Promo tayangan serial TV yang baru di produksi MarkiArt Entertainment sudah tayang di stasiun TV. Ibu dan adik-adik Cassie senang melihat ada Cassie di televisi, tapi mereka kecewa tidak menemukan namanya.
"Kok namanya bukan nama kamu Kesih?" tanya Ibu Cassie
"Kata pak Kiano biar komersil bu, jadi harus ganti nama yang bagus." jawab Cassie
"Oawalah nduk, susah banget ya mau terkenal aja harus ganti nama." ujar ibu Cassie
"Tapi mbak Kesih jadi cantik bu, dan pintar akting lho.." timpal adik Cassie
"Yo wislah, sak karepe dewe ibu ora ngerti." sambung ibu Cassie
Cassie jelaskan sama ibunya, kalau itu baru promosi tayangan, dia belum mulai shooting untuk tayangannya. Cassie juga jelaskan kalau sudah mulai shooting ibunya mau di inapkan di rumah sakit.
Ibu Cassie menolaknya, "Ibu masih bisa di rumah Kesih, gak usah di rawat, ibu takut kalau di rumah sakit." tolak ibu Cassie
"Yo wis, kalau ibu gak mau gak dipaksa, nanti Kesih bilang sama pak Kiano." jawab Cassie
Cassie pamit sama ibunya mau ke kantor Kiano, hari ini dia masih melakukan screen test. Begitu dia keluar rumah, sepanjang jalan di gang rumahnya para tetangga Cassie pada heboh, mereka membicarakan pemunculan Cassie di TV,
"Wah ... Kesih sudah jadi artis ya, udah gak jualan kue lagi dong." ujar tetangga Cassie
"Saya diajak shooting bu, gak tahu deh bisa jadi gitu, doain ya bu semoga saya berhasil." jawab Cassie penuh kerendahan hati
"Hati-hati ya mbak, di film itu banyak godaannya." ucap tetangga yang lainnya
"In Sha Allah pak, doain biar saya terus istiqomah, gak lupa diri ya pak, permisi pak." ujar Cassie
Ada kebanggaan bagi Cassie, kalau sebelumnya dia sempat viral karena jadi pedagang kue, sekarang dia kembali terkenal di TV karena menjadi bintang serial TV.
Cassie naik ojek menuju kantor Kiano, bukan ojol tapi ojek kampung. Cassie berusaha untuk tidak mengubah kebiasaannya, tetap sederhana dan apa adanya.
Sampai di kantor, Cassie membayar ojek tersebut dengan lebih dari biasanya, karena dia merasa sudah di berikan rezeki yang juga berlebih. Begitulah cara dia memelihara hubungan dengan orang-orang disekitar rumahnya.
Cassie langsung menuju ke ruangan casting, dimana sebagian pemain sudah pada datang. Cassie merasa sangat bersalah, karena agak telat datangnya, padahal biasanya dia datang lebih duluan dari yang lainnya.
Cassie diminta untuk langsung make up dan ganti kostum, seperti biasanya dia dilayani dengan sangat istimewa. Pelayanan seperti itu membuat iri artis-artis yang sudah punya nama. Cassie mulai dipanggil dengan sebutan 'nyonya Kiano', namun dia tidak ingin menanggapi hal itu, dia terima semua itu sebagai sebuah kelakar.
Katrina salah satu artis yang cukup tenar, namun dalam serial TV ini dia bukan pemeran utamanya, sangat jealous dengan Cassie yang langsung menjadi peran utama,
"Wah nyonya Kiano baru nyampe ya? Belum terkenal aja udah telat, gimana kalau udah terkenal." sindir Katrina
Mendengar itu Cassie langsung menyahut, "Maaf mbak, tadi aku ngurus ibu dulu, karena beliau sedang sakit, In Sha Allah, besok-besok saya tepat waktu mbak." sahut Cassie.
Cassie tidak memperdulikan apa yang dikatakan Katrina, yang terus ngedumel sambil di make up.
Make up artis yang sedang mendandani Cassie menasehati, "Kamu gak usah tanggapi, dia memang agak rese, pak Kiano gak suka sama dia.""Ya mbak, aku sih gak peduli, pak Kiano suruh aku dengar omongan dia aja mbak." jawab Cassie.
