Share

Bab 5

Penulis: Jessica
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Malam itu, angin di tepi pantai sangat kencang. Saat pulang, barulah kami merasa betapa dinginnya udara.

Tak disangka, Sandy melepaskan mantel dan menyelimutkannya di bahuku. Kemudian, dia membawaku pulang bersamanya.

Setelah kami berpamitan, aku sudah tidak bertemu dengannya selama setahun.

Tiba-tiba, adegan berganti ke rumah yang aku kontrak bersama Julia.

Saat itu, aku sudah menghasilkan banyak uang sehingga mampu menghidupinya.

Usia Sandy pun berubah menjadi setahun lebih mudah dariku. Adegan masih sama seperti pagi kemarin, bedanya tidak ada orang lain di sekitar kami.

Kami saling berciuman untuk mengekspresikan cinta kami yang mendalam.

*********

Saat aku sadar kembali, aku sudah kembali ke rumah kontrakan. Kemudian, kamar pun menjadi jauh lebih luas.

Julia mengatakan bahwa kedua adiknya sudah pulang.

Dia juga menceritakan kejadian yang terjadi kemarin.

Kasus pelecehan seksual sering terjadi di sekitar toilet, karena tidak ada kamera pengawasan di sana.

Saat itu, aku hampir menjadi korban seksual. Untung sekali, begitu Julia kembali ke meja makan, Sandy langsung keluar sehingga bisa menyelamatkanku.

Kalau tidak, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.

Ternyata, suara tabrakan pintu yang keras itu adalah ulahnya Sandy.

Kali ini, Sandy yang menyelamatkanku.

Lalu, memangnya kenapa?

Mimpi tidak akan menjadi kenyataan.

Setelah perpisahan kali ini, mungkin kita harus menunggu setahun lagi agar bisa bertemu. Saat bertemu lagi, apa yang akan terjadi pada kita?

Kecuali aku bisa kaya dan mampu menghidupinya.

Namun, bukankah itu hanya mimpi?

Aku selalu membayangkan bahwa suatu hari bisa mendapatkan uang yang banyak, kemudian menjalani hidup yang santai dan menikmati masa tua.

Kenyataannya, aku harus bekerja dengan hati-hati dan selalu waspada karena akan dipecat kapan saja.

Setelah membayar biaya sewa, aku harus membagi pengeluaran sehari-hari.

Sebaiknya jangan terus berkhayal.

Lagipula, Sandy sudah menambah orang lain sebagai pertemanan di Whatsapp. Jadi, itu mungkin adalah jawabannya hari itu.

Hidup akan segera kembali ke jalur normal. Aku juga akan menemukan kebahagiaan yang seharusnya menjadi milikku.

Aku pasti sudah lama tidak berinteraksi dengan pria, sehingga aku bisa jatuh cinta pada seorang adik.

Sekarang sudah waktunya untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

Oleh karena itu, aku yang berusia 23 tahun pun mulai mencari jodoh.

Julia sudah kembali bersama mantannya. Tak lama lagi, dia akan pindah keluar.

Kini, hanya aku yang menjaga rumah kosong ini.

Tanpa disadari, waktu sudah berlalu selama setahun. Aku juga bertemu dengan banyak orang aneh.

Di antaranya, ada pria yang berpenghasilan di atas puluhan juta dan buru-buru ingin punya anak, bahkan juga ada pria yang berharap bisa bergantung padaku.

Seperti dugaan, kalau itu bukan orang yang bisa jatuh cinta pada padangan pertama, pastinya sangat sulit untuk menemukan seseorang yang bisa dicintai.

Namun, hal yang lebih aneh adalah setelah melakukan kencan buta beberapa kali, aku malah bertemu kembali dengan cinta pertamaku, Jacky Prayoga.

Aku tidak akan pernah melupakan momen perpisahan itu.

Saat itu, aku dan Jacky berada di kelas yang sama. Setelah kami berpacaran, dia menggunakan uang sakunya untuk menghidupiku.

Aku adalah orang yang tidak suka berutang budi. Sebab itu, aku pun memberi tahu Jacky bahwa diriku tidak akan menggunakan uangnya sebelum bekerja.

Namun, dia selalu memberiku kejutan kecil dan membelikanku banyak barang mewah.

Jacky mengatakan bahwa dirinya sangat mencintaiku, sehingga ingin membelikan barang-barang yang bagus untukku.

Namun, alasan kami putus malah sangat aneh.

