Home / Romansa / Meraih Cinta Setelah Berpisah / Bab 5 Kemana Perginya Pak Darma

Share

Bab 5 Kemana Perginya Pak Darma

last update Last Updated: 2025-01-20 23:22:28

"Dewaaa ... aaah, pelan-pelan dong sayang," bukan suara Dewa yang terdengar, melainkan suara manja perempuan yang tak asing ditelinga Rengganis.

Air mata Rengganis luruh, menandakan bertapa ia merasakan sesak yang teramat dalam. Memang bukan kali pertama Rengganis mendengar suara-suara meresahkan dari Dewa dan Friska, tapi mendengarnya lagi dan lagi, akan tetap menorehkan luka yang sama secara berulang.

Apalagi dalam situasi seperti ini, yang seharusnya ia mendapatkan perhatian dan perlindungan, justru yang ia harus menerima kenyataan yang menyakitkan. Ia sudah muak dengan semua yang mereka lakukan, bahkan dihadapan Rengganis sekalipun mereka sudah tak canggung lagi berbuat mesra.

"Astaghfirullahaladzim ..." lirih suara yang terucap dari bibir mungil berwarna merah muda milik Rengganis. Diputuskannya panggilan yang sedari tadi ia nantikan. Gegas ia menghapus kristal bening yang luruh membasahi kedua pipinya.

Lelaki berpakaian casual yang ditabrak oleh Rengganis, seketika menoleh karena mendengar suara lirih dari arah belakang dimana ia duduk.

"Ada apa Teh?" tanya lelaki bertubuh atletis itu, ia ingin memastikan bahwa Rengganis dalam keadaan baik-baik saja, karena sekilas ia melihat sembab dimata Rengganis, "ada yang sakit?"

Rengganis yang duduk tepat dibelakang lelaki tampan dan berkulit putih itu hanya menggeleng cepat, ada rasa malu karena takut ketahuan menangis, takut kalau sampai orang lain tahu permasalahan rumah tangganya, tapi disisi lain hatinya tak kuat menanggung pilu.

Suasana didalam mobil pun hening kembali, bus sekolah itu melaju dengan cepat menuju rumah sakit. Tak sampai sepuluh menit, mereka sudah sampai di rumah sakit tujuan.

"M-mas, helm-nya lepas dulu," Rengganis mengingatkan lelaki berpakaian casual itu, ketika hendak naik ke atas tempat tidur pasien di ruang IGD. Hal itu membuat Rengganis terkekeh.

"Oh iya, Teh, lupa," lelaki itu melepas helm-nya yang kemudian diraih oleh Rengganis.

"Tolong periksa dia juga, sus. Kaki kirinya bengkak, takut ada patah tulang. Tolong di rontgen segera," imbuhnya kepada seorang perawat perempuan yang berdiri didepannya. Dan dengan sigap perawat itu mengambil kursi roda untuk membawa Rengganis ke ruang rontgen.

"Maaf, tidak perlu sus, saya baik-baik saja, kok," Rengganis menolak halus ajakan perawat perempuan yang sudah siap mengambil kursi roda untuk membawanya ke ruang rontgen.

"Bagaimana mungkin baik-baik saja sedangkan untuk berjalan saja harus dipapah oleh Pak Darma," lelaki yang saat ini tengah diperiksa dokter mematahkan pernyataan Rengganis, sambil mendongak, melihat pria paruh baya yang memakai seragam staf sekolah internasional dengan name tag "Darma".

Pak Darma-salah seorang supir bus sekolah di sekolah internasional, yang membantu Rengganis dan lelaki yang ditabraknya itu ke rumah sakit-tersenyum dan mengangguk, menandakan bahwa ucapan lelaki yang tanpa sengaja ditabrak oleh Rengganis itu benar. Bahkan sampai saat ini, Rengganis berdiri dengan bertumpu pada satu kaki dan bersandar ditembok karena merasakan sakit di kaki kirinya.

"Lebih baik menuruti kata-kata bapak ini, Bu. Daripada nanti penangananya salah," akhirnya Pak Darma angkat bicara, sambil ibu jarinya menunjuk ke arah kursi roda yang sudah siap membawa Rengganis.

"Mari silahkan, Bu," ajak perawat perempuan itu ramah, sambil mempersilahkan Rengganis untuk duduk di kursi roda yang sudah ia sediakan, "ngga akan lama kok, Bu, hanya Rontgen saja, nanti hasilnya akan dikirim ke IGD dan bisa dibacakan oleh dokter jaga."

Sementara perawat menjelaskan, sambil mendorong kursi roda yang dinaiki Rengganis menuju ruang rontgen, Rengganis melihat lelaki yang ditabraknya tengah dilakukan tindakan oleh dokter jaga dan perawat lainnya. Sebelum pergi menuju ruang rontgen, Rengganis berpesan, "tunggu aku disini."

Lelaki berpakaian casual itu mengacungkan ibu jarinya tanpa menoleh ke arah Rengganis sambil terus meringis, menahan sakit ketika tujuh jahitan harus dilakukan untuk menutup luka di kaki kanannya.

"Semoga hanya bengkak biasa ya Bu, jadi tidak harus ada penanganan serius," perawat yang mendorong Rengganis menuju ruang rontgen memulai percakapan.

"Iya, Aamiin, Sus," jawab Rengganis, "sebenarnya ngga perlu di rontgen juga ngga apa-apa, karena memang sepertinya hanya terkilir saja, kok, sus."

"Hehehe ... Iya Bu, tapi untuk lebih akuratnya ya di rontgen saja, ngga sakit juga, kok, Bu. Seperti foto saat membuat KTP," ledek perawat perempuan sambil tersenyum, mencairkan suasana dan Rengganis pun ikut tertawa kecil.

Mereka sudah berada di depan ruang rontgen, dan perawat pun sudah membuka pintu ruang rontgen. Lalu membawa Rengganis masuk ke dalamnya Tak sampai lima menit di ruang rontgen, Rengganis sudah diantar kembali ke ruang IGD oleh perawat perempuan yang sedari tadi mencairkan suasana hati Rengganis.

Rengganis mengedarkan pandangannya menyusuri tiap sudut ruang IGD, mencari Pak Darma untuk mengantarnya ke sekolah dan juga mengantarkan lelaki yang ditabraknya ketempat tujuannya.

"Maaf Mas, Pak Darma mana ya?" tanya Rengganis saat kursi rodanya tepat berada disamping tempat tidur pasien, dimana lelaki yang ia tabrak sedang duduk.

Rengganis tak jua menemukan seseorang yang dicarinya, ia ingin bangkit dari kursi roda untuk mencari pria paruh baya itu, tapi urung ia lakukan. Kakinya masih terasa sangat nyeri.

"Apa mungkin diluar ya?" bisik Rengganis, "kemana perginya Pak Darma?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 6 Teka-Teki Lelaki yang Ditabrak Rengganis

    "Hei, mau kemana?" tanya lelaki bertubuh atletis itu pada Rengganis, "kamu mencari siapa?" "Pak Darma, aku mencari Pak Darma." Jawab Rengganis. "Oh, Pak Darma. Pak Darma sudah kembali ke sekolah, tadi saya yang memintanya untuk kembali ke sekolah tanpa harus menunggu kamu," sergah lelaki yang kini kaki kanannya sudah dibalut perban. "Lho, kok, disuruh kembali kesekolah?" tanya Rengganis tak mengerti dengan apa yang diperintahkan lelaki itu kepada driver bus sekolah dimana ia mengajar, "lha, nanti kita gimana? Masa iya mau naik ambulance?""Memang kenapa kalau naik ambulance?" tanya lelaki bertubuh atletis dan berpakaian casual itu."Ya, kan, kita ngga sakit, masa naik ambulance," kata Rengganis, polos, "maksud aku tadi tuh, Pak Darma nanti kan bisa mengantarkan Mas-nya untuk ketempat tujuan, dan aku juga akan kembali ke sekolah."Lelaki yang saat ini duduk dihadapan Rengganis han

    Last Updated : 2025-01-21
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 7 Tawa dalam Luka

    Harish membantu Rengganis untuk berjalan dengan memapahnya hingga keluar ruangan IGD. Langkahnya pelan, mengimbangi kaki Rengganis yang masih terasa nyeri akibat kecelakaan itu. Di depan lobby rumah sakit, Pajero Sport putih milik Harish sudah terparkir rapi. Dengan sigap, Harish membuka pintu mobil untuk Rengganis, kemudian membantu memapahnya kembali. Saat itu ingin rasanya menolak, tapi Rengganis tak kuasa, karena memang saat itu ia membutuhkan bantuan untuk berjalan. "Ini kamu sendiri yang akan nyetir, Mas?" tanya Rengganis. "Iya atuh saya kan supir, ya nyupir sendirilah, masa kamu yang nyetir," jawab Harish dengan nada bergurau. "Maksudnya kan kamu habis kecelakaan, itu juga tadi kata dokter kakinya dapat tujuh jahitan," "Kecelakaan?" sambil mengemudikan mobilnya melaju ke luar area rumah sakit, Harish menggoda Rengganis, "aku ngga kecelakaan, tapi lebih tepatnya ditabrak?"

    Last Updated : 2025-01-21
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 8 Pertolongan Disaat yang Tepat

    "Maaf ibu guru, saya minta alamatnya untuk memastikan tujuan kita tidak salah," gurauan Harish membuyarkan lamunan Rengganis. "Aku turun disini saja, Mas." jawab Rengganis, sambil jemarinya bermain diatas layar datar untuk memesan taksi online, "nanti aku naik taksi online saja. Mas Harish bisa melanjutkan kegiatan hari ini. Sekali lagi, maaf atas kejadian tadi." "Serius? Hey, aku beneran mau antar kamu, kok," Harish memastikan, "aku ngga mau kamu nanti kenapa-kenapa." "Aku ngga apa-apa," Rengganis tersenyum, sambil menunjuk mobil yang berhenti tepat didepan mobil Pajero Sport yang milik Harish, "taksi aku sudah sampai, Mas. Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Harish hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Sebenarnya tak sampai hati melihat wanita cantik yang menabraknya tadi berjalan perlahan dan tertatih-tatih menuju taksi online didepannya. Namun, akan percuma saja jika ia terus memaksa, karena menurut Harish, seperti

    Last Updated : 2025-03-18
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 9 Salah Paham

    Wangi parfum yang menguar dari seseorang yang menopang tubuh Rengganis saat ia hampir terjatuh karena didorong oleh wanita yang merajai hati suaminya. Wangi parfum itu menerobos hingga ke memorinya. Ia ingat betul siapa pemilik wangi itu dan tangan atletis yang menopangnya, karena baru saja ia bertemu dengan pemiliknya, Harish. "Kamu ... Kok bisa?" ucapnya terputus, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ternyata tanpa sepengetahuan Rengganis, Harish membuntutinya hingga ke rumah, dan melihat semua yang telah terjadi pada Rengganis. Untungnya dengan sigap Harish menopangnya, terlambat sedikit saja, Rengganis akan jatuh ke lantai yang keras karena hilang keseimbangan. "Rengganis! Sini kamu, perempuan macam apa kamu ada didekapan lelaki yang tak kamu kenal. Hah!" Dewa menarik tangan wanita yang berstatus sebagai istri sahnya, dan seketika Rengganis tersadar bahwa ia masih berada di dekapan Harish. Namun dengan sigap Ha

    Last Updated : 2025-03-19
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   10 Pesan Misterius

    Dewa kembali ke dalam rumah, ia mencari Rengganis yang ternyata sudah duduk di sofa dan melihat Harish--lelaki asing--yang sedang membantu mengangkat kaki kiri Rengganis, yang sampai saat ini masih sah menjadi istrinya."Hei, apa-apaan kamu, seenaknya menyentuh dia!" Bentak Dewa dengan tangan yang menunjuk ke arah Rengganis, ia tak terima melihat Rengganis disentuh lelaki lain, ada rasa panas di dalam sanubarinya."Sabar bro, saya hanya membantu," jawab Harish tenang, sambil menepuk pundak Dewa dan berlalu meninggalkan rumah yang lebih terasa seperti neraka bagi Rengganis, "jaga adikmu baik-baik, jika kamu tidak bisa menjaga adikmu dengan baik. Jangan salahkan jika saya merebut paksa dia untuk saya jaga."Mendengar perkataan Harish, Rengganis merasakan pipinya menghangat. Baru pertama kali ia merasakan ada yang menyentuh hatinya, setelah dua tahun terakhir ini hatinya terasa mati.Dewa mematung mendengar kata-kata Har

    Last Updated : 2025-03-22
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 11 Pesan yang Tak Kunjung Dibalas

    Di lain tempat, di lantai tiga rumah sakit, seorang lelaki berpakaian casual terlihat gelisah, ia menghentak-hentakkan satu kakinya di kolong meja kerja yang diatas mejanya terdapat tulisan HARISH OMAR - DIREKTUR.Terlihat ia sedang menantikan sesuatu yang tak kunjung tiba, dipandanginya benda pipih yang ada dalam genggaman.[Bertahanlah, aku janji akan selalu membuatmu tersenyum] seperti itu bunyi pesannya, hatinya yang gelisah berbisik, "sudah ku kirimkan pesan, tapi mengapa tak kunjung ada balasan?""Atau ... lebih baik aku telpon saja?" bisiknya lagi, saat ini hatinya benar-benar sedang terusik, "tapi sepertinya Rengganis bukan tipe wanita yang senang dengan lelaki yang terlalu banyak bicara, nyatanya tadi saja ia tak merespon dengan baik saat aku banyak bicara padanya."Saat hati Harish sedang merasakan keresahan karena ponselnya tak kunjung memberikan notifikasi, tiba-tiba ponselnya berdering, gegas lelaki bertubuh atletis itu menyambar

    Last Updated : 2025-03-22
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 12 Hati yang Hancur

    "Oh ... Jadi lu jatuh cinta karena ditabrak, bro," Irwan terus mengejek Harish sambil terus terkekeh, tapi Harish tak menanggapi ocehan sahabatnya itu, justru ia fokus kepada sosok lelaki yang baru saja melewatinya dan saat ini sedang duduk tepat dibelakangnya. "Makan nih," Dewa menyodorkan sekotak bekal makanan yang ia bawa dari dalam mobilnya, dan diberikan begitu saja kehadapan kedua temannya. Dan ia yang tak menyadari telah memilih tempat duduk persis tepat dibelakang Harish, lelaki yang baru saja membuat panas sanubarinya. "Gila ya, Rengganis masih mau bikinin bekal buat lu, walaupun lu udah gugat cerai dia," ujar salah seorang teman Dewa yang berkacamata, sambil menunjuk kotak bekal yang kini sudah ada di atas meja. "Iya gue juga ngga ngerti sama perasaan Rengganis, kemarin dia terima surat sidang perceraian perdana, dan mukanya datar aja, ngga ada tuh sedih-sedihnya. Malah tadi pagi sempat-sempatnya dia bikinin gue sarapan, bawain bekal segala, gue ngga ngerti terbuat dari a

    Last Updated : 2025-03-24
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 1 Surat Sidang Perceraian

    "Kenapa kamu tak pernah menangis atas luka yang aku torehkan?" tanya Dewa kepada Rengganis, saat ia merangsek masuk kedalam kamar wanita yang dua tahun lalu ia nikahi. setelah tau petugas dari pengadilan agama datang membawa surat sidang perceraian yang diajukan olehnya.Rengganis tersenyum kecut, sambil menggenggam surat sidang perceraian, ia memindahkan pandangnya kesudut jendela kamar dilantai dua yang ia tempati sendirian selama dua tahun menjadi istri dari Dewa, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang mebel yang sukses, "aku sudah tak pernah menangis sejak enam bulan setelah kamu mengijab atas diriku didepan kedua orang tuaku dan juga keluarga besarku.""Kenapa?""Kenapa?" Rengganis menirukan perkataan Dewa sambil tersenyum kecut menatap mata Dewa, "karena sudah tak ada lagi yang perlu aku tangisi, bukan?"Dewa memandang heran atas kelakuan wanita cantik beriris coklat itu. Tak ada raut kesedihan yang terlihat diwajah Rengganis atas ap

    Last Updated : 2025-01-20

Latest chapter

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 12 Hati yang Hancur

    "Oh ... Jadi lu jatuh cinta karena ditabrak, bro," Irwan terus mengejek Harish sambil terus terkekeh, tapi Harish tak menanggapi ocehan sahabatnya itu, justru ia fokus kepada sosok lelaki yang baru saja melewatinya dan saat ini sedang duduk tepat dibelakangnya. "Makan nih," Dewa menyodorkan sekotak bekal makanan yang ia bawa dari dalam mobilnya, dan diberikan begitu saja kehadapan kedua temannya. Dan ia yang tak menyadari telah memilih tempat duduk persis tepat dibelakang Harish, lelaki yang baru saja membuat panas sanubarinya. "Gila ya, Rengganis masih mau bikinin bekal buat lu, walaupun lu udah gugat cerai dia," ujar salah seorang teman Dewa yang berkacamata, sambil menunjuk kotak bekal yang kini sudah ada di atas meja. "Iya gue juga ngga ngerti sama perasaan Rengganis, kemarin dia terima surat sidang perceraian perdana, dan mukanya datar aja, ngga ada tuh sedih-sedihnya. Malah tadi pagi sempat-sempatnya dia bikinin gue sarapan, bawain bekal segala, gue ngga ngerti terbuat dari a

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 11 Pesan yang Tak Kunjung Dibalas

    Di lain tempat, di lantai tiga rumah sakit, seorang lelaki berpakaian casual terlihat gelisah, ia menghentak-hentakkan satu kakinya di kolong meja kerja yang diatas mejanya terdapat tulisan HARISH OMAR - DIREKTUR.Terlihat ia sedang menantikan sesuatu yang tak kunjung tiba, dipandanginya benda pipih yang ada dalam genggaman.[Bertahanlah, aku janji akan selalu membuatmu tersenyum] seperti itu bunyi pesannya, hatinya yang gelisah berbisik, "sudah ku kirimkan pesan, tapi mengapa tak kunjung ada balasan?""Atau ... lebih baik aku telpon saja?" bisiknya lagi, saat ini hatinya benar-benar sedang terusik, "tapi sepertinya Rengganis bukan tipe wanita yang senang dengan lelaki yang terlalu banyak bicara, nyatanya tadi saja ia tak merespon dengan baik saat aku banyak bicara padanya."Saat hati Harish sedang merasakan keresahan karena ponselnya tak kunjung memberikan notifikasi, tiba-tiba ponselnya berdering, gegas lelaki bertubuh atletis itu menyambar

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   10 Pesan Misterius

    Dewa kembali ke dalam rumah, ia mencari Rengganis yang ternyata sudah duduk di sofa dan melihat Harish--lelaki asing--yang sedang membantu mengangkat kaki kiri Rengganis, yang sampai saat ini masih sah menjadi istrinya."Hei, apa-apaan kamu, seenaknya menyentuh dia!" Bentak Dewa dengan tangan yang menunjuk ke arah Rengganis, ia tak terima melihat Rengganis disentuh lelaki lain, ada rasa panas di dalam sanubarinya."Sabar bro, saya hanya membantu," jawab Harish tenang, sambil menepuk pundak Dewa dan berlalu meninggalkan rumah yang lebih terasa seperti neraka bagi Rengganis, "jaga adikmu baik-baik, jika kamu tidak bisa menjaga adikmu dengan baik. Jangan salahkan jika saya merebut paksa dia untuk saya jaga."Mendengar perkataan Harish, Rengganis merasakan pipinya menghangat. Baru pertama kali ia merasakan ada yang menyentuh hatinya, setelah dua tahun terakhir ini hatinya terasa mati.Dewa mematung mendengar kata-kata Har

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 9 Salah Paham

    Wangi parfum yang menguar dari seseorang yang menopang tubuh Rengganis saat ia hampir terjatuh karena didorong oleh wanita yang merajai hati suaminya. Wangi parfum itu menerobos hingga ke memorinya. Ia ingat betul siapa pemilik wangi itu dan tangan atletis yang menopangnya, karena baru saja ia bertemu dengan pemiliknya, Harish. "Kamu ... Kok bisa?" ucapnya terputus, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ternyata tanpa sepengetahuan Rengganis, Harish membuntutinya hingga ke rumah, dan melihat semua yang telah terjadi pada Rengganis. Untungnya dengan sigap Harish menopangnya, terlambat sedikit saja, Rengganis akan jatuh ke lantai yang keras karena hilang keseimbangan. "Rengganis! Sini kamu, perempuan macam apa kamu ada didekapan lelaki yang tak kamu kenal. Hah!" Dewa menarik tangan wanita yang berstatus sebagai istri sahnya, dan seketika Rengganis tersadar bahwa ia masih berada di dekapan Harish. Namun dengan sigap Ha

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 8 Pertolongan Disaat yang Tepat

    "Maaf ibu guru, saya minta alamatnya untuk memastikan tujuan kita tidak salah," gurauan Harish membuyarkan lamunan Rengganis. "Aku turun disini saja, Mas." jawab Rengganis, sambil jemarinya bermain diatas layar datar untuk memesan taksi online, "nanti aku naik taksi online saja. Mas Harish bisa melanjutkan kegiatan hari ini. Sekali lagi, maaf atas kejadian tadi." "Serius? Hey, aku beneran mau antar kamu, kok," Harish memastikan, "aku ngga mau kamu nanti kenapa-kenapa." "Aku ngga apa-apa," Rengganis tersenyum, sambil menunjuk mobil yang berhenti tepat didepan mobil Pajero Sport yang milik Harish, "taksi aku sudah sampai, Mas. Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Harish hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Sebenarnya tak sampai hati melihat wanita cantik yang menabraknya tadi berjalan perlahan dan tertatih-tatih menuju taksi online didepannya. Namun, akan percuma saja jika ia terus memaksa, karena menurut Harish, seperti

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 7 Tawa dalam Luka

    Harish membantu Rengganis untuk berjalan dengan memapahnya hingga keluar ruangan IGD. Langkahnya pelan, mengimbangi kaki Rengganis yang masih terasa nyeri akibat kecelakaan itu. Di depan lobby rumah sakit, Pajero Sport putih milik Harish sudah terparkir rapi. Dengan sigap, Harish membuka pintu mobil untuk Rengganis, kemudian membantu memapahnya kembali. Saat itu ingin rasanya menolak, tapi Rengganis tak kuasa, karena memang saat itu ia membutuhkan bantuan untuk berjalan. "Ini kamu sendiri yang akan nyetir, Mas?" tanya Rengganis. "Iya atuh saya kan supir, ya nyupir sendirilah, masa kamu yang nyetir," jawab Harish dengan nada bergurau. "Maksudnya kan kamu habis kecelakaan, itu juga tadi kata dokter kakinya dapat tujuh jahitan," "Kecelakaan?" sambil mengemudikan mobilnya melaju ke luar area rumah sakit, Harish menggoda Rengganis, "aku ngga kecelakaan, tapi lebih tepatnya ditabrak?"

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 6 Teka-Teki Lelaki yang Ditabrak Rengganis

    "Hei, mau kemana?" tanya lelaki bertubuh atletis itu pada Rengganis, "kamu mencari siapa?" "Pak Darma, aku mencari Pak Darma." Jawab Rengganis. "Oh, Pak Darma. Pak Darma sudah kembali ke sekolah, tadi saya yang memintanya untuk kembali ke sekolah tanpa harus menunggu kamu," sergah lelaki yang kini kaki kanannya sudah dibalut perban. "Lho, kok, disuruh kembali kesekolah?" tanya Rengganis tak mengerti dengan apa yang diperintahkan lelaki itu kepada driver bus sekolah dimana ia mengajar, "lha, nanti kita gimana? Masa iya mau naik ambulance?""Memang kenapa kalau naik ambulance?" tanya lelaki bertubuh atletis dan berpakaian casual itu."Ya, kan, kita ngga sakit, masa naik ambulance," kata Rengganis, polos, "maksud aku tadi tuh, Pak Darma nanti kan bisa mengantarkan Mas-nya untuk ketempat tujuan, dan aku juga akan kembali ke sekolah."Lelaki yang saat ini duduk dihadapan Rengganis han

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 5 Kemana Perginya Pak Darma

    "Dewaaa ... aaah, pelan-pelan dong sayang," bukan suara Dewa yang terdengar, melainkan suara manja perempuan yang tak asing ditelinga Rengganis.Air mata Rengganis luruh, menandakan bertapa ia merasakan sesak yang teramat dalam. Memang bukan kali pertama Rengganis mendengar suara-suara meresahkan dari Dewa dan Friska, tapi mendengarnya lagi dan lagi, akan tetap menorehkan luka yang sama secara berulang.Apalagi dalam situasi seperti ini, yang seharusnya ia mendapatkan perhatian dan perlindungan, justru yang ia harus menerima kenyataan yang menyakitkan. Ia sudah muak dengan semua yang mereka lakukan, bahkan dihadapan Rengganis sekalipun mereka sudah tak canggung lagi berbuat mesra."Astaghfirullahaladzim ..." lirih suara yang terucap dari bibir mungil berwarna merah muda milik Rengganis. Diputuskannya panggilan yang sedari tadi ia nantikan. Gegas ia menghapus kristal bening yang luruh membasahi kedua pipinya.Lelaki berpakaian casual yang ditabrak

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 4 Hati yang Pilu

    "Braaakkk ..." Motor scooter matic pink yang Rengganis kendarai seketika oleng, menabrak pengendara motor didepannya dan membuat pengendara motor didepannya itu tehimpit antara motornya dengan motor milik Rengganis.Rengganis meringis, merasakan kakinya yang terasa terkilir. Sehingga untuk bangkit mengangkat motornya saja ia tidak mampu, dan membuat pengendara motor yang ia tabrak semakin terhimpit."Aaarrgh ... " lelaki yang tertabrak dan terhimpit motor Rengganis mengerang sambil memegang pangkal kakinya, "Teh, bangun atuh, sakit ini, aaarrgh.""Maaf, Mas, bukan aku ngga mau bangun, tapi a-aku juga ngga bisa bangun. Aaaw ... kakiku yang ini sepertinya terkilir," Rengganis mengungkapkan keadaannya, sambil menunjuk kaki kirinya yang juga sama-sama terhimpit motor."Astaghfirullah ... aaarrgh, coba teteh geser pelan-pelan menjauh dari motor, nanti saya coba sendiri untuk mengangkat motornya Teteh," lelaki berpakaian casual itu mencoba mencari jalan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status