Home / Romansa / Meraih Cinta Setelah Berpisah / Bab 7 Tawa dalam Luka

Share

Bab 7 Tawa dalam Luka

last update Last Updated: 2025-01-21 14:24:53

Harish membantu Rengganis untuk berjalan dengan memapahnya hingga keluar ruangan IGD. Langkahnya pelan, mengimbangi kaki Rengganis yang masih terasa nyeri akibat kecelakaan itu.

Di depan lobby rumah sakit, Pajero Sport putih milik Harish sudah terparkir rapi. Dengan sigap, Harish membuka pintu mobil untuk Rengganis, kemudian membantu memapahnya kembali. Saat itu ingin rasanya menolak, tapi Rengganis tak kuasa, karena memang saat itu ia membutuhkan bantuan untuk berjalan.

"Ini kamu sendiri yang akan nyetir, Mas?" tanya Rengganis.

"Iya atuh saya kan supir, ya nyupir sendirilah, masa kamu yang nyetir," jawab Harish dengan nada bergurau.

"Maksudnya kan kamu habis kecelakaan, itu juga tadi kata dokter kakinya dapat tujuh jahitan,"

"Kecelakaan?" sambil mengemudikan mobilnya melaju ke luar area rumah sakit, Harish menggoda Rengganis, "aku ngga kecelakaan, tapi lebih tepatnya ditabrak?"

"Ih ..." Rengganis terlihat kesal tapi juga menyesali kecelakaan tadi, "aku ngga sengaja ... tadi aku juga sudah minta maaf, lagipula aku sudah bertanggung jawab, kan?"

Haris tersenyum mengejek Rengganis sambil mengangguk-anggukan kepalanya, sementara Rengganis hanya meliriknya sekilas tanpa berkomentar apa pun lagi. Pandangannya hanya tertuju ke luar jendela yang berada disisi kirinya.

"Mau langsung aku antar ke rumah atau mau ke apotek dulu untuk membeli tongkat untuk kamu berjalan?" tanya Harish.

"Hah, ngapain pakai tongkat? Astaghfirullah ... Aku ngga separah itu kali, ih ... Ada-ada aja, hahaha ..." Rengganis tertawa menanggapi pertanyaan Harish.

"Nah, gitu dong ketawa, dari tadi dilihat mukanya ditekuk terus kaya dompet tanggung bulan, neng," Harish kembali meledek Rengganis.

"Ih, kok, neng, perasaan tadi manggil aku teteh, sekarang, kok, neng," Rengganis gantian meledek Harish.

"Iya, soalnya aku baru tau ternyata kamu itu lima tahun lebih muda dari aku, ternyata kamu masih kecil, tapi kok mukanya sepuluh tahun lebih tua dari usianya sih, hahahahaha ..." lagi-lagi Harish meledek Rengganis, "makanya jangan ditekuk terus mukanya, coba kaya tadi, kamu tertawa, terlihat cantik. Manis."

"Ih, tau dari mana? Sok tau ..." bantah Rengganis dengan sedikit mengerucutkan bibirnya yang mungil dan menyilangkan tangannya di dada.

Tapi sebenarnya Rengganis seperti mengakui pernyataan Harish. Semenjak menikah dengan Dewa, ia sudah jarang tertawa, hari-harinya penuh luka batin. Rengganis bisa melupakan luka batinnya hanya jika berada di sekolah bersama guru dan juga murid-murid kesayangannya.

"Tau dong, kamu kan kelahiran ta--huunnn ..."

Dengan sigap Rengganis membekap mulut Harish, dan membuat Harish terkekeh, "perempuan itu aneh ya, padahal kalaupun aku bilang kamu kelahiran tahun berapa, kan, ngga akan ada yang dengar selain kamu dan aku, tapi tetap saja usia selalu sensitif bagi perempuan setelah berat badan."

