Beranda / Romansa / Meraih Cinta Setelah Berpisah / Bab 6 Teka-Teki Lelaki yang Ditabrak Rengganis

Share

Bab 6 Teka-Teki Lelaki yang Ditabrak Rengganis

Penulis: Thiya D Phen A
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-21 07:23:54

"Hei, mau kemana?" tanya lelaki bertubuh atletis itu pada Rengganis, "kamu mencari siapa?"

"Pak Darma, aku mencari Pak Darma." Jawab Rengganis.

"Oh, Pak Darma. Pak Darma sudah kembali ke sekolah, tadi saya yang memintanya untuk kembali ke sekolah tanpa harus menunggu kamu," sergah lelaki yang kini kaki kanannya sudah dibalut perban.

"Lho, kok, disuruh kembali kesekolah?" tanya Rengganis tak mengerti dengan apa yang diperintahkan lelaki itu kepada driver bus sekolah dimana ia mengajar, "lha, nanti kita gimana? Masa iya mau naik ambulance?"

"Memang kenapa kalau naik ambulance?" tanya lelaki bertubuh atletis dan berpakaian casual itu.

"Ya, kan, kita ngga sakit, masa naik ambulance," kata Rengganis, polos, "maksud aku tadi tuh, Pak Darma nanti kan bisa mengantarkan Mas-nya untuk ketempat tujuan, dan aku juga akan kembali ke sekolah."

Lelaki yang saat ini duduk dihadapan Rengganis hanya mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan.

"Terus gimana dong?" tanya Rengganis lirih, "oh, atau aku pesankan taksi online saja ya, Mas?"

"Eh, tunggu ... Kok Mas-nya kenal sama Pak Darma ya?" belum juga lelaki dihadapannya itu menjawab, Rengganis sudah bertanya lagi padanya, hingga membuat lelaki itu terkekeh melihatnya.

Sebelum banyak pertanyaan lagi yang keluar dari bibir mungil Rengganis, lelaki berpakaian casual itu menutup mulutnya dengan jari telunjuk, memerintahkan agar Rengganis diam dan jangan banyak berbicara karena dokter jaga yang berada di IGD sedang berjalan menuju ke arah mereka.

"Maaf mengganggu Pak Harish, saya ingin menjelaskan hasil rontgen Ibu Rengganis," ujar dokter jaga, sambil memperlihatkan hasil foto rontgen kaki kiri Rengganis, "Alhamdulillah, hasilnya bagus, bengkaknya hanya memar karena benturan saja, Pak Harish. Tidak ada patah, retak ataupun pergeseran tulang ya, Ibu Rengganis."

"Silahkan Ibu, nanti di rumah bisa dikompres dengan es batu yang dibungkus dengan handuk atau kantong es, kemudian ditempelkan pada area yang bengkak selama lima belas sampai dua puluh menit, untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan ya, Bu," dokter jaga menyerahkan hasil rontgen dan menjelaskan secara detail dan jelas tentang hasil rontgennya. Dokter jaga itu pun sangat sopan, terlihat dari tatapannya yang penuh empati terhadap pasiennya, "tolong dilakukan beberapa kali dalam sehari ya, Bu. Dan kalau bisa jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan untuk mengistirahatkan kakinya dulu, agar pemulihannya lebih cepat."

Rengganis menggut-manggut tanda mengerti dengan apa yang disampaikan oleh dokter jaga di ruangan IGD itu, "saat beristirahat atau duduk, posisikan kaki yang bengkak lebih tinggi agar aliran darah berkurang. Dan ini obat untuk menghilangkan sakitnya dan ini dioleskan untuk mengurangi pembengkakan."

"Saya rasa itu saja yang harus saya sampaikan, ada yang ingin ditanyakan Bu Rengganis?"

Rengganis tersenyum, "tidak Dok, penjelasan Dokter sudah cukup jelas."

"Silahkan dilanjutkan kembali diskusinya, maaf jika mengganggu waktunya." dokter jaga pamit sambil tersenyum ke arah lelaki yang ditabrak Rengganis.

Jika orang lain melihat, mereka memang tampak sedang berdiskusi, seolah sudah kenal sejak lama, padahal mereka baru saja dipertemukan karena kecelakaan yang tak disengaja tadi pagi.

"Oh, iya, terima kasih, Dok." Jawab Rengganis.