Pada suatu hari, Jacky bersikeras membawaku ke toko dengan brand Klems untuk membeli tas terbaru.

Saat ingin membayar dengan kartu bank, pramuniaga memberi tahu bahwa saldo di kartu tidak cukup.

Tiba-tiba, Jacky ingin berpisah denganku di depan semua karyawan dan pelanggan di toko itu.

Dia bilang "Aku sudah mempermalukanmu, jadi kita putus saja".

Perkataan itu sangat konyol hingga aku merasa dia hanya mencari alasan untuk berpisah denganku.

Selesai mengingat kenangan itu, aku menggelengkan kepala sambil mengusap dahi.

"Cindy Liandi, lama tidak bertemu," ucap Jacky dengan wajah penuh rasa bersalah.

"Bisakah aku mengejarmu sekali lagi?" tanya Jacky.

"Tuan Jacky, aku mana berani lagi. Aku takut kamu tinggalkan aku saat kamu tidak punya uang."

"Dulu itu memang salahku, tapi aku belum pernah mengalami situasi seperti itu. Malu sekali!"

Bab terkait

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 6

    "Apa kamu tidak merasa malu saat putus denganku di depan umum? Sungguh konyol!"Setelah itu, aku pun berbalik dan hendak berjalan pergi. Akan tetapi, Jacky malah menarikku.Aku benar-benar merasa diriku yang sebelumnya perlu memeriksa kondisi mata. Bagaimana aku bisa menyukai orang seperti dia juga merupakan misteri yang belum terpecahkan."Sudahlah! Kalau terus begini, itu akan menjadi tidak sopan," ucapku. Amarah di hatiku pun tiba-tiba melonjak.Namun, Jacky masih bersikeras untuk menarik tanganku.Ketika menoleh ke belakang lagi, aku merasa sangat terkejut.Sandy sedang berdiri di depan pintu sambil melihat kami.Setelah tidak bertemu selama setahun, dia tampak lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun sedang mengenakan seragam sekolah, ketampanannya masih terlihat sangat jelas.Omong-omong, aku juga merasa malu karena Sandy melihat interaksiku dengan pria yang buruk ini.Setelah berjalan menghampiriku, Sandy langsung menarikku ke sebelahnya.Dia menarikku dan hendak berjalan pergi ta

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 7

    Sandy berhenti di depanku.Aku tidak berani mengangkat kepalaku."Kak, sekarang sudah giliranmu."Aku ingin menangis tetapi tidak punya air mati. Aku juga ingin berterima kasih kepada Julia."Iya! Sekarang sudah sangat malam, kamu tidur dulu. Kamu tidur saja di ranjang."Setelah mengambil pakaian yang sudah disiapkan, aku berjalan melewatinya dan kemudian pergi ke kamar mandi.Mengingat kejadian kemarin, aku tidak berani melakukan tindakan licik apa pun lagi.Setelah menghapus makeup, aku mencuci wajahku dengan bersih.Selesai mandi, aku langsung mengenakan piyamaku yang paling tertutup.Aku pun mengacaukan rambutku dan kemudian bercermin.Bagus sekali! Aku sangat puas dengan penampilan ini.Aku berlama-lama lagi di kamar mandi. Setelah Sandy tertidur, barulah aku keluar.Namun, kenyataan tidak seperti yang kuharapkan. Suara ketukan pintu yang mendadak membuatku sangat kaget."Kak, baju gantiku ada di dalam. Nanti kamu keluar, aku masih harus mencucinya."Baru kemudian aku sadar bahwa

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 8

    Mimpi indah itu menjadi hancur, kemudian aku pun terbangun.Selingan singkat itu tidak dapat mengubah apa pun.Setelah Sandy kembali ke sekolah pada malam akhir pekan, aku mulai berpikir untuk melakukan pekerjaan sampingan supaya hidup tidak terlalu mendesak karena gaji yang kecil.Aku mulai menelusuri video untuk mencari inspirasi.Tiba-tiba, sebuah akun yang sangat familiar menambahku sebagai pertemanan.Setelah melihat dengan teliti, aku sangat kaget hingga melempar ponselku ke tempat tidur.Blogger ini mengunggah foto-foto berisi otot perutnya dari berbagai sudut, dia juga merupakan salah satu dari banyak pria tampan yang aku ikuti.Aku sering mendambakannya saat melihat beberapa video itu.Kenapa dia tiba-tiba menambahku sebagai pertemanan hari ini? Jangan-jangan hanya kelalaian saja?Aku pun mulai melihat halaman profilnya. Setiap video yang dia unggah disukai lebih dari 100 ribu orang.Seperti dugaan, sekarang semua orang suka melihat konten seperti ini.Beberapa blogger ini seh

