Share

4. Ujian Bagi Kiano

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah beredar isu produksi serial TV yang dikerjakan Kiano di stop, beredar lagi isu baru kalau Kiano 'Eksploitasi' Cassie untuk kepentingan pribadi. 

Keberanian Kiano mempertaruhkan uang pribadinya untuk meneruskan produksinya, dianggap sebagai upaya Kiano mendongkrak Cassie, untuk kepentingan pribadinya. Mendengar isu itu, Cassie merasa di manfaatkan viralnya dia di media sosial. 

Kiano tidak membantahnya, karena niatnya memang mau menciptakan Cassie sebagai bintang, tapi tidak bermaksud memanfaatkan, dalih Kiano tetap menganggap karena Cassie memang punya bakat dan potensi. 

Sebelum latihan, Cassie menghadap Kiano di ruang kerjanya, "Maaf pak, saya ganggu bapak lagi." ujar Cassie dengan gelisah

"Ada apa Cassie? Kok kamu gelisah gitu? Kamu Ada masalah?" tanya Kiano

"Ada yang bilang, kalau bapak bela-belain saya, karena bapak mau memanfaatkan saya, apa benar pak?" Cassie balik bertanya

"Kalau di bilang memanfaatkan kamu ya memang benar, tapi bukan untuk merugikan kamu, saya manfaatkan bakat dan kemampuan kamu Cassie, ada masalah dengan itu?"

"Tapi kok di bilang kayak gitu ya pak? Saya bingung dan gak ngerti pak, maaf kalau saya salah." tanya Cassie, dia tidak berani menatap mata Kiano, dia hanya menundukkan kepala

"Cassie ... itu tanda-tanda kamu mau sukses, banyak orang yang tidak suka sama saya dan kamu, biar aja gak usah diperdulikan."

"Ya pak, mereka juga bilangnya seperti menghasut gitu pak, biar aku gak meneruskan shooting."

"Siapa mereka itu Cassie?" selidik Kiano

"Tetangga dekat rumah saya pak.." jawab Cassie dengan polosnya

Kiano yang tadinya begitu serius menanggapi isu yang diceritakan Cassie, sekarang malah tersenyum, 

"Itu tandanya tetangga kamu takut kalau kamu sukses, mereka iri dengan kamu, jangan tanggapi yang seperti itu, kalau kamu mau berhasil." jelas Kiano

Kiano menasehati Cassie, bahwa dia sudah berada di separuh jalan menuju kesuksesan, kalau mudah terganggu dengan berbagai isu, akan patah di tengah jalan. Kiano memang agak sulit berkomunikasi dengan Cassie, karena Cassie sangat polos dan lugu. 

Semakin intens pertemuan Cassie dan Kiano, semakin merebak isu negatif yang berkembang. Bagi Cassie sangatlah menguntungkan, tapi sebaliknya bagi Kiano malah dianggap merendahkan martabatnya. Kiano tidak peduli, dia tidak akan mundur setapak pun dari niatnya semula. 

"Cassie, asal kamu tahu ... saya tidak peduli kalau pun semua orang bilang saya jatuh cinta sama kamu, bagi saya soal itu adalah haknya Tuhan, saya tidak berani mendahulukannya."

Mendengar pengakuan Kiano itu, Cassie salah sangka, hatinya berbunga-bunga, karena Kiano tidak ingin menepis anggapan itu. Padahal Kiano tidak ingin membantah tuduhan itu semata takut kalau Tuhan benar-benar menjodohkannya dengan Cassie. 

Cassie salah tingkah dihadapan Kiano, karena Kiano sangat perhatian dan Mengistimewakan Cassie. 

"Nanti kalau sudah mulai shooting, Ibu kamu biar saja dirawat di rumah sakit, supaya terjaga kesehatannya." usul Kiano

"Gak usah pak, biar saja adik-adik saya yang jaga di rumah." tolak Cassie

"Kenapa? Kamu takut sama biaya rumah sakit ya? Itu urusan saya, uang kamu banyak sama saya." kilah Kiano. 

"Saya kan belum kerja sama sekali pak, gimana saya punya uang sama bapak?"

"Kontrak itu membuktikan kalau kamu sudah punya uang sama saya, gak usah kamu pikirkan, tugas kamu cuma akting yang bagus." tukas Kiano

Cassie memang tidak mengerti apa yang dimaksudkan Kiano, sehingga dia sulit menerimanya. Bagi Cassie, dengan ibunya dirawat di rumah sakit, maka akan besar biaya yang akan di keluarkan Kiano, dan itu sangat memberatkan. 

