Chapter: Bab 12 Hati yang Hancur"Oh ... Jadi lu jatuh cinta karena ditabrak, bro," Irwan terus mengejek Harish sambil terus terkekeh, tapi Harish tak menanggapi ocehan sahabatnya itu, justru ia fokus kepada sosok lelaki yang baru saja melewatinya dan saat ini sedang duduk tepat dibelakangnya. "Makan nih," Dewa menyodorkan sekotak bekal makanan yang ia bawa dari dalam mobilnya, dan diberikan begitu saja kehadapan kedua temannya. Dan ia yang tak menyadari telah memilih tempat duduk persis tepat dibelakang Harish, lelaki yang baru saja membuat panas sanubarinya. "Gila ya, Rengganis masih mau bikinin bekal buat lu, walaupun lu udah gugat cerai dia," ujar salah seorang teman Dewa yang berkacamata, sambil menunjuk kotak bekal yang kini sudah ada di atas meja. "Iya gue juga ngga ngerti sama perasaan Rengganis, kemarin dia terima surat sidang perceraian perdana, dan mukanya datar aja, ngga ada tuh sedih-sedihnya. Malah tadi pagi sempat-sempatnya dia bikinin gue sarapan, bawain bekal segala, gue ngga ngerti terbuat dari a
Last Updated: 2025-03-24
Chapter: Bab 11 Pesan yang Tak Kunjung Dibalas Di lain tempat, di lantai tiga rumah sakit, seorang lelaki berpakaian casual terlihat gelisah, ia menghentak-hentakkan satu kakinya di kolong meja kerja yang diatas mejanya terdapat tulisan HARISH OMAR - DIREKTUR.Terlihat ia sedang menantikan sesuatu yang tak kunjung tiba, dipandanginya benda pipih yang ada dalam genggaman.[Bertahanlah, aku janji akan selalu membuatmu tersenyum] seperti itu bunyi pesannya, hatinya yang gelisah berbisik, "sudah ku kirimkan pesan, tapi mengapa tak kunjung ada balasan?""Atau ... lebih baik aku telpon saja?" bisiknya lagi, saat ini hatinya benar-benar sedang terusik, "tapi sepertinya Rengganis bukan tipe wanita yang senang dengan lelaki yang terlalu banyak bicara, nyatanya tadi saja ia tak merespon dengan baik saat aku banyak bicara padanya."Saat hati Harish sedang merasakan keresahan karena ponselnya tak kunjung memberikan notifikasi, tiba-tiba ponselnya berdering, gegas lelaki bertubuh atletis itu menyambar
Last Updated: 2025-03-22
Chapter: 10 Pesan MisteriusDewa kembali ke dalam rumah, ia mencari Rengganis yang ternyata sudah duduk di sofa dan melihat Harish--lelaki asing--yang sedang membantu mengangkat kaki kiri Rengganis, yang sampai saat ini masih sah menjadi istrinya."Hei, apa-apaan kamu, seenaknya menyentuh dia!" Bentak Dewa dengan tangan yang menunjuk ke arah Rengganis, ia tak terima melihat Rengganis disentuh lelaki lain, ada rasa panas di dalam sanubarinya."Sabar bro, saya hanya membantu," jawab Harish tenang, sambil menepuk pundak Dewa dan berlalu meninggalkan rumah yang lebih terasa seperti neraka bagi Rengganis, "jaga adikmu baik-baik, jika kamu tidak bisa menjaga adikmu dengan baik. Jangan salahkan jika saya merebut paksa dia untuk saya jaga."Mendengar perkataan Harish, Rengganis merasakan pipinya menghangat. Baru pertama kali ia merasakan ada yang menyentuh hatinya, setelah dua tahun terakhir ini hatinya terasa mati.Dewa mematung mendengar kata-kata Har
Last Updated: 2025-03-22
Chapter: Bab 9 Salah Paham Wangi parfum yang menguar dari seseorang yang menopang tubuh Rengganis saat ia hampir terjatuh karena didorong oleh wanita yang merajai hati suaminya. Wangi parfum itu menerobos hingga ke memorinya. Ia ingat betul siapa pemilik wangi itu dan tangan atletis yang menopangnya, karena baru saja ia bertemu dengan pemiliknya, Harish. "Kamu ... Kok bisa?" ucapnya terputus, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ternyata tanpa sepengetahuan Rengganis, Harish membuntutinya hingga ke rumah, dan melihat semua yang telah terjadi pada Rengganis. Untungnya dengan sigap Harish menopangnya, terlambat sedikit saja, Rengganis akan jatuh ke lantai yang keras karena hilang keseimbangan. "Rengganis! Sini kamu, perempuan macam apa kamu ada didekapan lelaki yang tak kamu kenal. Hah!" Dewa menarik tangan wanita yang berstatus sebagai istri sahnya, dan seketika Rengganis tersadar bahwa ia masih berada di dekapan Harish. Namun dengan sigap Ha
Last Updated: 2025-03-19
Chapter: Bab 8 Pertolongan Disaat yang Tepat"Maaf ibu guru, saya minta alamatnya untuk memastikan tujuan kita tidak salah," gurauan Harish membuyarkan lamunan Rengganis. "Aku turun disini saja, Mas." jawab Rengganis, sambil jemarinya bermain diatas layar datar untuk memesan taksi online, "nanti aku naik taksi online saja. Mas Harish bisa melanjutkan kegiatan hari ini. Sekali lagi, maaf atas kejadian tadi." "Serius? Hey, aku beneran mau antar kamu, kok," Harish memastikan, "aku ngga mau kamu nanti kenapa-kenapa." "Aku ngga apa-apa," Rengganis tersenyum, sambil menunjuk mobil yang berhenti tepat didepan mobil Pajero Sport yang milik Harish, "taksi aku sudah sampai, Mas. Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Harish hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Sebenarnya tak sampai hati melihat wanita cantik yang menabraknya tadi berjalan perlahan dan tertatih-tatih menuju taksi online didepannya. Namun, akan percuma saja jika ia terus memaksa, karena menurut Harish, seperti
Last Updated: 2025-03-18
Chapter: Bab 7 Tawa dalam LukaHarish membantu Rengganis untuk berjalan dengan memapahnya hingga keluar ruangan IGD. Langkahnya pelan, mengimbangi kaki Rengganis yang masih terasa nyeri akibat kecelakaan itu. Di depan lobby rumah sakit, Pajero Sport putih milik Harish sudah terparkir rapi. Dengan sigap, Harish membuka pintu mobil untuk Rengganis, kemudian membantu memapahnya kembali. Saat itu ingin rasanya menolak, tapi Rengganis tak kuasa, karena memang saat itu ia membutuhkan bantuan untuk berjalan. "Ini kamu sendiri yang akan nyetir, Mas?" tanya Rengganis. "Iya atuh saya kan supir, ya nyupir sendirilah, masa kamu yang nyetir," jawab Harish dengan nada bergurau. "Maksudnya kan kamu habis kecelakaan, itu juga tadi kata dokter kakinya dapat tujuh jahitan," "Kecelakaan?" sambil mengemudikan mobilnya melaju ke luar area rumah sakit, Harish menggoda Rengganis, "aku ngga kecelakaan, tapi lebih tepatnya ditabrak?"
Last Updated: 2025-01-21