Share

Bab 3

Author: Arizah Karimah
last update Last Updated: 2024-11-11 18:24:14
Deg! Suara itu sangat mirip dengan suara Harry. Eleanor mengernyit dan bergegas menghampiri asal suara dengan perasaan cemas.

Benar saja, terlihat dua pria mencurigakan yang sedang berusaha menyelundupkan seorang anak kecil ke dalam mobil.

Jantung Eleanor berpacu liar. Tanpa ragu, dia menerjang maju dan mencengkeram kerah salah seorang pria, lalu menendangnya hingga terdorong mundur.

Begitu mendengar rekannya menjerit kesakitan, pria lain yang sedang menggendong anak itu langsung bereaksi. Dia menurunkan anak itu dan menyerbu Eleanor sambil berseru marah, "Dari mana datangnya wanita pengganggu ini? Jangan suka ikut campur urusan orang lain!"

"Gimana kalau aku tetap mau ikut campur?" tanya Eleanor sambil mengernyit.

"Kalau begitu, kami nggak akan segan-segan padamu!" ucap pria itu. Kemudian, dia mengambil senjata dan mengayunkannya ke arah Eleanor dengan segenap tenaga.

Eleanor memiringkan tubuh untuk menghindar sembari memukul pergelangan tangan pria itu dengan kuat. Pria itu kesakitan dan menjatuhkan tongkatnya. Sebelum pria itu sempat bereaksi, Eleanor kembali menendangnya hingga menghantam dinding.

Kedua penjahat itu sadar bahwa mereka bukan tandingan Eleanor. Salah satu pria itu ingin melawan lagi, tetapi rekannya menghentikannya dan berucap, "Orang yang menyewa kita melarang kita membuat keributan. Ayo jalan, situasinya nggak menguntungkan."

Eleanor hanya mengawasi mereka pergi tanpa mengejar. Dia lantas berbalik untuk memeriksa keadaan anak itu.

"Kamu baik-baik saja ...." Eleanor tidak menyelesaikan kata-katanya. Dia langsung tertegun begitu melihat jelas wajah bocah kecil di depannya.

"Harry? Bukannya Mama sudah minta Paman Charlie mengantarmu pulang? Kenapa kamu malah datang ke rumah sakit?" tanya Eleanor.

Eleanor mengamati pakaian yang dikenakan bocah kecil itu. Tubuhnya dibalut jas kecil dan topi bisbol yang keren. Harry tidak memakai pakaian ini pagi tadi. Kapan dia berganti pakaian? Mengapa dia bisa ditangkap oleh dua pria tadi?

"Harry, kasih tahu Mama apa yang terjadi," pinta Eleanor.

Bocah kecil berjas itu menatap Eleanor dengan matanya yang besar dan wajah tanpa ekspresi. Harry? Apakah wanita ini sedang memanggilnya? Namun, namanya bukan Harry, melainkan Daniel Adrian.

Eleanor terheran-heran melihat bocah kecil di depannya yang hanya diam. Mengira anak itu masih syok atas kejadian tadi, dia pun memeluknya dan berucap dengan lembut, "Oke, oke. Mama nggak tanya lagi. Ada yang aneh dengan kejadian ini. Mama antar kamu pulang dulu, ya."

Tadi, kedua penculik itu menyebut tentang orang yang menyewa mereka. Siapa yang berniat menculik anaknya? Eleanor tidak memiliki musuh di sini. Hal seperti ini juga belum pernah terjadi sebelumnya.

Daniel mengerjap bingung. Mama? Ketika Eleanor mengeluarkan ponsel untuk melihat jam, Daniel melihat foto mereka berdua di layar ponsel itu.

Daniel tertegun sejenak. Dia yakin matanya tidak salah lihat. Namun, dia benar-benar tidak mengenal wanita ini. Foto anak laki-laki di ponsel itu bukan dirinya, tetapi wajah mereka persis sama. Satu-satunya penjelasan adalah mereka memiliki ibu yang sama.

Jadi, apa wanita yang menyebut dirinya sebagai "mama" ini juga ibunya? Bukankah semua orang berkata bahwa ibunya sudah meninggal?

