Share

Jejak Bayangan

“Apa kita benar-benar harus pergi ke tempat itu lagi?” tanya Farhan dengan nada tidak yakin, memandang Suci dari balik meja yang dipenuhi catatan dan foto-foto tua.

Suci menghela napas, menatap Farhan dengan tatapan tegas. “Farhan, kita harus. Semakin lama kita menunggu, semakin besar kemungkinan sesuatu yang buruk akan terjadi. Kita sudah mendapatkan beberapa petunjuk dari penyelidikan kemarin. Ini adalah kesempatan kita untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.”

Keduanya baru saja pulang dari kunjungan ke rumah tua yang telah menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Kegelapan malam telah menyelimuti kota, dan suara angin malam di luar jendela membuat suasana semakin mencekam. Suci menyeduh secangkir teh untuk menenangkan sarafnya, sementara Farhan mencoba mengatur foto-foto dan catatan yang mereka kumpulkan.

“Kalau begitu, mari kita mulai. Aku sudah menghubungi ahli yang mungkin bisa membantu kita. Dia bisa memberitahu kita lebih banyak tentang bayangan itu,” kata Farhan sambil mengumpulkan beberapa catatan penting.

Keesokan harinya, mereka berdua menuju perpustakaan lokal, tempat di mana mereka dapat mencari arsip dan catatan sejarah tentang rumah tua tersebut. Suasana di perpustakaan terasa dingin dan sepi. Bau buku lama dan debu menyelimuti ruangan, menambah nuansa misterius. Suci memimpin jalan menuju bagian arsip, di mana mereka mulai mencari informasi.

Farhan memeriksa rak buku yang berisi arsip lama, sementara Suci berfokus pada dokumen-dokumen yang tampaknya berhubungan dengan rumah tersebut. Salah satu file menarik perhatian Suci – sebuah artikel dari koran lama yang menceritakan tentang sebuah keluarga yang pernah tinggal di rumah itu.

“Farhan, lihat ini,” panggil Suci dengan suara bergetar. “Ini tentang keluarga yang tinggal di sini pada tahun 1950-an. Ada sesuatu yang aneh tentang mereka.”

Farhan menghampiri dan melihat artikel tersebut. Foto-foto di dalamnya menunjukkan rumah tua yang tampaknya lebih baru, dengan keluarga yang terlihat sangat berbeda dari yang mereka lihat sebelumnya. Wajah mereka tampak sedikit pudar dan ada sesuatu yang aneh di mata mereka.

“Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan mata mereka. Seperti ada sesuatu yang tertutup di dalamnya,” ujar Farhan sambil mengernyitkan dahi.

Suci mengangguk. “Itu yang aku pikirkan juga. Mungkin ada sesuatu yang terhubung dengan bayangan itu. Kita harus menggali lebih dalam.”

Mereka melanjutkan pencarian mereka dan menemukan informasi mengenai rumah-rumah lain di sekitar area yang memiliki sejarah serupa. Namun, tidak ada yang sejelas dan se-misterius rumah tua yang mereka hadapi.

“Sepertinya kita perlu melihat lebih dekat pada tempat-tempat yang terhubung dengan rumah ini,” kata Suci sambil menutup file arsip. “Aku akan menghubungi seorang paranormal yang mungkin bisa memberikan kita pandangan lebih jauh.”

Setelah membuat janji, mereka bertemu dengan seorang paranormal terkenal di daerah tersebut. Wanita tua itu, bernama Nenek Karti, memiliki aura misterius dan tatapan yang tajam. Dia menyambut mereka di rumahnya yang dipenuhi oleh berbagai benda spiritual dan artefak kuno.

“Terima kasih sudah datang, Nenek Karti,” kata Suci saat mereka duduk di ruang tamu yang dikelilingi lilin-lilin beraroma.

Nenek Karti mengangguk. “Aku sudah merasakan kehadiran energi yang kuat dari cerita kalian. Bayangan yang kalian lihat bukanlah sesuatu yang biasa. Itu mungkin entitas yang terikat dengan tempat tersebut. Sesuatu yang belum sepenuhnya kalian pahami.”

