Share

Bab 4

Author: Jessica
last update Last Updated: 2024-10-22 14:13:38
Empat orang tinggal di satu ruangan memang sedikit sempit. Setelah pulang kerja, kami membawa mereka berdua untuk berjalan-jalan. Julia pun mulai berdiskusi agar mereka bisa pulang besok.

Namun, Sandy tampak tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi pagi tadi.

Dia juga tidak banyak bicara denganku, sebaliknya terus berdiri di belakangku.

Mungkin karena kami berempat berdiri bersama, apalagi aku hanya ikut-ikutan sehingga tinggi badan dan penampilanku cukup mencolok.

Orang-orang yang melewati kami pasti akan melirik kami sekilas.

Namun, semua orang bisa melihat bahwa para gadis yang melewati kami pasti akan melihat Sandy dengan tatapan manja.

Ketika aku menoleh untuk melihat mereka lagi, ternyata mereka masih berbisik sambil memandang punggung Sandy.

Sungguh menyebalkan!

Setelah itu, kami mencari kafe untuk duduk santai.

Gadis-gadis di meja sebelah yang mengenakan seragam sekolah terus melirik ke arah kami. Hal itu membuatku merasa tidak nyaman, mungkin karena mereka terlalu cantik.

Aku sendiri pun merasa aneh. Di satu sisi, aku terus meyakinkan diri bahwa aku tidak mungkin menjalin hubungan dengan Sandy. Di sisi lain, tidak tahu dari mana rasa cemas ini muncul.

Aku langsung mencari alasan untuk pergi ke toilet di depan kafe.

Julia juga ikut denganku.

"Apa kamu sudah lihat tadi?"

Tentu saja, aku tahu apa yang Julia maksud. Tetapi, aku memperlihatkan ekspresi seperti orang yang ingin bergosip.

"Adikmu benar-benar sangat populer, ada aja orang yang mengaguminya. Sungguh keterlaluan!"

"Percaya nggak, setelah kita pergi, mereka akan meminta nomor telepon dengan adikku."

Seperti dugaan, aku berdiri di tempat yang tidak bisa dilihat oleh Sandy. Dua gadis itu sedang berbicara dengannya.

Setelah Sandy mengeluarkan ponselnya, dua gadis itu pun berjalan pergi dengan ekspresi senang.

Rasa sedih tanpa sadar memenuhi hatiku.

Lucunya, aku masih harus berpura-pura menceritakan hal itu kepada Julia dengan penuh semangat.

Terkadang aku juga tidak mengerti kenapa orang harus berpura-pura seperti ini, padahal hanya membuat diri sendiri merasa tidak nyaman.

Entah kenapa, aku tidak ingin menghiraukan Sandy lagi. Aku mencari alasan untuk memperbaiki riasan, kemudian menyuruh Julia untuk pulang dulu.

Tiba-tiba, aku mulai merasa seperti orang bodoh yang dirugikan.

Aku ingin menangis.

Aku berdiri sangat lama di depan cermin dekat pintu toilet.

Namun, aku tiba-tiba bertatapan dengan seorang pria melalui cermin. Kupikir dia hanya ingin mencuci tangan.

Sebab itu, aku memberinya tempat.

Pada detik selanjutnya, pria itu malah merangkul pinggangku.

Aku sontak ketakutan, sehingga refleks pertamaku langsung berteriak dengan keras.

Namun, kepalaku tiba-tiba berdengung. Aku hanya bisa mendengar suara di telingaku yang semakin tidak jelas. "3, 2, 1...."

Kemudian, aku merasa diriku dibawa ke sebuah kamar kecil dan pintunya ditutup secara perlahan.

Samar-samar, terdengar suara keras seperti seseorang menabrak pintu.

Setelah itu, aku tidak ingat apa-apa lagi.

Rasanya seperti mengalami mimpi yang sangat panjang.

Aku bermimpi bahwa saat pertama kali bertemu dengan Sandy, badannya malah setinggi aku.

Itu adalah pertama kalinya aku pergi ke rumah Julia. Malam itu, Julia tiba-tiba diajak keluar oleh mantan pacarnya.

Orang tuanya sering tidak di rumah, sehingga adiknya selalu pulang larut malam.

Aku ditinggalkan sendirian di kamar Julia.

Saat aku hampir tertidur, terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras.

"Julia, selamatkan aku."

Meskipun suara ketukan pintu semakin kecil, aku tetap sangat takut. Sebab itu, aku langsung menelepon Julia.

Julia bilang itu seharusnya adiknya.

Begitu membuka pintu, aku melihat Sandy yang meringkuk di lantai.

Saat itu, aku sangat terkejut karena dia adalah satu-satunya pria paling tampan yang pernah aku lihat.

Setelah mendongak dan melihatku, Sandy merasa sedikit bingung. Akan tetapi, dia terlihat sangat lemah saat itu.

Sandy terus memeluk perutnya sambil berteriak minta tolong.

Oleh karena itu, aku membopongnya keluar untuk mencari klinik.

Perjalanan itu sangat melelahkan. Demi keselamatannya, aku rela melakukannya tanpa pamrih.

Dokter mendiagnosis bahwa Sandy mengalami infeksi usus, mungkin karena makan sesuatu yang tidak higienis di luar.

Selesai melakukan infus, Sandy pun terlihat jauh lebih baik.

Related chapters

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 5

    Malam itu, angin di tepi pantai sangat kencang. Saat pulang, barulah kami merasa betapa dinginnya udara.Tak disangka, Sandy melepaskan mantel dan menyelimutkannya di bahuku. Kemudian, dia membawaku pulang bersamanya.Setelah kami berpamitan, aku sudah tidak bertemu dengannya selama setahun.Tiba-tiba, adegan berganti ke rumah yang aku kontrak bersama Julia.Saat itu, aku sudah menghasilkan banyak uang sehingga mampu menghidupinya.Usia Sandy pun berubah menjadi setahun lebih mudah dariku. Adegan masih sama seperti pagi kemarin, bedanya tidak ada orang lain di sekitar kami.Kami saling berciuman untuk mengekspresikan cinta kami yang mendalam.*********Saat aku sadar kembali, aku sudah kembali ke rumah kontrakan. Kemudian, kamar pun menjadi jauh lebih luas.Julia mengatakan bahwa kedua adiknya sudah pulang.Dia juga menceritakan kejadian yang terjadi kemarin.Kasus pelecehan seksual sering terjadi di sekitar toilet, karena tidak ada kamera pengawasan di sana.Saat itu, aku hampir menja

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 6

    "Apa kamu tidak merasa malu saat putus denganku di depan umum? Sungguh konyol!"Setelah itu, aku pun berbalik dan hendak berjalan pergi. Akan tetapi, Jacky malah menarikku.Aku benar-benar merasa diriku yang sebelumnya perlu memeriksa kondisi mata. Bagaimana aku bisa menyukai orang seperti dia juga merupakan misteri yang belum terpecahkan."Sudahlah! Kalau terus begini, itu akan menjadi tidak sopan," ucapku. Amarah di hatiku pun tiba-tiba melonjak.Namun, Jacky masih bersikeras untuk menarik tanganku.Ketika menoleh ke belakang lagi, aku merasa sangat terkejut.Sandy sedang berdiri di depan pintu sambil melihat kami.Setelah tidak bertemu selama setahun, dia tampak lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun sedang mengenakan seragam sekolah, ketampanannya masih terlihat sangat jelas.Omong-omong, aku juga merasa malu karena Sandy melihat interaksiku dengan pria yang buruk ini.Setelah berjalan menghampiriku, Sandy langsung menarikku ke sebelahnya.Dia menarikku dan hendak berjalan pergi ta

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 7

    Sandy berhenti di depanku.Aku tidak berani mengangkat kepalaku."Kak, sekarang sudah giliranmu."Aku ingin menangis tetapi tidak punya air mati. Aku juga ingin berterima kasih kepada Julia."Iya! Sekarang sudah sangat malam, kamu tidur dulu. Kamu tidur saja di ranjang."Setelah mengambil pakaian yang sudah disiapkan, aku berjalan melewatinya dan kemudian pergi ke kamar mandi.Mengingat kejadian kemarin, aku tidak berani melakukan tindakan licik apa pun lagi.Setelah menghapus makeup, aku mencuci wajahku dengan bersih.Selesai mandi, aku langsung mengenakan piyamaku yang paling tertutup.Aku pun mengacaukan rambutku dan kemudian bercermin.Bagus sekali! Aku sangat puas dengan penampilan ini.Aku berlama-lama lagi di kamar mandi. Setelah Sandy tertidur, barulah aku keluar.Namun, kenyataan tidak seperti yang kuharapkan. Suara ketukan pintu yang mendadak membuatku sangat kaget."Kak, baju gantiku ada di dalam. Nanti kamu keluar, aku masih harus mencucinya."Baru kemudian aku sadar bahwa

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 8

    Mimpi indah itu menjadi hancur, kemudian aku pun terbangun.Selingan singkat itu tidak dapat mengubah apa pun.Setelah Sandy kembali ke sekolah pada malam akhir pekan, aku mulai berpikir untuk melakukan pekerjaan sampingan supaya hidup tidak terlalu mendesak karena gaji yang kecil.Aku mulai menelusuri video untuk mencari inspirasi.Tiba-tiba, sebuah akun yang sangat familiar menambahku sebagai pertemanan.Setelah melihat dengan teliti, aku sangat kaget hingga melempar ponselku ke tempat tidur.Blogger ini mengunggah foto-foto berisi otot perutnya dari berbagai sudut, dia juga merupakan salah satu dari banyak pria tampan yang aku ikuti.Aku sering mendambakannya saat melihat beberapa video itu.Kenapa dia tiba-tiba menambahku sebagai pertemanan hari ini? Jangan-jangan hanya kelalaian saja?Aku pun mulai melihat halaman profilnya. Setiap video yang dia unggah disukai lebih dari 100 ribu orang.Seperti dugaan, sekarang semua orang suka melihat konten seperti ini.Beberapa blogger ini seh

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 9

    Namun, aku tidak mendengar jawaban dari Sandy.Saat duduk di area orang tua, salah satu teman Sandy yang sangat tampan menuangkan air untuk kami.Dia duduk di kursi sebelahku sambil mengangkat alisnya."Bagaimana kamu bisa berpacaran dengan Sandy? Setiap hari dia memamerkan pacarnya yang sangat cantik kepada kami."Mendengar kata-kata itu, aku hampir menyemprotkan air yang hendak kutelan."Apa dia bilang begitu kepada kalian?""Iya! Baru saja dia bilang lagi. Begitu membicarakanmu, dia tidak bisa berhenti tersenyum."Lalu, kenapa aku bisa menjadi pacarnya?Sandy menepuk bahu temannya yang tampan itu dari belakang.Temannya langsung memberi tempat duduk untuk Sandy. Sebelum berjalan pergi, dia pun memberi isyarat mata kepada Sandy.Setelah itu, Sandy duduk di sebelahku."Tadi dia mengajakmu bicara, ya?""Pria itu tidak baik. Dia pasti mengajakmu bicara karena melihat penampilanmu yang cantik. Jangan hiraukan dia!"Aku tampak bingung."Dek, kakakmu ingin mentraktirmu makan malam ini, tap

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 10

    Sandy tampak seperti binatang liar yang sudah lama terkurung dalam sangkar. Dia menjelajahi tubuhku sambil mencium wajahku dengan semena-mena.Begitu membangkitkan kegairahan, aku juga tidak bisa mengendalikan diri dan mulai membalas ciumannya.Suhu di sekitar sangat panas, seolah jatuh ke dalam tungku api. Aku pun berinisiatif untuk membuka bajuku.Namun, Sandy malah menghentikanku.Apa-apaan? Jangan-jangan dia ingin berhenti dalam keadaan seperti ini?Itu akan membuatku sangat malu.Melihat Sandy bangkit dari tubuhku, aku sontak tercengang.Dia berjalan menuju jendela dan menutupinya dengan tirai.Kemudian, dia berjalan menghampiriku lagi.Sebelum aku sempat bereaksi, dia sudah melepaskan pakaianku.Sebuah badai yang penuh gairah.Setelah berhubungan seks di sofa, Sandy memelukku ke ranjang.Baru saja selesai berhubungan seks di sofa, kami melanjutkannya lagi di ranjang.Ternyata hidup bisa memiliki momen seseru ini.Begitu selesai, aku malah melamun di ranjang.Aku tiba-tiba menyada

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 11

    Saat aku sadar kembali, itu sudah terlambat. Julia punya kunci rumah ini, apalagi rumah ini sangat kecil. Dia pasti akan tahu begitu membuka pintu.Adegan ini....Aku langsung menekan Sandy ke dalam selimut, kemudian tersenyum bodoh pada Julia."Sialan! Cindy, ternyata kamu menyembunyikan pria di rumah ini.""Di mana adikku? Aku baru saja menyuruhnya untuk datang dulu. Jangan-jangan kamu mengusirnya pulang?"“Tunggu sebentar, bukankah ini sepatu adikku?""Julia, beri aku waktu tiga menit. Kamu keluar dulu."Terlihat bahwa Julia memegang dahinya dan berjalan keluar.Aku dan Sandy langsung mengenakan pakaian dengan cepat. Setelah merapikan kamar, kami pun menyuruh Julia untuk masuk.Julia hendak mencubit telinga Sandy, tetapi aku langsung melindunginya di belakangku."Kamu sudah mulai melindunginya?"Sandy menarik ujung bajuku dari belakang.Julia melihat adiknya dengan ekspresi tak berdaya. Suasana pun menjadi sangat canggung.Tak lama kemudian, dia tiba-tiba tersenyum dan bertanya pada

    Last Updated : 2024-10-22
  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 12

    Aku tanpa sadar akan mengingat kejadian malam itu, di mana perutku sangat sakit.Begitu pintu terbuka dan melihatnya, aku sangat yakin bahwa wanita ini adalah malaikat di hatiku.Meskipun Cindy sangat kelelahan saat menggendongku, dia tetap berusaha keras untuk membawaku ke klinik.Sejak hari itu, aku selalu menantikan kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.Tak lama kemudian, aku melihat kakakku mengunggah video di akun media sosialnya. Ternyata Cindy ada di dalam video tersebut.Sejak itu pula, aku tahu kalau dia adalah orang yang tinggal bersama kakakku.Aku pun mencari alasan ingin bermain tetapi tidak punya uang.Itu sebenarnya bukan alasan asal-asalan, karena aku juga tahu bahwa kakakku yang sangat pelit pasti tidak akan menghabiskan uang untuk membiarkan kami menginap di hotel.Malam itu, aku berhasil menginap bersama wanita yang aku sukai.Aku tidak bisa menahan diri sehingga menciumnya.Melihat Cindy mengangguk, aku tidak tahu betapa bahagianya diriku sendiri. Tak lama kemudi

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 12

    Aku tanpa sadar akan mengingat kejadian malam itu, di mana perutku sangat sakit.Begitu pintu terbuka dan melihatnya, aku sangat yakin bahwa wanita ini adalah malaikat di hatiku.Meskipun Cindy sangat kelelahan saat menggendongku, dia tetap berusaha keras untuk membawaku ke klinik.Sejak hari itu, aku selalu menantikan kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.Tak lama kemudian, aku melihat kakakku mengunggah video di akun media sosialnya. Ternyata Cindy ada di dalam video tersebut.Sejak itu pula, aku tahu kalau dia adalah orang yang tinggal bersama kakakku.Aku pun mencari alasan ingin bermain tetapi tidak punya uang.Itu sebenarnya bukan alasan asal-asalan, karena aku juga tahu bahwa kakakku yang sangat pelit pasti tidak akan menghabiskan uang untuk membiarkan kami menginap di hotel.Malam itu, aku berhasil menginap bersama wanita yang aku sukai.Aku tidak bisa menahan diri sehingga menciumnya.Melihat Cindy mengangguk, aku tidak tahu betapa bahagianya diriku sendiri. Tak lama kemudi

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 11

    Saat aku sadar kembali, itu sudah terlambat. Julia punya kunci rumah ini, apalagi rumah ini sangat kecil. Dia pasti akan tahu begitu membuka pintu.Adegan ini....Aku langsung menekan Sandy ke dalam selimut, kemudian tersenyum bodoh pada Julia."Sialan! Cindy, ternyata kamu menyembunyikan pria di rumah ini.""Di mana adikku? Aku baru saja menyuruhnya untuk datang dulu. Jangan-jangan kamu mengusirnya pulang?"“Tunggu sebentar, bukankah ini sepatu adikku?""Julia, beri aku waktu tiga menit. Kamu keluar dulu."Terlihat bahwa Julia memegang dahinya dan berjalan keluar.Aku dan Sandy langsung mengenakan pakaian dengan cepat. Setelah merapikan kamar, kami pun menyuruh Julia untuk masuk.Julia hendak mencubit telinga Sandy, tetapi aku langsung melindunginya di belakangku."Kamu sudah mulai melindunginya?"Sandy menarik ujung bajuku dari belakang.Julia melihat adiknya dengan ekspresi tak berdaya. Suasana pun menjadi sangat canggung.Tak lama kemudian, dia tiba-tiba tersenyum dan bertanya pada

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 10

    Sandy tampak seperti binatang liar yang sudah lama terkurung dalam sangkar. Dia menjelajahi tubuhku sambil mencium wajahku dengan semena-mena.Begitu membangkitkan kegairahan, aku juga tidak bisa mengendalikan diri dan mulai membalas ciumannya.Suhu di sekitar sangat panas, seolah jatuh ke dalam tungku api. Aku pun berinisiatif untuk membuka bajuku.Namun, Sandy malah menghentikanku.Apa-apaan? Jangan-jangan dia ingin berhenti dalam keadaan seperti ini?Itu akan membuatku sangat malu.Melihat Sandy bangkit dari tubuhku, aku sontak tercengang.Dia berjalan menuju jendela dan menutupinya dengan tirai.Kemudian, dia berjalan menghampiriku lagi.Sebelum aku sempat bereaksi, dia sudah melepaskan pakaianku.Sebuah badai yang penuh gairah.Setelah berhubungan seks di sofa, Sandy memelukku ke ranjang.Baru saja selesai berhubungan seks di sofa, kami melanjutkannya lagi di ranjang.Ternyata hidup bisa memiliki momen seseru ini.Begitu selesai, aku malah melamun di ranjang.Aku tiba-tiba menyada

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 9

    Namun, aku tidak mendengar jawaban dari Sandy.Saat duduk di area orang tua, salah satu teman Sandy yang sangat tampan menuangkan air untuk kami.Dia duduk di kursi sebelahku sambil mengangkat alisnya."Bagaimana kamu bisa berpacaran dengan Sandy? Setiap hari dia memamerkan pacarnya yang sangat cantik kepada kami."Mendengar kata-kata itu, aku hampir menyemprotkan air yang hendak kutelan."Apa dia bilang begitu kepada kalian?""Iya! Baru saja dia bilang lagi. Begitu membicarakanmu, dia tidak bisa berhenti tersenyum."Lalu, kenapa aku bisa menjadi pacarnya?Sandy menepuk bahu temannya yang tampan itu dari belakang.Temannya langsung memberi tempat duduk untuk Sandy. Sebelum berjalan pergi, dia pun memberi isyarat mata kepada Sandy.Setelah itu, Sandy duduk di sebelahku."Tadi dia mengajakmu bicara, ya?""Pria itu tidak baik. Dia pasti mengajakmu bicara karena melihat penampilanmu yang cantik. Jangan hiraukan dia!"Aku tampak bingung."Dek, kakakmu ingin mentraktirmu makan malam ini, tap

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 8

    Mimpi indah itu menjadi hancur, kemudian aku pun terbangun.Selingan singkat itu tidak dapat mengubah apa pun.Setelah Sandy kembali ke sekolah pada malam akhir pekan, aku mulai berpikir untuk melakukan pekerjaan sampingan supaya hidup tidak terlalu mendesak karena gaji yang kecil.Aku mulai menelusuri video untuk mencari inspirasi.Tiba-tiba, sebuah akun yang sangat familiar menambahku sebagai pertemanan.Setelah melihat dengan teliti, aku sangat kaget hingga melempar ponselku ke tempat tidur.Blogger ini mengunggah foto-foto berisi otot perutnya dari berbagai sudut, dia juga merupakan salah satu dari banyak pria tampan yang aku ikuti.Aku sering mendambakannya saat melihat beberapa video itu.Kenapa dia tiba-tiba menambahku sebagai pertemanan hari ini? Jangan-jangan hanya kelalaian saja?Aku pun mulai melihat halaman profilnya. Setiap video yang dia unggah disukai lebih dari 100 ribu orang.Seperti dugaan, sekarang semua orang suka melihat konten seperti ini.Beberapa blogger ini seh

