Dua minggu sebelum pelaksaanaan shooting pertama secara marathon, dilakukan screen test antara Cassie dengan pemain lainnya. Hal seperti ini sebetulnya tidak lazim, tapi karena Kiano ingin hasil yang maksimal untuk produksi kali ini, dia mengharuskan untuk dilakukannya screen test.
Screen test ini di lakukan di ruang casting, yang memang ditata layaknya setting lokasi. Beberapa scene penting yang ada di skenario dijadikan materi untuk screen test. Pada saat screen test dilakukan, seluruh adegan di 'direct' oleh sutradara, juga ada asisten sutradara.
Sementara Kiano tetap menyaksikan dari ruang casting manager, dan semua adegan di rekam oleh kamera, sehingga bisa di shooting ulang kalau ada kesalahan. Tidak ada tanda-tanda kalau Cassie demam kamera, atau terganggu dengan adanya kamera dan sorot lampu, dan sutradara pun bisa melihat kemampuan akting Cassie.
Dalam ruang casting itu, di depan sutradara ada TV monitor, dan perangkat sound recording. Seluruh pemain yang ada di minta standby oleh sutradara, sebelum sutradara kasih aba-aba.
"Camera!!" Teriak sutradara. "Rolling!!" Teriak sound recording, "Action!!" dan pemain pun mulai beraksi. Semua tim kerja standby di set lokasi, sampai menunggu aba-aba 'cut' dari sutradara.
"Cut!!" Teriak sutradara, semua pemain bisa rehat sejenak, sampai ada petunjuk dari sutradara.
Pada moment ini, mereka mengerubungi TV monitor untuk melihat hasil shooting, namun Cassie tidak ingin melihat hasil shooting,
"Cassie!!" Panggil sutradara. "Ya mas .. ada apa?" aahut Cassie menghampiri sutradara
"Kamu lihat replay hasil shooting ini, buat evaluasi kamu sendiri." pinta sutradara
Cassie pun akhirnya mau melihat, dia tidak menyangka setelah melihat hasil shooting, karena yang tampil dalam adegan itu bukanlah seperti dirinya.
"Kok beda sekali ya mas dengan aslinya, saya gak nyangka kalau itu saya mas.." ujar Cassie
"Itu artinya kamu bisa tampil secara maksimal, dan itu bukan hanya untuk Cassie ya, yang lain juga harus bisa tampil maksimal." pinta sutradara
Scene demi scene di eksekusi layaknya shooting benaran, meskipun itu baru merupakan screen test, tapi Kiano menginginkan semua tampil seolah-olah sedang shooting benaran.
Alhasil beberapa scene hasil shooting hari itu, diminta kiano untuk langsung di edit, dan dijadikan clip adegan. Hasilnya di luar dugaan, karena proses editingnya pun sangat maksimal, sehingga hasil gambar yang ditampilkan layaknya sebuah promo serial TV baru.
Hasil screen test pada hari itu di putar di ruang preview, semua pemain dan crew yang terlibat ikut menyaksikan.
Sampai selesai preview hasil screen test itu di tonton oleh Kiano, lampu dalam ruang preview tetap mati selama penayangannya. Itu sebagai pertanda hasil screen test tersebut di terima Kiano.
Selesai penayangannya barulah lampu ruang preview dinyalakan. Kiano berdiri, dan memberi applause, "Dari melihat hasil screen test ini saya puas, dan saya semakin yakin kalau produksi ini layak di teruskan." ucap Kiano sambil berdiri di depan yang hadir di Mini Studio.
Semua yang ada di dalam ruangan preview tepuk tangan, menyambut dengan gembira ucapan Kiano.
"Kita patut kasih apresiasinya pada Cassie, karena pada debut awalnya, dia sudah memperlihatkan keseriusannya." lanjut Kiano. Semua kembali tepuk tangan memberikan apresiasi untuk Cassie
Cassie yang duduk di bangku terdepan, seakan-akan tidak sanggup untuk berkata-kata, dia hanya terharu dengan semua situasi itu. Dia mengucapkan terima kasih pada Kiano yang sudah membimbing dia.
