Dia mulai rajin Sholat, dan dia juga minta pada ibu dan adik-adiknya jangan meninggalkan Sholat.
Cassie merasakan kalau dia menemukan ketenangan hidup, setelah dia menekuni ibadah Sholat setiap hari, dan setiap lima waktu dalam sehari.
Suatu saat Cassie di panggil Kiano ke ruangannya, "Cassie saya minta sama kamu, jangan ada keraguan terhadap apa yang sedang kamu jalankan sekarang ini." ucap Kiano dengan sangat santun
"Sama sekali gak pak, saya berdoa pada Allah, minta dibukakan jalan untuk meraih kesuksesan, saya ingin membahagiakan ibu dan adik-adik saya pak." balas Cassie
"Kalau kamu sudah yakin, dan memohon kepada Allah, In Sha Allah usaha kita ini akan berhasil, doa kamu akan di dengar Allah."
"Aamiin pak, saya terima kasih sama bapak, yang sudah Kasih kesempatan pada saya."
"Berterima kasihlah pada Allah Cassie, saya hanyalah perantara saja, saya ikut bahagia kalau suatu saat kamu sukses."
"Saya bingung membalas kebaikan bapak.."
"Saya tidak minta balasan apa pun Cassie, cukup kamu berikan yang terbaik bagi saya dan produksi serial TV saya, akting yang bagus, agar serial TV-nya sukses, itu sudah cukup buat saya."
Cassie terharu mendengar jawaban Kiano, dia tidak menyangka kalau Kiano setulus itu dalam membantu dirinya. Meskipun begitu, Cassie tetap selalu waspada, dia tidak mempercayai semua itu begitu saja. Dia tidak ingin kebodohan dan kemiskinannya dimanfaatkan orang lain.
Bagi Cassie, apa yang sudah di berikan Kiano adalah hal yang luar biasa. Perubahan dirinya dalam segala sisi, membuat dia tersadar masih banyak orang baik dan penuh perhatian disekitar dirinya.
Perasaan ketakutan dan curiga terhadap kebaikan orang lain terhadap dirinya, pelan-pelan dia coba hapuskan. Dia ingin tampil dengan kepribadian yang baru, yang selalu berpikir positif terhadap kebaikan orang lain.
Setiap hari Cassie datang ke kantor Kiano, mengikuti berbagai pendidikan yang sudah di siapkan Kiano. Dan setiap hari juga dia bertemu dan berdialog dengan Kiano, tidak sekali pun Kiano bertindak melecehkan dirinya. Cassie justeru merasa kalau Kiano terlalu mengistimewakan dirinya.
Bersambung
Kiano menghadapi masalah produksi, serial TV yang sedang diproduksinya dianggap sudah 'over budget.' Meyling bagian Accounting, menahan pengeluaran anggaran untuk judul tersebut. "Bu Mey bisa jelaskan, di mana over budgetnya?" tanya Kiano "Budget produksi untuk satu episode maksimal hanya Lima Ratus Juta, sementara pengeluaran sudah mencapai hampir Tujuh Ratus Juta pak." Mendengar jawaban Meyling Kiano menahan kekecewaannya, dia merasa apa yang dikatakan Meyling itu tidak substantif dan sangat elementer. Kiano merasa kalau Meyling kurang lentur dalam memahami anggaran produksi sinetron. "Kita ada berapa judul yang sudah tayang?" "Tiga judul pak." jawab Meyling "Berapa episode setiap judul yang sudah tayang?" selidik Kiano "Semua diatas lima puluh episode pak." "Berapa penghasilan perusahaan dari tiga judul tersebut? Gak usah bu Mey jelaskan, karena bisa saya hitung di luar kepala." jelas Kiano "Tapi
Setelah beredar isu produksi serial TV yang dikerjakan Kiano di stop, beredar lagi isu baru kalau Kiano 'Eksploitasi' Cassie untuk kepentingan pribadi. Keberanian Kiano mempertaruhkan uang pribadinya untuk meneruskan produksinya, dianggap sebagai upaya Kiano mendongkrak Cassie, untuk kepentingan pribadinya. Mendengar isu itu, Cassie merasa di manfaatkan viralnya dia di media sosial. Kiano tidak membantahnya, karena niatnya memang mau menciptakan Cassie sebagai bintang, tapi tidak bermaksud memanfaatkan, dalih Kiano tetap menganggap karena Cassie memang punya bakat dan potensi. Sebelum latihan, Cassie menghadap Kiano di ruang kerjanya, "Maaf pak, saya ganggu bapak lagi." ujar Cassie dengan gelisah "Ada apa Cassie? Kok kamu gelisah gitu? Kamu Ada masalah?" tanya Kiano "Ada yang bilang, kalau bapak bela-belain saya, karena bapak mau memanfaatkan saya, apa benar pak?" Cassie balik bertanya "Kalau di bilang memanfaatkan ka