Sebelum Daniel sempat menolak, wanita itu sudah menggendongnya menuju arah lain. Mata bocah kecil itu berkilat bingung.

Pada saat yang sama, di ruang monitor CCTV. Jeremy akhirnya menemukan sosok Daniel dari kamera di parkiran bawah tanah. Bocah itu sedang digendong seorang wanita. Wajah wanita itu tidak terlihat jelas karena memunggungi kamera.

Raut wajah Jeremy perlahan-lahan berubah suram. Dia mengamati sosok wanita di layar itu dan entah mengapa, dia merasakan sensasi familier itu lagi.

Jeremy mengernyit. Tidak peduli apakah mereka pernah bertemu atau tidak, wanita ini sudah cari mati dengan membawa putranya pergi!

Moses yang mengenali Eleanor dalam sekilas pandangan sudah berkeringat dingin. Apa yang wanita itu lakukan? Bukan hanya menolak merawat Jeremy, dia juga menculik putra pria itu.

"Utus orang untuk mengejarnya," kata Jeremy dengan dingin.

"Siap!" sahut Andy.

Jeremy bergegas keluar dari ruang monitor CCTV.

Saat ini, Eleanor sudah berkendara keluar dari parkiran bawah tanah bersama Daniel. Namun, tak lama dia merasa panik saat menyadari sekelompok orang mengejar mereka. Mereka dibuntuti!

"Harry, pegangan yang erat," pesan Eleanor. Begitu melihat lampu lalu lintas berubah hijau, dia langsung menginjak gas.

Belasan meter jauhnya dari mobil Eleanor, sebuah mobil jib hitam perlahan berhenti. Seorang bocah kecil turun, lalu kaca jendela pengemudi diturunkan.

Seorang pria berkemeja hitam menyandarkan lengannya dengan santai di jendela mobil. Matanya yang sipit berkilat jahil saat dia berkata, "Nak, mamamu nggak bisa diandalkan. Gimana kalau mulai sekarang kamu ikut aku?"

Harry Haningrat memasukkan jaketnya dengan asal ke dalam ransel. Dia mendengus dan membalas, "Boleh, aku akan ikut denganmu kalau kamu panggil aku bos."

Pria itu mengangkat alisnya dan tertawa kecil. Dia berucap, "Bocah ingusan sepertimu ingin jadi bosku? Awas, nanti aku kasih tahu mamamu kalau orang tuamu dipanggil ke sekolah lagi hari ini."

"Awas saja, nanti aku kasih tahu Mama kalau kamu membawaku ke bar semalam," balas Harry.

Pria itu tertegun. Detik berikutnya, keduanya berjabat tangan sepakat.

"Kalau rahasia kita terungkap, kita bisa dibunuh mamamu. Jadi ...," ucap pria itu lagi.

Harry langsung menimpali, "Jangan sampai Mama tahu."

"Anak pintar. Inilah alasannya aku menyukaimu, Nak," puji pria itu.

"Aku pergi dulu," ujar Harry.

Charlie Wongso mengulum senyum dan membalas dengan nada santainya yang biasa, "Pergilah."

Harry berlari menuju rumah sakit dengan memanggul ranselnya. Dari sudut matanya, dia melihat mobil Eleanor yang berhenti di pinggir jalan.

Harry hendak memanggil ibunya, tetapi dia tertegun ketika menyadari ada seorang bocah laki-laki di kursi belakang yang biasa didudukinya. Masalahnya, anak itu memiliki wajah yang persis sama dengannya.

Harry mematung di tempatnya. Ketika lamunannya terputus, ibunya sudah melajukan mobilnya, pergi bersama anak laki-laki itu.

Tiba-tiba, tubuh Harry melayang di udara. Kerah bajunya diangkat seseorang dengan kuat.

Bocah itu menendang-nendang kaki mungilnya dan berseru marah, "Siapa yang berani menarik kerahku?"

"Aku, ayahmu!" jawab pria di belakangnya.

"Siapa kamu? Berani sekali mengaku-ngaku sebagai ayahku? Sembarangan bicara!" ucap Harry, masih sambil menendang-nendang kakinya. Begitu menoleh, dia melihat wajah dingin dan muram seorang pria dewasa.

"Baru keluar sebentar, kamu sudah membuat ulah," kata Jeremy sambil menatap bocah kecil itu dengan tajam.

Harry mengamati wajah galak Jeremy dan langsung yakin bahwa pria itu adalah orang jahat. Dia tiba-tiba mengepalkan tangan dan meninju hidung Jeremy.

Jeremy yang tidak memprediksi hal ini dipukul mentah-mentah. Darah hangat seketika mengalir dari hidungnya.

"Bos!" seru Andy yang mengikuti dari belakang. Dia benar-benar terkejut melihat kejadian ini.

Jeremy melepaskan cengkeramannya pada kerah Harry dan membiarkannya turun. Bocah itu bergegas kabur sambil berteriak, "Ada orang jahat, tolong panggil polisi! Semuanya, tolong aku!"

Tangan Jeremy yang memegangi hidungnya sudah berlumuran darah. Ada apa dengan bocah kecil itu?

"Bos nggak apa-apa?" tanya Andy.

"Aku baik-baik saja. Cepat susul dia," perintah Jeremy.

"Baik, Bos!" sahut Andy.

Andy segera menyusul Harry dan menggendongnya. Namun, tangan Harry bergerak cepat dan memberikan dua jotosan di wajah Andy.

"Tuan Daniel ... aduh! Tuan Daniel, jangan berulah lagi. Dia papamu!" ucap Andy.

Papa? Harry sontak tertegun. Kata itu terdengar sangat asing di telinganya.

Pria yang tadi mengangkatnya itu menyeka darah di hidungnya dengan saputangan. Dia menatap Harry dengan muram dan berkata, "Baru keluar sebentar, kamu sudah nggak mengenaliku?"

Harry balas menatap Jeremy dengan alis berkerut. Detik berikutnya, dia tiba-tiba sadar bahwa dirinya mengenali pria itu. Harry pernah melihat Jeremy di berita sebelumnya. Waktu itu, sepertinya pria itu mengumumkan rencana pertunangannya bersama seorang wanita.

Saat itu, Eleanor juga menonton berita itu dengan sorot sedih di matanya. Harry mengamati pria yang membuat ibunya sedih itu dengan penasaran. Ternyata pria ini adalah mantan suami ibunya, ayah yang belum pernah ditemuinya sebelumnya!

Untuk tahu lebih banyak tentang ayahnya ini, Harry pernah secara khusus bertanya pada Charlie. Alhasil, dia diberi tahu betapa buruknya perlakuan pria bajingan ini pada ibunya dahulu.

"Daniel, kamu bisu?" tanya Jeremy dengan suara berat. Meski begitu, dia tidak menyalahkan bocah itu atas pukulannya tadi.

Daniel? Apa pria itu sedang bicara padanya?

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 4

    Harry terbelalak menatap Jeremy. Apa yang terjadi? Mengapa Ayah Jahat ini seperti mengenalinya? Otak Harry yang cerdas mulai bekerja. Dia tiba-tiba teringat pada anak berwajah sama dengannya yang duduk di mobil ibunya.Sebelumnya, Eleanor pernah berkata bahwa Harry memiliki kakak laki-laki. Sayangnya, kakaknya meninggal lebih awal. Hanya anak kembar yang mungkin memiliki rupa yang sama. Artinya, anak kecil itu pasti adalah kakaknya!Namun, mengapa kakaknya itu dikatakan meninggal saat dia jelas-jelas masih hidup? Ayah Jahat ini juga salah mengenali Harry sebagai kakaknya. Dengan kata lain, kakaknya seharusnya tinggal bersama pria itu selama ini.Itu sebabnya Ayah Jahat mengenalinya sebagai sang kakak. Mungkin ibunya juga salah mengenali kakaknya sebagai dirinya. Harry yang pintar segera memahami apa yang terjadi.Melihat bocah kecil ini hanya menatapnya tanpa bicara, Jeremy mulai kehilangan kesabarannya.Pikir Harry, semua orang sudah terlanjur salah paham. Kakaknya juga ikut ibunya, m

    Last Updated : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 5

    Jeremy mengernyit bingung. Bocah kecil itu bersikap sangat aneh hari ini."Kamu baru lima tahun, nggak boleh duduk di depan. Duduk di kursi anak sana," jelas Jeremy, berusaha bersabar."Repot amat," gerutu Harry sambil pindah ke kursi belakang.Yoana yang kini duduk di kursi penumpang depan menoleh dan melempar senyum puas padanya. Harry hanya memutar bola matanya sebagai tanggapan.....Menyadari Eleanor yang kebut-kebutan di jalanan, Daniel pun bertanya dengan raut dingin, "Kenapa kita harus kabur?""Karena mereka mengejar kita," sahut Eleanor.Daniel mengatupkan bibirnya. Dia ingin berkata bahwa orang-orang itu mengejar mereka karena Eleanor membawanya.Namun, Daniel ingin memastikan apakah Eleanor benar-benar ibunya. Jadi, dia tidak mengatakan apa-apa.Eleanor tidak tahu apakah yang mengejar mereka adalah orang-orang suruhan Jeremy yang mengenalinya ataukah para penjahat yang tadi menculik Harry. Tidak peduli yang mana, prioritasnya sekarang adalah memastikan keselamatan putranya.

    Last Updated : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 6

    Pembantu itu menjawab dengan nada menyesal, "Maaf, Tuan Daniel. Kami nggak diizinkan memegang ponsel selama jam kerja.""Kalau laptop ada? Aku mau main laptop," tanya Harry lagi.Pembantu itu mengangguk dan menyahut, "Baik, Tuan Daniel. Silakan tunggu sebentar, saya akan segera ambilkan."Tak lama, pembantu itu kembali dengan sebuah laptop mahal. Harry membawanya ke kamar dan menyalakannya. Jari-jarinya mulai mengetik dengan lancar di keyboard.....Eleanor baru saja selesai makan bersama Daniel ketika ponselnya berdering. Hari ini benar-benar panjang.Panggilan itu dari rumah sakit. Seorang pasien membutuhkan penanganan darurat darinya. Eleanor merasa heran. Pasien itu baik-baik saja saat diperiksa siang tadi. Mengapa kondisinya tiba-tiba kritis?Ketika sedang memikirkan hal ini, wajah muram dan menyeramkan Jeremy tiba-tiba terbayang di benak Eleanor. Jantungnya sontak berdebar.Entah mengapa, Eleanor merasa gelisah. Hanya saja, dia tidak mungkin meninggalkan pasien yang membutuhkanny

    Last Updated : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 7

    Mata Jeremy berkilat tajam dan cengkeramannya mengencang. Eleanor hampir menitikkan air mata, merasa dagunya seakan-akan hampir diremukkan.Eleanor menggertakkan gigi dan menelengkan kepalanya. Tangannya terangkat untuk menepis cengkeraman Jeremy. Ketika pria itu kembali mencengkeram dagunya, Eleanor berdecak dan menepisnya lagi.Jeremy beralih mencekik leher Eleanor dan berucap dengan marah, "Lima tahun nggak bertemu, lidahmu masih setajam dulu. Hebat, waktu itu aku benar-benar sudah meremehkanmu. Kamu kuat sekali, bukan? Cobalah lari kali ini."Eleanor terbatuk-batuk dan membalas, "Jeremy, setelah beberapa tahun nggak ketemu, sepertinya kamu jadi nggak waras. Kita sudah bercerai dan nggak punya hubungan apa-apa lagi. Apa lagi yang kamu inginkan dariku?""Apa yang aku inginkan? Eleanor, nyalimu cukup besar! Setelah membunuh anak Yoana, kamu pura-pura mati dan kabur ke luar negeri tanpa merasa bersalah. Apa kamu punya hati nurani?" geram Jeremy dengan mata berapi-api.Kejadian lima tah

    Last Updated : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 8

    Eleanor kehilangan kata-kata. Bajingan ini benar-benar keterlaluan!Pada akhirnya, Eleanor dibawa pergi oleh Jeremy.....Harry telah meretas sistem CCTV rumah sakit dan menyaksikan semua yang terjadi. Tangan mungilnya terkepal erat. Berani sekali Ayah Jahat itu menindas ibunya. Tunggu saja pembalasannya!Jeremy membawa Eleanor ke vila. Perbedaan kekuatan antara pria dan wanita terlalu besar. Dengan kedua tangan terikat, Eleanor sama sekali tidak mampu melawan.Sesampainya di kamar, Jeremy langsung melempar Eleanor tanpa belas kasihan. Untung saja lantai dilapisi karpet tebal, jadi Eleanor tidak begitu kesakitan setelah terjatuh.Jeremy menatap wanita yang masih memasang raut keras kepala itu.Eleanor bertanya padanya, "Apa tujuanmu membawaku ke sini?"Jeremy berjongkok di depan Eleanor dan mencengkeram dagunya dengan satu tangan. Dia menjawab dengan ekspresi dingin, "Kamu sudah membunuh anak Yoana dan menyebabkan satu nyawa hilang. Bukannya menebus kesalahan, kamu hidup bebas di luar.

    Last Updated : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 9

    Memanfaatkan langit yang gelap, Harry memimpin Eleanor keluar. Keduanya bersembunyi dari pengawal dan menyelinap diam-diam ke garasi.Begitu menemukan mobil, Eleanor segera menggendong Harry masuk. Tanpa buang-buang waktu, dia segera melajukan mobil itu.Sesuai dugaan, terdapat banyak pengawal yang berjaga di luar. Eleanor segera menyalakan lampu jauh.Lampu jauh mengenai wajah para pengawal. Cahayanya yang menyilaukan membuat mereka tidak bisa melihat jelas orang-orang di dalam mobil.Namun, berhubung itu adalah mobil Jeremy, mereka tidak berani menghentikannya. Sebaliknya, mereka membiarkan mobil itu lewat begitu saja.Melihat ibu dan adiknya pergi dengan lancar, Daniel yang baru pulang ke vila pun menyelinap masuk ke kamarnya.Tak lama, listrik di vila kembali berfungsi. Segala sesuatu sepertinya kembali normal.Meski pengawal Jeremy telah mencari ke setiap sudut vila, Eleanor tetap tidak ditemukan. Wanita itu seolah-olah menghilang begitu saja. Dia lagi-lagi kabur!Jeremy berucap d

    Last Updated : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 10

    "Para penumpang sekalian, pesawat telah mendarat sepenuhnya di Bandara Internasional Ibu Kota. Terima kasih telah terbang bersama kami. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya!"Begitu mendengar pengumuman pramugari, Eleanor membuka mata dan menepikan selimutnya. Kemudian, dia perlahan memandang ke luar jendela. Setelah lima tahun berlalu, akhirnya dia kembali.Eleanor muncul di terminal kedatangan dengan berbalut mantel cokelat tua, rambut hitam panjang tergerai, dan sepasang sepatu hak tinggi hitam di kakinya.Satu tangan Eleanor menarik koper dan satunya lagi dimasukkan ke saku mantel. Dia melangkah dengan begitu percaya diri. Aura anggun dan berkelasnya menarik perhatian banyak orang di sekitar.Vivi yang telah lama menunggu pun melepas kacamata hitamnya, lalu menghampiri Eleanor sambil tersenyum manis. Keduanya tersenyum pada satu sama lain, lalu saling memeluk dengan hangat."Eleanor, selamat datang kembali," ucap Vivi."Kangen aku, nggak?" tanya Eleanor."Kangen, dong. Sayang bang

    Last Updated : 2024-11-11
  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 11

    Tak lama kemudian, mobil Eleanor tiba di depan Kediaman Adrian. Dia segera turun dan menarik napas dalam-dalam. Biarpun tahu apa yang akan dihadapinya, dia tetap melangkah masuk.Pembantu yang membuka pintu tertegun kaget dan bergumam, "Nyo ... Nyonya?"Pembantu ini adalah pegawai lama Keluarga Adrian. Dia sudah bekerja saat Eleanor masih menjadi Nyonya Adrian. Jadi, dia tentu mengenal wanita itu."Nyo ... Nyonya masih hidup?" tanya pembantu itu. Mengapa Eleanor bisa hidup kembali?Eleanor berucap dengan nada dingin, "Aku dan Jeremy sudah bercerai, jadi kamu nggak perlu memanggilku nyonya lagi. Mana Jeremy?""Tuan baru saja pulang. Sekarang Tuan sedang di ruang kerja," sahut si pembantu.Eleanor langsung melangkah masuk, membuat pembantu itu terkejut."Nyo ... Nona Eleanor  ...." Pembantu itu hendak mengatakan sesuatu, tetapi ketika merasakan aura mengintimidasi Eleanor, dia terpaksa menelan kembali kata-katanya.Eleanor sangat familier dengan setiap sudut rumah ini. Dia menaiki tangga

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 108

    Begitu Eleanor mengangkat kepalanya, dia melihat Jeremy naik ke kapal dengan tubuh yang basah kuyup dan membawa hawa dingin yang menusuk. Wajah Jeremy tampak kelam, pandangan matanya tajam dan penuh kebencian saat dia menatap Eleanor.Eleanor segera berjaga-jaga dan mengarahkan pistol ke arahnya.Malam itu, langit tampak kelabu dan mendung, menambah suasana yang mencekam.Jeremy menatap Eleanor dengan dingin dan mengejek, "Kamu memang punya nyali." Dia sempat mengira Eleanor sudah mati di laut. Namun, ternyata wanita itu bukan hanya berhasil menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga berhasil membawa Vivi kembali. Kalau saja jaraknya ke daratan tidak terlalu jauh, mungkin dia juga bisa berenang sampai ke sana?"Kamu mau tembak aku?" Jeremy mengejek."Biarkan aku dan temanku pergi," Eleanor berkata tegas.Jeremy maju beberapa langkah dengan tatapan menghina. "Kamu pikir pistol kecil itu bisa mengancamku?"Dor!Peluru menembus papan kayu di depannya, hanya selangkah dari tubuh Jeremy.Je

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 107

    Melihat tindakan Eleanor yang nekat, Jeremy mendecakkan lidahnya dengan kesal dan mengerutkan kening. "Dia gila atau apa?"Air laut sedingin ini, kenapa dia berani melompat begitu saja tanpa ragu? Apakah wanita cerewet itu benar-benar sepenting itu baginya?Andy yang berdiri di samping kehabisan kata-kata. 'Bukankah Anda sendiri yang memancingnya berbuat seperti ini?' batinnya.Setelah beberapa saat berlalu, Eleanor tidak kunjung muncul ke permukaan. Ekspresi Jeremy semakin muram. Andy berpikir sejenak sebelum bertanya, "Bos, perlu kupanggil orang untuk menarik Nyonya ke atas?"Jeremy menatap tajam ke arah laut dan tidak melihat tanda-tanda keberadaan Eleanor sedikit pun. Dia tertawa sinis, "Dia sendiri yang nggak takut mati dan melompat ke sana. Kalau dia tenggelam, itu salahnya sendiri."Setelah mematikan puntung rokoknya, Jeremy menambahkan dengan dingin, "Nggak usah khawatir."Andy terdiam mendengarnya. Siapa yang sebenarnya khawatir di sini? Dia hanya bertanya karena melihat Jerem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 106

    Ya, Andy memanggil Eleanor dengan sebutan Nyonya. Dia memang sengaja melakukannya.Charlie menatap pria di hadapannya dengan pandangan tajam penuh kebencian. Ekspresinya semakin dingin. "Pergi sana."Namun, Andy tetap bersikap sopan dan angkuh. "Saya harus bawa Nyonya dan Tuan Muda pulang." Sambil berbicara, dia melihat jam tangannya. "Tinggal dua menit lagi. Kalau Nyonya dan Tuan Muda nggak mau kembali, kami akan bertindak."Charlie tertawa sinis. Pandangan matanya dipenuhi aura membunuh yang mengerikan.Eleanor merasakan angin kencang berdesir di dekat wajahnya .... Sekejap kemudian, terdengar suara keras saat Andy yang berdiri tegap itu terjatuh ke tanah. Charlie mencekik lehernya dan menekan tubuhnya dengan kuat ke lantai.Aura membunuh dari tubuh Charlie menyebar begitu cepat dan kuat.Para pengawal di belakang Andy saling bertukar pandang dengan kaget. Mereka bahkan tidak sempat menarik senjata. Dalam sekejap mata, Charlie sudah berada di depan mereka dan menekan Andy ke tanah. J

