Merebut Suamiku Dari Kekasihnya

Merebut Suamiku Dari Kekasihnya

last updateLast Updated : 2022-06-23
By:  Galuh ArumCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
25 ratings. 25 reviews
72Chapters
40.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Pernikahan Sandrina terjadi karena permintaan ayah Bastian. Sandrina berhutang Budi hingga mengharuskan ia menikah dengan Bastian. Bastian ternyata menolak perjodohan itu. Akan tetapi, dirinya tak bisa berbuat apa pun saat paksaan datang dari sang ayah. Padahal ia sudah memiliki kekasih bernama Alika. Sementara, hal tak terduga datang. Mantan kekasih Sandrina, Ferdi adalah adik kandung dari Bastian.

View More

Chapter 1

Satu

“Aku hamil, Mas.” Wajah Sandrina terlihat bahagia saat memberitahu dirinya sedang berbadan dua.

Akan tetapi, Bastian—suaminya tak bereaksi lebih. Pria berkemeja putih itu sekilas melihat, lalu hanya berdehem saja.

Wajah semringah Sandrina berubah menjadi sendu. Ia hanya berharap sang suami terlihat bahagia dengan kehamilannya. Namun, semua di luar dugaan, Bastian tak bisa menghilangkan sikap dinginnya pada sang istri.

“Mas, apa kamu tidak bahagia?” tanya Sandrina.

“Kamu pikir sendiri saja.” Bastian berjalan meninggalkan Sandrina yang masih berdiri mematung di ruang tv.

Enam bulan pernikahan mereka berlalu begitu saja tanpa kebahagiaan. Apalagi Bastian yang selalu bersikap dingin pada Sandrina, juga ucapan demi ucapan ketusnya yang selalu membuat kesabaran wanita itu teruji.

Sandrina menarik napas, ia berusaha tahan dengan sikap sang suami. Bagaimana pun, wasiat yang dibuat oleh ayah mertuanya itu harus dijalani dengan ikhlas dan tabah.

Sandrina melangkah ke kamar dan menemui Bastian yang sedang berbaring di ranjang.

“Aku tahu kamu tidak senang dengan kehamilan ini. Tapi, tolong, antarkan aku ke Dokter. Setidaknya, aku bisa di hargai sebagai seorang istri walau nyatanya suamiku tidak pernah menganggap aku.” Bibir Sandrina bergetar saat mengutarakan isi hatinya.

Wajah Bastian begitu datar, bahkan seolah-olah ia tak menggubris kehadiran Sandrina. Pikirannya hanya tertuju pada sebuah penyesalan kala ia pulang mabuk dan menggauli sang istri.

“Kamu tidak lihat aku sedang beristirahat?” ujar Bastian dengan suara meninggi.

“Setelah kamu beristirahat, bisa, kan?” tanya Sandrina lagi.

“Aku tidak punya waktu, besok pagi-pagi aku harus ke luar kota. Tolong keluar, biar aku beristirahat.”

Hati Sandrina kembali perih menerima perlakuan sang suami. Sebuah kebahagiaan harusnya dirasakan keduanya. Akan tetapi, Bastian masih saja  bersikap kaku dan dingin.

Sandrina menahan tangis, air matanya sudah habis selama ia menikah dengan Bastian. Ia bergegas ke luar karena mendengar suara bel berbunyi. Sebelum itu, ia menoleh ke arah sang suami. Tetapi, Bastian tetap memunggunginya.

Tangan itu kembali mengusap wajah, sebelum ia membuka pintu.

“Ibu,” ujar Sandrina saat melihat ibu mertuanya muncul di depan pintu.

“Ibu senang kamu akhirnya hamil.” Ibu mertua Sandrina memeluk sang menantu dengan bahagia. Akhirnya, Sandrina bisa tersenyum saat ada orang yang bahagia dengan kehamilannya.

“Selamat, Kak.” Suara bas Ferdi—adik ipar Sandrina sangat familiar di telinga Sandrina.

Ferdi menjabat tangan Sandrina yang terlihat bahagia. Pria itu pun ikut senang dengan berita yang sangat di tunggu oleh keluarga mereka. Namun, saat Sandrina dan sang ibu melangkah masuk, senyum d bibir Ferdi sirna begitu saja.