Dua minggu sebelum pelaksaanaan shooting pertama secara marathon, dilakukan screen test antara Cassie dengan pemain lainnya. Hal seperti ini sebetulnya tidak lazim, tapi karena Kiano ingin hasil yang maksimal untuk produksi kali ini, dia mengharuskan untuk dilakukannya screen test. Screen test ini di lakukan di ruang casting, yang memang ditata layaknya setting lokasi. Beberapa scene penting yang ada di skenario dijadikan materi untuk screen test. Pada saat screen test dilakukan, seluruh adegan di 'direct' oleh sutradara, juga ada asisten sutradara. Sementara Kiano tetap menyaksikan dari ruang casting manager, dan semua adegan di rekam oleh kamera, sehingga bisa di shooting ulang kalau ada kesalahan. Tidak ada tanda-tanda kalau Cassie demam kamera, atau terganggu dengan adanya kamera dan sorot lampu, dan sutradara pun bisa melihat kemampuan akting Cassie. Dalam ruang casting itu, di depan sutradara ada TV monitor, dan perangkat sound recording. Seluruh
Promo tayangan serial TV yang baru di produksi MarkiArt Entertainment sudah tayang di stasiun TV. Ibu dan adik-adik Cassie senang melihat ada Cassie di televisi, tapi mereka kecewa tidak menemukan namanya. "Kok namanya bukan nama kamu Kesih?" tanya Ibu Cassie "Kata pak Kiano biar komersil bu, jadi harus ganti nama yang bagus." jawab Cassie "Oawalah nduk, susah banget ya mau terkenal aja harus ganti nama." ujar ibu Cassie "Tapi mbak Kesih jadi cantik bu, dan pintar akting lho.." timpal adik Cassie "Yo wislah, sak karepe dewe ibu ora ngerti." sambung ibu Cassie Cassie jelaskan sama ibunya, kalau itu baru promosi tayangan, dia be
Dalam sebuah adegan sesuai dengan skenario, Katrina menampar Cassie karena cemburu. Seharusnya adegan itu tidak dilakukan dengan sebenarnya, namun yang terjadi tidaklah sesuai dengan semestinya. Sudah diarahkan sutradara agar saat menampar tidak mengenai muka Cassie, karena sudah diakali dengan trik kamera, namun kebencian Katrina pada Cassie sudah sampai puncaknya, sehingga momen itu gunakan Katrina dengan sungguh-sungguh, dan Cassie benar-benar kesakitan. Awalnya Cassie tidak menganggap itu sebagai hal yang serius, bukanlah sebuah kesengajaan, namun karena disaksikan juga oleh Kiano, di ruang Casting Manager, dia minta screen test tidak di lanjutkan. Sutradara juga tidak berkenan dengan apa yang dilakukan Katrina. Cassie di panggil sutradara, "Cassie!!" panggil sutradara. Cassie langsung menghampiri sutradara, "ya mas.. ada apa?" tanya Cassie sambil mendekati sutradara "Apa yang kena tampar tadi?" tanya sutradara sambil melihat dengan pasti ke wajah
Kiano akhirnya berterus terang pada Cassie, kenapa dia perhatian pada Cassie. Kiano merasakan beratnya tanggung jawab Cassie sebagai tulang punggung keluarga, karena dia sudah melewati apa yang sedang di hadapi Cassie. "Sebelum screen test, kita ngobrol sebentar, gak apa-apa ya? Supaya kamu gak salah faham." ucap Kiano yang duduk di kursi kerjanya. Cassie menyimak pembicaraan Kiano, dari bangku yang ada di depan meja kerja Kiano, "gak apa-apa pak, saya siap mendengarkan." jawab Cassie "Kita ini senasib Cassie, sama-sama sedang merawat ibu. Ibu saya kena stroke sejak pisah sama ayah saya, saya juga tulang punggung keluarga." cerita Kiano "Sudah berapa tahun pak?" tanya Cassie "Ha
Kiano secara terang-terangan mengungkapkan dasar kebaikannnya pada Cassie, dan Cassie pun sebetulnya tahu kalau Kiano hanya sekadar baik dan perhatian pada Cassie, dan itu dikarenakan adanya kesamaan kondisi antara Kiano dan Cassie, tidak lebih dari itu. Namun Cassie tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang terdalam terhadap Kiano, baginya sosok Kiano adalah lelaki idamannya, perasaan itu selalu dia ungkapkan dalam catatan hariannya, "Biarlah kalau aku dianggap seperti pungguk yang merindukan bulan, apa yang aku rasakan bagai jauh panggang dari api, tapi setidaknya aku sudah mempunyai sosok impian terhadap seorang lelaki yang menjadi pujaan. Setidaknya ada yang membangkitkan semangatku untuk mewujudkan impianku. Selalu ada getaran saat aku menatap matanya, dan aku merasakan kalau
Selesai screen test, Kiano kembali mengingatkan Cassie, tentang pesan dan janjinya, "Cassie .. apa yang pernah saya katakan pada kamu, tidak berubah, besok shooting kamu di jemput, selain itu unit produksi akan kirimkan satu orang perawat untuk jaga dan urus ibu kamu." ujar Kiano "Siap pak! saya ikut kemauan bapak, saya akan kasih tahu ibu saya seperti itu." jawab Cassie "Yang perlu kamu ingat juga, ini bukanlah bentuk perhatian saya sama kamu, tapi ini kewajiban saya untuk menjaga kualitas akting kamu, kamu faham ya?" "Saya faham pak, saya terima kasih atas semuanya pak.." ujar Cassie dengan hanya menundukkan kepala. Kiano menghampiri Cassie, dipegangnya bahu Cassie, "Sikap kam
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng