Share

Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam
Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam
Penulis: Arizah Karimah

Bab 1

Penulis: Arizah Karimah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 18:24:14
"Jeremy! Teganya kamu membunuh anakmu sendiri!" ratap Eleanor Haningrat sambil meringkuk. Rasa sakit yang mengerikan di perutnya hampir membuatnya tidak sadarkan diri. Cairan hangat terus mengalir ke kakinya.

Jeremy Adrian baru saja meminumkan obat aborsi pada Eleanor. Kini, sang suami duduk di tepi ranjang. Tangan dingin itu mencengkeram dagu Eleanor, menikmati raut kesakitan di wajahnya.

"Eleanor, hari ini aku akan membalas semua yang kamu lakukan pada Yoana. Gimana rasanya kehilangan anakmu secara perlahan?" ejek Jeremy.

Wajah Eleanor tampak pucat. Rintihan kesakitan terdengar pelan dari bibirnya. Dia menepis tangan Jeremy sambil berkata, "Sudah kubilang, bukan aku yang menyakiti anaknya. Harus berapa kali aku katakan padamu?"

"Bukan kamu?" ucap Jeremy. Cengkeraman tangannya yang dingin kian mengencang, seolah-olah ingin meremukkan dagu Eleanor.

Jeremy melanjutkan dengan marah, "Pelaku yang tertangkap itu mengaku kalau kamulah yang menyuruhnya. Masih mau beralasan apa lagi? Anak Yoana yang sudah berusia delapan bulan mati dalam kandungan. Gimana kamu bisa sekejam itu?"

Bibir Eleanor yang pucat bergetar. Sakit di dalam hatinya jauh lebih menyiksa dibandingkan sakit yang dirasakan tubuhnya. Entah sudah berapa kali Eleanor menjelaskan masalah ini pada Jeremy. Namun, bagaimanapun dia menjelaskan, pria itu tetap tidak mempercayainya.

Mendadak, selembar surat cerai dilayangkan tanpa diskusi. "Tanda tangan!" perintah Jeremy.

Aborsi dan perceraian! Sejak Jeremy yakin bahwa dirinya yang menyakiti Yoana Pratama, Eleanor tahu bahwa hari ini pasti akan tiba. Dia pernah menebak-nebak cara yang akan digunakan Jeremy untuk membalas dendam.

Hanya saja, Eleanor tidak menyangka Jeremy akan langsung mengambil nyawa anaknya. Bagaimanapun, anak ini darah dagingnya sendiri!

Wajah Eleanor terlihat sangat pucat. Sambil memegangi perutnya yang sedang hamil delapan bulan, dia bertopang pada nakas dan berdiri dengan gemetar.

Eleanor meremas surat cerai itu dan menatap Jeremy dengan mata memerah. Dia berucap, "Oke, mari bercerai. Kamu nggak percaya padaku dan ingin membalaskan dendam Yoana, nggak masalah! Lagi pula, nggak ada lagi yang bisa kukatakan pada idiot sepertimu!"

"Tapi, anak ini darah daging Keluarga Adrian. Apa kamu sudah meminta persetujuan dari aku, Ibu, dan Kakek sebelum berbuat begini? Jeremy, harimau saja nggak memakan anaknya. Kamu yang membunuh anakmu sendiri ini lebih keji dari binatang!" lanjut Eleanor.

Mata Jeremy yang gelap menatap Eleanor lekat-lekat. Atmosfer di sekitarnya perlahan menjadi dingin.

Jeremy melirik perut Eleanor yang membuncit dengan sinis, lalu mendengus dan berucap, "Gimana jika aku bilang kalau anak yang berada di perutmu itu bukan darah dagingku?"

Jantung Eleanor berdebar kencang. Setelah beberapa detik, dia membalas dengan dingin, "Jangan bercanda."

"Di pesta ulang tahun Kakek, Yoana mencampurkan obat perangsang ke minumanmu. Kamu salah masuk ke kamar pria lain dan hamil anak ini. Anak yang kamu kandung bukan darah daging Keluarga Adrian, jadi aku sama sekali nggak butuh persetujuan Ibu dan Kakek," jelas Jeremy.

Mata Eleanor berkilat panik. Dia menghampiri Jeremy dan mencengkeram kerah bajunya dengan raut tidak percaya.

"Nggak mungkin, kamu pasti bohong! Pria malam itu jelas-jelas kamu. Kamu juga mengakui anak ini sebagai milikmu!" kata Eleanor.

Dalam tiga tahun pernikahan mereka, Jeremy memang jarang menyentuhnya. Namun, Eleanor yakin bahwa tubuh dan aroma pria yang bersamanya malam itu adalah Jeremy. Jeremy pasti sedang berbohong!

"Aku merasa bersalah padamu atas perbuatan Yoana, jadi aku mengakui anak ini." ucap Jeremy.

Eleanor sontak terbelalak. Kata-kata Jeremy membuatnya menyadari satu hal yang menggelikan.

"Jadi, kamu sudah tahu dia menjebakku sejak awal. Tapi, demi melindunginya, kamu mengakui anak ini?" tanya Eleanor.

Jeremy mengernyit. Dia baru mengetahui masalah ini setelah menyelidikinya belakangan. Jeremy tentu saja marah dan menyalahkan Yoana. Wanita itu juga sudah meminta maaf.

Di malam yang sama waktu itu, Jeremy mabuk dan berhubungan intim dengan Yoana. Akibatnya, wanita itu mengandung anaknya.

Perasaan bersalah melintas di mata Jeremy, tetapi dia tidak berusaha menjelaskan diri dan hanya menjawab singkat, "Iya."

Plak! Suara tamparan keras berdengung di telinga. Jeremy tertegun untuk sejenak. Detik berikutnya, sensasi perih menyebar di pipinya.

Eleanor menahan rasa sakit yang menyiksa di perutnya dan melayangkan tamparan dengan segenap tenaganya. Betapa kejamnya! Bagaimanapun, Eleanor adalah istrinya. Namun, setelah mengetahui fakta itu, Jeremy tidak melakukan apa pun.

Apa Yoana sepenting itu di hati Jeremy? Begitu penting hingga dia bahkan tidak peduli pada harga dirinya sendiri sebagai seorang pria?

"Jeremy, apa kamu percaya sama karma? Anak Yoana mati karena itu karmanya. Kamu juga akan mendapat karmamu nanti!" raung Eleanor.

Mata Jeremy berkilat marah. Dia melangkah cepat menghampiri Eleanor, lalu mengimpitnya ke dinding dan mencekik lehernya.

"Coba katakan sekali lagi! Saat aku koma setelah kecelakaan mobil, kamu memaksa Yoana pergi dan memanfaatkan kesempatan untuk menjadi istriku. Kalau nggak begitu, mungkinkah dia melakukan hal ini?" geram Jeremy.

Eleanor memaksa Yoana pergi demi menjadi istri Jeremy? Benarkah? Setelah kecelakaan mobil, Jeremy menderita gagal ginjal. Eleanor-lah yang mendonorkan ginjalnya untuk menyelamatkan pria itu.

Sebagai balasannya, Simon Adrian setuju untuk menikahkannya dengan Jeremy. Syaratnya hanya satu, Eleanor tidak boleh memberi tahu Jeremy tentang donor ginjal itu.

Di sisi lain, begitu mendengar bahwa Jeremy jatuh ke dalam kondisi vegetatif, Yoana yang saat itu bertunangan dengannya segera membatalkan pertunangan dan kabur ke luar negeri.

Mata Eleanor bersinar dingin. Dia perlahan melepas tangan Jeremy dari lehernya sambil berucap, "Jeremy, aku nggak pernah berutang apa pun padamu."

Sambil menahan dorongan untuk membunuh, Jeremy mengawasi Eleanor yang perlahan melangkah pergi.

Saat ini, usia kandungan Eleanor sudah delapan bulan. Obat aborsi tidak akan berpengaruh.

Hanya saja, air ketuban Eleanor pecah lebih awal dan perutnya luar biasa sakit. Anak dalam kandungannya akan segera lahir. Dia harus pergi ke rumah sakit sekarang juga.

"Mau ke mana kamu?" tanya Jeremy dengan nada dingin yang menakutkan.

Kegaduhan ini menarik perhatian salah seorang pembantu. Ketika melihat Eleanor kesakitan, dia bergegas menopangnya dan bertanya dengan cemas, "Nyonya kenapa?"

Eleanor kesakitan hingga tubuhnya tidak bertenaga. Dia hanya bisa bertopang sepenuhnya pada pembantu itu.

"To ... tolong antar aku ke rumah sakit," pinta Eleanor.

Tahu Eleanor akan segera melahirkan, pembantu itu langsung setuju.

Jeremy memicingkan matanya, menatap wanita yang berjalan dengan langkah gemetar itu. Dia berucap, "Anak Yoana sudah mati, kamu pikir aku akan mengampuni anakmu?"

Suara guntur menggelegar terdengar di luar. Hati Eleanor bergetar hebat. Dia menggertakkan gigi dan mengumpulkan segenap kekuatannya untuk membalas, "Kalau anak ini bukan milikmu, apa hakmu untuk menentukan nasibnya?"

Entah mengapa, kata-kata ini mencubit hati Jeremy. Aura dingin di tubuhnya bertambah kental hingga membuat pembantu di sebelahnya gemetar ketakutan.

Setelah hening sejenak, Jeremy tertawa dingin dan berkata, "Oke, karena kita sudah cerai, kamu nggak berhak memerintah pembantuku lagi. Kalau kamu mau ke rumah sakit, kamu bisa pergi sendiri."

Keputusasaan yang dalam terpancar dari mata Eleanor. Dia menarik napas dalam-dalam dan memejamkan matanya. Pria macam apa yang telah dicintainya selama ini ....

Sebelum Jeremy berkata lebih banyak, Eleanor menggertakkan gigi dan melepaskan tangan pembantu yang menopangnya. Kemudian, dia berjalan keluar sendirian di bawah tatapan dingin Jeremy.

Saat ini sedang hujan lebat di luar. Tetes air yang dingin menggigit tulang menghunjam tubuh Eleanor.

Eleanor berusaha keras menahan sakit di perutnya dan terus berjalan. Kegelapan di depannya seolah-olah tidak berujung.

Tiba-tiba saja, Eleanor terpeleset. Untungnya, dia sempat mengulurkan tangan untuk melindungi perutnya agar tidak membentur tanah.

Namun, ketika Eleanor hendak berdiri, tubuhnya yang berat kembali terjatuh. Pandangannya mulai kabur dan tak lama, dia sepenuhnya jatuh ke dalam kegelapan.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
viodiah septiana
kerenn sekali awal.kisahnha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 2

    Lima tahun kemudian, di Rumah Sakit Leroria. Eleanor sedang duduk di kantornya. Dia baru selesai menganalisis sebuah kasus medis dan menyampaikan rencana perawatannya.Eleanor tidak tahu nama pasien itu. Dia hanya mendengar bahwa pasien itu adalah orang penting yang secara khusus meminta perawatannya, membuat rumah sakit memberikan perhatian lebih.Moses, sang direktur rumah sakit, duduk di sebelah dan mendengarkan analisis Eleanor dengan saksama. Dia bertanya, "Astrid, status orang ini sangat tinggi. Dia khusus menunjukmu untuk merawatnya. Apa kamu yakin bisa menyembuhkannya?""Catatan medisnya nggak menunjukkan dia mengidap penyakit lain. Gangguan tidurnya hanya disebabkan oleh emosi berlebihan. Keluhannya nggak terlalu rumit. Saya yakin bisa mengatasinya," sahut Eleanor.Mendengar itu, Moses baru merasa lega. Eleanor direkomendasikan secara pribadi oleh direktur sebelumnya tiga tahun lalu. Kala itu, dia baru berusia 25 tahun. Belum lagi, dia juga memiliki seorang anak berusia 2 tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 3

    Deg! Suara itu sangat mirip dengan suara Harry. Eleanor mengernyit dan bergegas menghampiri asal suara dengan perasaan cemas.Benar saja, terlihat dua pria mencurigakan yang sedang berusaha menyelundupkan seorang anak kecil ke dalam mobil.Jantung Eleanor berpacu liar. Tanpa ragu, dia menerjang maju dan mencengkeram kerah salah seorang pria, lalu menendangnya hingga terdorong mundur.Begitu mendengar rekannya menjerit kesakitan, pria lain yang sedang menggendong anak itu langsung bereaksi. Dia menurunkan anak itu dan menyerbu Eleanor sambil berseru marah, "Dari mana datangnya wanita pengganggu ini? Jangan suka ikut campur urusan orang lain!""Gimana kalau aku tetap mau ikut campur?" tanya Eleanor sambil mengernyit."Kalau begitu, kami nggak akan segan-segan padamu!" ucap pria itu. Kemudian, dia mengambil senjata dan mengayunkannya ke arah Eleanor dengan segenap tenaga.Eleanor memiringkan tubuh untuk menghindar sembari memukul pergelangan tangan pria itu dengan kuat. Pria itu kesakitan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 4

    Harry terbelalak menatap Jeremy. Apa yang terjadi? Mengapa Ayah Jahat ini seperti mengenalinya? Otak Harry yang cerdas mulai bekerja. Dia tiba-tiba teringat pada anak berwajah sama dengannya yang duduk di mobil ibunya.Sebelumnya, Eleanor pernah berkata bahwa Harry memiliki kakak laki-laki. Sayangnya, kakaknya meninggal lebih awal. Hanya anak kembar yang mungkin memiliki rupa yang sama. Artinya, anak kecil itu pasti adalah kakaknya!Namun, mengapa kakaknya itu dikatakan meninggal saat dia jelas-jelas masih hidup? Ayah Jahat ini juga salah mengenali Harry sebagai kakaknya. Dengan kata lain, kakaknya seharusnya tinggal bersama pria itu selama ini.Itu sebabnya Ayah Jahat mengenalinya sebagai sang kakak. Mungkin ibunya juga salah mengenali kakaknya sebagai dirinya. Harry yang pintar segera memahami apa yang terjadi.Melihat bocah kecil ini hanya menatapnya tanpa bicara, Jeremy mulai kehilangan kesabarannya.Pikir Harry, semua orang sudah terlanjur salah paham. Kakaknya juga ikut ibunya, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 5

    Jeremy mengernyit bingung. Bocah kecil itu bersikap sangat aneh hari ini."Kamu baru lima tahun, nggak boleh duduk di depan. Duduk di kursi anak sana," jelas Jeremy, berusaha bersabar."Repot amat," gerutu Harry sambil pindah ke kursi belakang.Yoana yang kini duduk di kursi penumpang depan menoleh dan melempar senyum puas padanya. Harry hanya memutar bola matanya sebagai tanggapan.....Menyadari Eleanor yang kebut-kebutan di jalanan, Daniel pun bertanya dengan raut dingin, "Kenapa kita harus kabur?""Karena mereka mengejar kita," sahut Eleanor.Daniel mengatupkan bibirnya. Dia ingin berkata bahwa orang-orang itu mengejar mereka karena Eleanor membawanya.Namun, Daniel ingin memastikan apakah Eleanor benar-benar ibunya. Jadi, dia tidak mengatakan apa-apa.Eleanor tidak tahu apakah yang mengejar mereka adalah orang-orang suruhan Jeremy yang mengenalinya ataukah para penjahat yang tadi menculik Harry. Tidak peduli yang mana, prioritasnya sekarang adalah memastikan keselamatan putranya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 6

    Pembantu itu menjawab dengan nada menyesal, "Maaf, Tuan Daniel. Kami nggak diizinkan memegang ponsel selama jam kerja.""Kalau laptop ada? Aku mau main laptop," tanya Harry lagi.Pembantu itu mengangguk dan menyahut, "Baik, Tuan Daniel. Silakan tunggu sebentar, saya akan segera ambilkan."Tak lama, pembantu itu kembali dengan sebuah laptop mahal. Harry membawanya ke kamar dan menyalakannya. Jari-jarinya mulai mengetik dengan lancar di keyboard.....Eleanor baru saja selesai makan bersama Daniel ketika ponselnya berdering. Hari ini benar-benar panjang.Panggilan itu dari rumah sakit. Seorang pasien membutuhkan penanganan darurat darinya. Eleanor merasa heran. Pasien itu baik-baik saja saat diperiksa siang tadi. Mengapa kondisinya tiba-tiba kritis?Ketika sedang memikirkan hal ini, wajah muram dan menyeramkan Jeremy tiba-tiba terbayang di benak Eleanor. Jantungnya sontak berdebar.Entah mengapa, Eleanor merasa gelisah. Hanya saja, dia tidak mungkin meninggalkan pasien yang membutuhkanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 7

    Mata Jeremy berkilat tajam dan cengkeramannya mengencang. Eleanor hampir menitikkan air mata, merasa dagunya seakan-akan hampir diremukkan.Eleanor menggertakkan gigi dan menelengkan kepalanya. Tangannya terangkat untuk menepis cengkeraman Jeremy. Ketika pria itu kembali mencengkeram dagunya, Eleanor berdecak dan menepisnya lagi.Jeremy beralih mencekik leher Eleanor dan berucap dengan marah, "Lima tahun nggak bertemu, lidahmu masih setajam dulu. Hebat, waktu itu aku benar-benar sudah meremehkanmu. Kamu kuat sekali, bukan? Cobalah lari kali ini."Eleanor terbatuk-batuk dan membalas, "Jeremy, setelah beberapa tahun nggak ketemu, sepertinya kamu jadi nggak waras. Kita sudah bercerai dan nggak punya hubungan apa-apa lagi. Apa lagi yang kamu inginkan dariku?""Apa yang aku inginkan? Eleanor, nyalimu cukup besar! Setelah membunuh anak Yoana, kamu pura-pura mati dan kabur ke luar negeri tanpa merasa bersalah. Apa kamu punya hati nurani?" geram Jeremy dengan mata berapi-api.Kejadian lima tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 8

    Eleanor kehilangan kata-kata. Bajingan ini benar-benar keterlaluan!Pada akhirnya, Eleanor dibawa pergi oleh Jeremy.....Harry telah meretas sistem CCTV rumah sakit dan menyaksikan semua yang terjadi. Tangan mungilnya terkepal erat. Berani sekali Ayah Jahat itu menindas ibunya. Tunggu saja pembalasannya!Jeremy membawa Eleanor ke vila. Perbedaan kekuatan antara pria dan wanita terlalu besar. Dengan kedua tangan terikat, Eleanor sama sekali tidak mampu melawan.Sesampainya di kamar, Jeremy langsung melempar Eleanor tanpa belas kasihan. Untung saja lantai dilapisi karpet tebal, jadi Eleanor tidak begitu kesakitan setelah terjatuh.Jeremy menatap wanita yang masih memasang raut keras kepala itu.Eleanor bertanya padanya, "Apa tujuanmu membawaku ke sini?"Jeremy berjongkok di depan Eleanor dan mencengkeram dagunya dengan satu tangan. Dia menjawab dengan ekspresi dingin, "Kamu sudah membunuh anak Yoana dan menyebabkan satu nyawa hilang. Bukannya menebus kesalahan, kamu hidup bebas di luar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 9

    Memanfaatkan langit yang gelap, Harry memimpin Eleanor keluar. Keduanya bersembunyi dari pengawal dan menyelinap diam-diam ke garasi.Begitu menemukan mobil, Eleanor segera menggendong Harry masuk. Tanpa buang-buang waktu, dia segera melajukan mobil itu.Sesuai dugaan, terdapat banyak pengawal yang berjaga di luar. Eleanor segera menyalakan lampu jauh.Lampu jauh mengenai wajah para pengawal. Cahayanya yang menyilaukan membuat mereka tidak bisa melihat jelas orang-orang di dalam mobil.Namun, berhubung itu adalah mobil Jeremy, mereka tidak berani menghentikannya. Sebaliknya, mereka membiarkan mobil itu lewat begitu saja.Melihat ibu dan adiknya pergi dengan lancar, Daniel yang baru pulang ke vila pun menyelinap masuk ke kamarnya.Tak lama, listrik di vila kembali berfungsi. Segala sesuatu sepertinya kembali normal.Meski pengawal Jeremy telah mencari ke setiap sudut vila, Eleanor tetap tidak ditemukan. Wanita itu seolah-olah menghilang begitu saja. Dia lagi-lagi kabur!Jeremy berucap d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 104

    Eleanor tidak mendengarkan ucapan Yoana lebih lanjut, dia buru-buru turun sambil memeluk Daniel. Yoana memandang punggung Eleanor yang menjauh, awalnya ingin mengikuti sarannya untuk berusaha menahan Jeremy.Namun, dia berpikir ulang. Bagaimana jika wanita sialan itu berbohong? Bagaimana jika ini hanya sandiwara dan dia sama sekali tidak berniat pergi? Jika Yoana benar-benar pergi menahan Jeremy, lalu malah membuat Jeremy marah, apa yang akan terjadi padanya?Pikiran itu membuat dahi Yoana berkerut. Tanpa memedulikan hal lainnya, dia langsung bergegas turun. Saat di lantai bawah, dia melihat Eleanor membawa Daniel naik ke mobil hitam.Yoana segera memotret pelat nomor mobil itu dan mengirimkannya ke Jeremy. Eleanor, masih mau nipu? Lucu sekali.Di dalam mobil, Charlie yang duduk di kursi pengemudi melihat Yoana memotret melalui kaca spion. Bibirnya melengkung tipis, sorot matanya memancarkan kebengisan yang menakutkan.Begitu Eleanor membawa Daniel masuk ke mobil, Charlie berkata denga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 103

    Telepon kedua Eleanor ditujukan kepada Vivi. Jika dia melarikan diri, kemungkinan besar Jeremy akan menculik orang-orang di sekitarnya untuk memaksa dia kembali. Demi keselamatan Vivi dan dirinya sendiri, bersembunyi selama dua jam ini adalah pilihan yang paling aman bagi semua orang.Telepon ketiga, Eleanor menelepon Harry, lalu menjelaskan situasinya secara singkat. Hari ini dia tidak bisa membawa Harry pergi. Karena Jeremy tidak mengetahui keberadaan Harry, maka situasi Harry akan tetap aman selamanya.Jika Eleanor membawa Harry bersamanya dan tertangkap, semuanya akan hancur total. Dia dan Daniel sudah berada dalam bahaya, jadi dia tidak bisa menyeret Harry ke dalamnya. Asalkan bisa melewati dua jam ini, dia bisa menjemput Harry kapan saja.Tak lama kemudian, mobil Eleanor tiba di rumah sakit. Saat dia memasuki ruang perawatan, untuk pertama kalinya dia berdekatan dengan Daniel. Daniel memandang Eleanor dan terdiam sejenak. Matanya tampak terkejut, bibirnya bergerak, lalu tanpa sad

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 102

    Setelah mendengar perkataan Jeremy, wajah Eleanor sama sekali tidak menunjukkan rasa gembira. "Kalau aku nggak bisa bawa anak itu pergi?"Mulai sekarang, kamu harus patuh padaku. Aku panggil kapan saja, kamu harus datang. Apa pun yang aku suruh, termasuk menemaniku di ranjang."Seperti mainan, seperti milik pribadinya yang tidak bisa disentuh siapa pun.Tubuh Eleanor bergetar, wajahnya seketika berubah pucat. Dengan bibir bergetar, dia membalas, "Ini ibu kota, kamu menyuruhku membawa seorang anak melarikan diri dari tempat di mana kamu bisa mengendalikan segalanya. Jeremy, kamu sengaja mempersulitku."Hanya dengan sebuah perintah darinya, Jeremy bisa menangkap Eleanor kembali. Ini yang disebut memberinya kesempatan?"Ya, aku memang sengaja mempersulitmu."Jeremy mengangkat tangannya, jari-jarinya yang dingin sekali lagi menyapu lembut pipi Eleanor yang putih halus. "Eleanor, aku cuma ingin kamu belajar tunduk padaku. Kesempatan hanya ada satu kali, manfaatkan baik-baik.""Aku kasih kam

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 101

    Mata Jeremy meredup, tubuhnya diselimuti oleh aura dingin saat berkata, "Nggak perlu."Fakta sudah jelas di depan mata. Melakukan pemeriksaan lagi hanyalah membuang-buang waktu. Dia juga tidak ingin lagi menghadapi kenyataan bahwa istrinya pernah dinodai oleh pria lain, bahkan melahirkan seorang anak, dan anak itu dibesarkan di sisinya selama ini.Jeremy tidak mengizinkan siapa pun dari Keluarga Adrian mengatakan bahwa Daniel adalah anak haram. Selama tidak ada yang membicarakannya, dia bisa memperlakukan Daniel seperti anak kandungnya sendiri.Secercah harapan yang baru saja muncul di hati Eleanor kembali padam. Benar, dia percaya pada bukti yang ada di depannya, percaya Yoana, percaya petugas pemeriksaan, percaya Andy, tetapi satu-satunya yang tidak dia percaya adalah Eleanor.Seorang wanita yang dikenalnya selama sepuluh tahun, bahkan telah menjadi istrinya selama tiga tahun. Tidak ada kepercayaan sedikit pun.Eleanor merasa dirinya sangat bodoh. Mengapa dia masih berharap pada Jere

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 100

    Jika Jeremy tahu Daniel adalah anak kandungnya, mungkin dia akan memperlakukan Daniel dengan lebih baik.Eleanor merasa demikian. Namun, yang didapatkannya malah tawa sinis Jeremy. "Darah dagingku? Eleanor, apa serunya menipu diri sendiri?"Jeremy sangat jarang melakukan hal aneh saat mabuk. Dia yakin hal seperti itu hanya pernah terjadi sekali, yaitu saat kakeknya berulang tahun.Kala itu ketika dia bangun, wanita yang ada di sebelahnya adalah Yoana. Kemudian, Yoana pun hamil.Di luar dugaan, sebulan kemudian, Eleanor juga memberitahunya bahwa dirinya hamil, hamil anak Jeremy.Jeremy pun kebingungan. Dia menyuruh orang menyelidiki dan akhirnya mendapat informasi bahwa Yoana memberi obat kepada Eleanor. Obat itu membuat Eleanor memasuki kamar pria lain tanpa sadar. Itu sebabnya, dia hamil.Ketika memikirkan masalah ini, kepala Jeremy menjadi sangat pusing. Eleanor menunduk dan mengepalkan tangannya. Saat melihat celaan pada ekspresi Jeremy, hatinya terasa sakit."Kalau kamu nggak perca

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 99

    "Sejak kapan aku berpura-pura? Jawab pertanyaanku, kenapa kamu memberinya hukuman fisik? Dia baru berusia 5 tahun. Kesalahan apa yang dia perbuat sampai kamu menghukumnya seperti ini? Kalau kamu membenciku, lampiaskan saja emosimu kepadaku.""Kamu merasa aku memberinya hukuman fisik?""Memangnya bukan?"Di rumah, Jeremy yang membuat keputusan. Kalaupun bukan Jeremy yang memberi instruksi, asalkan Jeremy tidak menyetujuinya, tidak akan ada orang yang berani memperlakukan Daniel seperti itu."Heh." Ekspresi Jeremy tampak sangat masam. Kemudian, dia terkekeh-kekeh.Jeremy merasa sangat kesal dengan pertanyaan Eleanor. Eleanor membuang anaknya. Atas dasar apa dia berdiri di sini dan mempertanyakan perbuatannya?"Kenapa memangnya kalau aku menghukumnya? Sekarang marganya Adrian. Dia nggak punya hubungan apa pun denganmu. Kalaupun aku menghukumnya, kamu nggak berhak ikut campur."Eleanor tidak menyangka Jeremy akan mengucapkan sesuatu yang begitu tidak tahu malu. "Aku mengandungnya selama 10

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 98

    "Charlie! Ciumannya jauh lebih hebat darimu, lebih hebat berkali-kali lipat!"Begitu mendengar jawaban ini, Jeremy sontak naik pitam. "Bagus! Bagus sekali!"Tatapan Jeremy menjadi suram. Lagi-lagi, bibir panas Jeremy mendarat di bibir Eleanor. Pria itu mencium dengan marah dan gila.Jeremy menggigit dan memelintir lidahnya, seolah-olah ini adalah hukuman bagi Eleanor. Dia tidak akan puas sebelum Eleanor merasa tersiksa.Jeremy juga tidak tahu apa yang sebenarnya ada di pikirannya. Jelas-jelas wanita ini terus membuatnya marah. Jelas-jelas lima tahun lalu, wanita ini menggunakan metode tercela untuk membunuh anak Yoana. Jeremy seharusnya membencinya.Hanya saja, meskipun membenci Eleanor, Jeremy tidak ingin ada pria yang menyentuhnya. Baik itu Charlie atau pria lain, tidak boleh ada yang menyentuh Eleanor! Eleanor adalah istrinya untuk selamanya! Meskipun yang ada hanya kebencian, yang boleh ada hati Eleanor hanya Jeremy seorang.Jeremy tidak mengerti mengapa dirinya begitu terobsesi pa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 97

    "Apa maumu?"Tatapan Jeremy yang dingin tertuju pada bibir Eleanor lekat-lekat. "Cium aku."Malam ini, Jeremy minum cukup banyak. Napasnya pun bau alkohol.Eleanor mendorong Jeremy lagi. "Kamu minum kebanyakan. Sepertinya kamu mabuk.""Masa? Aku nggak rasa begitu." Tiba-tiba, Jeremy menunduk dan perlahan-lahan mendekat.Jarak di antara mereka menjadi makin dekat. Jeremy berbisik di samping telinga Eleanor, "Beri tahu aku, di mana Charlie menciummu?"Eleanor terbelalak. Dia bukan terkejut dengan pertanyaan Jeremy, melainkan terkejut bagaimana Jeremy tahu tentang Charlie.Sekalipun Jeremy melihatnya semalam, ruang di dalam mobil sangat gelap. Jeremy berdiri di luar, di tambah lagi semalam turun hujan. Paling-paling, dia hanya bisa mengetahui ada orang di dalam mobil.Sekalipun Jeremy melihat wajah Charlie, bagaimana bisa dia mengenal Charlie? Bukankah identitas Charlie sangat misterius? Kecuali ...."Aku sudah menyelidikinya." Jeremy menjawab pertanyaan di dalam hati Eleanor.Wajah Elean

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 96

    Semua orang menatap Eleanor dan menunggu reaksinya. Jika itu wanita lain, mereka pasti sudah memohon sejak tadi.Eleanor mengembuskan napas. Tatapannya memperlihatkan emosi yang sulit untuk dipahami.Sebelum dia berbicara, Jeremy sudah tahu apa yang ingin dikatakannya. Dengan ekspresi suram, dia merobek kartu di depannya dan tersenyum mencela. "Eleanor, apa kamu bisa mati kalau mengalah sedikit padaku?"Eleanor selalu seperti ini. Lima tahun lalu, dia juga seperti ini. Wanita bodoh ini lebih memilih kehujanan di luar daripada pulang dan mengakui kesalahannya serta meminta maaf kepada Yoana.Memangnya apa sulitnya meminta maaf?Semua orang menatap Jeremy dengan tercengang. Jadi, sekalipun wanita ini tidak memohon, Jeremy tetap akan mengalah kepadanya. Sebenarnya apa hubungan wanita ini dengan Jeremy?Eleanor lagi-lagi dikejutkan dengan tindakan Jeremy. Jeremy menatap wajah Eleanor, lalu tiba-tiba teringat pada sesuatu. Tatapannya tertuju pada bibir Eleanor.Semalam, Eleanor dan Charlie

DMCA.com Protection Status