"Dokter dan perawat disini sangat ramah," Rengganis memberikan opininya sambil tersenyum ke arah Harish yang masih duduk di atas tempat tidur pasien, "pantes saja rumah sakit ini terkenal, padahal 'kan masih baru."

Tanpa Rengganis sadari, lelaki yang ia tabrak dan baru saja ia ketahui namanya adalah Harish, sedang tertegun menatap keanggunan wajahnya.

"Aku akan mengurus administrasinya dulu,." Rengganis mencoba untuk bangkit dari kursi roda, namun rasa nyeri di kaki kirinya masih sangat terasa, hingga ia urung berdiri dari kursi roda.

Harish yang sedang memperhatikan wajah anggun Rengganis terkejut, menepis semua pikiran yang merajai rasa dihatinya, lelaki bertubuh atletis dan berpakaian casual itu meraih tangan Rengganis yang sedang memaksakan diri untuk bangkit dari kursi roda, "semua sudah diurus. Yuk, aku antar kamu pulang. Kamu ngga mungkin melanjutkan untuk mengajar, bukan?"

"Sudah diurus? Siapa yang mengurusnya?" tanya Rengganis. Namun, Rengganis tak mendapatkan jawaban. Harish hanya mengangkat kedua bahunya.

Rengganis terdiam, menatap Harish dengan penuh kebingungan dan pertanyaan penuh menjejali benaknya, "Sungguh ini sebuah kejanggalan, siapa yang mengurus pembayaran rumah sakit? Kenapa lelaki ini tau pekerjaanku? Lelaki ini juga tau nama Pak Darma, apa mungkin ia salah satu wali murid di sekolah tempat aku mengajar? Tapi rasanya aku tak pernah melihat ia sebelumnya ... Siapa dia?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 7 Tawa dalam Luka

    Harish membantu Rengganis untuk berjalan dengan memapahnya hingga keluar ruangan IGD. Langkahnya pelan, mengimbangi kaki Rengganis yang masih terasa nyeri akibat kecelakaan itu. Di depan lobby rumah sakit, Pajero Sport putih milik Harish sudah terparkir rapi. Dengan sigap, Harish membuka pintu mobil untuk Rengganis, kemudian membantu memapahnya kembali. Saat itu ingin rasanya menolak, tapi Rengganis tak kuasa, karena memang saat itu ia membutuhkan bantuan untuk berjalan. "Ini kamu sendiri yang akan nyetir, Mas?" tanya Rengganis. "Iya atuh saya kan supir, ya nyupir sendirilah, masa kamu yang nyetir," jawab Harish dengan nada bergurau. "Maksudnya kan kamu habis kecelakaan, itu juga tadi kata dokter kakinya dapat tujuh jahitan," "Kecelakaan?" sambil mengemudikan mobilnya melaju ke luar area rumah sakit, Harish menggoda Rengganis, "aku ngga kecelakaan, tapi lebih tepatnya ditabrak?"

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 8 Pertolongan Disaat yang Tepat

    "Maaf ibu guru, saya minta alamatnya untuk memastikan tujuan kita tidak salah," gurauan Harish membuyarkan lamunan Rengganis. "Aku turun disini saja, Mas." jawab Rengganis, sambil jemarinya bermain diatas layar datar untuk memesan taksi online, "nanti aku naik taksi online saja. Mas Harish bisa melanjutkan kegiatan hari ini. Sekali lagi, maaf atas kejadian tadi." "Serius? Hey, aku beneran mau antar kamu, kok," Harish memastikan, "aku ngga mau kamu nanti kenapa-kenapa." "Aku ngga apa-apa," Rengganis tersenyum, sambil menunjuk mobil yang berhenti tepat didepan mobil Pajero Sport yang milik Harish, "taksi aku sudah sampai, Mas. Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Harish hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Sebenarnya tak sampai hati melihat wanita cantik yang menabraknya tadi berjalan perlahan dan tertatih-tatih menuju taksi online didepannya. Namun, akan percuma saja jika ia terus memaksa, karena menurut Harish, seperti