Make up artis yang di panggil mbak oleh Cassie itu seorang transgender, yang profesional sebagai make up artis, dan bisa di panggil Jois, padahal namanya Raharjo.
Cassie jadi akrab sama Jois, karena Cassie sangat menghargai dirinya, dan Cassie selalu pasang badan saat di make up dia, gak pernah protes. Sehingga Jois menganggap Cassie tidak rese.
Dari Jois lah Cassie sering dapat informasi kenyinyiran para artis terhadap Cassie, karena Cassie dianggap merebut perhatian Kiano dari mereka. Sejak ada Cassie, Kiano lebih peduli pada Cassie dibandingkan mereka, itulah makanya Cassie di panggil Nyonya Kiano.
Sebelum dilakukan screen test, Kiano meeting produksi dengan sutradara, produser pelaksana dan crew inti lainnya,
"Kemarin saya cek ke editing, ternyata materi hasil sooting yang lama masih bisa di pakai, yang perlu di retake, khusus terkait pemain utama." jelas Kiano
"Ya menurut saya juga begitu pak, jadi shooting nanti sekalian dengan episode 2, supaya budget produksi bisa lebih hemat." timpal sutradara
"Benar, maksud saya juga begitu, artinya budget episode 2 untuk mensubsidi episode 1, jadi tidak ada penambahan budget untuk episode 1." terang Kiano
Problem over budget yang dipersoalkan keuangan perusahaan, sudah bisa di siasati, dan solusinya sudah teratasi oleh Kiano. Kiano minta pada Adhinatha untuk menjelaskan itu pada keuangan,
"Pak Adhinatha, hasil meeting ini harus dikasih tahu keuangan ya, supaya keuangan bisa kasih tahu pak Sukoco, saya gak mau dengar lagi perintah stop untuk shooting." tegas Kiano
"Siap pak!! berarti persoalan budget udah clear ya, minggu depan kita shooting episode 2, dengan tambal sulam episode 1." jawab Adhinatha
"Sekarang, untuk screen test hari ini saya mau hasilnya lebih maksimal, supaya hasil shooting-nya bisa untuk menambahkan materi promo."
"Tim artistik sudah buat set yang berbeda pak untuk screen test hari ini." jawab penata artistiknya
"Okey .. kalau gitu kita sudah bisa langsung shooting dong sekarang, udah gak ada yang mau dibahas lagi kan ya?" tanya Kiano
Semua yang hadir dalam meeting menganggap sudah tidak ada yang mau dibahas lagi, dan meeting pun selesai. Semua keluar menuju ke ruangan casting, Kiano menghampiri Cassie di ruangan casting,
"Gimana Cassie? Apa kata tetangga kamu tentang penampilan kamu di TV?" tanya Kiano
"Wah ... rame pak, saya sampai bingung jawab pertanyaan mereka, ibu saya protes nama saya di ganti." jawab Cassie
"Tapi semua suka kan dengan akting kamu? Yang penting itu Cassie, karena kamu jadi berbeda dengan keseharian kamu."
"Ya sih pak, mereka sampai pangling lihat saya di TV, katanya beda banget sama aslinya saya."
"Itulah kenapa kamu harus di make over semuanya, karena kamu harus muncul dengan penampilan baru, kamu harus terlihat lebih high class, oke ya sudah bisa kita mulai?" tanya Kiano
"Udah pak, saya sudah siap dari tadi, maaf saya datangnya agak terlambat tadi pak." jawab Cassie
"Yang penting pas mau take kamu sudah siap, gak masalah itu, tapi besok harus tepat waktu ya?"
Semua crew dan pemain sudah standby di depan kamera, setting yang dibuat tim artistik pun dianggap sangat maksimal. Strategi Kiano melakukan screen test, lebih kepada untuk mendapatkan materi untuk promo awal di statsiun televisi, dan Strategi ini ternyata sangat tepat dan jitu.
Screen test hari kedua berjalan dengan lancar pada awalnya, namun menjelang pengambilan scene terakhir, ada sebuah insiden yang sangat merusak situasi dan suasana shooting. Apakah insiden tersebut?
Bersambung
Dalam sebuah adegan sesuai dengan skenario, Katrina menampar Cassie karena cemburu. Seharusnya adegan itu tidak dilakukan dengan sebenarnya, namun yang terjadi tidaklah sesuai dengan semestinya. Sudah diarahkan sutradara agar saat menampar tidak mengenai muka Cassie, karena sudah diakali dengan trik kamera, namun kebencian Katrina pada Cassie sudah sampai puncaknya, sehingga momen itu gunakan Katrina dengan sungguh-sungguh, dan Cassie benar-benar kesakitan. Awalnya Cassie tidak menganggap itu sebagai hal yang serius, bukanlah sebuah kesengajaan, namun karena disaksikan juga oleh Kiano, di ruang Casting Manager, dia minta screen test tidak di lanjutkan. Sutradara juga tidak berkenan dengan apa yang dilakukan Katrina. Cassie di panggil sutradara, "Cassie!!" panggil sutradara. Cassie langsung menghampiri sutradara, "ya mas.. ada apa?" tanya Cassie sambil mendekati sutradara "Apa yang kena tampar tadi?" tanya sutradara sambil melihat dengan pasti ke wajah
Kiano akhirnya berterus terang pada Cassie, kenapa dia perhatian pada Cassie. Kiano merasakan beratnya tanggung jawab Cassie sebagai tulang punggung keluarga, karena dia sudah melewati apa yang sedang di hadapi Cassie. "Sebelum screen test, kita ngobrol sebentar, gak apa-apa ya? Supaya kamu gak salah faham." ucap Kiano yang duduk di kursi kerjanya. Cassie menyimak pembicaraan Kiano, dari bangku yang ada di depan meja kerja Kiano, "gak apa-apa pak, saya siap mendengarkan." jawab Cassie "Kita ini senasib Cassie, sama-sama sedang merawat ibu. Ibu saya kena stroke sejak pisah sama ayah saya, saya juga tulang punggung keluarga." cerita Kiano "Sudah berapa tahun pak?" tanya Cassie "Ha
Kiano secara terang-terangan mengungkapkan dasar kebaikannnya pada Cassie, dan Cassie pun sebetulnya tahu kalau Kiano hanya sekadar baik dan perhatian pada Cassie, dan itu dikarenakan adanya kesamaan kondisi antara Kiano dan Cassie, tidak lebih dari itu. Namun Cassie tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang terdalam terhadap Kiano, baginya sosok Kiano adalah lelaki idamannya, perasaan itu selalu dia ungkapkan dalam catatan hariannya, "Biarlah kalau aku dianggap seperti pungguk yang merindukan bulan, apa yang aku rasakan bagai jauh panggang dari api, tapi setidaknya aku sudah mempunyai sosok impian terhadap seorang lelaki yang menjadi pujaan. Setidaknya ada yang membangkitkan semangatku untuk mewujudkan impianku. Selalu ada getaran saat aku menatap matanya, dan aku merasakan kalau
Selesai screen test, Kiano kembali mengingatkan Cassie, tentang pesan dan janjinya, "Cassie .. apa yang pernah saya katakan pada kamu, tidak berubah, besok shooting kamu di jemput, selain itu unit produksi akan kirimkan satu orang perawat untuk jaga dan urus ibu kamu." ujar Kiano "Siap pak! saya ikut kemauan bapak, saya akan kasih tahu ibu saya seperti itu." jawab Cassie "Yang perlu kamu ingat juga, ini bukanlah bentuk perhatian saya sama kamu, tapi ini kewajiban saya untuk menjaga kualitas akting kamu, kamu faham ya?" "Saya faham pak, saya terima kasih atas semuanya pak.." ujar Cassie dengan hanya menundukkan kepala. Kiano menghampiri Cassie, dipegangnya bahu Cassie, "Sikap kam
Sampai di lokasi shooting, Cassie pemain yang pertama kali sampai di lokasi. Cassie disiapkan ruangan khusus oleh Pimpinan Produksi, awalnya Cassie tidak mau menerimanya, dia ingin berada satu ruangan dengan yang lainnya. Unit produksi mengatakan pada Cassie, fasilitas itu perintah dari Kiano, akhirnya Cassie tidak berani untuk menolaknya, dia tahu kalau Kiano bisa marah kalau membantah keinginannya. Ada perasaan yang kurang enak dalam hati Cassie, dia takut dimusuhi oleh pemain lainnya, karena selalu diistimewakan Kiano. Tidak berapa lama setelah itu, Kiano datang, dan menemui Cassie,"ini hari pertama shooting, tolong kamu berikan yang terbaik ya, fasilitas ini cuma untuk kamu Cassie." ujar Kiano "Tapi pak.. apa kata yang lain nanti? Kenapa saya tidak disamakan dengan mereka pak?" tanya Cassie "Kamu memang saya istimewakan, karena saya juga ingin menghasilkan produksi yang istimewa, tugas kamu cuma memberikan sesuatu yang istimewa untuk saya."