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 105

    Sekarang Eleanor berhasil membawanya pergi, Papa pasti tidak akan setuju dan akan mengejar Mama. Itu semua salahnya hingga Mama berada dalam bahaya."Anak bodoh, kamu ngomong apaan? Kamu nggak salah. Ini semua urusan antara Mama dan Jeremy. Kamu dan Harry nggak seharusnya ikut terlibat. Kalau ada yang harus meminta maaf, itu seharusnya Mama," ujar Eleanor dengan lembut.Setelah emosi keduanya sedikit lebih tenang, Charlie yang mengemudi akhirnya membuka suara, "Apa yang kamu tukarkan sama Jeremy?"Eleanor terdiam sejenak, tatapannya menggelap. Melihat wajah Eleanor melalui kaca spion, pria itu tertawa dingin, sorot matanya dipenuhi cahaya berbahaya. "Dirimu atau kebebasanmu?"Eleanor menarik napas dalam-dalam, menunduk memandang anak kecil di pangkuannya. "Tenang saja, aku sudah punya rencana."Jika Eleanor memenangkan permainan ini, dia bisa membawa kedua anaknya pergi jauh dari tempat ini. Jika dia kalah, Jeremy akan menangkapnya kembali. Namun, Eleanor punya satu kelebihan ... penya

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 104

    Eleanor tidak mendengarkan ucapan Yoana lebih lanjut, dia buru-buru turun sambil memeluk Daniel. Yoana memandang punggung Eleanor yang menjauh, awalnya ingin mengikuti sarannya untuk berusaha menahan Jeremy.Namun, dia berpikir ulang. Bagaimana jika wanita sialan itu berbohong? Bagaimana jika ini hanya sandiwara dan dia sama sekali tidak berniat pergi? Jika Yoana benar-benar pergi menahan Jeremy, lalu malah membuat Jeremy marah, apa yang akan terjadi padanya?Pikiran itu membuat dahi Yoana berkerut. Tanpa memedulikan hal lainnya, dia langsung bergegas turun. Saat di lantai bawah, dia melihat Eleanor membawa Daniel naik ke mobil hitam.Yoana segera memotret pelat nomor mobil itu dan mengirimkannya ke Jeremy. Eleanor, masih mau nipu? Lucu sekali.Di dalam mobil, Charlie yang duduk di kursi pengemudi melihat Yoana memotret melalui kaca spion. Bibirnya melengkung tipis, sorot matanya memancarkan kebengisan yang menakutkan.Begitu Eleanor membawa Daniel masuk ke mobil, Charlie berkata denga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 103

    Telepon kedua Eleanor ditujukan kepada Vivi. Jika dia melarikan diri, kemungkinan besar Jeremy akan menculik orang-orang di sekitarnya untuk memaksa dia kembali. Demi keselamatan Vivi dan dirinya sendiri, bersembunyi selama dua jam ini adalah pilihan yang paling aman bagi semua orang.Telepon ketiga, Eleanor menelepon Harry, lalu menjelaskan situasinya secara singkat. Hari ini dia tidak bisa membawa Harry pergi. Karena Jeremy tidak mengetahui keberadaan Harry, maka situasi Harry akan tetap aman selamanya.Jika Eleanor membawa Harry bersamanya dan tertangkap, semuanya akan hancur total. Dia dan Daniel sudah berada dalam bahaya, jadi dia tidak bisa menyeret Harry ke dalamnya. Asalkan bisa melewati dua jam ini, dia bisa menjemput Harry kapan saja.Tak lama kemudian, mobil Eleanor tiba di rumah sakit. Saat dia memasuki ruang perawatan, untuk pertama kalinya dia berdekatan dengan Daniel. Daniel memandang Eleanor dan terdiam sejenak. Matanya tampak terkejut, bibirnya bergerak, lalu tanpa sad

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 102

    Setelah mendengar perkataan Jeremy, wajah Eleanor sama sekali tidak menunjukkan rasa gembira. "Kalau aku nggak bisa bawa anak itu pergi?"Mulai sekarang, kamu harus patuh padaku. Aku panggil kapan saja, kamu harus datang. Apa pun yang aku suruh, termasuk menemaniku di ranjang."Seperti mainan, seperti milik pribadinya yang tidak bisa disentuh siapa pun.Tubuh Eleanor bergetar, wajahnya seketika berubah pucat. Dengan bibir bergetar, dia membalas, "Ini ibu kota, kamu menyuruhku membawa seorang anak melarikan diri dari tempat di mana kamu bisa mengendalikan segalanya. Jeremy, kamu sengaja mempersulitku."Hanya dengan sebuah perintah darinya, Jeremy bisa menangkap Eleanor kembali. Ini yang disebut memberinya kesempatan?"Ya, aku memang sengaja mempersulitmu."Jeremy mengangkat tangannya, jari-jarinya yang dingin sekali lagi menyapu lembut pipi Eleanor yang putih halus. "Eleanor, aku cuma ingin kamu belajar tunduk padaku. Kesempatan hanya ada satu kali, manfaatkan baik-baik.""Aku kasih kam

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 101

    Mata Jeremy meredup, tubuhnya diselimuti oleh aura dingin saat berkata, "Nggak perlu."Fakta sudah jelas di depan mata. Melakukan pemeriksaan lagi hanyalah membuang-buang waktu. Dia juga tidak ingin lagi menghadapi kenyataan bahwa istrinya pernah dinodai oleh pria lain, bahkan melahirkan seorang anak, dan anak itu dibesarkan di sisinya selama ini.Jeremy tidak mengizinkan siapa pun dari Keluarga Adrian mengatakan bahwa Daniel adalah anak haram. Selama tidak ada yang membicarakannya, dia bisa memperlakukan Daniel seperti anak kandungnya sendiri.Secercah harapan yang baru saja muncul di hati Eleanor kembali padam. Benar, dia percaya pada bukti yang ada di depannya, percaya Yoana, percaya petugas pemeriksaan, percaya Andy, tetapi satu-satunya yang tidak dia percaya adalah Eleanor.Seorang wanita yang dikenalnya selama sepuluh tahun, bahkan telah menjadi istrinya selama tiga tahun. Tidak ada kepercayaan sedikit pun.Eleanor merasa dirinya sangat bodoh. Mengapa dia masih berharap pada Jere

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 100

    Jika Jeremy tahu Daniel adalah anak kandungnya, mungkin dia akan memperlakukan Daniel dengan lebih baik.Eleanor merasa demikian. Namun, yang didapatkannya malah tawa sinis Jeremy. "Darah dagingku? Eleanor, apa serunya menipu diri sendiri?"Jeremy sangat jarang melakukan hal aneh saat mabuk. Dia yakin hal seperti itu hanya pernah terjadi sekali, yaitu saat kakeknya berulang tahun.Kala itu ketika dia bangun, wanita yang ada di sebelahnya adalah Yoana. Kemudian, Yoana pun hamil.Di luar dugaan, sebulan kemudian, Eleanor juga memberitahunya bahwa dirinya hamil, hamil anak Jeremy.Jeremy pun kebingungan. Dia menyuruh orang menyelidiki dan akhirnya mendapat informasi bahwa Yoana memberi obat kepada Eleanor. Obat itu membuat Eleanor memasuki kamar pria lain tanpa sadar. Itu sebabnya, dia hamil.Ketika memikirkan masalah ini, kepala Jeremy menjadi sangat pusing. Eleanor menunduk dan mengepalkan tangannya. Saat melihat celaan pada ekspresi Jeremy, hatinya terasa sakit."Kalau kamu nggak perca

DMCA.com Protection Status