"Kita akan lanjutkan screen test besok pagi, dengan scene-scene penting lainnya. Hasil preview hari ini langsung saya kirim ke stasiun TV, agar bisa dijadikan untuk materi promo." ujar Kiano.
Semua yang ada di ruangan itu, kaget dengan pernyataan Kiano, karena hasil screen test di jadikan untuk materi promosi. Begitulah gemblingnya Kiano, dan stasiun TV selalu mendukung apa yang di inginkan Kiano.
Dua jam setelah di kirim ke stasiun TV, promosi serial TV itu pun langsung muncul di TV, sekaligus memperkenalkan Cassie Cassandra sebagai bintang baru. Di luar dugaan Kiano, pihak stasiun TV sangat antusias menunggu hasil keseluruhan episode perdananya.
Kebetulan semua pemain dan crew masih berkumpul di ruangan casting, Kiano meminta waktu untuk mendengarkan kabar baik dari stasiun TV,
"Teman-teman semua, saya mau menyampaikan kabar baik dari stasiun TV, hasil screen test hari ini Alhamdulillah disambut baik oleh stasiun TV, diminta segera episode satunya." ucap Kiano.
Semua menyambut baik kabar yang disampaikan Kiano, semua optimis tidak ada lagi yang ragu dengan rencana shooting minggu depan. Kiano menanyakan kesanggupan menjawab tantangan stasiun TV, apakah mungkin bisa dilakasanakan satu hari shooting dengan satu episode.
Semua pemain dan crew produksi menyanggupi, karena untuk menghadapi persaingan memang diharuskan seperti itu. Kiano menganggap semua itu sebagai sebuah anugerah dari Allah, berkat kerja keras dan doa semuanya, sehingga Allah meridhoi semua kerja keras awak produksi.
Shooting yang awalnya di rencanakan dua minggu lagi, akhirnya dimajukan satu minggu lebih cepat dari perkiraan. Kiano mengajak produser pelaksana dan unit produksi untuk meeting produksi, semua artis yang terlihat shooting diminta untuk mempersiapkan mental.
Dalam meeting produksi itu Kiano meminta kesiapan tim produksi,"Pak Adhinata, gimana dengan tantangan stasiun TV? Berani menerima tantangan tersebut?" tanya Kiano
"Berani pak, gak ada masalah dengan hal itu, karena tiga tayangan kita sekarang ini, semua dikerjakan satu episode dalam satu hari." jawab Adhinatha
"Gimana menurut yang lainnya? Ada masalah gak kalau kita mulai shooting minggu depan?"
"Gak ada masalah pak, semua sudah terbiasa dengan kondisi itu, hasil screen test aja bisa lolos untuk promo." jawab sutradara dengan sangat optimis.
"Saya mau minta pendapatnya tentang akting Cassie, tapi saya minta jawab dengan jujur, bagus bilang bagus, kalau jelek bilang jelek." pinta Kiano
Casting director yang menjawab, "Diluar ekspektasi saya pak, dia sangat berbeda saat bicara dalam keseharian, dengan saat dia akting, artikulasinya bagus, ekspresinya juga dapat."
"Aktingnya sangat meyakinkan pak, dan natural, ekspreainya bagus dalam setiap scene." jawab Make up artis
"Ada lagi yang mau kasih komentar?" tanya Kiano
"Udah gak ada yang bisa di komentari pak ... perfect!!" ucap costume designer
Kiano menutup meeting produksi, dia minta besok hasil harus lebih baik lagi, karena hasil screen test itu akan digunakan untuk materi promo, sebelum materi promo sesungguhnya disiapkan. Promo tersebut lebih kepada memperkenalkan para bintang baru.
Ternyata animo pemasang iklan pun sudah cukup banyak, sehingga pihak stasiun dengan senang hati, meminta agar serial TV tersebut segera di produksi. Kiano menganggap semua itu sebagai anugerah Tuhan yang perlu di syukuri.
Bersambung
Promo tayangan serial TV yang baru di produksi MarkiArt Entertainment sudah tayang di stasiun TV. Ibu dan adik-adik Cassie senang melihat ada Cassie di televisi, tapi mereka kecewa tidak menemukan namanya. "Kok namanya bukan nama kamu Kesih?" tanya Ibu Cassie "Kata pak Kiano biar komersil bu, jadi harus ganti nama yang bagus." jawab Cassie "Oawalah nduk, susah banget ya mau terkenal aja harus ganti nama." ujar ibu Cassie "Tapi mbak Kesih jadi cantik bu, dan pintar akting lho.." timpal adik Cassie "Yo wislah, sak karepe dewe ibu ora ngerti." sambung ibu Cassie Cassie jelaskan sama ibunya, kalau itu baru promosi tayangan, dia be
Dalam sebuah adegan sesuai dengan skenario, Katrina menampar Cassie karena cemburu. Seharusnya adegan itu tidak dilakukan dengan sebenarnya, namun yang terjadi tidaklah sesuai dengan semestinya. Sudah diarahkan sutradara agar saat menampar tidak mengenai muka Cassie, karena sudah diakali dengan trik kamera, namun kebencian Katrina pada Cassie sudah sampai puncaknya, sehingga momen itu gunakan Katrina dengan sungguh-sungguh, dan Cassie benar-benar kesakitan. Awalnya Cassie tidak menganggap itu sebagai hal yang serius, bukanlah sebuah kesengajaan, namun karena disaksikan juga oleh Kiano, di ruang Casting Manager, dia minta screen test tidak di lanjutkan. Sutradara juga tidak berkenan dengan apa yang dilakukan Katrina. Cassie di panggil sutradara, "Cassie!!" panggil sutradara. Cassie langsung menghampiri sutradara, "ya mas.. ada apa?" tanya Cassie sambil mendekati sutradara "Apa yang kena tampar tadi?" tanya sutradara sambil melihat dengan pasti ke wajah
Kiano akhirnya berterus terang pada Cassie, kenapa dia perhatian pada Cassie. Kiano merasakan beratnya tanggung jawab Cassie sebagai tulang punggung keluarga, karena dia sudah melewati apa yang sedang di hadapi Cassie. "Sebelum screen test, kita ngobrol sebentar, gak apa-apa ya? Supaya kamu gak salah faham." ucap Kiano yang duduk di kursi kerjanya. Cassie menyimak pembicaraan Kiano, dari bangku yang ada di depan meja kerja Kiano, "gak apa-apa pak, saya siap mendengarkan." jawab Cassie "Kita ini senasib Cassie, sama-sama sedang merawat ibu. Ibu saya kena stroke sejak pisah sama ayah saya, saya juga tulang punggung keluarga." cerita Kiano "Sudah berapa tahun pak?" tanya Cassie "Ha
Kiano secara terang-terangan mengungkapkan dasar kebaikannnya pada Cassie, dan Cassie pun sebetulnya tahu kalau Kiano hanya sekadar baik dan perhatian pada Cassie, dan itu dikarenakan adanya kesamaan kondisi antara Kiano dan Cassie, tidak lebih dari itu. Namun Cassie tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang terdalam terhadap Kiano, baginya sosok Kiano adalah lelaki idamannya, perasaan itu selalu dia ungkapkan dalam catatan hariannya, "Biarlah kalau aku dianggap seperti pungguk yang merindukan bulan, apa yang aku rasakan bagai jauh panggang dari api, tapi setidaknya aku sudah mempunyai sosok impian terhadap seorang lelaki yang menjadi pujaan. Setidaknya ada yang membangkitkan semangatku untuk mewujudkan impianku. Selalu ada getaran saat aku menatap matanya, dan aku merasakan kalau