Kiano Melihat Keistimewaan Cassie Saat break makan siang, Cassie dan Giano diajak ngobrol oleh sutradara dan disaksikan oleh Kiano, di ruang khusus Cassie. Sutradara melihat ada masalah yang dihadapi Giano saat beradu akting dengan Cassie. Giano sering lupa dialognya, sementara Cassie bisa hapal dialog Giano. Menurut Jarot, kasus seperti itu sering dihadapi lawan main Merriem Bellinayang tidak hapal dialog, maka lawan main seperti itu akan di makan Merriem dialognya, sehingga membuat lawan mainnya nervous berakting dengan Merriem Bellina. Hal ini dianggap Kiano sebagai keistimewaan Cassie, karena dia tidak hanya menghapal dialog dia sendiri, tapi juga dialog lawannya. Cassie di tanya Kiano soal itu, "Kenapa kamu s
Tayangan perdana Serial TV "Cinta yang Memilih" dianggap sukses oleh stasiun TV, sosok Cassie sebagai pemeran utamanya mendapatkan sambutan baik dari penonton. Kiano menambah fasilitas untuk Cassie, dengan memberikan seorang asisten yang mengurus semua kebutuhan Cassie.Pada shooting hari kedua, Kiano tidak lagi hadir di lokasi, Cassie dikawal oleh Kokom, seorang wanita berusia 25 tahun, yang merupakan kaki tangan Kiano. Kokom mediator Kiano terhadap semua kebutuhan Cassie, dan Kokom selalu berkomunikasi dengan Kiano.Semua yang terjadi di lokasi, Kokom berkewajiban melapor pada Kiano. Di lapangan seakan-akan Kokom adalah asisten Cassie, yang memperhatikan makan dan minumnya Cassie, dan mengurus segala perlengkapan shooting Cassie. Bahkan di saat Cassie merasa kepanasan, dengan sigap Kokom mengipasi Cassie.
Di kantor, Kiano sudah memegang draft skenario episode 3 dan 4. Setelah dia membaca dua episode skenario tersebut, Kiano merasa porsi peran Cassie kurang banyak, dia minta kepada penulis untuk menambah porsi peranan Cassie. Tapi sebelum itu diubah, Kiano mencoba kontak Kokom, untuk mengetahui keadaan Cassie terlebih dahulu. Kiano men-dial nomor ponsel Kokom, "Hallo Kom.. Cassie lagi shooting atau lagi diruangannya?" Kiano mengecek Cassie lewat Kokom "Kebetulan lagi break pak, ada di ruangnya, bapak mau bicara?" tanya Kokom "Ya, kalau memang lagi break," Kokom memberikan ponselnya pada Cassie yang lagi baca skenario, "Mbak Cassie.. ini pak Kiano ingin bicara." ujar Kokom Cassie menerima ponsel Kokom, dan bicara sama Kiano, "Ya pak.. ada apa pak?" "Gini Cassie, saya mau tambah scene buat kamu, kamu bersedia gak?" Kiano balik bertanya "Saya sih gimana baiknya bapak aja deh." jawab Cassie "Selama dua
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng