Share

Misteri Di Balik Mata
Misteri Di Balik Mata
Author: Andi Iwa

Bayangan di Tengah Hari

Pagi itu cerah, dengan sinar matahari yang memancarkan cahaya keemasan ke seluruh kota. Namun, suasana di taman kota yang sepi itu terasa berat, seperti ada sesuatu yang tak beres.

Suci melangkah pelan, mendekati lokasi kejadian yang baru saja dilaporkan oleh pihak kepolisian. Taman yang biasanya dipenuhi anak-anak bermain dan pasangan yang bercengkerama kini tampak kosong. Keceriaan pagi hari seolah lenyap, digantikan oleh rasa cemas yang menggantung di udara. Dia memperhatikan setiap detail dengan tatapan tajam dan penuh konsentrasi.

Dari jauh, dia bisa melihat tubuh seorang pria tergeletak di tanah, dikelilingi oleh petugas yang sedang melakukan penyelidikan. Suci menghampiri dengan langkah mantap, meski hati kecilnya merasakan getaran aneh. Wajah pria itu tampak pucat, dengan ekspresi terkejut yang seolah mengatakan bahwa dia tidak siap menghadapi akhir hidupnya.

Suci membungkuk untuk melihat lebih dekat. Pria itu mungkin berusia sekitar empat puluhan, dengan rambut hitam yang mulai memutih di bagian pelipisnya. Pakaian yang dikenakannya, jas dan celana formal, tampak kusut dan kotor. Ada bekas darah di sekitar tenggorokannya, dan beberapa goresan di lengan kirinya.

"Detektif Suci," sapa seorang petugas dengan nada formal, "ini adalah salah satu kasus yang tidak biasa. Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan yang jelas, dan tampaknya tidak ada saksi mata."

Suci mengangguk, merasakan tekanan di dadanya meningkat. Dia bisa merasakan adanya sesuatu yang lebih besar di balik kasus ini, sesuatu yang melampaui apa yang tampaknya terlihat di permukaan. Menggunakan kemampuannya, dia mulai merasakan energi yang tidak biasa di sekitar tempat kejadian.

Dia meraba-raba udara di sekitar tubuh pria itu, mencoba mencari petunjuk dengan menggunakan indra keenamnya. Ada sesuatu yang mengganggu – semacam kehadiran yang tak kasat mata yang terasa semakin mendalam seiring dengan penyelidikan. Suci berjongkok dan mengamati tanda-tanda di sekitar lokasi.

"Tidak ada tanda-tanda perjuangan," katanya sambil memeriksa tanah di sekitar tubuh. "Dan tidak ada tanda-tanda bahwa ada yang melarikan diri dari sini."

Seorang polisi muda, yang tampak gugup, mendekati Suci dan berbisik, "Kami menemukan catatan kecil di saku jasnya. Itu hanya sebuah pesan singkat, tetapi kami belum sempat membacanya."

Suci mengambil catatan kecil itu dengan hati-hati. Pesan itu hanya berisi beberapa kata yang tampaknya tidak lengkap: "Jangan... jangan... mereka datang..." Ada ketidakpastian dan ketakutan dalam tulisan itu, seolah-olah penulisnya merasa terancam hingga detik terakhir hidupnya.

Saat dia menyiapkan catatan untuk dianalisis lebih lanjut, Suci merasakan sesuatu yang aneh di dekatnya. Kegelapan seolah menari di sudut matanya, seolah ada sesuatu yang bersembunyi di balik bayang-bayang pohon-pohon di taman. Ketegangan di udara membuatnya merasa seperti ada sesuatu yang sedang mengawasi setiap gerakannya.

Suci berdiri dan menoleh ke arah petugas lainnya. "Tolong pastikan catatan ini diperiksa segera. Ada sesuatu yang tidak beres di sini."

Ketika dia mengalihkan pandangannya kembali ke tubuh pria itu, dia merasakan sensasi dingin yang menyusup ke tulang punggungnya. Suara bisikan lembut seperti angin malam terdengar samar di telinganya, seolah ada sesuatu yang mencoba berkomunikasi dengan dirinya.

Perasaan itu semakin intens ketika sebuah bayangan tiba-tiba melintas di sudut matanya. Dia berbalik cepat, namun tidak ada apa-apa di sana, hanya pohon-pohon dan semak-semak yang bergerak pelan oleh hembusan angin. Keringat dingin mengalir di dahinya saat dia merasakan ketidaknyamanan yang mendalam.

Di tengah kegelapan itu, Suci menyadari bahwa kasus ini mungkin jauh lebih rumit dari yang dibayangkannya. Sesuatu yang tak terlihat dan misterius sedang bersembunyi di balik bayangan-bayangan gelap di taman ini. Rasa penasaran dan ketegangan membumbung tinggi, menandakan bahwa petualangan yang menegangkan baru saja dimulai.

Ketika petugas mulai menutup area tersebut dan Suci bersiap untuk meninggalkan tempat kejadian, dia menoleh untuk terakhir kalinya ke arah tubuh pria itu. Di antara kerumunan, dia menangkap sekelebat sosok misterius yang tampak menghilang di antara bayang-bayang. Senyuman dingin, atau mungkin hanya ilusi, tetapi cukup untuk menambah rasa tegang di dalam dirinya.

"Ada sesuatu di sini yang jauh lebih gelap dari yang terlihat," gumam Suci pada dirinya sendiri, mengusap keringat dari dahi.

Ketika dia berbalik dan melangkah pergi, suara bisikan samar itu kembali terdengar di telinganya, semakin jelas dan penuh tekanan. Suci merasa seperti ada sesuatu yang mencekam mengintai di setiap langkahnya, menunggu untuk mengungkap rahasia yang tersembunyi di balik kegelapan taman kota ini.

Di belakangnya, bayangan-bayangan itu seolah bergerak semakin mendekat, menunggu untuk mengungkap misteri yang mungkin belum sepenuhnya terpecahkan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status