Chapter: Bab 8 Pertolongan Disaat yang Tepat"Maaf ibu guru, saya minta alamatnya untuk memastikan tujuan kita tidak salah," gurauan Harish membuyarkan lamunan Rengganis. "Aku turun disini saja, Mas." jawab Rengganis, sambil jemarinya bermain diatas layar datar untuk memesan taksi online, "nanti aku naik taksi online saja. Mas Harish bisa melanjutkan kegiatan hari ini. Sekali lagi, maaf atas kejadian tadi." "Serius? Hey, aku beneran mau antar kamu, kok," Harish memastikan, "aku ngga mau kamu nanti kenapa-kenapa." "Aku ngga apa-apa," Rengganis tersenyum, sambil menunjuk mobil yang berhenti tepat didepan mobil Pajero Sport yang milik Harish, "taksi aku sudah sampai, Mas. Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Harish hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Sebenarnya tak sampai hati melihat wanita cantik yang menabraknya tadi berjalan perlahan dan tertatih-tatih menuju taksi online didepannya. Namun, akan percuma saja jika ia terus memaksa, karena menurut Harish, seperti
Terakhir Diperbarui: 2025-03-18
Chapter: Bab 7 Tawa dalam LukaHarish membantu Rengganis untuk berjalan dengan memapahnya hingga keluar ruangan IGD. Langkahnya pelan, mengimbangi kaki Rengganis yang masih terasa nyeri akibat kecelakaan itu. Di depan lobby rumah sakit, Pajero Sport putih milik Harish sudah terparkir rapi. Dengan sigap, Harish membuka pintu mobil untuk Rengganis, kemudian membantu memapahnya kembali. Saat itu ingin rasanya menolak, tapi Rengganis tak kuasa, karena memang saat itu ia membutuhkan bantuan untuk berjalan. "Ini kamu sendiri yang akan nyetir, Mas?" tanya Rengganis. "Iya atuh saya kan supir, ya nyupir sendirilah, masa kamu yang nyetir," jawab Harish dengan nada bergurau. "Maksudnya kan kamu habis kecelakaan, itu juga tadi kata dokter kakinya dapat tujuh jahitan," "Kecelakaan?" sambil mengemudikan mobilnya melaju ke luar area rumah sakit, Harish menggoda Rengganis, "aku ngga kecelakaan, tapi lebih tepatnya ditabrak?"
Terakhir Diperbarui: 2025-01-21
Chapter: Bab 6 Teka-Teki Lelaki yang Ditabrak Rengganis "Hei, mau kemana?" tanya lelaki bertubuh atletis itu pada Rengganis, "kamu mencari siapa?" "Pak Darma, aku mencari Pak Darma." Jawab Rengganis. "Oh, Pak Darma. Pak Darma sudah kembali ke sekolah, tadi saya yang memintanya untuk kembali ke sekolah tanpa harus menunggu kamu," sergah lelaki yang kini kaki kanannya sudah dibalut perban. "Lho, kok, disuruh kembali kesekolah?" tanya Rengganis tak mengerti dengan apa yang diperintahkan lelaki itu kepada driver bus sekolah dimana ia mengajar, "lha, nanti kita gimana? Masa iya mau naik ambulance?""Memang kenapa kalau naik ambulance?" tanya lelaki bertubuh atletis dan berpakaian casual itu."Ya, kan, kita ngga sakit, masa naik ambulance," kata Rengganis, polos, "maksud aku tadi tuh, Pak Darma nanti kan bisa mengantarkan Mas-nya untuk ketempat tujuan, dan aku juga akan kembali ke sekolah."Lelaki yang saat ini duduk dihadapan Rengganis han
Terakhir Diperbarui: 2025-01-21
Chapter: Bab 5 Kemana Perginya Pak Darma "Dewaaa ... aaah, pelan-pelan dong sayang," bukan suara Dewa yang terdengar, melainkan suara manja perempuan yang tak asing ditelinga Rengganis.Air mata Rengganis luruh, menandakan bertapa ia merasakan sesak yang teramat dalam. Memang bukan kali pertama Rengganis mendengar suara-suara meresahkan dari Dewa dan Friska, tapi mendengarnya lagi dan lagi, akan tetap menorehkan luka yang sama secara berulang.Apalagi dalam situasi seperti ini, yang seharusnya ia mendapatkan perhatian dan perlindungan, justru yang ia harus menerima kenyataan yang menyakitkan. Ia sudah muak dengan semua yang mereka lakukan, bahkan dihadapan Rengganis sekalipun mereka sudah tak canggung lagi berbuat mesra."Astaghfirullahaladzim ..." lirih suara yang terucap dari bibir mungil berwarna merah muda milik Rengganis. Diputuskannya panggilan yang sedari tadi ia nantikan. Gegas ia menghapus kristal bening yang luruh membasahi kedua pipinya.Lelaki berpakaian casual yang ditabrak
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20
Chapter: Bab 4 Hati yang Pilu"Braaakkk ..." Motor scooter matic pink yang Rengganis kendarai seketika oleng, menabrak pengendara motor didepannya dan membuat pengendara motor didepannya itu tehimpit antara motornya dengan motor milik Rengganis.Rengganis meringis, merasakan kakinya yang terasa terkilir. Sehingga untuk bangkit mengangkat motornya saja ia tidak mampu, dan membuat pengendara motor yang ia tabrak semakin terhimpit."Aaarrgh ... " lelaki yang tertabrak dan terhimpit motor Rengganis mengerang sambil memegang pangkal kakinya, "Teh, bangun atuh, sakit ini, aaarrgh.""Maaf, Mas, bukan aku ngga mau bangun, tapi a-aku juga ngga bisa bangun. Aaaw ... kakiku yang ini sepertinya terkilir," Rengganis mengungkapkan keadaannya, sambil menunjuk kaki kirinya yang juga sama-sama terhimpit motor."Astaghfirullah ... aaarrgh, coba teteh geser pelan-pelan menjauh dari motor, nanti saya coba sendiri untuk mengangkat motornya Teteh," lelaki berpakaian casual itu mencoba mencari jalan
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20
Chapter: Bab 3 KecelakaanSejenak melupakan kejadian kemarin. Kejadian yang sejatinya tak akan pernah bisa hilang dari ingatan wanita berbulu mata lentik itu. Seperti pagi hari biasanya, Rengganis sudah sibuk berada di dapur. Menyiapkan sarapan dan bekal untuk Dewa, pria yang mengikrarnya tanpa cinta dua tahun yang lalu. Meskipun Dewa tak pernah sedikitpun menyentuh masakan buatannya, ia tetap membuatkan berbagai menu masakan dengan harapan suatu saat nanti Dewa akan menyukai masakannya.Diatas meja makan, sudah terhidang nasi goreng ayam suwir dengan telur ceplok, dan juga segelas susu dan secangkir teh manis hangat untuk sarapan Dewa, di tas bekalnya sudah tersedia nasi dan capcay sebagai lauknya, ayam suwir cabai hijau dan jeruk juga ada didalamnya.Seperti biasa, Dewa selalu menolak jika Rengganis membawakan bekal untuknya. Jadi dengan tergesa, Rengganis menaruh bekal di dalam mobil Dewa, agar suaminya itu mau membawa bekal untuk makan siangnya di kantor, walaupun terpaksa. Rengganis be
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20