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 9 Salah Paham

    Wangi parfum yang menguar dari seseorang yang menopang tubuh Rengganis saat ia hampir terjatuh karena didorong oleh wanita yang merajai hati suaminya. Wangi parfum itu menerobos hingga ke memorinya. Ia ingat betul siapa pemilik wangi itu dan tangan atletis yang menopangnya, karena baru saja ia bertemu dengan pemiliknya, Harish. "Kamu ... Kok bisa?" ucapnya terputus, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ternyata tanpa sepengetahuan Rengganis, Harish membuntutinya hingga ke rumah, dan melihat semua yang telah terjadi pada Rengganis. Untungnya dengan sigap Harish menopangnya, terlambat sedikit saja, Rengganis akan jatuh ke lantai yang keras karena hilang keseimbangan. "Rengganis! Sini kamu, perempuan macam apa kamu ada didekapan lelaki yang tak kamu kenal. Hah!" Dewa menarik tangan wanita yang berstatus sebagai istri sahnya, dan seketika Rengganis tersadar bahwa ia masih berada di dekapan Harish. Namun dengan sigap Ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 1 Surat Sidang Perceraian

    "Kenapa kamu tak pernah menangis atas luka yang aku torehkan?" tanya Dewa kepada Rengganis, saat ia merangsek masuk kedalam kamar wanita yang dua tahun lalu ia nikahi. setelah tau petugas dari pengadilan agama datang membawa surat sidang perceraian yang diajukan olehnya.Rengganis tersenyum kecut, sambil menggenggam surat sidang perceraian, ia memindahkan pandangnya kesudut jendela kamar dilantai dua yang ia tempati sendirian selama dua tahun menjadi istri dari Dewa, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang mebel yang sukses, "aku sudah tak pernah menangis sejak enam bulan setelah kamu mengijab atas diriku didepan kedua orang tuaku dan juga keluarga besarku.""Kenapa?""Kenapa?" Rengganis menirukan perkataan Dewa sambil tersenyum kecut menatap mata Dewa, "karena sudah tak ada lagi yang perlu aku tangisi, bukan?"Dewa memandang heran atas kelakuan wanita cantik beriris coklat itu. Tak ada raut kesedihan yang terlihat diwajah Rengganis atas ap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 2 Amarah Friska

    Seperti hari-hari sebelumnya, Dewa tak pernah menghiraukan ucapan Rengganis. Dewa melangkah semakin menjauh, meninggalkan Rengganis di dalam kamar yang mewah namun kamar itu seperti tak bernyawa. Sesaat setelah pintu ditutup dengan kencang, disitulah tangis Rengganis luruh. Wanita cantik yang tak pernah melepaskan hijabnya selain kepada mahramnya itu tak kuasa membendung butiran air mata yang menerobos keluar.Rengganis memejamkan matanya sekuat mungkin, berharap air matanya dapat berhenti. Namun, justru air matanya meluncur dengan deras. Sungguh, ia tak ingin lagi meratapi apa yang terjadi dalam pernikahannya dengan pria pilihan orang tuanya. Hal menyakitkan seperti ini sudah sering terjadi sejak awal pernikahan mereka. Namun, rasa pedih kali ini benar-benar membuat hatinya porak poranda. Meskipun ia tahu, cepat atau lambat, perceraian pasti akan terjadi. Tapi sungguh, ia tak menginginkan perceraian."Aaarrgh ..." sementara Dewa merutuki dirinya sendiri di dalam k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 3 Kecelakaan

    Sejenak melupakan kejadian kemarin. Kejadian yang sejatinya tak akan pernah bisa hilang dari ingatan wanita berbulu mata lentik itu. Seperti pagi hari biasanya, Rengganis sudah sibuk berada di dapur. Menyiapkan sarapan dan bekal untuk Dewa, pria yang mengikrarnya tanpa cinta dua tahun yang lalu. Meskipun Dewa tak pernah sedikitpun menyentuh masakan buatannya, ia tetap membuatkan berbagai menu masakan dengan harapan suatu saat nanti Dewa akan menyukai masakannya.Diatas meja makan, sudah terhidang nasi goreng ayam suwir dengan telur ceplok, dan juga segelas susu dan secangkir teh manis hangat untuk sarapan Dewa, di tas bekalnya sudah tersedia nasi dan capcay sebagai lauknya, ayam suwir cabai hijau dan jeruk juga ada didalamnya.Seperti biasa, Dewa selalu menolak jika Rengganis membawakan bekal untuknya. Jadi dengan tergesa, Rengganis menaruh bekal di dalam mobil Dewa, agar suaminya itu mau membawa bekal untuk makan siangnya di kantor, walaupun terpaksa. Rengganis be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 4 Hati yang Pilu