Rengganis memutar bola matanya dengan malas dan mengalihkan pembicaraan, dengan menanyakan hal yang mengusik hatinya sedari tadi, "kok, kamu kenal Pak Darma, Mas? Terus, kok, kamu tau tahun kelahiran aku? Memangnya kamu ini siapa sih sebenarnya? Wali murid di sekolah aku mengajar? Tapi, kok, aku ngga pernah lihat ya?"

"Widih, sekalinya ngomong ... Pertanyaannya diborong, neng," Harish terkekeh mendengar pertanyaan Rengganis yang tak terjeda, "gampang aja sih sebenernya, semua sudah ada jawabannya kok, yang pertama, kenapa aku kenal Pak Darma? Ya karena ada name tag di dadanya, Dar-maa," Harish menunjuk dadanya seolah sedang memberitahu ada name tag di dadanya.

"Yang kedua, kenapa aku tau tahun kelahiran kamu? Aku ngga hanya tau tahunnya saja, tapi tanggal dan bulan kelahiran kamu pun aku tau ... Kok bisa? Ya bisalah, soalnya tadi kan kamu meninggalkan KTP untuk mengurus administrasi sebelum kamu pergi ke ruang rontgen, nah ... Jawaban dari pertanyaan ketiga, aku bukan siapa-siapa, bukan wali murid di sekolah itu juga, karena aku belum mempunyai anak, ya gimana bisa punya anak, nikah aja belum," Harish menjelaskan panjang lebar tentang pertanyaan yang diajukan oleh Rengganis.

"Tapi ada informasi lain yang justru baru aku tau, ternyata kamu seorang guru ya," imbuh Harish, "mudahkan mendapatkan informasi tentang perempuan, apalagi kalau sudah merasa nyaman."

"Ih ... Apa sih," Rengganis mengumpat, dan memalingkan wajahnya ke arah jendela. Enggan menanggapi ocehan Harish, padahal awalnya ia yang membuka pertanyaan demi mencari jawaban karena hati yang penasaran.

Harish menepikan mobil Pajero Sport berwarna putih, yang ia kemudikan, "tadi aku ditabrak disana, eh ... salah deh, gini maksudnya, tadi pertama kali kita bertemu disana, walaupun pertemuan kita sebuah kesengajaan karena kamu menabrak aku."

"Ih, pede banget sih, emang apa untungnya aku sengaja nabrak kamu?" Rengganis mulai sewot, tak suka jika terus menerus jadi bahan olok-olok oleh Harish. Apalagi mereka tidak saling kenal. Sementara Harish terus menerus terkekeh melihat tingkah wanita cantik disampingnya.

"Oke ... Oke ... maaf Bu guru Rengganis, sekarang mau saya antar kemana? Maksud saya alamat rumah Anda dimana? Biar saya bisa antarkan Anda sampai tujuan," Harish mencoba serius dengan kata-kata baku yang ia lontarkan, "alamatnya, Bu."

Bukannya menjawab pertanyaan Harish, Rengganis justru tertunduk lesu. Ia tak tau harus kemana saat ini, suara manja Friska disebrang telepon tadi masih terngiang ditelinga Rengganis. Masih terasa sesak dan menyakitkan bagi wanita yang memiliki irish berwarna coklat itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 8 Pertolongan Disaat yang Tepat

    "Maaf ibu guru, saya minta alamatnya untuk memastikan tujuan kita tidak salah," gurauan Harish membuyarkan lamunan Rengganis. "Aku turun disini saja, Mas." jawab Rengganis, sambil jemarinya bermain diatas layar datar untuk memesan taksi online, "nanti aku naik taksi online saja. Mas Harish bisa melanjutkan kegiatan hari ini. Sekali lagi, maaf atas kejadian tadi." "Serius? Hey, aku beneran mau antar kamu, kok," Harish memastikan, "aku ngga mau kamu nanti kenapa-kenapa." "Aku ngga apa-apa," Rengganis tersenyum, sambil menunjuk mobil yang berhenti tepat didepan mobil Pajero Sport yang milik Harish, "taksi aku sudah sampai, Mas. Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Harish hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Sebenarnya tak sampai hati melihat wanita cantik yang menabraknya tadi berjalan perlahan dan tertatih-tatih menuju taksi online didepannya. Namun, akan percuma saja jika ia terus memaksa, karena menurut Harish, seperti