Ferdi menarik napas, lalu melangkah masuk mengikuti kedua wanita itu.

***

Bu Hana menghampiri Bastian yang tertidur di kamar. Sabrina sudah mengatakan jika suaminya sedang tidak mau di ganggu, tapi ibu mertuanya tidak menggubris larangannya.

Wanita dengan gamis syar’i itu masuk ke kamar sang anak. Dilihatnya Bastian tertidur pulas, langsung saja Bu Hana menarik selimut Bastian.

“Bas, bangun,” ujar Bu Hana.

Bu Hana menggoyang-goyangkan tubuh Bastian. Namun, pria itu tak kunjung terbangun.

“Bas, bangun!”

“Apa, sih. Sudah gua bilang jangan pernah ganggu gua tidur!”

Bastian terdiam saat melihat bukan Sandrina yang ada di hadapannya. Bu Hana menggeleng melihat kelakuan Bastian yang membuatnya malu di depan menantunya.

“Cepat ganti baju kamu, kita antar Sandrina ke Dokter Kandungan!” titah sang ibu.

Bastian mengusap wajah dengan kasar. Kepalanya masih terasa berat saat tidurnya harus terganggu hingga membuat pening.

“Ibu saja, aku malas. Lagi pula, aku lelah bekerja seharian di kantor,” tolak Bastian.

“Tidak ada alasan apa pun untuk menolak. Harusnya kamu bahagia dengan kehamilan Sandrina. Bukan malah acuh seperti ini,” cecar Bu Hana.

“Cukup, Bu. Aku lelah untuk keadaan seperti ini. Antar saja dia dengan ibu dan Ferdi. Jangan mengganggu aku.” Bastian kembali menutup tubuh dengan selimutnya.

Bu Hana emosi melihat tingkah anak pertamanya itu. Lagi, ia menarik selimut putih itu dan menarik lengan sang anak.

“Cepat bangun atau—“

“Atau apa? Ibu selalu saja mengancamku. Cukup, Bu. Dengan menikahinya, apa kurang baktiku? Aku tidak mencinta dia, untuk apa aku peduli dengannya.”

“Jika kau tidak mencintainya, bagaimana bisa dia hamil? Tak mencintai, tapi menghamili. Munafik!”

“Bu, saat itu aku sedang mabuk, jadi tidak tahu aku melakukan hal itu. Lagi pula, hanya sekali aku melakukannya. Bagaimana mungkin bisa hamil secepat itu?” Kini Bastian malah meragukan anak dalam kandungan Sandrina.

Sandrina yang sejak tadi berdiri di ambang pintu langsung masuk dengan emosi.

“Boleh kamu nggak mengakui aku sebagai seorang istri. Tapi, tolong jangan berpikir jelek tentangku. Demi Allah, ini anak kamu Mas, hanya kamu yang pernah menyentuhku.” Sandrina berlinang air mata. Dadanya bergetar hebat, sekujur tubuhnya terasa dingin begitu juga emosi yang kuat memuncak.

“Alah, nggak usah sok suci,” ujar Bastian.

“Aku bukan sok suci, tapi setidaknya aku berusaha menjadi istri yang baik. Kamu pikir, hanya kamu yang tidak bahagia? Aku juga, Mas! Saat bercinta pun nama wanita lain yang kau sebut!”

Dada Sandrina bergemuruh hebat, netranya menatap tajam sang suami yang terlihat pucat saat ia menyebut nama wanita lain.

“Alika. Nama wanita itu yang kau sebut selama kamu menggauli aku.”

Tamparan keras mengenai pipi Bastian. Bu Hana tidak tega melihat luka yang ditorehkan sang anak pada menantunya.

“Siapa itu Alika, Bas?”

Bastian menoleh ke arah Sandrina. Karena sang istri, ibunya harus tahu tentang wanita idaman lain yang membuat jantungnya seolah-olah berhenti saat ia sedang bersama wanita itu.

“Katakan, Bas!” Bu Hana mendesak sang anak.

Ferdi gegas menghampiri sang ibu saat melihat wanita itu mulai memegangi dadanya yang terasa sakit.

“Bu, jangan berteriak terus. Mereka sudah menikah, biarkan menyelesaikan masalahnya sendiri,” bujuk Ferdi.

“Alika itu, kekasih Bastian. Benar, bukan, Bang?” Ferdi mengulas senyum saat Bastian mengangkat kepala.

Bastian terperangah dengan ucapan sang adik. Ia melihat mimik wajah sang ibu yang merah padam. Netranya berulang kali mengerjap, tangannya sudah mengepal keras dan siap menerkam  Ferdi.

“Sialan!”

Bastian mengangkat tangan dan ingin memberikan hantaman untuk Ferdi. Namun sayang, Sandrina yang berniat menghalangi niat Bastian, malah ia yang terkena pukulan tangan sang suami.

Bu Hana histeris saat Sandrina luruh ke lantai, apalagi Ferdi yang langsung gegas membangunkan Sandrina yang pingsan.

Bu Hana langsung mengambilkan air untuk mengompres wajah Sandrina yang terkena pukulan Bastian. Lalu, Ferdi mengambil minyak angin agar Sandrina cepat sadar.

Sementara, Bastian sama sekali tidak merasa cemas melihat keadaan sang istri. Pria itu malah melangkah masuk.

“Tunggu!”

Ferdi menarik lengan Bastian, sang kakak menghentikan langkah dan membalikkan badan.

“Lo nggak punya hati, apa?” Ferdi berteriak kencang.

Bastian terlihat tenang menghadapi sang adik. Walau hatinya sudah merasa dongkol dengan kehadiran Ferdi di rumah itu.

“Yang nggak punya hati, gua apa elu?” Bastian tersenyum sinis.

“Jangan memutar balikkan fakta. Apa maksudnya?”

“Dua tahun pacaran, lalu lu selingkuh dan menggantungkan Sandrina. Di sini siapa yang nggak punya hati?”

Wajah Ferdi memerah, rahasia ia dan Sandrina ternyata diketahui sang kakak. Kini, semua menjadi tegang. Termaksud Bu Hana yang kini melangkah mendekat.

“Jelaskan apa yang dikatakan kakakmu, Ferdi?”

Ferdi terdiam, ia menyadari wajah pengungkapan Sandrina yang kini terbaring tak berdaya.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(25)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
25 ratings · 25 reviews
Write a review
user avatar
yenyen
walaupun ujung ujungnya amnesia tapi authornya ga mau bikin kaya sinetron yang sampai beratus ratus bab. Keren .........
2022-07-05 16:34:21
1
user avatar
Faver
Kalau udah nikah yah udah harus pegang komitmen. Mencoba sama-sama mencintai yang baru. Greget deh. Semangat thor.
2022-06-24 13:05:06
0
user avatar
Anggrek Bulan
ceritanya bagus sekali Kak
2022-06-23 13:59:41
0
user avatar
Va_DeQ
DUH BASTIAN BIKIN GEMESH DEH,, Pen Tak Jedotin PaLanya biar SADAR xixixixiiiii (´ ▽`)
2022-06-01 01:21:59
2
user avatar
An_Da
KEREN BANGET CERITANYA KAK,, saya suka Saya Suka
2022-05-31 23:42:55
2
user avatar
Da_V
Sabar ya Sandrina ,cini teteh peyuk onLine (づ ̄ ³ ̄)づ
2022-05-31 23:39:09
2
user avatar
Dinda_Put
BAGUS BANGET CERITANYA KAKA (´ε` )♡
2022-05-31 23:31:14
1
user avatar
V_N
Ka Kapan Update Sandrina,, Kangen Hiks (╥_╥)
2022-05-31 11:10:10
1
user avatar
Indy Shinta
Bastian minta disentil ginjalnya. Siksa aja, Thor, siksa! *ngomporin author hahaha
2022-05-31 09:22:19
1
user avatar
Yayu Afriyani
ceritanya bagus kak
2022-05-29 15:57:36
1
user avatar
Anna Kuhas
bab1 nya aja udah bikin emosi... keren kak
2022-05-28 10:10:14
0
user avatar
ayoeka1212
Lanjut Kak. seru!
2022-05-28 10:09:52
0
user avatar
missingty
wah ceritanya bikin penasaran kak
2022-05-28 06:25:24
0
user avatar
Galuh Arum
yuk baca crta ini
2022-05-03 16:59:02
1
default avatar
Cahyani Fitria Utami
Ceritanya sebenernya mainstream drama rumah tangga. Tp tetep menarik utk terus diikutin. Gimana kelanjutan bastian dan sandrina. Semoga sama sama bahagia. Ntah bersama atau dengan jalannya masing2
2022-04-18 20:47:07
2
  • 1
  • 2
72 Chapters
Satu
“Aku hamil, Mas.” Wajah Sandrina terlihat bahagia saat memberitahu dirinya sedang berbadan dua. Akan tetapi, Bastian—suaminya tak bereaksi lebih. Pria berkemeja putih itu sekilas melihat, lalu hanya berdehem saja. Wajah semringah Sandrina berubah menjadi sendu. Ia hanya berharap sang suami terlihat bahagia dengan kehamilannya. Namun, semua di luar dugaan, Bastian tak bisa menghilangkan sikap dinginnya pada sang istri. “Mas, apa kamu tidak bahagia?” tanya Sandrina. “Kamu pikir sendiri saja.” Bastian berjalan meninggalkan Sandrina yang masih berdiri mematung di ruang tv. Enam bulan pernikahan mereka berlalu begitu saja tanpa kebahagiaan. Apalagi Bastian yang selalu bersikap dingin pada Sandrina, juga ucapan demi ucapan ketusnya yang selalu membuat kesabaran wanita itu teruji. Sandrina menarik napas, ia berusaha tahan dengan sikap sang suami. Bagaimana pun, wasiat yang dibuat oleh ayah mertuanya itu harus dijalani dengan ikhlas dan tabah.
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more
Dua
Sandrina tersadar dari pingsannya. Bu Hana segera memberikannya teh hangat dan Bibi Asih membantu mengompres luka lebam di pipi Sandrina. Wajah cantik itu kini sedikit berbeda dengan pipi yang membiru akibat salah sasaran dari Bastian.Bu Hana membantu Sandrina duduk, ia sebenarnya ingin tahu apa yang sebenarnya tidak ia ketahui tentang kedua anaknya juga menantu kesayangannya.“Maafkan Bastian, dia tidak sengaja memukul kamu. Sebenarnya, apa yang tidak ibu ketahui. Apa sebelumnya kamu dan Ferdi sudah saling mengenal?” tanya Bu Hana.Sandrina terkesiap, ia berpikir apa yang terjadi saat dirinya pingsan hingga Bu Hana bertanya seperti itu.“San, kenapa kamu tidak menjawab ibu?” Lagi, pertanyaan sang mertua membuat Sandrina terbangun dari lamunannya.Sandrina gugup, sebelumnya tidak ada yang tahu tentang hubungan Ferdi dengannya sebelum ia menikah dengan Bastian.“A—aku—“ Sandrina menatap ibu mer
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more
Tiga
