Share

Bab 5

Malam itu, angin di tepi pantai sangat kencang. Saat pulang, barulah kami merasa betapa dinginnya udara.

Tak disangka, Sandy melepaskan mantel dan menyelimutkannya di bahuku. Kemudian, dia membawaku pulang bersamanya.

Setelah kami berpamitan, aku sudah tidak bertemu dengannya selama setahun.

Tiba-tiba, adegan berganti ke rumah yang aku kontrak bersama Julia.

Saat itu, aku sudah menghasilkan banyak uang sehingga mampu menghidupinya.

Usia Sandy pun berubah menjadi setahun lebih mudah dariku. Adegan masih sama seperti pagi kemarin, bedanya tidak ada orang lain di sekitar kami.

Kami saling berciuman untuk mengekspresikan cinta kami yang mendalam.

*********

Saat aku sadar kembali, aku sudah kembali ke rumah kontrakan. Kemudian, kamar pun menjadi jauh lebih luas.

Julia mengatakan bahwa kedua adiknya sudah pulang.

Dia juga menceritakan kejadian yang terjadi kemarin.

Kasus pelecehan seksual sering terjadi di sekitar toilet, karena tidak ada kamera pengawasan di sana.

Saat itu, aku hampir menjadi korban seksual. Untung sekali, begitu Julia kembali ke meja makan, Sandy langsung keluar sehingga bisa menyelamatkanku.

Kalau tidak, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.

Ternyata, suara tabrakan pintu yang keras itu adalah ulahnya Sandy.

Kali ini, Sandy yang menyelamatkanku.

Lalu, memangnya kenapa?

Mimpi tidak akan menjadi kenyataan.

Setelah perpisahan kali ini, mungkin kita harus menunggu setahun lagi agar bisa bertemu. Saat bertemu lagi, apa yang akan terjadi pada kita?

Kecuali aku bisa kaya dan mampu menghidupinya.

Namun, bukankah itu hanya mimpi?

Aku selalu membayangkan bahwa suatu hari bisa mendapatkan uang yang banyak, kemudian menjalani hidup yang santai dan menikmati masa tua.

Kenyataannya, aku harus bekerja dengan hati-hati dan selalu waspada karena akan dipecat kapan saja.

Setelah membayar biaya sewa, aku harus membagi pengeluaran sehari-hari.

Sebaiknya jangan terus berkhayal.

Lagipula, Sandy sudah menambah orang lain sebagai pertemanan di Whatsapp. Jadi, itu mungkin adalah jawabannya hari itu.

Hidup akan segera kembali ke jalur normal. Aku juga akan menemukan kebahagiaan yang seharusnya menjadi milikku.

Aku pasti sudah lama tidak berinteraksi dengan pria, sehingga aku bisa jatuh cinta pada seorang adik.

Sekarang sudah waktunya untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

Oleh karena itu, aku yang berusia 23 tahun pun mulai mencari jodoh.

Julia sudah kembali bersama mantannya. Tak lama lagi, dia akan pindah keluar.

Kini, hanya aku yang menjaga rumah kosong ini.

Tanpa disadari, waktu sudah berlalu selama setahun. Aku juga bertemu dengan banyak orang aneh.

Di antaranya, ada pria yang berpenghasilan di atas puluhan juta dan buru-buru ingin punya anak, bahkan juga ada pria yang berharap bisa bergantung padaku.

Seperti dugaan, kalau itu bukan orang yang bisa jatuh cinta pada padangan pertama, pastinya sangat sulit untuk menemukan seseorang yang bisa dicintai.

Namun, hal yang lebih aneh adalah setelah melakukan kencan buta beberapa kali, aku malah bertemu kembali dengan cinta pertamaku, Jacky Prayoga.

Aku tidak akan pernah melupakan momen perpisahan itu.

Saat itu, aku dan Jacky berada di kelas yang sama. Setelah kami berpacaran, dia menggunakan uang sakunya untuk menghidupiku.

Aku adalah orang yang tidak suka berutang budi. Sebab itu, aku pun memberi tahu Jacky bahwa diriku tidak akan menggunakan uangnya sebelum bekerja.

Namun, dia selalu memberiku kejutan kecil dan membelikanku banyak barang mewah.

Jacky mengatakan bahwa dirinya sangat mencintaiku, sehingga ingin membelikan barang-barang yang bagus untukku.

Namun, alasan kami putus malah sangat aneh.

Pada suatu hari, Jacky bersikeras membawaku ke toko dengan brand Klems untuk membeli tas terbaru.

Saat ingin membayar dengan kartu bank, pramuniaga memberi tahu bahwa saldo di kartu tidak cukup.

Tiba-tiba, Jacky ingin berpisah denganku di depan semua karyawan dan pelanggan di toko itu.

Dia bilang "Aku sudah mempermalukanmu, jadi kita putus saja".

Perkataan itu sangat konyol hingga aku merasa dia hanya mencari alasan untuk berpisah denganku.

Selesai mengingat kenangan itu, aku menggelengkan kepala sambil mengusap dahi.

"Cindy Liandi, lama tidak bertemu," ucap Jacky dengan wajah penuh rasa bersalah.

"Bisakah aku mengejarmu sekali lagi?" tanya Jacky.

"Tuan Jacky, aku mana berani lagi. Aku takut kamu tinggalkan aku saat kamu tidak punya uang."

"Dulu itu memang salahku, tapi aku belum pernah mengalami situasi seperti itu. Malu sekali!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status