Share

Bab 6

Author: Jessica
last update Last Updated: 2024-10-22 14:13:38
"Apa kamu tidak merasa malu saat putus denganku di depan umum? Sungguh konyol!"

Setelah itu, aku pun berbalik dan hendak berjalan pergi. Akan tetapi, Jacky malah menarikku.

Aku benar-benar merasa diriku yang sebelumnya perlu memeriksa kondisi mata. Bagaimana aku bisa menyukai orang seperti dia juga merupakan misteri yang belum terpecahkan.

"Sudahlah! Kalau terus begini, itu akan menjadi tidak sopan," ucapku. Amarah di hatiku pun tiba-tiba melonjak.

Namun, Jacky masih bersikeras untuk menarik tanganku.

Ketika menoleh ke belakang lagi, aku merasa sangat terkejut.

Sandy sedang berdiri di depan pintu sambil melihat kami.

Setelah tidak bertemu selama setahun, dia tampak lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun sedang mengenakan seragam sekolah, ketampanannya masih terlihat sangat jelas.

Omong-omong, aku juga merasa malu karena Sandy melihat interaksiku dengan pria yang buruk ini.

Setelah berjalan menghampiriku, Sandy langsung menarikku ke sebelahnya.

Dia menarikku dan hendak berjalan pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Cindy Liandi! Kamu tidak setuju karena bocah kecil ini?"

Terlintas amarah yang tak terucapkan dari mata Sandy.

Sandy pun berbalik dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi aku menghentikannya.

"Kamu berdiri saja di sini."

Aku berjalan mendekati Jacky.

"Dengar baik-baik, aku tidak setuju karena aku membencimu."

"Kemudian, dia bukan anak kecil. Perlukah dia berdiri di sebelahmu untuk dibandingkan?"

Setelah tersenyum, aku langsung berbalik dan membawa Sandy berjalan keluar.

Di sepanjang jalan, suasana agak canggung.

Aku mencoba untuk menghancurkan kesunyian.

"Kamu...."

Bisa-bisanya kami berbicara pada saat yang bersamaan.

Aku membiarkannya untuk berbicara terlebih dahulu.

"Kak Cindy, kenapa kamu pergi kencan buta secepat itu? Padahal kamu masih belum tua."

Mendengar perkataan itu, aku sontak terdiam.

"Pasti kakakmu yang bilang, kan? Um, kamu masih kecil, jadi aku kasih tahu pun kamu juga tidak paham."

"Tapi, kenapa kamu datang ke sini? Kamu sendirian ya?"

"Kakakku tidak bilang, 'kah? Aku SMA di sini. Hari ini, aku seharusnya menginap di rumahnya. Tapi, dia malah mengusirku dan menyuruhku untuk tidak mengganggu kemesraannya bersama pacar."

"Dia suruh aku cari kamu."

Sialan! Aku hampir tersedak.

"Jadi, kamu mau nginap di rumahku malam ini?"

"Tidak bisa! Aku akan buka kamar untukmu."

Selesai berkata, aku pun mengeluarkan ponsel dan mencari hotel.

"Kak, kamu takut atau tidak mau terima aku?"

Setelah dibujuk dengan berbagai rayuan, akhirnya aku membawanya pulang.

Aku terus mengingatkan diri bahwa dia lebih kecil dariku.

Setiap kali pemikiran lain muncul, aku langsung mencubit diriku dengan kuat.

Tidak boleh!

Setibanya di rumah, aku menyuruhnya untuk mandi dulu. Sementara itu, aku pun membersihkan kamar.

Untungnya, Julia meninggalkan kasur dan selimut yang tebal di sini meski sudah pindah keluar.

Setelah mengepel lantai, aku bersiap untuk merapikan alas tidur di lantai.

Empat orang bisa muat di satu kasur. Dua orang? Itu sangat tidak bisa!

Tak lama kemudian, suara air di kamar mandi berhenti. Saat ini, jantungku mulai berdebar kencang.

Tanganku terus melihat video pendek, tetapi telingaku malah mendengar suara dari kamar mandi.

Terdengar suara gesekan, pintu kamar mandi langsung terbuka.

Aku sering membayangkan berbagai adegan dari drama yang telah kutonton.

Tokoh pria utama berjalan keluar dari kamar mandi dan membungkus badannya dengan handuk, kemudian dia mengusap rambut dengan kedua tangan.