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 9

    Namun, aku tidak mendengar jawaban dari Sandy.Saat duduk di area orang tua, salah satu teman Sandy yang sangat tampan menuangkan air untuk kami.Dia duduk di kursi sebelahku sambil mengangkat alisnya."Bagaimana kamu bisa berpacaran dengan Sandy? Setiap hari dia memamerkan pacarnya yang sangat cantik kepada kami."Mendengar kata-kata itu, aku hampir menyemprotkan air yang hendak kutelan."Apa dia bilang begitu kepada kalian?""Iya! Baru saja dia bilang lagi. Begitu membicarakanmu, dia tidak bisa berhenti tersenyum."Lalu, kenapa aku bisa menjadi pacarnya?Sandy menepuk bahu temannya yang tampan itu dari belakang.Temannya langsung memberi tempat duduk untuk Sandy. Sebelum berjalan pergi, dia pun memberi isyarat mata kepada Sandy.Setelah itu, Sandy duduk di sebelahku."Tadi dia mengajakmu bicara, ya?""Pria itu tidak baik. Dia pasti mengajakmu bicara karena melihat penampilanmu yang cantik. Jangan hiraukan dia!"Aku tampak bingung."Dek, kakakmu ingin mentraktirmu makan malam ini, tap

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 10

    Sandy tampak seperti binatang liar yang sudah lama terkurung dalam sangkar. Dia menjelajahi tubuhku sambil mencium wajahku dengan semena-mena.Begitu membangkitkan kegairahan, aku juga tidak bisa mengendalikan diri dan mulai membalas ciumannya.Suhu di sekitar sangat panas, seolah jatuh ke dalam tungku api. Aku pun berinisiatif untuk membuka bajuku.Namun, Sandy malah menghentikanku.Apa-apaan? Jangan-jangan dia ingin berhenti dalam keadaan seperti ini?Itu akan membuatku sangat malu.Melihat Sandy bangkit dari tubuhku, aku sontak tercengang.Dia berjalan menuju jendela dan menutupinya dengan tirai.Kemudian, dia berjalan menghampiriku lagi.Sebelum aku sempat bereaksi, dia sudah melepaskan pakaianku.Sebuah badai yang penuh gairah.Setelah berhubungan seks di sofa, Sandy memelukku ke ranjang.Baru saja selesai berhubungan seks di sofa, kami melanjutkannya lagi di ranjang.Ternyata hidup bisa memiliki momen seseru ini.Begitu selesai, aku malah melamun di ranjang.Aku tiba-tiba menyada

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 11

    Saat aku sadar kembali, itu sudah terlambat. Julia punya kunci rumah ini, apalagi rumah ini sangat kecil. Dia pasti akan tahu begitu membuka pintu.Adegan ini....Aku langsung menekan Sandy ke dalam selimut, kemudian tersenyum bodoh pada Julia."Sialan! Cindy, ternyata kamu menyembunyikan pria di rumah ini.""Di mana adikku? Aku baru saja menyuruhnya untuk datang dulu. Jangan-jangan kamu mengusirnya pulang?"“Tunggu sebentar, bukankah ini sepatu adikku?""Julia, beri aku waktu tiga menit. Kamu keluar dulu."Terlihat bahwa Julia memegang dahinya dan berjalan keluar.Aku dan Sandy langsung mengenakan pakaian dengan cepat. Setelah merapikan kamar, kami pun menyuruh Julia untuk masuk.Julia hendak mencubit telinga Sandy, tetapi aku langsung melindunginya di belakangku."Kamu sudah mulai melindunginya?"Sandy menarik ujung bajuku dari belakang.Julia melihat adiknya dengan ekspresi tak berdaya. Suasana pun menjadi sangat canggung.Tak lama kemudian, dia tiba-tiba tersenyum dan bertanya pada

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 12

    Aku tanpa sadar akan mengingat kejadian malam itu, di mana perutku sangat sakit.Begitu pintu terbuka dan melihatnya, aku sangat yakin bahwa wanita ini adalah malaikat di hatiku.Meskipun Cindy sangat kelelahan saat menggendongku, dia tetap berusaha keras untuk membawaku ke klinik.Sejak hari itu, aku selalu menantikan kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.Tak lama kemudian, aku melihat kakakku mengunggah video di akun media sosialnya. Ternyata Cindy ada di dalam video tersebut.Sejak itu pula, aku tahu kalau dia adalah orang yang tinggal bersama kakakku.Aku pun mencari alasan ingin bermain tetapi tidak punya uang.Itu sebenarnya bukan alasan asal-asalan, karena aku juga tahu bahwa kakakku yang sangat pelit pasti tidak akan menghabiskan uang untuk membiarkan kami menginap di hotel.Malam itu, aku berhasil menginap bersama wanita yang aku sukai.Aku tidak bisa menahan diri sehingga menciumnya.Melihat Cindy mengangguk, aku tidak tahu betapa bahagianya diriku sendiri. Tak lama kemudi

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 1

    Aku sudah berusia 25 tahun, tetapi masih belum pernah berhubungan seks dengan seorang pun pria.Sahabatku, Julia Joman tiba-tiba memberitahuku bahwa kami harus berbagi ranjang dengan dua pria malam nanti.Mataku langsung berbinar dan memperlihatkan ekspresi canggung.Sebenarnya, hatiku sama sekali tidak merasa canggung karena aku pernah melihat dua pria itu.Salah satu dari mereka adalah tipe pria idealku dengan tubuh 185 cm. Pria itu juga memiliki garis rahang yang sangat jelas dan mata yang bersinar cerah, serta jari tangan dan kaki yang panjang...Dia tampak sempurna dalam segala sisi. Akan tetapi, aku hanya bisa menatapnya tanpa berani mendambakannya.Sebab, pria itu adalah adiknya Julia. Dia lebih muda delapan tahun dariku.Hal yang terpenting adalah Sandy Joman masih belum menginjak usia dewasa. Meskipun sikapnya sudah tampak dewasa, aku tetap harus memikirkan hati nuraniku.Lalu, kenapa kami berempat harus berbagi ranjang?Aku dan Julia sangat miskin. Kami hanya mendapatkan gaji

Bab terbaru

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 12

    Aku tanpa sadar akan mengingat kejadian malam itu, di mana perutku sangat sakit.Begitu pintu terbuka dan melihatnya, aku sangat yakin bahwa wanita ini adalah malaikat di hatiku.Meskipun Cindy sangat kelelahan saat menggendongku, dia tetap berusaha keras untuk membawaku ke klinik.Sejak hari itu, aku selalu menantikan kesempatan untuk bertemu dengannya lagi.Tak lama kemudian, aku melihat kakakku mengunggah video di akun media sosialnya. Ternyata Cindy ada di dalam video tersebut.Sejak itu pula, aku tahu kalau dia adalah orang yang tinggal bersama kakakku.Aku pun mencari alasan ingin bermain tetapi tidak punya uang.Itu sebenarnya bukan alasan asal-asalan, karena aku juga tahu bahwa kakakku yang sangat pelit pasti tidak akan menghabiskan uang untuk membiarkan kami menginap di hotel.Malam itu, aku berhasil menginap bersama wanita yang aku sukai.Aku tidak bisa menahan diri sehingga menciumnya.Melihat Cindy mengangguk, aku tidak tahu betapa bahagianya diriku sendiri. Tak lama kemudi

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 11

    Saat aku sadar kembali, itu sudah terlambat. Julia punya kunci rumah ini, apalagi rumah ini sangat kecil. Dia pasti akan tahu begitu membuka pintu.Adegan ini....Aku langsung menekan Sandy ke dalam selimut, kemudian tersenyum bodoh pada Julia."Sialan! Cindy, ternyata kamu menyembunyikan pria di rumah ini.""Di mana adikku? Aku baru saja menyuruhnya untuk datang dulu. Jangan-jangan kamu mengusirnya pulang?"“Tunggu sebentar, bukankah ini sepatu adikku?""Julia, beri aku waktu tiga menit. Kamu keluar dulu."Terlihat bahwa Julia memegang dahinya dan berjalan keluar.Aku dan Sandy langsung mengenakan pakaian dengan cepat. Setelah merapikan kamar, kami pun menyuruh Julia untuk masuk.Julia hendak mencubit telinga Sandy, tetapi aku langsung melindunginya di belakangku."Kamu sudah mulai melindunginya?"Sandy menarik ujung bajuku dari belakang.Julia melihat adiknya dengan ekspresi tak berdaya. Suasana pun menjadi sangat canggung.Tak lama kemudian, dia tiba-tiba tersenyum dan bertanya pada

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 10

    Sandy tampak seperti binatang liar yang sudah lama terkurung dalam sangkar. Dia menjelajahi tubuhku sambil mencium wajahku dengan semena-mena.Begitu membangkitkan kegairahan, aku juga tidak bisa mengendalikan diri dan mulai membalas ciumannya.Suhu di sekitar sangat panas, seolah jatuh ke dalam tungku api. Aku pun berinisiatif untuk membuka bajuku.Namun, Sandy malah menghentikanku.Apa-apaan? Jangan-jangan dia ingin berhenti dalam keadaan seperti ini?Itu akan membuatku sangat malu.Melihat Sandy bangkit dari tubuhku, aku sontak tercengang.Dia berjalan menuju jendela dan menutupinya dengan tirai.Kemudian, dia berjalan menghampiriku lagi.Sebelum aku sempat bereaksi, dia sudah melepaskan pakaianku.Sebuah badai yang penuh gairah.Setelah berhubungan seks di sofa, Sandy memelukku ke ranjang.Baru saja selesai berhubungan seks di sofa, kami melanjutkannya lagi di ranjang.Ternyata hidup bisa memiliki momen seseru ini.Begitu selesai, aku malah melamun di ranjang.Aku tiba-tiba menyada

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 9

    Namun, aku tidak mendengar jawaban dari Sandy.Saat duduk di area orang tua, salah satu teman Sandy yang sangat tampan menuangkan air untuk kami.Dia duduk di kursi sebelahku sambil mengangkat alisnya."Bagaimana kamu bisa berpacaran dengan Sandy? Setiap hari dia memamerkan pacarnya yang sangat cantik kepada kami."Mendengar kata-kata itu, aku hampir menyemprotkan air yang hendak kutelan."Apa dia bilang begitu kepada kalian?""Iya! Baru saja dia bilang lagi. Begitu membicarakanmu, dia tidak bisa berhenti tersenyum."Lalu, kenapa aku bisa menjadi pacarnya?Sandy menepuk bahu temannya yang tampan itu dari belakang.Temannya langsung memberi tempat duduk untuk Sandy. Sebelum berjalan pergi, dia pun memberi isyarat mata kepada Sandy.Setelah itu, Sandy duduk di sebelahku."Tadi dia mengajakmu bicara, ya?""Pria itu tidak baik. Dia pasti mengajakmu bicara karena melihat penampilanmu yang cantik. Jangan hiraukan dia!"Aku tampak bingung."Dek, kakakmu ingin mentraktirmu makan malam ini, tap

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 8

    Mimpi indah itu menjadi hancur, kemudian aku pun terbangun.Selingan singkat itu tidak dapat mengubah apa pun.Setelah Sandy kembali ke sekolah pada malam akhir pekan, aku mulai berpikir untuk melakukan pekerjaan sampingan supaya hidup tidak terlalu mendesak karena gaji yang kecil.Aku mulai menelusuri video untuk mencari inspirasi.Tiba-tiba, sebuah akun yang sangat familiar menambahku sebagai pertemanan.Setelah melihat dengan teliti, aku sangat kaget hingga melempar ponselku ke tempat tidur.Blogger ini mengunggah foto-foto berisi otot perutnya dari berbagai sudut, dia juga merupakan salah satu dari banyak pria tampan yang aku ikuti.Aku sering mendambakannya saat melihat beberapa video itu.Kenapa dia tiba-tiba menambahku sebagai pertemanan hari ini? Jangan-jangan hanya kelalaian saja?Aku pun mulai melihat halaman profilnya. Setiap video yang dia unggah disukai lebih dari 100 ribu orang.Seperti dugaan, sekarang semua orang suka melihat konten seperti ini.Beberapa blogger ini seh

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 7

    Sandy berhenti di depanku.Aku tidak berani mengangkat kepalaku."Kak, sekarang sudah giliranmu."Aku ingin menangis tetapi tidak punya air mati. Aku juga ingin berterima kasih kepada Julia."Iya! Sekarang sudah sangat malam, kamu tidur dulu. Kamu tidur saja di ranjang."Setelah mengambil pakaian yang sudah disiapkan, aku berjalan melewatinya dan kemudian pergi ke kamar mandi.Mengingat kejadian kemarin, aku tidak berani melakukan tindakan licik apa pun lagi.Setelah menghapus makeup, aku mencuci wajahku dengan bersih.Selesai mandi, aku langsung mengenakan piyamaku yang paling tertutup.Aku pun mengacaukan rambutku dan kemudian bercermin.Bagus sekali! Aku sangat puas dengan penampilan ini.Aku berlama-lama lagi di kamar mandi. Setelah Sandy tertidur, barulah aku keluar.Namun, kenyataan tidak seperti yang kuharapkan. Suara ketukan pintu yang mendadak membuatku sangat kaget."Kak, baju gantiku ada di dalam. Nanti kamu keluar, aku masih harus mencucinya."Baru kemudian aku sadar bahwa

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 6

    "Apa kamu tidak merasa malu saat putus denganku di depan umum? Sungguh konyol!"Setelah itu, aku pun berbalik dan hendak berjalan pergi. Akan tetapi, Jacky malah menarikku.Aku benar-benar merasa diriku yang sebelumnya perlu memeriksa kondisi mata. Bagaimana aku bisa menyukai orang seperti dia juga merupakan misteri yang belum terpecahkan."Sudahlah! Kalau terus begini, itu akan menjadi tidak sopan," ucapku. Amarah di hatiku pun tiba-tiba melonjak.Namun, Jacky masih bersikeras untuk menarik tanganku.Ketika menoleh ke belakang lagi, aku merasa sangat terkejut.Sandy sedang berdiri di depan pintu sambil melihat kami.Setelah tidak bertemu selama setahun, dia tampak lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun sedang mengenakan seragam sekolah, ketampanannya masih terlihat sangat jelas.Omong-omong, aku juga merasa malu karena Sandy melihat interaksiku dengan pria yang buruk ini.Setelah berjalan menghampiriku, Sandy langsung menarikku ke sebelahnya.Dia menarikku dan hendak berjalan pergi ta

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 5

    Malam itu, angin di tepi pantai sangat kencang. Saat pulang, barulah kami merasa betapa dinginnya udara.Tak disangka, Sandy melepaskan mantel dan menyelimutkannya di bahuku. Kemudian, dia membawaku pulang bersamanya.Setelah kami berpamitan, aku sudah tidak bertemu dengannya selama setahun.Tiba-tiba, adegan berganti ke rumah yang aku kontrak bersama Julia.Saat itu, aku sudah menghasilkan banyak uang sehingga mampu menghidupinya.Usia Sandy pun berubah menjadi setahun lebih mudah dariku. Adegan masih sama seperti pagi kemarin, bedanya tidak ada orang lain di sekitar kami.Kami saling berciuman untuk mengekspresikan cinta kami yang mendalam.*********Saat aku sadar kembali, aku sudah kembali ke rumah kontrakan. Kemudian, kamar pun menjadi jauh lebih luas.Julia mengatakan bahwa kedua adiknya sudah pulang.Dia juga menceritakan kejadian yang terjadi kemarin.Kasus pelecehan seksual sering terjadi di sekitar toilet, karena tidak ada kamera pengawasan di sana.Saat itu, aku hampir menja

  • Mimpi yang Mengubah Hidup: Si Malaikat   Bab 4

    Empat orang tinggal di satu ruangan memang sedikit sempit. Setelah pulang kerja, kami membawa mereka berdua untuk berjalan-jalan. Julia pun mulai berdiskusi agar mereka bisa pulang besok.Namun, Sandy tampak tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi pagi tadi.Dia juga tidak banyak bicara denganku, sebaliknya terus berdiri di belakangku.Mungkin karena kami berempat berdiri bersama, apalagi aku hanya ikut-ikutan sehingga tinggi badan dan penampilanku cukup mencolok.Orang-orang yang melewati kami pasti akan melirik kami sekilas.Namun, semua orang bisa melihat bahwa para gadis yang melewati kami pasti akan melihat Sandy dengan tatapan manja.Ketika aku menoleh untuk melihat mereka lagi, ternyata mereka masih berbisik sambil memandang punggung Sandy.Sungguh menyebalkan!Setelah itu, kami mencari kafe untuk duduk santai.Gadis-gadis di meja sebelah yang mengenakan seragam sekolah terus melirik ke arah kami. Hal itu membuatku merasa tidak nyaman, mungkin karena mereka terlalu cantik.

DMCA.com Protection Status