Dalam sebuah adegan sesuai dengan skenario, Katrina menampar Cassie karena cemburu. Seharusnya adegan itu tidak dilakukan dengan sebenarnya, namun yang terjadi tidaklah sesuai dengan semestinya.
Sudah diarahkan sutradara agar saat menampar tidak mengenai muka Cassie, karena sudah diakali dengan trik kamera, namun kebencian Katrina pada Cassie sudah sampai puncaknya, sehingga momen itu gunakan Katrina dengan sungguh-sungguh, dan Cassie benar-benar kesakitan.
Awalnya Cassie tidak menganggap itu sebagai hal yang serius, bukanlah sebuah kesengajaan, namun karena disaksikan juga oleh Kiano, di ruang Casting Manager, dia minta screen test tidak di lanjutkan. Sutradara juga tidak berkenan dengan apa yang dilakukan Katrina.
Cassie di panggil sutradara, "Cassie!!" panggil sutradara. Cassie langsung menghampiri sutradara, "ya mas.. ada apa?" tanya Cassie sambil mendekati sutradara
"Apa yang kena tampar tadi?" tanya sutradara sambil melihat dengan pasti ke wajah Cassie, dia melihat ujung bibir Cassie agak berdarah. "Emang keras ya ditamparnya?" selidik sutradara
Cassie sikapnya biasa saja, meskipun ujung bibirnya sedikit berdarah, "gak apa-apa kok mas, biasa aja sih.." jawab Cassie
Kiano keluar dari ruang casting manager, dia minta Katrina ikut dia keruang kerjanya. Di dalam ruangan itu Katrina di tegur oleh Kiano, "kamu punya masalah apa sama Cassie? Saya bisa saja tidak teruskan kontrak kamu, kalau seandainya kamu cari masalah." tegur Kiano
Katrina mencoba berdalih, "maaf mas ... aku terlalu maksimal aktingnya, jadi kebawa emosi, aku gak sengaja mas." dalih Katrina
"Kamu mau saya perlihatkan rekamannya? Terlihat jelas kalau kamu sedang melampiaskan kebencian pada Cassie, dia anak baru Katrin, jangan bikin dia kapok!!"
"Sekali lagi saya minta maaf mas, saya juga akan minta maaf sama Cassie mas.." ujar Katrina
Kiano memaafkan Katrina, dan dia memberikan ultimatum pada Katrina, kalau sampai terjadi lagi, maka Kiano tidak bisa memaafkan lagi. Kiano meminta pada Katrina untuk menemui Cassie dan meminta maaf. Dengan berat hati, dia temui Cassie yang masih di ruang casting.
Cassie yang lagi menyendiri di sudut ruang casting dihampirinya, "heh gembel!! Maafin gue ya? Lu gak sakit kan?" tanya Katrina dengan sombongnya. "Gak mbak.. gak apa-apa mbak." ujar Cassie memaafkan
"Gue kalau akting begitu, suka lepas kontrol, makanya kalau jadi lawan akting gue, harus hati-hati lu." jelas Katrina menyombongkan diri
"Ya mbak, saya juga minta maaf mbak." ucap Cassie dengan menundukkan kepala.
Kiano masuk ke ruangan casting, "teman-teman semua, maaf ya tadi ada insiden kecil, sehingga screen test hari ini terpaksa tidak di lanjutkan." terang Kiano. "Saya mengharapkan, insiden seperti ini tidak lagi terjadi, kita sama-sama cari makan di produksi ini." lanjut Kiano.
Sutradara ikut menimpali, "harusnya insiden seperti itu tidak terjadi, kalau masing-masing tidak merasa lebih dari yang lain, mau bersikap rendah hati." timpal sutradara.
Cassie yang juga hadir di situ hanya diam dan menundukkan kepala, dia hanya mendengarkan apa yang dikatakan Kiano dan sutradara.