Tidak mungkin! Meski Sandy berjalan keluar seperti apa yang aku bayangkan, itu pasti tidak bisa menarik perhatian. Sebagai seorang pelajar SMA, seberapa besarnya pesona yang dia miliki?

Tanpa sadar, aku malah menelan ludah setelah melihat Sandy berjalan keluar.

Kenapa dia tidak memakai baju?

Aku....

Aku sontak terdiam, kemudian berpura-pura tidak melihatnya.

Namun, aku bisa merasakan bahwa Sandy sedang berjalan menghampiriku. Wuhh....

Apa yang harus aku lakukan?

Sungguh pesona yang menyebalkan!

Aku tidak tahan lagi dan mengintipnya beberapa kali.

Otot perut dan bahu yang kokoh seperti itu pantas dimiliki oleh pria dengan usia segitu, 'kah?

Aku tidak tahan lagi dan menelan ludah.

Related chapters

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 7

    Sandy berhenti di depanku.Aku tidak berani mengangkat kepalaku."Kak, sekarang sudah giliranmu."Aku ingin menangis tetapi tidak punya air mati. Aku juga ingin berterima kasih kepada Julia."Iya! Sekarang sudah sangat malam, kamu tidur dulu. Kamu tidur saja di ranjang."Setelah mengambil pakaian yang sudah disiapkan, aku berjalan melewatinya dan kemudian pergi ke kamar mandi.Mengingat kejadian kemarin, aku tidak berani melakukan tindakan licik apa pun lagi.Setelah menghapus makeup, aku mencuci wajahku dengan bersih.Selesai mandi, aku langsung mengenakan piyamaku yang paling tertutup.Aku pun mengacaukan rambutku dan kemudian bercermin.Bagus sekali! Aku sangat puas dengan penampilan ini.Aku berlama-lama lagi di kamar mandi. Setelah Sandy tertidur, barulah aku keluar.Namun, kenyataan tidak seperti yang kuharapkan. Suara ketukan pintu yang mendadak membuatku sangat kaget."Kak, baju gantiku ada di dalam. Nanti kamu keluar, aku masih harus mencucinya."Baru kemudian aku sadar bahwa

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 8

    Mimpi indah itu menjadi hancur, kemudian aku pun terbangun.Selingan singkat itu tidak dapat mengubah apa pun.Setelah Sandy kembali ke sekolah pada malam akhir pekan, aku mulai berpikir untuk melakukan pekerjaan sampingan supaya hidup tidak terlalu mendesak karena gaji yang kecil.Aku mulai menelusuri video untuk mencari inspirasi.Tiba-tiba, sebuah akun yang sangat familiar menambahku sebagai pertemanan.Setelah melihat dengan teliti, aku sangat kaget hingga melempar ponselku ke tempat tidur.Blogger ini mengunggah foto-foto berisi otot perutnya dari berbagai sudut, dia juga merupakan salah satu dari banyak pria tampan yang aku ikuti.Aku sering mendambakannya saat melihat beberapa video itu.Kenapa dia tiba-tiba menambahku sebagai pertemanan hari ini? Jangan-jangan hanya kelalaian saja?Aku pun mulai melihat halaman profilnya. Setiap video yang dia unggah disukai lebih dari 100 ribu orang.Seperti dugaan, sekarang semua orang suka melihat konten seperti ini.Beberapa blogger ini seh

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 9

    Namun, aku tidak mendengar jawaban dari Sandy.Saat duduk di area orang tua, salah satu teman Sandy yang sangat tampan menuangkan air untuk kami.Dia duduk di kursi sebelahku sambil mengangkat alisnya."Bagaimana kamu bisa berpacaran dengan Sandy? Setiap hari dia memamerkan pacarnya yang sangat cantik kepada kami."Mendengar kata-kata itu, aku hampir menyemprotkan air yang hendak kutelan."Apa dia bilang begitu kepada kalian?""Iya! Baru saja dia bilang lagi. Begitu membicarakanmu, dia tidak bisa berhenti tersenyum."Lalu, kenapa aku bisa menjadi pacarnya?Sandy menepuk bahu temannya yang tampan itu dari belakang.Temannya langsung memberi tempat duduk untuk Sandy. Sebelum berjalan pergi, dia pun memberi isyarat mata kepada Sandy.Setelah itu, Sandy duduk di sebelahku."Tadi dia mengajakmu bicara, ya?""Pria itu tidak baik. Dia pasti mengajakmu bicara karena melihat penampilanmu yang cantik. Jangan hiraukan dia!"Aku tampak bingung."Dek, kakakmu ingin mentraktirmu makan malam ini, tap

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 10

    Sandy tampak seperti binatang liar yang sudah lama terkurung dalam sangkar. Dia menjelajahi tubuhku sambil mencium wajahku dengan semena-mena.Begitu membangkitkan kegairahan, aku juga tidak bisa mengendalikan diri dan mulai membalas ciumannya.Suhu di sekitar sangat panas, seolah jatuh ke dalam tungku api. Aku pun berinisiatif untuk membuka bajuku.Namun, Sandy malah menghentikanku.Apa-apaan? Jangan-jangan dia ingin berhenti dalam keadaan seperti ini?Itu akan membuatku sangat malu.Melihat Sandy bangkit dari tubuhku, aku sontak tercengang.Dia berjalan menuju jendela dan menutupinya dengan tirai.Kemudian, dia berjalan menghampiriku lagi.Sebelum aku sempat bereaksi, dia sudah melepaskan pakaianku.Sebuah badai yang penuh gairah.Setelah berhubungan seks di sofa, Sandy memelukku ke ranjang.Baru saja selesai berhubungan seks di sofa, kami melanjutkannya lagi di ranjang.Ternyata hidup bisa memiliki momen seseru ini.Begitu selesai, aku malah melamun di ranjang.Aku tiba-tiba menyada

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 11

    Saat aku sadar kembali, itu sudah terlambat. Julia punya kunci rumah ini, apalagi rumah ini sangat kecil. Dia pasti akan tahu begitu membuka pintu.Adegan ini....Aku langsung menekan Sandy ke dalam selimut, kemudian tersenyum bodoh pada Julia."Sialan! Cindy, ternyata kamu menyembunyikan pria di rumah ini.""Di mana adikku? Aku baru saja menyuruhnya untuk datang dulu. Jangan-jangan kamu mengusirnya pulang?"“Tunggu sebentar, bukankah ini sepatu adikku?""Julia, beri aku waktu tiga menit. Kamu keluar dulu."Terlihat bahwa Julia memegang dahinya dan berjalan keluar.Aku dan Sandy langsung mengenakan pakaian dengan cepat. Setelah merapikan kamar, kami pun menyuruh Julia untuk masuk.Julia hendak mencubit telinga Sandy, tetapi aku langsung melindunginya di belakangku."Kamu sudah mulai melindunginya?"Sandy menarik ujung bajuku dari belakang.Julia melihat adiknya dengan ekspresi tak berdaya. Suasana pun menjadi sangat canggung.Tak lama kemudian, dia tiba-tiba tersenyum dan bertanya pada

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 12

    Aku tanpa sadar akan mengingat kejadian malam itu, di mana perutku sangat sakit.Begitu pintu terbuka dan melihatnya, aku sangat yakin bahwa wanita ini adalah malaikat di hatiku.Meskipun Cindy sangat kelelahan saat menggendongku, dia tetap berusaha keras untuk membawaku ke klinik.Sejak hari itu, aku selalu menantikan kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.Tak lama kemudian, aku melihat kakakku mengunggah video di akun media sosialnya. Ternyata Cindy ada di dalam video tersebut.Sejak itu pula, aku tahu kalau dia adalah orang yang tinggal bersama kakakku.Aku pun mencari alasan ingin bermain tetapi tidak punya uang.Itu sebenarnya bukan alasan asal-asalan, karena aku juga tahu bahwa kakakku yang sangat pelit pasti tidak akan menghabiskan uang untuk membiarkan kami menginap di hotel.Malam itu, aku berhasil menginap bersama wanita yang aku sukai.Aku tidak bisa menahan diri sehingga menciumnya.Melihat Cindy mengangguk, aku tidak tahu betapa bahagianya diriku sendiri. Tak lama kemudi

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 1

    Aku sudah berusia 25 tahun, tetapi masih belum pernah berhubungan seks dengan seorang pun pria.Sahabatku, Julia Joman tiba-tiba memberitahuku bahwa kami harus berbagi ranjang dengan dua pria malam nanti.Mataku langsung berbinar dan memperlihatkan ekspresi canggung.Sebenarnya, hatiku sama sekali tidak merasa canggung karena aku pernah melihat dua pria itu.Salah satu dari mereka adalah tipe pria idealku dengan tubuh 185 cm. Pria itu juga memiliki garis rahang yang sangat jelas dan mata yang bersinar cerah, serta jari tangan dan kaki yang panjang...Dia tampak sempurna dalam segala sisi. Akan tetapi, aku hanya bisa menatapnya tanpa berani mendambakannya.Sebab, pria itu adalah adiknya Julia. Dia lebih muda delapan tahun dariku.Hal yang terpenting adalah Sandy Joman masih belum menginjak usia dewasa. Meskipun sikapnya sudah tampak dewasa, aku tetap harus memikirkan hati nuraniku.Lalu, kenapa kami berempat harus berbagi ranjang?Aku dan Julia sangat miskin. Kami hanya mendapatkan gaji

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 2

    Rasanya seperti satu abad telah berlalu, Julia akhirnya selesai mandi.Begitu Julia berbaring di antara aku dan Sandy, barulah aku berani berbaring.Kakak beradik itu benar-benar tidur sangat nyenyak, bahkan suara napas mereka pun terdengar sangat jelas.Aku perlahan tertidur di antara suara napas yang tenang itu.Ketika langit mulai terang, aku yang masih linglung merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirku.Sentuhan itu terasa samar. Di sisi lain, tubuhku semakin panas dan mulai kesulitan bernapas.Begitu aku membuka mata, wajah Sandy ada di depanku dan bibirnya masih mencium bibirku. Kedua tangannya menopang di bahuku, postur seperti ini tampak mesra.Pikiranku tiba-tiba kosong dan wajahku sontak memerah.Andai saja orang di depanku bukan Sandy, aku pasti sudah melapor polisi. Akan tetapi, begitu melihat wajah Sandy, aku sama sekali tidak ingin menolak.Terlepas dari semua itu, aku harus segera sadar.Di sampingku masih ada dua orang lagi.Omong-omong, kenapa aku bisa tidur di

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 12

    Aku tanpa sadar akan mengingat kejadian malam itu, di mana perutku sangat sakit.Begitu pintu terbuka dan melihatnya, aku sangat yakin bahwa wanita ini adalah malaikat di hatiku.Meskipun Cindy sangat kelelahan saat menggendongku, dia tetap berusaha keras untuk membawaku ke klinik.Sejak hari itu, aku selalu menantikan kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.Tak lama kemudian, aku melihat kakakku mengunggah video di akun media sosialnya. Ternyata Cindy ada di dalam video tersebut.Sejak itu pula, aku tahu kalau dia adalah orang yang tinggal bersama kakakku.Aku pun mencari alasan ingin bermain tetapi tidak punya uang.Itu sebenarnya bukan alasan asal-asalan, karena aku juga tahu bahwa kakakku yang sangat pelit pasti tidak akan menghabiskan uang untuk membiarkan kami menginap di hotel.Malam itu, aku berhasil menginap bersama wanita yang aku sukai.Aku tidak bisa menahan diri sehingga menciumnya.Melihat Cindy mengangguk, aku tidak tahu betapa bahagianya diriku sendiri. Tak lama kemudi

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 11

    Saat aku sadar kembali, itu sudah terlambat. Julia punya kunci rumah ini, apalagi rumah ini sangat kecil. Dia pasti akan tahu begitu membuka pintu.Adegan ini....Aku langsung menekan Sandy ke dalam selimut, kemudian tersenyum bodoh pada Julia."Sialan! Cindy, ternyata kamu menyembunyikan pria di rumah ini.""Di mana adikku? Aku baru saja menyuruhnya untuk datang dulu. Jangan-jangan kamu mengusirnya pulang?"“Tunggu sebentar, bukankah ini sepatu adikku?""Julia, beri aku waktu tiga menit. Kamu keluar dulu."Terlihat bahwa Julia memegang dahinya dan berjalan keluar.Aku dan Sandy langsung mengenakan pakaian dengan cepat. Setelah merapikan kamar, kami pun menyuruh Julia untuk masuk.Julia hendak mencubit telinga Sandy, tetapi aku langsung melindunginya di belakangku."Kamu sudah mulai melindunginya?"Sandy menarik ujung bajuku dari belakang.Julia melihat adiknya dengan ekspresi tak berdaya. Suasana pun menjadi sangat canggung.Tak lama kemudian, dia tiba-tiba tersenyum dan bertanya pada

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 10

    Sandy tampak seperti binatang liar yang sudah lama terkurung dalam sangkar. Dia menjelajahi tubuhku sambil mencium wajahku dengan semena-mena.Begitu membangkitkan kegairahan, aku juga tidak bisa mengendalikan diri dan mulai membalas ciumannya.Suhu di sekitar sangat panas, seolah jatuh ke dalam tungku api. Aku pun berinisiatif untuk membuka bajuku.Namun, Sandy malah menghentikanku.Apa-apaan? Jangan-jangan dia ingin berhenti dalam keadaan seperti ini?Itu akan membuatku sangat malu.Melihat Sandy bangkit dari tubuhku, aku sontak tercengang.Dia berjalan menuju jendela dan menutupinya dengan tirai.Kemudian, dia berjalan menghampiriku lagi.Sebelum aku sempat bereaksi, dia sudah melepaskan pakaianku.Sebuah badai yang penuh gairah.Setelah berhubungan seks di sofa, Sandy memelukku ke ranjang.Baru saja selesai berhubungan seks di sofa, kami melanjutkannya lagi di ranjang.Ternyata hidup bisa memiliki momen seseru ini.Begitu selesai, aku malah melamun di ranjang.Aku tiba-tiba menyada

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 9

    Namun, aku tidak mendengar jawaban dari Sandy.Saat duduk di area orang tua, salah satu teman Sandy yang sangat tampan menuangkan air untuk kami.Dia duduk di kursi sebelahku sambil mengangkat alisnya."Bagaimana kamu bisa berpacaran dengan Sandy? Setiap hari dia memamerkan pacarnya yang sangat cantik kepada kami."Mendengar kata-kata itu, aku hampir menyemprotkan air yang hendak kutelan."Apa dia bilang begitu kepada kalian?""Iya! Baru saja dia bilang lagi. Begitu membicarakanmu, dia tidak bisa berhenti tersenyum."Lalu, kenapa aku bisa menjadi pacarnya?Sandy menepuk bahu temannya yang tampan itu dari belakang.Temannya langsung memberi tempat duduk untuk Sandy. Sebelum berjalan pergi, dia pun memberi isyarat mata kepada Sandy.Setelah itu, Sandy duduk di sebelahku."Tadi dia mengajakmu bicara, ya?""Pria itu tidak baik. Dia pasti mengajakmu bicara karena melihat penampilanmu yang cantik. Jangan hiraukan dia!"Aku tampak bingung."Dek, kakakmu ingin mentraktirmu makan malam ini, tap

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 8

    Mimpi indah itu menjadi hancur, kemudian aku pun terbangun.Selingan singkat itu tidak dapat mengubah apa pun.Setelah Sandy kembali ke sekolah pada malam akhir pekan, aku mulai berpikir untuk melakukan pekerjaan sampingan supaya hidup tidak terlalu mendesak karena gaji yang kecil.Aku mulai menelusuri video untuk mencari inspirasi.Tiba-tiba, sebuah akun yang sangat familiar menambahku sebagai pertemanan.Setelah melihat dengan teliti, aku sangat kaget hingga melempar ponselku ke tempat tidur.Blogger ini mengunggah foto-foto berisi otot perutnya dari berbagai sudut, dia juga merupakan salah satu dari banyak pria tampan yang aku ikuti.Aku sering mendambakannya saat melihat beberapa video itu.Kenapa dia tiba-tiba menambahku sebagai pertemanan hari ini? Jangan-jangan hanya kelalaian saja?Aku pun mulai melihat halaman profilnya. Setiap video yang dia unggah disukai lebih dari 100 ribu orang.Seperti dugaan, sekarang semua orang suka melihat konten seperti ini.Beberapa blogger ini seh

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 7

    Sandy berhenti di depanku.Aku tidak berani mengangkat kepalaku."Kak, sekarang sudah giliranmu."Aku ingin menangis tetapi tidak punya air mati. Aku juga ingin berterima kasih kepada Julia."Iya! Sekarang sudah sangat malam, kamu tidur dulu. Kamu tidur saja di ranjang."Setelah mengambil pakaian yang sudah disiapkan, aku berjalan melewatinya dan kemudian pergi ke kamar mandi.Mengingat kejadian kemarin, aku tidak berani melakukan tindakan licik apa pun lagi.Setelah menghapus makeup, aku mencuci wajahku dengan bersih.Selesai mandi, aku langsung mengenakan piyamaku yang paling tertutup.Aku pun mengacaukan rambutku dan kemudian bercermin.Bagus sekali! Aku sangat puas dengan penampilan ini.Aku berlama-lama lagi di kamar mandi. Setelah Sandy tertidur, barulah aku keluar.Namun, kenyataan tidak seperti yang kuharapkan. Suara ketukan pintu yang mendadak membuatku sangat kaget."Kak, baju gantiku ada di dalam. Nanti kamu keluar, aku masih harus mencucinya."Baru kemudian aku sadar bahwa

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 6

    "Apa kamu tidak merasa malu saat putus denganku di depan umum? Sungguh konyol!"Setelah itu, aku pun berbalik dan hendak berjalan pergi. Akan tetapi, Jacky malah menarikku.Aku benar-benar merasa diriku yang sebelumnya perlu memeriksa kondisi mata. Bagaimana aku bisa menyukai orang seperti dia juga merupakan misteri yang belum terpecahkan."Sudahlah! Kalau terus begini, itu akan menjadi tidak sopan," ucapku. Amarah di hatiku pun tiba-tiba melonjak.Namun, Jacky masih bersikeras untuk menarik tanganku.Ketika menoleh ke belakang lagi, aku merasa sangat terkejut.Sandy sedang berdiri di depan pintu sambil melihat kami.Setelah tidak bertemu selama setahun, dia tampak lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun sedang mengenakan seragam sekolah, ketampanannya masih terlihat sangat jelas.Omong-omong, aku juga merasa malu karena Sandy melihat interaksiku dengan pria yang buruk ini.Setelah berjalan menghampiriku, Sandy langsung menarikku ke sebelahnya.Dia menarikku dan hendak berjalan pergi ta

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 5

    Malam itu, angin di tepi pantai sangat kencang. Saat pulang, barulah kami merasa betapa dinginnya udara.Tak disangka, Sandy melepaskan mantel dan menyelimutkannya di bahuku. Kemudian, dia membawaku pulang bersamanya.Setelah kami berpamitan, aku sudah tidak bertemu dengannya selama setahun.Tiba-tiba, adegan berganti ke rumah yang aku kontrak bersama Julia.Saat itu, aku sudah menghasilkan banyak uang sehingga mampu menghidupinya.Usia Sandy pun berubah menjadi setahun lebih mudah dariku. Adegan masih sama seperti pagi kemarin, bedanya tidak ada orang lain di sekitar kami.Kami saling berciuman untuk mengekspresikan cinta kami yang mendalam.*********Saat aku sadar kembali, aku sudah kembali ke rumah kontrakan. Kemudian, kamar pun menjadi jauh lebih luas.Julia mengatakan bahwa kedua adiknya sudah pulang.Dia juga menceritakan kejadian yang terjadi kemarin.Kasus pelecehan seksual sering terjadi di sekitar toilet, karena tidak ada kamera pengawasan di sana.Saat itu, aku hampir menja

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 4

    Empat orang tinggal di satu ruangan memang sedikit sempit. Setelah pulang kerja, kami membawa mereka berdua untuk berjalan-jalan. Julia pun mulai berdiskusi agar mereka bisa pulang besok.Namun, Sandy tampak tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi pagi tadi.Dia juga tidak banyak bicara denganku, sebaliknya terus berdiri di belakangku.Mungkin karena kami berempat berdiri bersama, apalagi aku hanya ikut-ikutan sehingga tinggi badan dan penampilanku cukup mencolok.Orang-orang yang melewati kami pasti akan melirik kami sekilas.Namun, semua orang bisa melihat bahwa para gadis yang melewati kami pasti akan melihat Sandy dengan tatapan manja.Ketika aku menoleh untuk melihat mereka lagi, ternyata mereka masih berbisik sambil memandang punggung Sandy.Sungguh menyebalkan!Setelah itu, kami mencari kafe untuk duduk santai.Gadis-gadis di meja sebelah yang mengenakan seragam sekolah terus melirik ke arah kami. Hal itu membuatku merasa tidak nyaman, mungkin karena mereka terlalu cantik.

DMCA.com Protection Status