Farhan dan Suci saling berpandangan, mendengarkan setiap kata Nenek Karti dengan serius.

“Apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapinya?” tanya Farhan.

Nenek Karti menatap mereka dengan tatapan penuh makna. “Ada ritual-ritual tertentu yang bisa membantu mengusir entitas, tapi kalian harus berhati-hati. Semakin kalian menggali, semakin kuat entitas itu bisa menjadi. Kalian harus mempersiapkan diri.”

Setelah pertemuan dengan Nenek Karti, Suci dan Farhan kembali ke rumah tua dengan semangat baru untuk menemukan jawaban. Mereka memutuskan untuk mengunjungi lokasi lain yang mungkin terhubung dengan rumah tersebut – sebuah makam kuno yang terletak di luar kota.

Cuaca di luar sangat dingin dan mendung, memberikan nuansa mencekam. Mereka melangkah melewati jalan setapak yang dipenuhi daun-daun kering. Makam itu terletak di area yang sangat sepi, dikelilingi oleh pepohonan yang tampaknya menutup diri dari cahaya matahari.

Suci memimpin jalan, sementara Farhan memegang lampu senter yang menerangi jalan. Mereka menemukan makam yang tampaknya sangat tua dan terabaikan. Di dekatnya, terdapat sebuah batu nisan dengan ukiran yang hampir tidak terlihat.

“Lihat, Farhan,” kata Suci sambil menunjuk ke batu nisan. “Ada sesuatu yang tertulis di sini.”

Farhan mendekat dan membaca ukiran yang pudar. “Ini nama seseorang, tapi aku tidak bisa membacanya dengan jelas.”

Mereka mulai menggali sekitar makam dan menemukan sebuah kotak kecil yang terkubur di bawah tanah. Dengan hati-hati, mereka membuka kotak itu dan menemukan sebuah buku harian tua dan beberapa artefak yang tampaknya berasal dari zaman dahulu.

Farhan membuka buku harian itu dengan hati-hati. “Ini mungkin kunci untuk memahami apa yang terjadi di rumah itu.”

Kembali ke rumah, mereka mulai memeriksa buku harian dan artefak yang ditemukan. Buku harian itu berisi catatan tentang ritual kuno dan kejadian aneh yang terjadi di rumah tersebut. Catatan tersebut mencakup tanggal-tanggal penting dan detail-detail yang membuat mereka semakin paham tentang apa yang terjadi.

Ketika mereka sedang memeriksa catatan terakhir di buku harian, lampu tiba-tiba berkedip-kedip dan mati. Suasana menjadi semakin tegang, dan sebuah suara berbisik pelan di telinga mereka.

“Kalian tidak akan pernah bisa keluar dari sini.”

Farhan dan Suci saling berpandangan, merasakan ketegangan yang meningkat. Farhan membuka pintu untuk mencari tahu apa yang terjadi, tetapi pintu itu tertutup dengan kencang.

“Sepertinya kita tidak sendirian,” kata Suci dengan suara bergetar. “Ada sesuatu yang mengawasi kita.”

Ketika mereka berusaha untuk membuka pintu dan menghubungi bantuan, sebuah catatan baru muncul di bawah pintu mereka. Catatan itu berisi pesan yang mengancam.

“Kami tahu kalian mencari jawaban. Tapi jawaban tidak selalu seperti yang kalian harapkan.”

Farhan mengambil catatan itu dengan tangan bergetar. “Ini mungkin ancaman dari entitas itu. Kita harus segera mencari cara untuk menghadapinya.”

Suci menatap Farhan dengan serius. “Kita harus lebih berhati-hati. Semakin kita mendekati kebenaran, semakin berbahaya situasinya.”

Saat mereka berusaha mencari solusi dan mempersiapkan diri untuk langkah selanjutnya, suara-suara aneh dan langkah-langkah berat terdengar di luar pintu mereka. Suara itu semakin dekat, membuat mereka merasa seolah-olah mereka terjebak dalam permainan berbahaya yang belum sepenuhnya mereka pahami.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status