"Apa yang dialami Cassie adalah hal yang serius ya, jangan anggap saya terlalu istemewakan Cassie, saya hanya sedang menguji keseriusan saya, untuk melahirkan bintang baru, tidak lebih dari itu." Kiano kembali mengingatkan
Adhinatha sebagai produser pelaksana ikut memberikan penjelasan, "screen test hari ini sudah selesai ya, yang mau pulang silahkan pulang, besok kita kembali melakukan screen test, mohon datang tepat waktu." jelas Adhinatha
Masing-masing crew membereskan peralatan shootingnya, Katrina langsung pulang, sementara Cassie masih di tahan sama Kiano. Cassie dan Make up artis di panggil Kiano ke ruangannya. Kiano menyelidiki masalah Katrina dengan menginterogasi Jois,
"Mak Jois, apa yang yey tahu soal Katrina sampai menampar Cassie?" tanya Kiano
"Eike emang sebel sama nenek rese itu boss, baru datang aja tadi udah perintah eike, minta ini, minta itu lah, kerjaannya ngerumpi terus boss." terang Jois
"Maksud saya, dia punya masalah apa sama Cassie, biasanya yey tahu gossipnya?"
"Biasa boss ... dese jealous sama Cassie, karena boss lebih perhatian sama Cassie."
"Okey, saya jadi tahu masalah yang sebenarnya, terima kasih mas Jois."
Kiano menanyakan pada Cassie, "apa yang kena tampar Katrina tadi Cassie? Jawab yang jujur jangan ada yang kamu sembunyikan." tanya Kiano
"Cuma pipi saya pak, gak apa-apa kok pak." jawab Cassie
"Kenapa kamu masih melindungi Katrina? Saya tahu ujung bibir kamu berdarah ya? Soalnya saya menyaksikan Cassie!!" tegas Kiano
"Maaf pak, saya kasihan sama mbak Katrina, saya gak tega lihat dia kena marah." ucap Cassie dengan polosnya
"Kamu jangan terlalu baik sama orang Cassie, nanti orang kurang ajar sama kamu, mbok ya kamu galak dikit kenapa sih?"
"Saya gak bisa seperti itu pak, saya lebih senang mengalah pak."
Kiano geleng-geleng kepala Mendengar jawaban Cassie, yang sangat polos dan lugu. Tapi, kalau sudah akting berubah total semuanya. Kiano juga mengingatkan Cassie, kalau dia mendapat fasilitas jemputan,
"Oh ya Cassie, mulai besok saya tidak mau lihat kamu datang ke kantor naik ojek, kamu akan di jemput sama unit produksi." pesan Kiano
"Gak usah pak, saya naik ojek saja, soalnya kasihan sama tetangga saya, dia biasa antar saya kemana-mana." tolak Cassie
Kiano sampai bingung bagaimana harus menjelaskan pada Cassie, karena dia tidak sadar kalau dia itu Bintang Utama, yang keselamatan dan nyawanya sangat berarti bagi sebuah produksi serial TV. Kalau terjadi apa-apa dengan dirinya, maka semua akan terima resikonya.
"Gini Cassie, saya bukan mau istimewakan kamu, tapi kamu harus sadari bahwa kamu itu bintang utama, yang nyawa dan keselamatan kamu harus saya jaga. Kalau ada apa-apa sama kamu, maka akan kacau semuanya." jelas Kiano
"Saya gak mau ada anggapan saya di istimewakan pak, dan saya gak mau bapak di fitnah karena menyukai saya."
"Kamu gak usah peduli soal itu, saya aja gak peduli kok, kenapa kamu harus pikirkan itu? Saya punya alasan mengistimewakan kamu Cassie." pungkas Kiano
Kiano menjelaskan pada Cassie, tidak ada satu orang pun yang bisa mencampuri hak dia, bahkan Papanya yang komisaris perusahaan saja dia tidak pedulikan, apa lagi kalau cuma artis atau karyawan.
Kiano tegaskan pada Cassie, dia harus patuhi aturan yang dia buat, dia tidak ingin dibantah. Akhirnya Cassie bersedia menerima fasilitas antar jemput, dia mengerti apa yang di inginkan Kiano.
"Baik pak! saya bersedia untuk diantar dan di jemput, besok saya akan datang tepat waktu pak." ujar Cassie.
"Oh ya pak, ibu saya gak mau di rawat di rumah sakit, dia takut kalau masuk rumah saki."
"Yaudah, gak apa-apa asal dia mau di urusin sama perawat, nanti saya kirim perawat buat menjaga ibu kamu, biar kamu tidak kuatir meninggalkan ibu kamu."
Cassie mau menolak tidak jadi, dia ingat ucapan Kiano, kalau dia tidak suka di bantah, akhirnya dia menuruti apa yang sudah diatur Kiano. Cassie semakin mengagumi Kiano, baginya Kiano adalah sosok laki-laki yang ideal.
"Suatu saat saya akan cerita sama kamu, kenapa saya menyuruh kamu untuk memperhatikan ibu kamu." Tutup Kiano.
Apa yang akan diceritakan Kiano pada Cassie?
Bersambung
Kiano akhirnya berterus terang pada Cassie, kenapa dia perhatian pada Cassie. Kiano merasakan beratnya tanggung jawab Cassie sebagai tulang punggung keluarga, karena dia sudah melewati apa yang sedang di hadapi Cassie. "Sebelum screen test, kita ngobrol sebentar, gak apa-apa ya? Supaya kamu gak salah faham." ucap Kiano yang duduk di kursi kerjanya. Cassie menyimak pembicaraan Kiano, dari bangku yang ada di depan meja kerja Kiano, "gak apa-apa pak, saya siap mendengarkan." jawab Cassie "Kita ini senasib Cassie, sama-sama sedang merawat ibu. Ibu saya kena stroke sejak pisah sama ayah saya, saya juga tulang punggung keluarga." cerita Kiano "Sudah berapa tahun pak?" tanya Cassie "Ha
Kiano secara terang-terangan mengungkapkan dasar kebaikannnya pada Cassie, dan Cassie pun sebetulnya tahu kalau Kiano hanya sekadar baik dan perhatian pada Cassie, dan itu dikarenakan adanya kesamaan kondisi antara Kiano dan Cassie, tidak lebih dari itu. Namun Cassie tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang terdalam terhadap Kiano, baginya sosok Kiano adalah lelaki idamannya, perasaan itu selalu dia ungkapkan dalam catatan hariannya, "Biarlah kalau aku dianggap seperti pungguk yang merindukan bulan, apa yang aku rasakan bagai jauh panggang dari api, tapi setidaknya aku sudah mempunyai sosok impian terhadap seorang lelaki yang menjadi pujaan. Setidaknya ada yang membangkitkan semangatku untuk mewujudkan impianku. Selalu ada getaran saat aku menatap matanya, dan aku merasakan kalau
Selesai screen test, Kiano kembali mengingatkan Cassie, tentang pesan dan janjinya, "Cassie .. apa yang pernah saya katakan pada kamu, tidak berubah, besok shooting kamu di jemput, selain itu unit produksi akan kirimkan satu orang perawat untuk jaga dan urus ibu kamu." ujar Kiano "Siap pak! saya ikut kemauan bapak, saya akan kasih tahu ibu saya seperti itu." jawab Cassie "Yang perlu kamu ingat juga, ini bukanlah bentuk perhatian saya sama kamu, tapi ini kewajiban saya untuk menjaga kualitas akting kamu, kamu faham ya?" "Saya faham pak, saya terima kasih atas semuanya pak.." ujar Cassie dengan hanya menundukkan kepala. Kiano menghampiri Cassie, dipegangnya bahu Cassie, "Sikap kam
Sampai di lokasi shooting, Cassie pemain yang pertama kali sampai di lokasi. Cassie disiapkan ruangan khusus oleh Pimpinan Produksi, awalnya Cassie tidak mau menerimanya, dia ingin berada satu ruangan dengan yang lainnya. Unit produksi mengatakan pada Cassie, fasilitas itu perintah dari Kiano, akhirnya Cassie tidak berani untuk menolaknya, dia tahu kalau Kiano bisa marah kalau membantah keinginannya. Ada perasaan yang kurang enak dalam hati Cassie, dia takut dimusuhi oleh pemain lainnya, karena selalu diistimewakan Kiano. Tidak berapa lama setelah itu, Kiano datang, dan menemui Cassie,"ini hari pertama shooting, tolong kamu berikan yang terbaik ya, fasilitas ini cuma untuk kamu Cassie." ujar Kiano "Tapi pak.. apa kata yang lain nanti? Kenapa saya tidak disamakan dengan mereka pak?" tanya Cassie "Kamu memang saya istimewakan, karena saya juga ingin menghasilkan produksi yang istimewa, tugas kamu cuma memberikan sesuatu yang istimewa untuk saya."
Kiano Melihat Keistimewaan Cassie Saat break makan siang, Cassie dan Giano diajak ngobrol oleh sutradara dan disaksikan oleh Kiano, di ruang khusus Cassie. Sutradara melihat ada masalah yang dihadapi Giano saat beradu akting dengan Cassie. Giano sering lupa dialognya, sementara Cassie bisa hapal dialog Giano. Menurut Jarot, kasus seperti itu sering dihadapi lawan main Merriem Bellinayang tidak hapal dialog, maka lawan main seperti itu akan di makan Merriem dialognya, sehingga membuat lawan mainnya nervous berakting dengan Merriem Bellina. Hal ini dianggap Kiano sebagai keistimewaan Cassie, karena dia tidak hanya menghapal dialog dia sendiri, tapi juga dialog lawannya. Cassie di tanya Kiano soal itu, "Kenapa kamu s
Tayangan perdana Serial TV "Cinta yang Memilih" dianggap sukses oleh stasiun TV, sosok Cassie sebagai pemeran utamanya mendapatkan sambutan baik dari penonton. Kiano menambah fasilitas untuk Cassie, dengan memberikan seorang asisten yang mengurus semua kebutuhan Cassie.Pada shooting hari kedua, Kiano tidak lagi hadir di lokasi, Cassie dikawal oleh Kokom, seorang wanita berusia 25 tahun, yang merupakan kaki tangan Kiano. Kokom mediator Kiano terhadap semua kebutuhan Cassie, dan Kokom selalu berkomunikasi dengan Kiano.Semua yang terjadi di lokasi, Kokom berkewajiban melapor pada Kiano. Di lapangan seakan-akan Kokom adalah asisten Cassie, yang memperhatikan makan dan minumnya Cassie, dan mengurus segala perlengkapan shooting Cassie. Bahkan di saat Cassie merasa kepanasan, dengan sigap Kokom mengipasi Cassie.
Di kantor, Kiano sudah memegang draft skenario episode 3 dan 4. Setelah dia membaca dua episode skenario tersebut, Kiano merasa porsi peran Cassie kurang banyak, dia minta kepada penulis untuk menambah porsi peranan Cassie. Tapi sebelum itu diubah, Kiano mencoba kontak Kokom, untuk mengetahui keadaan Cassie terlebih dahulu. Kiano men-dial nomor ponsel Kokom, "Hallo Kom.. Cassie lagi shooting atau lagi diruangannya?" Kiano mengecek Cassie lewat Kokom "Kebetulan lagi break pak, ada di ruangnya, bapak mau bicara?" tanya Kokom "Ya, kalau memang lagi break," Kokom memberikan ponselnya pada Cassie yang lagi baca skenario, "Mbak Cassie.. ini pak Kiano ingin bicara." ujar Kokom Cassie menerima ponsel Kokom, dan bicara sama Kiano, "Ya pak.. ada apa pak?" "Gini Cassie, saya mau tambah scene buat kamu, kamu bersedia gak?" Kiano balik bertanya "Saya sih gimana baiknya bapak aja deh." jawab Cassie "Selama dua
Diam-diam Kiano datang ke lokasi shooting, dia ingin kasih surprise pada Cassie, yang dianggapnya sudah membuat produksi serial TV nya dapat rating pertama, saat tayangan episode kedua. Kedatangan Kiano tidak satu orang pun yang tahu kecuali Kokom, hanya pada Kokom lah Kiano kasih tahu kalau dia mau datang ke lokasi.Begitu sampai lokasi, dengan mengendap-ngendap dia masuk ke ruangan Cassie, saat Cassie sedang take. Kiano sembunyi di ruangan Cassie, dan dia kasih tahu Kokom kalau dia ada di ruangan Cassie. Kiano minta pada Kokom, Cassie jangan sampai tahu.Begitu break makan siang, Cassie masuk ke ruangannya, dia tanya sama Kokom,"Mbak Kokom, pak Kiano gak ada rencana ke lokasi ya, kan serial TV kita masuk rating satu lho, kat
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng