Share

Misteri Janin Di Rahim Istriku
Misteri Janin Di Rahim Istriku
Penulis: Allyaalmahira

Ch 1 Tiba-Tiba Hamil

“Bagaimana kamu bisa hamil? Aku tidak pernah menyentuhmu!”

Hania memejamkan matanya saat suara Bian Abimana, suaminya, menggema di ruang tamu. Air mata yang sejak tadi berusaha ditahan, kini mengalir deras membasahi pipi. Hania terisak, mencoba mencari kata-kata untuk menjelaskan situasi yang tak terduga ini.

“Kamu pasti berbuat zina dengan laki-laki lain, kan? Istri macam apa kamu!”

Hania menggeleng cepat-cepat. “Aku tidak melakukan hal itu, Mas,” ucapnya dengan suara bergetar. “Aku tidak pernah berbuat hal berdosa seperti itu.”

“Jangan sok alim, Hania,” tukas Bian. Tatapan matanya menatap tajam pada Hania. “Buktinya kamu bisa hamil! Padahal aku tidak pernah menyentuhmu.”

Hania makin ketakutan saat melihat kemarahan suaminya. Meskipun ia tahu mengapa suaminya marah, tapi ia sendiri tidak tahu harus menjelaskannya dengan cara apa dan bagaimana, serta kenapa ia bisa hamil padahal Bian tidak pernah melakukan hubungan badan dengan Hania sejak keduanya menikah beberapa waktu yang lalu.

Yang Hania tahu, beberapa hari ini, karena kondisi badannya kurang sehat, Hania memeriksakan diri ke rumah sakit. Namun, dari pemeriksaan yang keluar, Hania justru dinyatakan hamil alih-alih masuk angin.

Jelas itu mengejutkan Hania dan suaminya.

“Mas, aku tidak bohong,” ucap Hania lagi. “Aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku. Mas. Aku mohon, percaya padaku. Tolong jangan menuduh aku–”

“Aku tidak menuduh, Hania,” sela Bian. Rahangnya mengeras. “Aku bicara kenyataan! Hasil tes menandakan kamu hamil.” Napas pria itu terdengar berat. “Sekarang, lebih baik kamu katakan padaku dengan siapa kamu melakukan itu.”

Hania menggigit bibir bagian bawahnya. “Aku benar-benar tidak melakukan itu, Mas,” ucap wanita itu. “Demi Allah, Mas, aku tidak berhubungan dengan laki-laki manapun.”  

“Jangan bawa-bawa Tuhan, Han!”

Suasana semakin tegang di ruangan itu, terasa seperti ada beban emosional yang berat yang menggantung di udara. Dada Bian naik turun dengan cepat, mencoba menahan gelombang emosi yang semakin memuncak di dalam diri. 

Sementara itu, Hania, yang duduk di depannya, semakin lama air matanya mengalir semakin deras.

“Seharusnya kamu bersyukur, Hania, karena aku sudah mau menikahimu dan bertanggung jawab atas hidupmu, bukan malah berulah seperti sekarang!” ujar Bian lagi. “Kamu anggap aku apa, Hania? Apa ini pembalasanmu? Karena aku tidak pernah menyentuhmu setelah kita menikah? Iya?”

Hania menggeleng cepat. Tidak peduli berapa kali pun ia membela diri, suaminya tetap saja tidak memercayainya.

“Mas, aku bukan wanita murahan, aku masih punya iman,” ucap Hania. Ia tampak putus asa. “Kenapa kamu tidak percaya padaku…”

Ia mengerti bahwa kejadian ini tidak masuk di nalar manusia. Jangankan suaminya, bahkan Hania sendiri pun tidak percaya kalau dia saat ini tengah mengandung. Ia bisa menjamin bahwa dirinya sendiri masih suci, jika memang sang suami ingin mengeceknya. 

Namun, pasti Bian tidak mau repot-repot melakukannya karena bukti bahwa Hania hamil lebih kuat.

Meski begitu, salahkah jika Hania mengharapkan bahwa suaminya itu menenangkannya, sekalipun pernikahan mereka dingin lantaran hasil perjodohan? Hania pun tidak menginginkan kehamilan seperti ini!

“Cukup, Hania! Masih saja kamu menutupi kesalahanmu,” tukas Bian. “Pokoknya, aku tidak mau tahu, Hania, aku tidak akan bertanggung jawab apa pun atas kehamilanmu itu, karena itu bukan anakku, jadi kamu urus saja sendiri anak itu!” 

Hania terbelalak. “Mas–”

“Makanya, Mbak, jadi perempuan jangan jual murah, sekarang tahu sendiri kan akibatnya.”

Deg! 

Hati Hania seketika mencelos kala mendengar kalimat yang datang dari seorang perempuan yang baru saja datang. Keysa, adik iparnya, tengah berdiri sembari bersandar di ambang pintu sebelum kemudian berjalan masuk mendekati mereka.

Wajahnya yang dipoles riasan dan lipstik merah menyala tampak sinis saat memandang Hania.

“Aku sudah dengar semuanya, Mbak. Perdebatan kalian tadi,” ucap Keysa dengan sikap angkuhnya. “Kamu sedang mengandung anak dari laki-laki lain, kan?” Ia mengehela napas. “Hatimu itu terbuat dari batu ya, Mbak? Nggak mikirin perasaan Mas Bian?”

“Key, aku tidak–”

“Padahal kalian baru menikah dua bulan,” potong Keysa lagi. “Berapa usia kandunganmu, Mbak? Itu jatah mantan, atau kamu beneran selingkuh dari kakakku?”

“Kan, tidak mungkin kamu hamil kalau tidak berzina,” Keysa melanjutkan tanpa menunggu respons Hania. “Mau bilang kiriman dukun? Duh, zaman sekarang?”

Wanita glamor itu menggeleng pelan.

“Keysa, aku tidak mengkhianati kakakmu–”

“Oh, jadi jatah mantan?” Keysa tersenyum miring.

Hania sontak menggeleng. Ia tak mengerti bagaimana caranya menjelaskan permasalahan ini. 

"Mbak, aku ini tidak bodoh. Kakakku juga tidak bisa dibodohi.” Keysa mendekat ke arah Hania dan mendorong wanita itu. “Mau seribu kali Mbak menyangkal, nyatanya kalau Mbak hamil, berarti Mbak sudah melakukan hubungan badan!” 

Usai mengatakan itu, Keysa menatap Bian. “Sudah, Mas. Talak saja,” ucapnya. “Aku pikir penampilan yang seperti ini menjamin akhlak yang baik, tapi ternyata tidak!”

Hania seketika melebarkan mata kala ucapan itu terlontar.

Baru dua bulan menikah, apakah ia harus kehilangan status sebagai istri? Ini bukan harapannya! 

“Bagaimana ….” Suara Hania bergetar saat mengucapkannya. “Bagaimana jika aku bisa membuktikan kalau aku tidak berselingkuh?”

Keysa terbahak seakan Hania mengatakan sesuatu yang sangat lucu, tapi ia buru-buru memasang ekspresi marahnya kembali.

“Bagaimana bisa, Mbak?” ucap Keysa. “Janin di perutmu itu adalah bukti bahwa kamu selingkuh. Mau kamu buktikan bahwa dia adalah milik kakakku? Mana mungkin! Mas Bian tidak pernah menyentuhmu.”

Namun, Hania tampak teguh. Ia tidak bisa terus dihina dan disalahpahami begini. Ia juga tidak bisa terus menangis dan meratap saja, memelihara kebingungan dan pertanyaan.

Hasil tes yang salah, tertukar, atau sejenisnya. Pasti ada jawaban masuk akal yang bisa diterima oleh suaminya.

“Aku … akan ke rumah sakit,” gumam Hania. Ia menatap Bian yang masih tampak marah. “Aku tidak selingkuh maupun berzina, Mas. Aku berani bersumpah.”

BERSAMBUNG

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
cobain aja dulu bininya biar tau
goodnovel comment avatar
Azzurra
Apakah salah hasil tes? kalo beneran hamil terus siapa yang melakukan dalam keadaan apa?
goodnovel comment avatar
NACL
makanya bian sentuh istrimu. hadeuhhh jengkel amat sih apalagi ada kompor meleduk si kekey
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status