    Last Updated : 2025-03-18
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 9 Salah Paham

    Wangi parfum yang menguar dari seseorang yang menopang tubuh Rengganis saat ia hampir terjatuh karena didorong oleh wanita yang merajai hati suaminya. Wangi parfum itu menerobos hingga ke memorinya. Ia ingat betul siapa pemilik wangi itu dan tangan atletis yang menopangnya, karena baru saja ia bertemu dengan pemiliknya, Harish. "Kamu ... Kok bisa?" ucapnya terputus, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ternyata tanpa sepengetahuan Rengganis, Harish membuntutinya hingga ke rumah, dan melihat semua yang telah terjadi pada Rengganis. Untungnya dengan sigap Harish menopangnya, terlambat sedikit saja, Rengganis akan jatuh ke lantai yang keras karena hilang keseimbangan. "Rengganis! Sini kamu, perempuan macam apa kamu ada didekapan lelaki yang tak kamu kenal. Hah!" Dewa menarik tangan wanita yang berstatus sebagai istri sahnya, dan seketika Rengganis tersadar bahwa ia masih berada di dekapan Harish. Namun dengan sigap Ha

    Last Updated : 2025-03-19
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 1 Surat Sidang Perceraian

    "Kenapa kamu tak pernah menangis atas luka yang aku torehkan?" tanya Dewa kepada Rengganis, saat ia merangsek masuk kedalam kamar wanita yang dua tahun lalu ia nikahi. setelah tau petugas dari pengadilan agama datang membawa surat sidang perceraian yang diajukan olehnya.Rengganis tersenyum kecut, sambil menggenggam surat sidang perceraian, ia memindahkan pandangnya kesudut jendela kamar dilantai dua yang ia tempati sendirian selama dua tahun menjadi istri dari Dewa, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang mebel yang sukses, "aku sudah tak pernah menangis sejak enam bulan setelah kamu mengijab atas diriku didepan kedua orang tuaku dan juga keluarga besarku.""Kenapa?""Kenapa?" Rengganis menirukan perkataan Dewa sambil tersenyum kecut menatap mata Dewa, "karena sudah tak ada lagi yang perlu aku tangisi, bukan?"Dewa memandang heran atas kelakuan wanita cantik beriris coklat itu. Tak ada raut kesedihan yang terlihat diwajah Rengganis atas ap

    Last Updated : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 2 Amarah Friska

    Seperti hari-hari sebelumnya, Dewa tak pernah menghiraukan ucapan Rengganis. Dewa melangkah semakin menjauh, meninggalkan Rengganis di dalam kamar yang mewah namun kamar itu seperti tak bernyawa. Sesaat setelah pintu ditutup dengan kencang, disitulah tangis Rengganis luruh. Wanita cantik yang tak pernah melepaskan hijabnya selain kepada mahramnya itu tak kuasa membendung butiran air mata yang menerobos keluar.Rengganis memejamkan matanya sekuat mungkin, berharap air matanya dapat berhenti. Namun, justru air matanya meluncur dengan deras. Sungguh, ia tak ingin lagi meratapi apa yang terjadi dalam pernikahannya dengan pria pilihan orang tuanya. Hal menyakitkan seperti ini sudah sering terjadi sejak awal pernikahan mereka. Namun, rasa pedih kali ini benar-benar membuat hatinya porak poranda. Meskipun ia tahu, cepat atau lambat, perceraian pasti akan terjadi. Tapi sungguh, ia tak menginginkan perceraian."Aaarrgh ..." sementara Dewa merutuki dirinya sendiri di dalam k

    Last Updated : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 3 Kecelakaan

    Sejenak melupakan kejadian kemarin. Kejadian yang sejatinya tak akan pernah bisa hilang dari ingatan wanita berbulu mata lentik itu. Seperti pagi hari biasanya, Rengganis sudah sibuk berada di dapur. Menyiapkan sarapan dan bekal untuk Dewa, pria yang mengikrarnya tanpa cinta dua tahun yang lalu. Meskipun Dewa tak pernah sedikitpun menyentuh masakan buatannya, ia tetap membuatkan berbagai menu masakan dengan harapan suatu saat nanti Dewa akan menyukai masakannya.Diatas meja makan, sudah terhidang nasi goreng ayam suwir dengan telur ceplok, dan juga segelas susu dan secangkir teh manis hangat untuk sarapan Dewa, di tas bekalnya sudah tersedia nasi dan capcay sebagai lauknya, ayam suwir cabai hijau dan jeruk juga ada didalamnya.Seperti biasa, Dewa selalu menolak jika Rengganis membawakan bekal untuknya. Jadi dengan tergesa, Rengganis menaruh bekal di dalam mobil Dewa, agar suaminya itu mau membawa bekal untuk makan siangnya di kantor, walaupun terpaksa. Rengganis be

    Last Updated : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 4 Hati yang Pilu

    "Braaakkk ..." Motor scooter matic pink yang Rengganis kendarai seketika oleng, menabrak pengendara motor didepannya dan membuat pengendara motor didepannya itu tehimpit antara motornya dengan motor milik Rengganis.Rengganis meringis, merasakan kakinya yang terasa terkilir. Sehingga untuk bangkit mengangkat motornya saja ia tidak mampu, dan membuat pengendara motor yang ia tabrak semakin terhimpit."Aaarrgh ... " lelaki yang tertabrak dan terhimpit motor Rengganis mengerang sambil memegang pangkal kakinya, "Teh, bangun atuh, sakit ini, aaarrgh.""Maaf, Mas, bukan aku ngga mau bangun, tapi a-aku juga ngga bisa bangun. Aaaw ... kakiku yang ini sepertinya terkilir," Rengganis mengungkapkan keadaannya, sambil menunjuk kaki kirinya yang juga sama-sama terhimpit motor."Astaghfirullah ... aaarrgh, coba teteh geser pelan-pelan menjauh dari motor, nanti saya coba sendiri untuk mengangkat motornya Teteh," lelaki berpakaian casual itu mencoba mencari jalan

    Last Updated : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 5 Kemana Perginya Pak Darma

    "Dewaaa ... aaah, pelan-pelan dong sayang," bukan suara Dewa yang terdengar, melainkan suara manja perempuan yang tak asing ditelinga Rengganis.Air mata Rengganis luruh, menandakan bertapa ia merasakan sesak yang teramat dalam. Memang bukan kali pertama Rengganis mendengar suara-suara meresahkan dari Dewa dan Friska, tapi mendengarnya lagi dan lagi, akan tetap menorehkan luka yang sama secara berulang.Apalagi dalam situasi seperti ini, yang seharusnya ia mendapatkan perhatian dan perlindungan, justru yang ia harus menerima kenyataan yang menyakitkan. Ia sudah muak dengan semua yang mereka lakukan, bahkan dihadapan Rengganis sekalipun mereka sudah tak canggung lagi berbuat mesra."Astaghfirullahaladzim ..." lirih suara yang terucap dari bibir mungil berwarna merah muda milik Rengganis. Diputuskannya panggilan yang sedari tadi ia nantikan. Gegas ia menghapus kristal bening yang luruh membasahi kedua pipinya.Lelaki berpakaian casual yang ditabrak

    Last Updated : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 6 Teka-Teki Lelaki yang Ditabrak Rengganis

    "Hei, mau kemana?" tanya lelaki bertubuh atletis itu pada Rengganis, "kamu mencari siapa?" "Pak Darma, aku mencari Pak Darma." Jawab Rengganis. "Oh, Pak Darma. Pak Darma sudah kembali ke sekolah, tadi saya yang memintanya untuk kembali ke sekolah tanpa harus menunggu kamu," sergah lelaki yang kini kaki kanannya sudah dibalut perban. "Lho, kok, disuruh kembali kesekolah?" tanya Rengganis tak mengerti dengan apa yang diperintahkan lelaki itu kepada driver bus sekolah dimana ia mengajar, "lha, nanti kita gimana? Masa iya mau naik ambulance?""Memang kenapa kalau naik ambulance?" tanya lelaki bertubuh atletis dan berpakaian casual itu."Ya, kan, kita ngga sakit, masa naik ambulance," kata Rengganis, polos, "maksud aku tadi tuh, Pak Darma nanti kan bisa mengantarkan Mas-nya untuk ketempat tujuan, dan aku juga akan kembali ke sekolah."Lelaki yang saat ini duduk dihadapan Rengganis han

    Last Updated : 2025-01-21

Latest chapter

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 9 Salah Paham

    Wangi parfum yang menguar dari seseorang yang menopang tubuh Rengganis saat ia hampir terjatuh karena didorong oleh wanita yang merajai hati suaminya. Wangi parfum itu menerobos hingga ke memorinya. Ia ingat betul siapa pemilik wangi itu dan tangan atletis yang menopangnya, karena baru saja ia bertemu dengan pemiliknya, Harish. "Kamu ... Kok bisa?" ucapnya terputus, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ternyata tanpa sepengetahuan Rengganis, Harish membuntutinya hingga ke rumah, dan melihat semua yang telah terjadi pada Rengganis. Untungnya dengan sigap Harish menopangnya, terlambat sedikit saja, Rengganis akan jatuh ke lantai yang keras karena hilang keseimbangan. "Rengganis! Sini kamu, perempuan macam apa kamu ada didekapan lelaki yang tak kamu kenal. Hah!" Dewa menarik tangan wanita yang berstatus sebagai istri sahnya, dan seketika Rengganis tersadar bahwa ia masih berada di dekapan Harish. Namun dengan sigap Ha

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 8 Pertolongan Disaat yang Tepat

    "Maaf ibu guru, saya minta alamatnya untuk memastikan tujuan kita tidak salah," gurauan Harish membuyarkan lamunan Rengganis. "Aku turun disini saja, Mas." jawab Rengganis, sambil jemarinya bermain diatas layar datar untuk memesan taksi online, "nanti aku naik taksi online saja. Mas Harish bisa melanjutkan kegiatan hari ini. Sekali lagi, maaf atas kejadian tadi." "Serius? Hey, aku beneran mau antar kamu, kok," Harish memastikan, "aku ngga mau kamu nanti kenapa-kenapa." "Aku ngga apa-apa," Rengganis tersenyum, sambil menunjuk mobil yang berhenti tepat didepan mobil Pajero Sport yang milik Harish, "taksi aku sudah sampai, Mas. Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Harish hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Sebenarnya tak sampai hati melihat wanita cantik yang menabraknya tadi berjalan perlahan dan tertatih-tatih menuju taksi online didepannya. Namun, akan percuma saja jika ia terus memaksa, karena menurut Harish, seperti

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 7 Tawa dalam Luka

    Harish membantu Rengganis untuk berjalan dengan memapahnya hingga keluar ruangan IGD. Langkahnya pelan, mengimbangi kaki Rengganis yang masih terasa nyeri akibat kecelakaan itu. Di depan lobby rumah sakit, Pajero Sport putih milik Harish sudah terparkir rapi. Dengan sigap, Harish membuka pintu mobil untuk Rengganis, kemudian membantu memapahnya kembali. Saat itu ingin rasanya menolak, tapi Rengganis tak kuasa, karena memang saat itu ia membutuhkan bantuan untuk berjalan. "Ini kamu sendiri yang akan nyetir, Mas?" tanya Rengganis. "Iya atuh saya kan supir, ya nyupir sendirilah, masa kamu yang nyetir," jawab Harish dengan nada bergurau. "Maksudnya kan kamu habis kecelakaan, itu juga tadi kata dokter kakinya dapat tujuh jahitan," "Kecelakaan?" sambil mengemudikan mobilnya melaju ke luar area rumah sakit, Harish menggoda Rengganis, "aku ngga kecelakaan, tapi lebih tepatnya ditabrak?"

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 6 Teka-Teki Lelaki yang Ditabrak Rengganis

    "Hei, mau kemana?" tanya lelaki bertubuh atletis itu pada Rengganis, "kamu mencari siapa?" "Pak Darma, aku mencari Pak Darma." Jawab Rengganis. "Oh, Pak Darma. Pak Darma sudah kembali ke sekolah, tadi saya yang memintanya untuk kembali ke sekolah tanpa harus menunggu kamu," sergah lelaki yang kini kaki kanannya sudah dibalut perban. "Lho, kok, disuruh kembali kesekolah?" tanya Rengganis tak mengerti dengan apa yang diperintahkan lelaki itu kepada driver bus sekolah dimana ia mengajar, "lha, nanti kita gimana? Masa iya mau naik ambulance?""Memang kenapa kalau naik ambulance?" tanya lelaki bertubuh atletis dan berpakaian casual itu."Ya, kan, kita ngga sakit, masa naik ambulance," kata Rengganis, polos, "maksud aku tadi tuh, Pak Darma nanti kan bisa mengantarkan Mas-nya untuk ketempat tujuan, dan aku juga akan kembali ke sekolah."Lelaki yang saat ini duduk dihadapan Rengganis han

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 5 Kemana Perginya Pak Darma

    "Dewaaa ... aaah, pelan-pelan dong sayang," bukan suara Dewa yang terdengar, melainkan suara manja perempuan yang tak asing ditelinga Rengganis.Air mata Rengganis luruh, menandakan bertapa ia merasakan sesak yang teramat dalam. Memang bukan kali pertama Rengganis mendengar suara-suara meresahkan dari Dewa dan Friska, tapi mendengarnya lagi dan lagi, akan tetap menorehkan luka yang sama secara berulang.Apalagi dalam situasi seperti ini, yang seharusnya ia mendapatkan perhatian dan perlindungan, justru yang ia harus menerima kenyataan yang menyakitkan. Ia sudah muak dengan semua yang mereka lakukan, bahkan dihadapan Rengganis sekalipun mereka sudah tak canggung lagi berbuat mesra."Astaghfirullahaladzim ..." lirih suara yang terucap dari bibir mungil berwarna merah muda milik Rengganis. Diputuskannya panggilan yang sedari tadi ia nantikan. Gegas ia menghapus kristal bening yang luruh membasahi kedua pipinya.Lelaki berpakaian casual yang ditabrak

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 4 Hati yang Pilu

    "Braaakkk ..." Motor scooter matic pink yang Rengganis kendarai seketika oleng, menabrak pengendara motor didepannya dan membuat pengendara motor didepannya itu tehimpit antara motornya dengan motor milik Rengganis.Rengganis meringis, merasakan kakinya yang terasa terkilir. Sehingga untuk bangkit mengangkat motornya saja ia tidak mampu, dan membuat pengendara motor yang ia tabrak semakin terhimpit."Aaarrgh ... " lelaki yang tertabrak dan terhimpit motor Rengganis mengerang sambil memegang pangkal kakinya, "Teh, bangun atuh, sakit ini, aaarrgh.""Maaf, Mas, bukan aku ngga mau bangun, tapi a-aku juga ngga bisa bangun. Aaaw ... kakiku yang ini sepertinya terkilir," Rengganis mengungkapkan keadaannya, sambil menunjuk kaki kirinya yang juga sama-sama terhimpit motor."Astaghfirullah ... aaarrgh, coba teteh geser pelan-pelan menjauh dari motor, nanti saya coba sendiri untuk mengangkat motornya Teteh," lelaki berpakaian casual itu mencoba mencari jalan

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 3 Kecelakaan

    Sejenak melupakan kejadian kemarin. Kejadian yang sejatinya tak akan pernah bisa hilang dari ingatan wanita berbulu mata lentik itu. Seperti pagi hari biasanya, Rengganis sudah sibuk berada di dapur. Menyiapkan sarapan dan bekal untuk Dewa, pria yang mengikrarnya tanpa cinta dua tahun yang lalu. Meskipun Dewa tak pernah sedikitpun menyentuh masakan buatannya, ia tetap membuatkan berbagai menu masakan dengan harapan suatu saat nanti Dewa akan menyukai masakannya.Diatas meja makan, sudah terhidang nasi goreng ayam suwir dengan telur ceplok, dan juga segelas susu dan secangkir teh manis hangat untuk sarapan Dewa, di tas bekalnya sudah tersedia nasi dan capcay sebagai lauknya, ayam suwir cabai hijau dan jeruk juga ada didalamnya.Seperti biasa, Dewa selalu menolak jika Rengganis membawakan bekal untuknya. Jadi dengan tergesa, Rengganis menaruh bekal di dalam mobil Dewa, agar suaminya itu mau membawa bekal untuk makan siangnya di kantor, walaupun terpaksa. Rengganis be

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 2 Amarah Friska

    Seperti hari-hari sebelumnya, Dewa tak pernah menghiraukan ucapan Rengganis. Dewa melangkah semakin menjauh, meninggalkan Rengganis di dalam kamar yang mewah namun kamar itu seperti tak bernyawa. Sesaat setelah pintu ditutup dengan kencang, disitulah tangis Rengganis luruh. Wanita cantik yang tak pernah melepaskan hijabnya selain kepada mahramnya itu tak kuasa membendung butiran air mata yang menerobos keluar.Rengganis memejamkan matanya sekuat mungkin, berharap air matanya dapat berhenti. Namun, justru air matanya meluncur dengan deras. Sungguh, ia tak ingin lagi meratapi apa yang terjadi dalam pernikahannya dengan pria pilihan orang tuanya. Hal menyakitkan seperti ini sudah sering terjadi sejak awal pernikahan mereka. Namun, rasa pedih kali ini benar-benar membuat hatinya porak poranda. Meskipun ia tahu, cepat atau lambat, perceraian pasti akan terjadi. Tapi sungguh, ia tak menginginkan perceraian."Aaarrgh ..." sementara Dewa merutuki dirinya sendiri di dalam k

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 1 Surat Sidang Perceraian

    "Kenapa kamu tak pernah menangis atas luka yang aku torehkan?" tanya Dewa kepada Rengganis, saat ia merangsek masuk kedalam kamar wanita yang dua tahun lalu ia nikahi. setelah tau petugas dari pengadilan agama datang membawa surat sidang perceraian yang diajukan olehnya.Rengganis tersenyum kecut, sambil menggenggam surat sidang perceraian, ia memindahkan pandangnya kesudut jendela kamar dilantai dua yang ia tempati sendirian selama dua tahun menjadi istri dari Dewa, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang mebel yang sukses, "aku sudah tak pernah menangis sejak enam bulan setelah kamu mengijab atas diriku didepan kedua orang tuaku dan juga keluarga besarku.""Kenapa?""Kenapa?" Rengganis menirukan perkataan Dewa sambil tersenyum kecut menatap mata Dewa, "karena sudah tak ada lagi yang perlu aku tangisi, bukan?"Dewa memandang heran atas kelakuan wanita cantik beriris coklat itu. Tak ada raut kesedihan yang terlihat diwajah Rengganis atas ap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status