Bu Hana membantu mengoles obat pada wajah Sandrina. Wanita tua itu masih saja mengomel karena ulah Bastian wajah menantu kesayangannya menjadi lebam.“Tenang saja, sudah ibu telepon suruh pulang. Setelah ini kita ke Dokter Kandungan.”“Iya, Bu.”Terdengar deru mobil memasuki halaman rumah. Suara kendaraan itu sudah sangat dihafal Sandrina, ia gegas ingin menyongsong sang suami.“San, biar ibu saja. Kamu di sini istirahat.” Bu Hana langsung menghampiri sang anak.Bastian berdiri di depan rumah saat sang ibu sudah menunggunya di ambang pintu. Pria dengan rambut cepak itu mengembuskan napas sebelum ia mendapat beberapa wejangan dari ibunya.“Kamu itu nggak punya pikiran, punya perasan nggak kamu?”Benar dugaan Bastian, sang ibu mulai memberikan ceramah padanya. Kali ini pasti akan panjang sampai ia lelah.“Ibu ngomong apa, sih?”Bastian berjalan melewati sang ibu.
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more
Empat
Dimas membuat Ferdi terus berpikir untuk merebut hati Sandrina kali ini. Lagi pula Bastian juga tidak akan marah jika ia mendekati mantan istrinya itu karena sang kakak memiliki kekasih yang sulit ia tinggalkan. Hal itu mempermudah dirinya untuk kembali mendekati Sandrina karena ternyata dirinya masih sangat mencintai mantan kekasihnya itu. Kesalahannya membuat ia menyesal sekian lama. Meninggalkan Sandrina dan memilih wanita yang jauh berbeda darinya. Dengan senyum tipis, Ferdi pamit pada Dimas. Ia melambaikan tangan saat sang teman sedang melayani beberapa tamu. Dimas menanggung melihat Ferdi berjalan ke luar kafe. Sebelum pulang, Ferdi memiliki ide untuk membelikan beberapa barang atau makanan kesukaan Sandrina. Ia masih ingat dengan hal kecil yang menandai kebiasaan mantan kekasihnya. Ferdi membuka pesan masuk, ternyata sejak tadi sang ibu terus berusaha meneleponnya. Ia menarik napas, tangannya membuka cepat pesan masuk dari ibunya. [Cepa
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more
Lima
Bastian terus menghubungi Alika, tapi wanita itu sama sekali tidak menjawab teleponnya. Tangan pria itu bermain di ponsel dan mengetik beberapa pesan untuk sang kekasih. Alika masih marah sampai tidak mengangkat panggilan masuk dari Bastian.Pria itu menyimpan ponsel di nakas, wajahnya kesal penuh amarah. Kalau bukan karena sang ibu memintanya pulang, mungkin Alika tidak akan semarah itu. Sungguh buat hatinya menjadi kacau dan kalut.Bastian semakin kesal saat mendengar suara ibunya lantang memanggil. Terdengar kursi berderit saat pria itu beranjak dari duduknya. Gegas ia membuka pintu karena sejak tadi ketukan pintu dan suara ibunya sangat mengganggu.“Ada apa, Bu?” tanya Bastian.“Cepat ganti baju, kita ke Dokter Kandungan.”Bastian melongok karena ia kira tidak jadi mengantar Sandrina. Sang ibu langsung menunggu di ruang tamu, sedangkan Bastian masih berdiri mematung di ambang pintu.Tidak seperti bertemu dengan Al
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more
Enam
Bu Hana sudah kembali pulang setelah senang melihat hasil pemeriksaan sang menantu. Rumah itu kembali sepi, hanya tinggal dua orang yang saling diam tanpa kata. Apalagi Bastian yang terlihat jelas tidak mau menunjukkan simpati sama sekali pada Sandrina. Pria itu duduk di balkon sembari menyesap rokok.Sandrina memperhatikan dari kejauhan karena tidak berani mendekat, ada asap rokok yang bisa merusak dirinya. Apalagi ia sedang hamil, harus menjauhi berbagai hal yang membahayakan.Sejak pulang dari rumah sakit, Bastian terlihat sangat cemas. Sandrina sebagai seorang istri pun bisa merasakan apa yang sedang dialami Bastian. Pria itu gelisah, dan seperti ada yang membuatnya tidak fokus.Bastian terbangun dari lamunannya, ia gegas bangkit untuk menemui Alika. Tapi, ia terkesiap melihat Sandrina berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. Merasa diawasi, Bastian menyenggol dengan sengaja hingga Sandrina hampir terjatuh.“Kamu nggak punya hati, aku sampai ham
last updateLast Updated : 2022-03-14
Read more
Tujuh
Dimas menegur Ferdi yang sejak tadi terdiam menatap Alika tanpa berkedip. Dimas berpikir jika temannya terpesona dengan wanita di depannya. Akan tetapi, dugaannya salah. Ferdi bukan terpesona, melainkan dia sedang berpikir apa wanita di hadapannya adalah kekasih sang kakak atau sekadar mirip nama.“Kalian sudah saling kenal?” tanya Dimas.“Belum.” Ferdi cepat menjawab.Dimas memperkenalkan mereka berdua. Keduanya bersalaman, sama halnya dengan Ferdi, Alika pun seperti sangat familier dengan wajah pria di depannya. Alika seperti pernah melihatnya dan ia malah lupa melihatnya di mana.Dimas memesankan minuman untuk Alika, tapi ia pamit sebentar untuk memeriksa dapur. Sementara, Ferdi dan Alika bingung harus bicara apa. Keduanya masih duduk sembari menyaksikan live musik. Sesekali Ferdi memerhatikan Alika, setelah itu ia semakin penasaran apa dia wanita yang membuat Bastian jatuh cinta.“Dari mana?” Pertanyaan basa
last updateLast Updated : 2022-03-14
Read more
Delapan
Ferdi sama dengan Bastian, pria itu pun terkesiap melihat sang kakak bersama dengan wanita yang sangat ia suka. Begitu juga Alika, hawa panas menyelimuti hatinya melihat Bastian bersama dengan sang istri.Sandrina menatap Ferdi, ia mengenali Alika sebagai Dokter Kandungan yang memeriksa dirinya. Akan tetapi, ia tidak tahu jika wanita itu adalah kekasih sang suami.“Kalian datang ke sini juga? Tumben?” Ferdi menyapa untuk mengurangi rasa gugup.Wajah Bastian sudah tidak bersahabat melihat sang kekasih kini bersama dengan Ferdi. Sejak tadi ia mencoba menghubungkan, ternyata Alika bersama Ferdi dan seperti sedang bersenang-senang.“Nggak usah basa-basi.” Bastian menarik Sandrina menjauh, tapi langkah terhenti saat Ferdi kembali memanggilnya.“Ka, tenang saja. Aku nggak akan mengganggu istrimu lagi, kenalkan calon istriku.”Wajah Alika langsung memerah, sama halnya dengan Bastian yang sejak tadi menatap dengan
last updateLast Updated : 2022-03-14
Read more
Sembilan
“Aw!”Bastian menjerit kala Sandrina menendang keperjakaannya. Peria itu langsung melepas cengkeramannya dan terduduk sembari memegangi yang sakit. Sementara, Sandrina masih menatap bengis pria yang menjadi suaminya itu.“Sakit, kan?”Sandrina kembali tersenyum melihat Bastian yang tak bisa menjawab karena ia sedang merasakan nyeri di sesuatu yang paling berharga baginya. Sang istri tak peduli betapa sakitnya Bastian, sedangkan suaminya itu bersumpah akan membuat Sandrina menyesali perbuatannya kali ini.“Awas, ka—kamu!” Bastian mengucapkan kalimat terbata-bata juga hanya bisa menunjuk Sandrina dengan telunjuknya.“Rasakan, rasa sakit itu nggak sebanding dengan sakitnya hati aku saat suami bercinta denganku, mulutmu masih memanggil namanya!”Akhirnya Sandrina bisa mengutarakan apa yang ia rasakan kali ini. Walau pernikahan mereka berjalan karena perjodohan, bukan berarti Bastian bisa mela
last updateLast Updated : 2022-03-15
Read more
Sepuluh
Wajah Bastian memerah mendengar ucapan Sandrina. Entah apa yang merasuki sang istri hingga bisa berbicara seperti itu. Apalagi mengenai hal sensitif mengenai pria. Bastian menggebrak meja, tapi Sandrina tak kaget sama sekali.Sandrina masih terlihat santai, berbeda dengan ia yang dulu. Ia semakin kuat menghadapi Bastian yang berlaku seenaknya pada dirinya.Semenjak kehamilannya, Sandrina bertekad untuk mengembalikan Bastian pada kodratnya. Pria yang seharusnya menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab. Bukan pria yang masih bermain-main dengan wanita lain padahal tahu dirinya akan menjadi seorang ayah.“Anggap saja tidak terjadi sesuatu malam tadi.”“Terserah kamu, aku tidak peduli. Aku mau merapikan baju, ibu akan memesankan aku taxi jam 13.00.”“Sampai kapan?”“Mungkin sampai anak ini lahir.” Sandrina menjawab singkat.Bastian dibuat melongok dengan jawaban asal sang istri. Selama
last updateLast Updated : 2022-03-15
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status