Beranda / Thriller / Misteri Di Balik Mata / Panggilan dari Kegelapan

Share

Panggilan dari Kegelapan

"Suci, kita harus segera ke tempat ini," kata Farhan, sambil menunjukkan peta tua yang baru mereka temukan di kantor arsip tua. "Ini bisa jadi petunjuk penting."

Suci memandangi peta yang mengungkapkan lokasi yang tampaknya terabaikan di pinggiran kota. "Apa ini? Sepertinya tempat yang sudah lama ditinggalkan," jawabnya, suaranya mengandung keraguan.

"Itu sebabnya kita harus memeriksanya. Bisa jadi tempat itu memiliki hubungan dengan kasus kita," ujar Farhan, matanya penuh dengan keyakinan. Mereka baru saja menemukan peta itu di antara dokumen-dokumen kuno di arsip yang belum pernah diperiksa sebelumnya.

"Tapi tempat ini sepertinya sudah lama tidak digunakan. Kita harus waspada," Suci menambahkan, nada suaranya menunjukkan kekhawatiran.

"Tidak ada salahnya mencoba. Kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan," Farhan menegaskan. Keduanya memutuskan untuk segera berangkat menuju lokasi tersebut.

Lokasi yang ditunjukkan di peta ternyata adalah sebuah rumah tua di pinggiran kota, dikelilingi oleh hutan lebat dan tampak sangat terabaikan. Rumah itu memiliki arsitektur kuno dengan jendela-jendela pecah dan atap yang hampir runtuh. "Ini tempat yang tepat,"kata Farhan, menatap rumah itu dengan penuh perhatian. "Tapi tampaknya kita bukan satu-satunya yang tertarik ke sini."

Suci mengamati dengan hati-hati. Di bawah cahaya bulan, bayangan rumah yang rusak semakin menambah suasana mencekam. "Ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita perlu berhati-hati."

Mereka melangkah masuk ke dalam rumah, dan suara kayu berderit di bawah kaki mereka. "Tempat ini benar-benar mengerikan," kata Suci, suaranya bergetar. "Sepertinya ada sesuatu yang salah di sini."

Saat mereka menjelajahi ruangan demi ruangan, suasana semakin mencekam. Lampu senter mereka menyapu ruang gelap yang dipenuhi dengan debu dan sarang laba-laba. "Tunggu, lihat ini," kata Farhan, menghentikan langkahnya. Dia menemukan sebuah kotak kayu tua tersembunyi di sudut ruangan.

Suci mendekat, dan mereka berdua membuka kotak tersebut. Di dalamnya terdapat berbagai dokumen dan buku tua yang tampaknya ditulis dengan tangan. "Ini mungkin berisi informasi yang kita butuhkan," Farhan berkata, mengangkat sebuah buku yang terlihat lebih tua dari yang lainnya.

Ketika mereka membuka buku itu, aroma kertas tua dan tinta lama menyebar di udara. "Ini adalah jurnal milik seseorang yang sepertinya sangat terlibat dengan kejadian-kejadian aneh di tempat ini," Suci mengamati. "Coba lihat ini."

Salah satu halaman buku itu menunjukkan gambar-gambar simbol yang tampaknya terhubung dengan kekuatan supranatural. "Ini tidak bisa kebetulan," kata Farhan. "Tampaknya seseorang benar-benar terlibat dalam ritual atau praktik yang tidak biasa."

Tiba-tiba, sebuah suara keras membuat mereka terkejut. Suara itu berasal dari lantai atas, seperti sesuatu yang berat jatuh. "Kita tidak sendirian di sini," kata Suci, matanya membelalak.

Farhan mengangguk, dan mereka memutuskan untuk memeriksa sumber suara tersebut. Mereka naik ke lantai atas dengan hati-hati, langkah mereka diiringi oleh suara-suara aneh yang seolah datang dari dalam dinding.

?Apakah kamu mendengar itu?" Farhan bertanya, mendengarkan dengan seksama. "Seperti ada bisikan."

Suci mengangguk, merasakan hawa dingin yang mendekati mereka. "Ayo, kita harus cepat."

Dii ruang bawah atap, mereka menemukan sebuah ruangan tersembunyi yang tampaknya tidak pernah dibuka sejak lama. Di dalamnya, terdapat sebuah altar kecil yang dikelilingi oleh lilin-lilin yang sudah hampir habis. "Tempat ini tampaknya digunakan untuk ritual," kata Farhan, mengamati dengan seksama.

Suci mengamati dengan hati-hati. "Ada sesuatu yang tidak beres di sini. Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Ketika mereka memeriksa altar, mereka menemukan beberapa catatan yang tampaknya menjelaskan tentang ritual-ritual kuno. "Ini adalah catatan tentang entitas yang bisa mempengaruhi pikiran dan emosi manusia," kata Suci, membaca dengan cermat.

Tiba-tiba, lampu senter mereka bergetar dan mati, meninggalkan mereka dalam kegelapan total. "Ada sesuatu di sini dengan kita," Farhan berbisik, suaranya dipenuhi oleh ketegangan.

Mereka merasa sebuah tekanan berat di udara, dan tiba-tiba, sebuah bayangan gelap muncul di depan mereka. Bayangan itu berbentuk seperti sosok manusia tetapi tampak tidak jelas dan samar. "Siapa kamu?" Farhan berteriak, namun bayangan itu tidak menjawab.

Suci merasakan dingin yang menusuk tulang dan melihat sesuatu yang mengerikan—sebuah wajah dengan mata yang menyala merah, menatap mereka dengan penuh kebencian. "Ini bukan hal biasa," kata Suci, suaranya bergetar. "Kita harus keluar dari sini!"

Ketika mereka berlari keluar dari rumah, suasana menjadi semakin mencekam. Mereka merasakan seolah sesuatu mengikuti mereka dari belakang. "Ada sesuatu yang mengintai kita," kata Suci, matanya mencari-cari di kegelapan.

Farhan memandang ke belakang, dan di antara bayangan pohon, dia melihat sesuatu yang bergerak dengan cepat menuju mereka. "Kita tidak bisa bertahan lama di sini," katanya, suaranya penuh dengan rasa takut. "Kita harus mencari tempat aman dan mencari tahu apa yang terjadi."

Saat mereka sampai di luar rumah, mereka merasa lega namun tetap waspada. "Apa yang baru saja kita lihat?" Suci bertanya, suaranya penuh dengan ketidakpastian.

Farhan menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, tetapi jelas bahwa ada sesuatu yang sangat buruk di tempat itu."

Mereka memutuskan untuk kembali ke tempat yang lebih aman dan mencoba mengumpulkan informasi dari buku dan catatan yang mereka temukan. "Kita harus menemukan lebih banyak informasi tentang entitas ini dan apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu," kata Farhan, matanya penuh dengan tekad.

Mereka kembali ke mobil mereka, merasa ketegangan masih menyelimuti mereka. Namun, saat mereka berusaha untuk tenang, sebuah pesan misterius muncul di ponsel Farhan—sebuah foto dari dalam rumah, dengan tulisan yang menakutkan: "Kalian tidak akan pernah bisa keluar dari kegelapan."

Suci dan Farhan saling berpandangan, penuh ketegangan dan kekhawatiran. Apa yang sebenarnya mereka hadapi? Apakah ini ancaman nyata atau hanya ilusi dari kekuatan yang lebih besar? Mereka tahu bahwa jalan ke depan akan semakin menakutkan dan berbahaya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status