Selesai screen test, Kiano kembali mengingatkan Cassie, tentang pesan dan janjinya, "Cassie .. apa yang pernah saya katakan pada kamu, tidak berubah, besok shooting kamu di jemput, selain itu unit produksi akan kirimkan satu orang perawat untuk jaga dan urus ibu kamu." ujar Kiano "Siap pak! saya ikut kemauan bapak, saya akan kasih tahu ibu saya seperti itu." jawab Cassie "Yang perlu kamu ingat juga, ini bukanlah bentuk perhatian saya sama kamu, tapi ini kewajiban saya untuk menjaga kualitas akting kamu, kamu faham ya?" "Saya faham pak, saya terima kasih atas semuanya pak.." ujar Cassie dengan hanya menundukkan kepala. Kiano menghampiri Cassie, dipegangnya bahu Cassie, "Sikap kam
Sampai di lokasi shooting, Cassie pemain yang pertama kali sampai di lokasi. Cassie disiapkan ruangan khusus oleh Pimpinan Produksi, awalnya Cassie tidak mau menerimanya, dia ingin berada satu ruangan dengan yang lainnya. Unit produksi mengatakan pada Cassie, fasilitas itu perintah dari Kiano, akhirnya Cassie tidak berani untuk menolaknya, dia tahu kalau Kiano bisa marah kalau membantah keinginannya. Ada perasaan yang kurang enak dalam hati Cassie, dia takut dimusuhi oleh pemain lainnya, karena selalu diistimewakan Kiano. Tidak berapa lama setelah itu, Kiano datang, dan menemui Cassie,"ini hari pertama shooting, tolong kamu berikan yang terbaik ya, fasilitas ini cuma untuk kamu Cassie." ujar Kiano "Tapi pak.. apa kata yang lain nanti? Kenapa saya tidak disamakan dengan mereka pak?" tanya Cassie "Kamu memang saya istimewakan, karena saya juga ingin menghasilkan produksi yang istimewa, tugas kamu cuma memberikan sesuatu yang istimewa untuk saya."
Kiano Melihat Keistimewaan Cassie Saat break makan siang, Cassie dan Giano diajak ngobrol oleh sutradara dan disaksikan oleh Kiano, di ruang khusus Cassie. Sutradara melihat ada masalah yang dihadapi Giano saat beradu akting dengan Cassie. Giano sering lupa dialognya, sementara Cassie bisa hapal dialog Giano. Menurut Jarot, kasus seperti itu sering dihadapi lawan main Merriem Bellinayang tidak hapal dialog, maka lawan main seperti itu akan di makan Merriem dialognya, sehingga membuat lawan mainnya nervous berakting dengan Merriem Bellina. Hal ini dianggap Kiano sebagai keistimewaan Cassie, karena dia tidak hanya menghapal dialog dia sendiri, tapi juga dialog lawannya. Cassie di tanya Kiano soal itu, "Kenapa kamu s
Tayangan perdana Serial TV "Cinta yang Memilih" dianggap sukses oleh stasiun TV, sosok Cassie sebagai pemeran utamanya mendapatkan sambutan baik dari penonton. Kiano menambah fasilitas untuk Cassie, dengan memberikan seorang asisten yang mengurus semua kebutuhan Cassie.Pada shooting hari kedua, Kiano tidak lagi hadir di lokasi, Cassie dikawal oleh Kokom, seorang wanita berusia 25 tahun, yang merupakan kaki tangan Kiano. Kokom mediator Kiano terhadap semua kebutuhan Cassie, dan Kokom selalu berkomunikasi dengan Kiano.Semua yang terjadi di lokasi, Kokom berkewajiban melapor pada Kiano. Di lapangan seakan-akan Kokom adalah asisten Cassie, yang memperhatikan makan dan minumnya Cassie, dan mengurus segala perlengkapan shooting Cassie. Bahkan di saat Cassie merasa kepanasan, dengan sigap Kokom mengipasi Cassie.