    "Braaakkk ..." Motor scooter matic pink yang Rengganis kendarai seketika oleng, menabrak pengendara motor didepannya dan membuat pengendara motor didepannya itu tehimpit antara motornya dengan motor milik Rengganis.Rengganis meringis, merasakan kakinya yang terasa terkilir. Sehingga untuk bangkit mengangkat motornya saja ia tidak mampu, dan membuat pengendara motor yang ia tabrak semakin terhimpit."Aaarrgh ... " lelaki yang tertabrak dan terhimpit motor Rengganis mengerang sambil memegang pangkal kakinya, "Teh, bangun atuh, sakit ini, aaarrgh.""Maaf, Mas, bukan aku ngga mau bangun, tapi a-aku juga ngga bisa bangun. Aaaw ... kakiku yang ini sepertinya terkilir," Rengganis mengungkapkan keadaannya, sambil menunjuk kaki kirinya yang juga sama-sama terhimpit motor."Astaghfirullah ... aaarrgh, coba teteh geser pelan-pelan menjauh dari motor, nanti saya coba sendiri untuk mengangkat motornya Teteh," lelaki berpakaian casual itu mencoba mencari jalan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 5 Kemana Perginya Pak Darma

    "Dewaaa ... aaah, pelan-pelan dong sayang," bukan suara Dewa yang terdengar, melainkan suara manja perempuan yang tak asing ditelinga Rengganis.Air mata Rengganis luruh, menandakan bertapa ia merasakan sesak yang teramat dalam. Memang bukan kali pertama Rengganis mendengar suara-suara meresahkan dari Dewa dan Friska, tapi mendengarnya lagi dan lagi, akan tetap menorehkan luka yang sama secara berulang.Apalagi dalam situasi seperti ini, yang seharusnya ia mendapatkan perhatian dan perlindungan, justru yang ia harus menerima kenyataan yang menyakitkan. Ia sudah muak dengan semua yang mereka lakukan, bahkan dihadapan Rengganis sekalipun mereka sudah tak canggung lagi berbuat mesra."Astaghfirullahaladzim ..." lirih suara yang terucap dari bibir mungil berwarna merah muda milik Rengganis. Diputuskannya panggilan yang sedari tadi ia nantikan. Gegas ia menghapus kristal bening yang luruh membasahi kedua pipinya.Lelaki berpakaian casual yang ditabrak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20

Bab terbaru

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 9 Salah Paham

    Wangi parfum yang menguar dari seseorang yang menopang tubuh Rengganis saat ia hampir terjatuh karena didorong oleh wanita yang merajai hati suaminya. Wangi parfum itu menerobos hingga ke memorinya. Ia ingat betul siapa pemilik wangi itu dan tangan atletis yang menopangnya, karena baru saja ia bertemu dengan pemiliknya, Harish. "Kamu ... Kok bisa?" ucapnya terputus, tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ternyata tanpa sepengetahuan Rengganis, Harish membuntutinya hingga ke rumah, dan melihat semua yang telah terjadi pada Rengganis. Untungnya dengan sigap Harish menopangnya, terlambat sedikit saja, Rengganis akan jatuh ke lantai yang keras karena hilang keseimbangan. "Rengganis! Sini kamu, perempuan macam apa kamu ada didekapan lelaki yang tak kamu kenal. Hah!" Dewa menarik tangan wanita yang berstatus sebagai istri sahnya, dan seketika Rengganis tersadar bahwa ia masih berada di dekapan Harish. Namun dengan sigap Ha

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 8 Pertolongan Disaat yang Tepat

    "Maaf ibu guru, saya minta alamatnya untuk memastikan tujuan kita tidak salah," gurauan Harish membuyarkan lamunan Rengganis. "Aku turun disini saja, Mas." jawab Rengganis, sambil jemarinya bermain diatas layar datar untuk memesan taksi online, "nanti aku naik taksi online saja. Mas Harish bisa melanjutkan kegiatan hari ini. Sekali lagi, maaf atas kejadian tadi." "Serius? Hey, aku beneran mau antar kamu, kok," Harish memastikan, "aku ngga mau kamu nanti kenapa-kenapa." "Aku ngga apa-apa," Rengganis tersenyum, sambil menunjuk mobil yang berhenti tepat didepan mobil Pajero Sport yang milik Harish, "taksi aku sudah sampai, Mas. Terima kasih, maaf sudah merepotkan." Harish hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Sebenarnya tak sampai hati melihat wanita cantik yang menabraknya tadi berjalan perlahan dan tertatih-tatih menuju taksi online didepannya. Namun, akan percuma saja jika ia terus memaksa, karena menurut Harish, seperti

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 7 Tawa dalam Luka

    Harish membantu Rengganis untuk berjalan dengan memapahnya hingga keluar ruangan IGD. Langkahnya pelan, mengimbangi kaki Rengganis yang masih terasa nyeri akibat kecelakaan itu. Di depan lobby rumah sakit, Pajero Sport putih milik Harish sudah terparkir rapi. Dengan sigap, Harish membuka pintu mobil untuk Rengganis, kemudian membantu memapahnya kembali. Saat itu ingin rasanya menolak, tapi Rengganis tak kuasa, karena memang saat itu ia membutuhkan bantuan untuk berjalan. "Ini kamu sendiri yang akan nyetir, Mas?" tanya Rengganis. "Iya atuh saya kan supir, ya nyupir sendirilah, masa kamu yang nyetir," jawab Harish dengan nada bergurau. "Maksudnya kan kamu habis kecelakaan, itu juga tadi kata dokter kakinya dapat tujuh jahitan," "Kecelakaan?" sambil mengemudikan mobilnya melaju ke luar area rumah sakit, Harish menggoda Rengganis, "aku ngga kecelakaan, tapi lebih tepatnya ditabrak?"

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 6 Teka-Teki Lelaki yang Ditabrak Rengganis

    "Hei, mau kemana?" tanya lelaki bertubuh atletis itu pada Rengganis, "kamu mencari siapa?" "Pak Darma, aku mencari Pak Darma." Jawab Rengganis. "Oh, Pak Darma. Pak Darma sudah kembali ke sekolah, tadi saya yang memintanya untuk kembali ke sekolah tanpa harus menunggu kamu," sergah lelaki yang kini kaki kanannya sudah dibalut perban. "Lho, kok, disuruh kembali kesekolah?" tanya Rengganis tak mengerti dengan apa yang diperintahkan lelaki itu kepada driver bus sekolah dimana ia mengajar, "lha, nanti kita gimana? Masa iya mau naik ambulance?""Memang kenapa kalau naik ambulance?" tanya lelaki bertubuh atletis dan berpakaian casual itu."Ya, kan, kita ngga sakit, masa naik ambulance," kata Rengganis, polos, "maksud aku tadi tuh, Pak Darma nanti kan bisa mengantarkan Mas-nya untuk ketempat tujuan, dan aku juga akan kembali ke sekolah."Lelaki yang saat ini duduk dihadapan Rengganis han

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 5 Kemana Perginya Pak Darma

    "Dewaaa ... aaah, pelan-pelan dong sayang," bukan suara Dewa yang terdengar, melainkan suara manja perempuan yang tak asing ditelinga Rengganis.Air mata Rengganis luruh, menandakan bertapa ia merasakan sesak yang teramat dalam. Memang bukan kali pertama Rengganis mendengar suara-suara meresahkan dari Dewa dan Friska, tapi mendengarnya lagi dan lagi, akan tetap menorehkan luka yang sama secara berulang.Apalagi dalam situasi seperti ini, yang seharusnya ia mendapatkan perhatian dan perlindungan, justru yang ia harus menerima kenyataan yang menyakitkan. Ia sudah muak dengan semua yang mereka lakukan, bahkan dihadapan Rengganis sekalipun mereka sudah tak canggung lagi berbuat mesra."Astaghfirullahaladzim ..." lirih suara yang terucap dari bibir mungil berwarna merah muda milik Rengganis. Diputuskannya panggilan yang sedari tadi ia nantikan. Gegas ia menghapus kristal bening yang luruh membasahi kedua pipinya.Lelaki berpakaian casual yang ditabrak

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 4 Hati yang Pilu

    "Braaakkk ..." Motor scooter matic pink yang Rengganis kendarai seketika oleng, menabrak pengendara motor didepannya dan membuat pengendara motor didepannya itu tehimpit antara motornya dengan motor milik Rengganis.Rengganis meringis, merasakan kakinya yang terasa terkilir. Sehingga untuk bangkit mengangkat motornya saja ia tidak mampu, dan membuat pengendara motor yang ia tabrak semakin terhimpit."Aaarrgh ... " lelaki yang tertabrak dan terhimpit motor Rengganis mengerang sambil memegang pangkal kakinya, "Teh, bangun atuh, sakit ini, aaarrgh.""Maaf, Mas, bukan aku ngga mau bangun, tapi a-aku juga ngga bisa bangun. Aaaw ... kakiku yang ini sepertinya terkilir," Rengganis mengungkapkan keadaannya, sambil menunjuk kaki kirinya yang juga sama-sama terhimpit motor."Astaghfirullah ... aaarrgh, coba teteh geser pelan-pelan menjauh dari motor, nanti saya coba sendiri untuk mengangkat motornya Teteh," lelaki berpakaian casual itu mencoba mencari jalan

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 3 Kecelakaan

    Sejenak melupakan kejadian kemarin. Kejadian yang sejatinya tak akan pernah bisa hilang dari ingatan wanita berbulu mata lentik itu. Seperti pagi hari biasanya, Rengganis sudah sibuk berada di dapur. Menyiapkan sarapan dan bekal untuk Dewa, pria yang mengikrarnya tanpa cinta dua tahun yang lalu. Meskipun Dewa tak pernah sedikitpun menyentuh masakan buatannya, ia tetap membuatkan berbagai menu masakan dengan harapan suatu saat nanti Dewa akan menyukai masakannya.Diatas meja makan, sudah terhidang nasi goreng ayam suwir dengan telur ceplok, dan juga segelas susu dan secangkir teh manis hangat untuk sarapan Dewa, di tas bekalnya sudah tersedia nasi dan capcay sebagai lauknya, ayam suwir cabai hijau dan jeruk juga ada didalamnya.Seperti biasa, Dewa selalu menolak jika Rengganis membawakan bekal untuknya. Jadi dengan tergesa, Rengganis menaruh bekal di dalam mobil Dewa, agar suaminya itu mau membawa bekal untuk makan siangnya di kantor, walaupun terpaksa. Rengganis be

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 2 Amarah Friska

    Seperti hari-hari sebelumnya, Dewa tak pernah menghiraukan ucapan Rengganis. Dewa melangkah semakin menjauh, meninggalkan Rengganis di dalam kamar yang mewah namun kamar itu seperti tak bernyawa. Sesaat setelah pintu ditutup dengan kencang, disitulah tangis Rengganis luruh. Wanita cantik yang tak pernah melepaskan hijabnya selain kepada mahramnya itu tak kuasa membendung butiran air mata yang menerobos keluar.Rengganis memejamkan matanya sekuat mungkin, berharap air matanya dapat berhenti. Namun, justru air matanya meluncur dengan deras. Sungguh, ia tak ingin lagi meratapi apa yang terjadi dalam pernikahannya dengan pria pilihan orang tuanya. Hal menyakitkan seperti ini sudah sering terjadi sejak awal pernikahan mereka. Namun, rasa pedih kali ini benar-benar membuat hatinya porak poranda. Meskipun ia tahu, cepat atau lambat, perceraian pasti akan terjadi. Tapi sungguh, ia tak menginginkan perceraian."Aaarrgh ..." sementara Dewa merutuki dirinya sendiri di dalam k

  • Meraih Cinta Setelah Berpisah   Bab 1 Surat Sidang Perceraian

    "Kenapa kamu tak pernah menangis atas luka yang aku torehkan?" tanya Dewa kepada Rengganis, saat ia merangsek masuk kedalam kamar wanita yang dua tahun lalu ia nikahi. setelah tau petugas dari pengadilan agama datang membawa surat sidang perceraian yang diajukan olehnya.Rengganis tersenyum kecut, sambil menggenggam surat sidang perceraian, ia memindahkan pandangnya kesudut jendela kamar dilantai dua yang ia tempati sendirian selama dua tahun menjadi istri dari Dewa, seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang mebel yang sukses, "aku sudah tak pernah menangis sejak enam bulan setelah kamu mengijab atas diriku didepan kedua orang tuaku dan juga keluarga besarku.""Kenapa?""Kenapa?" Rengganis menirukan perkataan Dewa sambil tersenyum kecut menatap mata Dewa, "karena sudah tak ada lagi yang perlu aku tangisi, bukan?"Dewa memandang heran atas kelakuan wanita cantik beriris coklat itu. Tak ada raut kesedihan yang terlihat diwajah Rengganis atas ap

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status