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 7

    Sandy berhenti di depanku.Aku tidak berani mengangkat kepalaku."Kak, sekarang sudah giliranmu."Aku ingin menangis tetapi tidak punya air mati. Aku juga ingin berterima kasih kepada Julia."Iya! Sekarang sudah sangat malam, kamu tidur dulu. Kamu tidur saja di ranjang."Setelah mengambil pakaian yang sudah disiapkan, aku berjalan melewatinya dan kemudian pergi ke kamar mandi.Mengingat kejadian kemarin, aku tidak berani melakukan tindakan licik apa pun lagi.Setelah menghapus makeup, aku mencuci wajahku dengan bersih.Selesai mandi, aku langsung mengenakan piyamaku yang paling tertutup.Aku pun mengacaukan rambutku dan kemudian bercermin.Bagus sekali! Aku sangat puas dengan penampilan ini.Aku berlama-lama lagi di kamar mandi. Setelah Sandy tertidur, barulah aku keluar.Namun, kenyataan tidak seperti yang kuharapkan. Suara ketukan pintu yang mendadak membuatku sangat kaget."Kak, baju gantiku ada di dalam. Nanti kamu keluar, aku masih harus mencucinya."Baru kemudian aku sadar bahwa

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 6

    "Apa kamu tidak merasa malu saat putus denganku di depan umum? Sungguh konyol!"Setelah itu, aku pun berbalik dan hendak berjalan pergi. Akan tetapi, Jacky malah menarikku.Aku benar-benar merasa diriku yang sebelumnya perlu memeriksa kondisi mata. Bagaimana aku bisa menyukai orang seperti dia juga merupakan misteri yang belum terpecahkan."Sudahlah! Kalau terus begini, itu akan menjadi tidak sopan," ucapku. Amarah di hatiku pun tiba-tiba melonjak.Namun, Jacky masih bersikeras untuk menarik tanganku.Ketika menoleh ke belakang lagi, aku merasa sangat terkejut.Sandy sedang berdiri di depan pintu sambil melihat kami.Setelah tidak bertemu selama setahun, dia tampak lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun sedang mengenakan seragam sekolah, ketampanannya masih terlihat sangat jelas.Omong-omong, aku juga merasa malu karena Sandy melihat interaksiku dengan pria yang buruk ini.Setelah berjalan menghampiriku, Sandy langsung menarikku ke sebelahnya.Dia menarikku dan hendak berjalan pergi ta

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 5

    Malam itu, angin di tepi pantai sangat kencang. Saat pulang, barulah kami merasa betapa dinginnya udara.Tak disangka, Sandy melepaskan mantel dan menyelimutkannya di bahuku. Kemudian, dia membawaku pulang bersamanya.Setelah kami berpamitan, aku sudah tidak bertemu dengannya selama setahun.Tiba-tiba, adegan berganti ke rumah yang aku kontrak bersama Julia.Saat itu, aku sudah menghasilkan banyak uang sehingga mampu menghidupinya.Usia Sandy pun berubah menjadi setahun lebih mudah dariku. Adegan masih sama seperti pagi kemarin, bedanya tidak ada orang lain di sekitar kami.Kami saling berciuman untuk mengekspresikan cinta kami yang mendalam.*********Saat aku sadar kembali, aku sudah kembali ke rumah kontrakan. Kemudian, kamar pun menjadi jauh lebih luas.Julia mengatakan bahwa kedua adiknya sudah pulang.Dia juga menceritakan kejadian yang terjadi kemarin.Kasus pelecehan seksual sering terjadi di sekitar toilet, karena tidak ada kamera pengawasan di sana.Saat itu, aku hampir menja

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 4

    Empat orang tinggal di satu ruangan memang sedikit sempit. Setelah pulang kerja, kami membawa mereka berdua untuk berjalan-jalan. Julia pun mulai berdiskusi agar mereka bisa pulang besok.Namun, Sandy tampak tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi pagi tadi.Dia juga tidak banyak bicara denganku, sebaliknya terus berdiri di belakangku.Mungkin karena kami berempat berdiri bersama, apalagi aku hanya ikut-ikutan sehingga tinggi badan dan penampilanku cukup mencolok.Orang-orang yang melewati kami pasti akan melirik kami sekilas.Namun, semua orang bisa melihat bahwa para gadis yang melewati kami pasti akan melihat Sandy dengan tatapan manja.Ketika aku menoleh untuk melihat mereka lagi, ternyata mereka masih berbisik sambil memandang punggung Sandy.Sungguh menyebalkan!Setelah itu, kami mencari kafe untuk duduk santai.Gadis-gadis di meja sebelah yang mengenakan seragam sekolah terus melirik ke arah kami. Hal itu membuatku merasa tidak nyaman, mungkin karena mereka terlalu cantik.

DMCA.com Protection Status