Namun bagi Kiano, hal itu harus dia lakukan, demi kelancaran produksi. Dia tidak ingin Cassie terganggu karena memikirkan keadaan ibunya di rumah. 

"Adik-adik kamu di rumah pegang ponsel gak?"

"Gak ada pak, saya belum sempat belikan pak, nanti akan saya kasih ponsel pak."

"Dalam satu, dua hari ini kamu sudah harus maksimal latihan akting dan latihan kepribadian, terutama cara bicara kamu." tegas Kiano

Setelah  selesai bicara dengan Kiano, Cassie menuju ruangan casting untuk mempraktekkan aktingnya. Cassie tidak mengetahui kalau semua aktivitasnya di ruangan casting itu di monitor Kiano dari ruangan di sebelahnya. 

Di ruangan casting manager itu disediakan sebuah TV monitor, dari situlah Kiano bisa melihat aktivitas Cassie. Di luar ekspektasi Kiano ternyata saat akting, gaya dan cara bicara Cassie berbeda sama sekali. Intonasi, artikulasinya jelas, bahkan ekspresinya sangat pas. 

Kiano semakin yakin kalau usahanya akan berhasil. Cassie memberikan sesuatu melebihi ekspektasinya, dia terkagum-kagum dengan optimalisasi akting Cassie.

 Dia ingin memberikan pujian pada Cassie, dia keluar dari ruangan casting manager, masuk ke ruang casting sambil memberikan applause pada Cassie, 

"Luar biasa kamu Cassie ... tidak sia-sia kamu kursus akting dan kepribadian." puji Kiano sambil memberikan selamat pada Cassie

Cassie tidak menyangka kalau Kiano menyaksikan aktingnya, karena dia tidak melihat keberadaan Kiano disekitarnya. 

"Sampai kaget saya pak, saya gak tahu kalau bapak menyaksikan, maaf ya pak kalau akting saya masih seadanya." ucap Cassie dengan rendah hati. 

Perhatian Kiano terhadap Cassie tersebut, menimbulkan berbagai persepsi dari orang-orang yang ada di kantor, juga bagi crew produksi. Kiano dianggap menaruh perhatian khusus kepada Cassie, dan perhatian itu dianggap sebagai sebuah keanehan. 

Seorang Kiano seharusnya bisa mendapatkan wanita yang lebih dari Cassie, yang cuma penjual kue, dan seorang figuran. Kiano harusnya bisa mendapatkan artis terkenal, dan lebih cantik dari Cassie. Namun Kiano tidak ingin menanggapi isu seperti itu, bagi Kiano dia hanya ingin konsisten dengan niat awalnya. 

Meskipun isu tersebut terus merebak, Kiano tidak mengurangi sedikit pun perhatiannya pada Cassie. Dia menaruh harapan yang sangat besar pada Cassie, dan Cassie tidak pernah menganggap dirinya spesial, dia tetap rendah hati, dan hormat pada Kiano. 

Di depan orang-orang yang ada di ruangan casting, Kiano katakan pada Cassie, "Kalau Tuhan takdirkan kamu jadi 'Bintang Besar' nanti, tetaplah sikap kamu seperti sekarang ini Cassie, jangan ada yang berubah." pinta Kiano

"In Sha Allah pak, tegur saya pak kalau ada yang berubah, saya bukanlah siapa-siapa pak.." pesan Cassie

"Jaga hubungan baik dengan semua orang, Cassie ... supaya kamu disayang dan disukai semua orang di lapangan."

"Terima kasih pak sudah diingatkan, saya akan jaga nama baik bapak, yang sudah membantu saya." ucap Cassie 

Kiano sengaja memperlihatkan sikap dan perhatiannya terhadap Cassie, di depan orang banyak, dia ingin orang-orang itu punya pandangan sendiri terhadap semua itu. Kiano memperlihatkan sesuatu yang apa adanya, tanpa ada tujuan apa-apa terhadap Cassie. 

Dia memposisikan dirinya sebagai produser terhadap Artisnya, bukan sikap seorang produser terhadap kekasihnya. Dari cara bicara, mau pun sikap, semua ditunjukkan Kiano apa adanya, tidak dilebih-lebihkan. Dia tidak peduli kalau orang salah menilai terhadap semua itu.

Bersambung

Bab terkait

  • Muslihat Cinta Sang Produser   5. Screen Test untuk Cassie

    Dua minggu sebelum pelaksaanaan shooting pertama secara marathon, dilakukan screen test antara Cassie dengan pemain lainnya. Hal seperti ini sebetulnya tidak lazim, tapi karena Kiano ingin hasil yang maksimal untuk produksi kali ini, dia mengharuskan untuk dilakukannya screen test. Screen test ini di lakukan di ruang casting, yang memang ditata layaknya setting lokasi. Beberapa scene penting yang ada di skenario dijadikan materi untuk screen test. Pada saat screen test dilakukan, seluruh adegan di 'direct' oleh sutradara, juga ada asisten sutradara. Sementara Kiano tetap menyaksikan dari ruang casting manager, dan semua adegan di rekam oleh kamera, sehingga bisa di shooting ulang kalau ada kesalahan. Tidak ada tanda-tanda kalau Cassie demam kamera, atau terganggu dengan adanya kamera dan sorot lampu, dan sutradara pun bisa melihat kemampuan akting Cassie. Dalam ruang casting itu, di depan sutradara ada TV monitor, dan perangkat sound recording. Seluruh

  • Muslihat Cinta Sang Produser   6. Pemunculan Cassie di TV

    Promo tayangan serial TV yang baru di produksi MarkiArt Entertainment sudah tayang di stasiun TV. Ibu dan adik-adik Cassie senang melihat ada Cassie di televisi, tapi mereka kecewa tidak menemukan namanya. "Kok namanya bukan nama kamu Kesih?" tanya Ibu Cassie "Kata pak Kiano biar komersil bu, jadi harus ganti nama yang bagus." jawab Cassie "Oawalah nduk, susah banget ya mau terkenal aja harus ganti nama." ujar ibu Cassie "Tapi mbak Kesih jadi cantik bu, dan pintar akting lho.." timpal adik Cassie "Yo wislah, sak karepe dewe ibu ora ngerti." sambung ibu Cassie Cassie jelaskan sama ibunya, kalau itu baru promosi tayangan, dia be

  • Muslihat Cinta Sang Produser   7. Sebuah Insiden

    Dalam sebuah adegan sesuai dengan skenario, Katrina menampar Cassie karena cemburu. Seharusnya adegan itu tidak dilakukan dengan sebenarnya, namun yang terjadi tidaklah sesuai dengan semestinya. Sudah diarahkan sutradara agar saat menampar tidak mengenai muka Cassie, karena sudah diakali dengan trik kamera, namun kebencian Katrina pada Cassie sudah sampai puncaknya, sehingga momen itu gunakan Katrina dengan sungguh-sungguh, dan Cassie benar-benar kesakitan. Awalnya Cassie tidak menganggap itu sebagai hal yang serius, bukanlah sebuah kesengajaan, namun karena disaksikan juga oleh Kiano, di ruang Casting Manager, dia minta screen test tidak di lanjutkan. Sutradara juga tidak berkenan dengan apa yang dilakukan Katrina. Cassie di panggil sutradara, "Cassie!!" panggil sutradara. Cassie langsung menghampiri sutradara, "ya mas.. ada apa?" tanya Cassie sambil mendekati sutradara "Apa yang kena tampar tadi?" tanya sutradara sambil melihat dengan pasti ke wajah

  • Muslihat Cinta Sang Produser   8. Kiano Terbuka pada Cassie

    Kiano akhirnya berterus terang pada Cassie, kenapa dia perhatian pada Cassie. Kiano merasakan beratnya tanggung jawab Cassie sebagai tulang punggung keluarga, karena dia sudah melewati apa yang sedang di hadapi Cassie. "Sebelum screen test, kita ngobrol sebentar, gak apa-apa ya? Supaya kamu gak salah faham." ucap Kiano yang duduk di kursi kerjanya. Cassie menyimak pembicaraan Kiano, dari bangku yang ada di depan meja kerja Kiano, "gak apa-apa pak, saya siap mendengarkan." jawab Cassie "Kita ini senasib Cassie, sama-sama sedang merawat ibu. Ibu saya kena stroke sejak pisah sama ayah saya, saya juga tulang punggung keluarga." cerita Kiano "Sudah berapa tahun pak?" tanya Cassie "Ha

  • Muslihat Cinta Sang Produser   9. Cassie Memendam Rasa

    Kiano secara terang-terangan mengungkapkan dasar kebaikannnya pada Cassie, dan Cassie pun sebetulnya tahu kalau Kiano hanya sekadar baik dan perhatian pada Cassie, dan itu dikarenakan adanya kesamaan kondisi antara Kiano dan Cassie, tidak lebih dari itu. Namun Cassie tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang terdalam terhadap Kiano, baginya sosok Kiano adalah lelaki idamannya, perasaan itu selalu dia ungkapkan dalam catatan hariannya, "Biarlah kalau aku dianggap seperti pungguk yang merindukan bulan, apa yang aku rasakan bagai jauh panggang dari api, tapi setidaknya aku sudah mempunyai sosok impian terhadap seorang lelaki yang menjadi pujaan. Setidaknya ada yang membangkitkan semangatku untuk mewujudkan impianku. Selalu ada getaran saat aku menatap matanya, dan aku merasakan kalau

  • Muslihat Cinta Sang Produser   10. Kiano Membuktikan Ucapannya

    Selesai screen test, Kiano kembali mengingatkan Cassie, tentang pesan dan janjinya, "Cassie .. apa yang pernah saya katakan pada kamu, tidak berubah, besok shooting kamu di jemput, selain itu unit produksi akan kirimkan satu orang perawat untuk jaga dan urus ibu kamu." ujar Kiano "Siap pak! saya ikut kemauan bapak, saya akan kasih tahu ibu saya seperti itu." jawab Cassie "Yang perlu kamu ingat juga, ini bukanlah bentuk perhatian saya sama kamu, tapi ini kewajiban saya untuk menjaga kualitas akting kamu, kamu faham ya?" "Saya faham pak, saya terima kasih atas semuanya pak.." ujar Cassie dengan hanya menundukkan kepala. Kiano menghampiri Cassie, dipegangnya bahu Cassie, "Sikap kam

  • Muslihat Cinta Sang Produser   11. Fasilitas Khusus Cassie

    Sampai di lokasi shooting, Cassie pemain yang pertama kali sampai di lokasi. Cassie disiapkan ruangan khusus oleh Pimpinan Produksi, awalnya Cassie tidak mau menerimanya, dia ingin berada satu ruangan dengan yang lainnya. Unit produksi mengatakan pada Cassie, fasilitas itu perintah dari Kiano, akhirnya Cassie tidak berani untuk menolaknya, dia tahu kalau Kiano bisa marah kalau membantah keinginannya. Ada perasaan yang kurang enak dalam hati Cassie, dia takut dimusuhi oleh pemain lainnya, karena selalu diistimewakan Kiano. Tidak berapa lama setelah itu, Kiano datang, dan menemui Cassie,"ini hari pertama shooting, tolong kamu berikan yang terbaik ya, fasilitas ini cuma untuk kamu Cassie." ujar Kiano "Tapi pak.. apa kata yang lain nanti? Kenapa saya tidak disamakan dengan mereka pak?" tanya Cassie "Kamu memang saya istimewakan, karena saya juga ingin menghasilkan produksi yang istimewa, tugas kamu cuma memberikan sesuatu yang istimewa untuk saya."

  • Muslihat Cinta Sang Produser   12. Keistimewaan Cassie

    Kiano Melihat Keistimewaan Cassie Saat break makan siang, Cassie dan Giano diajak ngobrol oleh sutradara dan disaksikan oleh Kiano, di ruang khusus Cassie. Sutradara melihat ada masalah yang dihadapi Giano saat beradu akting dengan Cassie. Giano sering lupa dialognya, sementara Cassie bisa hapal dialog Giano. Menurut Jarot, kasus seperti itu sering dihadapi lawan main Merriem Bellinayang tidak hapal dialog, maka lawan main seperti itu akan di makan Merriem dialognya, sehingga membuat lawan mainnya nervous berakting dengan Merriem Bellina. Hal ini dianggap Kiano sebagai keistimewaan Cassie, karena dia tidak hanya menghapal dialog dia sendiri, tapi juga dialog lawannya. Cassie di tanya Kiano soal itu, "Kenapa kamu s

Bab terbaru

  • Muslihat Cinta Sang Produser   97. Ending

    Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga

  • Muslihat Cinta Sang Produser   96. Kiriman Video

    Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar

  • Muslihat Cinta Sang Produser   95. Menikmati Keintiman

    Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru

  • Muslihat Cinta Sang Produser   94. Api dalam Sekam

    Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe

  • Muslihat Cinta Sang Produser   93. Sebuah Siasat

    Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen

  • Muslihat Cinta Sang Produser   92. Berubah Pikiran

    Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld

  • Muslihat Cinta Sang Produser   91. Akal Bulus

    Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J

  • Muslihat Cinta Sang Produser   90. Kiano Cemas

    “Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki

  • Muslihat Cinta Sang Produser   89. Kecurigaan yang Beralasan

    Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng

DMCA.com Protection Status