Share

Bab 4

Author: Arizah Karimah
Harry terbelalak menatap Jeremy. Apa yang terjadi? Mengapa Ayah Jahat ini seperti mengenalinya? Otak Harry yang cerdas mulai bekerja. Dia tiba-tiba teringat pada anak berwajah sama dengannya yang duduk di mobil ibunya.

Sebelumnya, Eleanor pernah berkata bahwa Harry memiliki kakak laki-laki. Sayangnya, kakaknya meninggal lebih awal. Hanya anak kembar yang mungkin memiliki rupa yang sama. Artinya, anak kecil itu pasti adalah kakaknya!

Namun, mengapa kakaknya itu dikatakan meninggal saat dia jelas-jelas masih hidup? Ayah Jahat ini juga salah mengenali Harry sebagai kakaknya. Dengan kata lain, kakaknya seharusnya tinggal bersama pria itu selama ini.

Itu sebabnya Ayah Jahat mengenalinya sebagai sang kakak. Mungkin ibunya juga salah mengenali kakaknya sebagai dirinya. Harry yang pintar segera memahami apa yang terjadi.

Melihat bocah kecil ini hanya menatapnya tanpa bicara, Jeremy mulai kehilangan kesabarannya.

Pikir Harry, semua orang sudah terlanjur salah paham. Kakaknya juga ikut ibunya, mungkin sebaiknya dia memanfaatkan situasi ini untuk tinggal bersama ayahnya terlebih dahulu. Pertama, Harry bisa melindungi kakaknya. Kedua, dia juga ingin mengenal Jeremy lebih jauh.

Ketika Jeremy mengangkat tangannya, Harry langsung tersentak kaget, mengira pria itu akan memukulnya. Tahu bahwa dirinya tidak akan sanggup melawan seorang pria dewasa, dia buru-buru menyerah.

Harry bergegas memeluk paha Jeremy dan memohon, "Maaf, Papa. Aku nggak seharusnya pukul Papa. Maaf, jangan pukul aku, ya." Untung saja, tamparan itu tidak kunjung datang.

Jeremy sedikit tertegun melihat bocah yang memeluk kakinya. Apa dia benar-benar putranya yang dingin dan pendiam itu?

Harry menggoyang paha Jeremy sambil berkata, "Aku nggak bermaksud pukul Papa. Aku kira Papa orang jahat. Jangan pukul aku, Papa jangan pukul aku."

Jeremy menatap Harry dengan mata menyipit. Dia mengamati wajah bocah kecil itu dengan cermat selama beberapa detik, seolah-olah ingin menemukan sesuatu yang berbeda darinya. Namun, Jeremy tidak melihat apa pun yang aneh.

"Bangunlah," ucap Jeremy.

Harry diam-diam mendongak dan melirik Jeremy. Dia baru melepas pelukannya setelah memastikan pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan marah.

Jeremy masih merasa ada yang ganjil dengan bocah itu. Pakaian yang dikenakannya juga berbeda.

"Apa wanita itu mengganti pakaianmu?" tanya Jeremy.

Harry mengangguk dan menyahut, "Bajuku nggak sengaja kotor. Ma ... Bibi membawaku pergi untuk ganti baju." Dia sengaja berkata seperti itu untuk memberikan penjelasan yang masuk akal mengapa Eleanor membawa Daniel pergi.

Mendengar itu, Jeremy tidak curiga lagi. Dia berucap, "Ayo pulang. Lain kali jangan sembarangan keluyuran lagi."

Harry berpura-pura menurut dan mengangguk.

"Minta orang-orang kita kembali," perintah Jeremy.

"Baik, Bos," sahut Andy.

Ketika Jeremy hendak menggiring Harry masuk ke mobil, sebuah mobil perlahan menepi di sebelah. Seorang wanita membuka pintu dan turun.

Wanita itu mengenakan gaun mewah dan membawa tas kecil. Rambutnya dicat warna cokelat dan ditata bergelombang. Senyuman tipis yang tersungging di wajah menambah aura lembut dan anggunnya.

"Remy," panggil wanita itu dengan lembut.

Melihat Yoana, raut wajah Jeremy langsung melembut. Dia bertanya dengan perhatian, "Kenapa kamu bisa di sini?"

"Aku dengar dari Bibi kalau kamu pergi ke Leroria untuk berobat. Aku khawatir, jadi datang ke sini untuk menemuimu," sahut Yoana.

Yoana merangkul lengan Jeremy dengan natural dan mengamati ekspresi pria itu sambil bertanya, "Remy, kamu nggak marah karena aku datang tanpa bilang-bilang, 'kan?"

Jeremy menjawab dengan datar, "Nggak. Lain kali kasih tahu kalau kamu mau datang, jadi aku bisa mengatur sopir menjemputmu."

Yoana tersenyum tipis, menunjukkan dua lesung pipi yang menambah pesona kecantikannya. Dia berkata, "Aku tahu kamu mencemaskanku, tapi aku ingin memberimu kejutan. Gimana? Apa dokter di sini bisa mengobatimu?"

Membahas tentang dokter itu membuat ekspresi Jeremy berubah muram. Dia mengidap insomnia akut. Konon, ada seorang ahli pengobatan tradisional di sini yang mungkin bisa menyembuhkannya.

Jadi, Jeremy secara khusus berangkat ke Leroria dari ibu kota. Namun, dokter itu berkata bahwa dia tidak bisa menyembuhkannya. Jeremy bertanya-tanya apakah dokter itu benar-benar tidak bisa atau hanya tidak mau. Ini pertama kalinya dia diremehkan seperti ini.

Dokter itu juga sangat mirip dengan seseorang yang dikenalnya. Seseorang yang seharusnya sudah mati.

Makin dipikirkan, Jeremy makin marah. Dia melirik Andy dan memerintah dengan dingin, "Temui Pak Moses dan dapatkan informasi tentang identitas dokter itu."

"Baik, saya ke sana sekarang," sahut Andy sambil mengangguk.

Yoana sedikit heran melihat raut muram Jeremy, belum lagi saat mendengar pria itu ingin menyelidiki seorang dokter. Dia pun bertanya, "Ada apa, Remy?"

Jeremy tidak ingin menjelaskan dan hanya menjawab, "Nggak apa-apa."

Yoana mengernyit penasaran. Namun, dia tidak terlalu memusingkannya karena yang ingin diselidiki Jeremy hanya seorang dokter. Pandangannya kini jatuh pada Harry yang sedang menatapnya.

Kilat sinis melintas sekilas di mata Yoana. Rencananya tadi sudah hampir berhasil, tetapi seorang wanita yang suka ikut campur mendadak datang dan merusak segalanya.

Yoana diam-diam memutar bola matanya. Namun, dalam sekejap wajahnya yang cantik sudah dipenuhi senyum hangat.

"Daniel ...," panggil Yoana.

Harry sontak menghindari tangan Yoana yang hendak mengusap kepalanya. Senyuman Yoana membeku dan tangannya terhenti canggung di udara.

Harry mengernyit. Yoana ini adalah wanita yang akan bertunangan dengan Ayah Jahat, bukan? Huh! Sepertinya dia juga bukan orang yang baik. Wajahnya bisa berpura-pura, tetapi matanya jelas menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Harry.

Yoana beralih menatap Jeremy dengan ekspresi memelas. Pria itu sudah lama tahu bahwa keduanya tidak pernah bisa akur.

Jadi, Jeremy tidak merasa aneh pada sikap bocah itu pada Yoana sekarang. Dia hanya berucap dengan datar, "Ayo jalan."

Yoana menggertakkan gigi dengan kesal. Eleanor jalang itu sudah mati, tetapi anak yang ditinggalkannya masih saja merepotkannya.

Jika Yoana tidak membuat persiapan yang matang lima tahun lalu, Jeremy mungkin akan mengetahui bahwa Daniel adalah putra kandungnya dan Eleanor. Kemudian, Jeremy pasti akan menyelidiki ulang kejadian lima tahun lalu. Jika hal itu terjadi, Yoana tidak akan bisa selamat.

Yoana mengepal erat tangannya. Daniel hanya akan menjadi bom waktu baginya bila dibiarkan tetap di sisi Jeremy. Dia harus mencari cara untuk menyingkirkannya.

Yoana memberikan kunci mobilnya pada pengawal dan berkata, "Kamu kendarai mobilku. Aku mau ikut mobil Remy."

Jeremy sudah masuk ke mobil. Ketika Yoana hendak duduk di kursi penumpang depan, seorang anak kecil mendahuluinya dan segera duduk di sana.

Yoana mengernyit melihat Harry menempati kursinya. Dia berujar dengan cemberut, "Daniel, Bibi lagi nggak enak badan. Bibi sesak napas dan mabuk mobil. Apa kamu boleh membiarkan Bibi duduk di depan?"

Usai berkata begitu, Yoana memandang Jeremy dengan raut memelas.

Harry meliriknya sekilas dan membalas, "Penyakitmu banyak sekali. Lebih baik jangan ikut mobil kami. Bisa gawat kalau kamu mati di sini."

Yoana kehilangan kata-kata. Raut wajah Jeremy pun berubah serius. Dia lantas mengomel dengan suara tegas, "Daniel! Jaga bicaramu!"

"Apa ada yang salah dari ucapanku? Kalau dia nggak enak badan, seharusnya dia ke rumah sakit. Memangnya dia bisa sembuh hanya dengan duduk di kursi depan? Pura-pura saja! Cih!" balas Harry.

Harry bukan tipe orang yang bisa ditindas. Yoana memutar bola matanya ke arahnya barusan, jadi dia tentu harus membalas.

"Turun kamu," ucap Jeremy dengan tegas.

"Sebenarnya kamu papaku atau papanya? Kalau kamu suka sekali membelanya, lebih baik kamu jadi papanya!" tandas Harry.
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rita Sare
ayoo harry singkirkan benalu...
goodnovel comment avatar
Anggriani Datau
waw bagus harry
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 5

    Jeremy mengernyit bingung. Bocah kecil itu bersikap sangat aneh hari ini."Kamu baru lima tahun, nggak boleh duduk di depan. Duduk di kursi anak sana," jelas Jeremy, berusaha bersabar."Repot amat," gerutu Harry sambil pindah ke kursi belakang.Yoana yang kini duduk di kursi penumpang depan menoleh dan melempar senyum puas padanya. Harry hanya memutar bola matanya sebagai tanggapan.....Menyadari Eleanor yang kebut-kebutan di jalanan, Daniel pun bertanya dengan raut dingin, "Kenapa kita harus kabur?""Karena mereka mengejar kita," sahut Eleanor.Daniel mengatupkan bibirnya. Dia ingin berkata bahwa orang-orang itu mengejar mereka karena Eleanor membawanya.Namun, Daniel ingin memastikan apakah Eleanor benar-benar ibunya. Jadi, dia tidak mengatakan apa-apa.Eleanor tidak tahu apakah yang mengejar mereka adalah orang-orang suruhan Jeremy yang mengenalinya ataukah para penjahat yang tadi menculik Harry. Tidak peduli yang mana, prioritasnya sekarang adalah memastikan keselamatan putranya.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 6

    Pembantu itu menjawab dengan nada menyesal, "Maaf, Tuan Daniel. Kami nggak diizinkan memegang ponsel selama jam kerja.""Kalau laptop ada? Aku mau main laptop," tanya Harry lagi.Pembantu itu mengangguk dan menyahut, "Baik, Tuan Daniel. Silakan tunggu sebentar, saya akan segera ambilkan."Tak lama, pembantu itu kembali dengan sebuah laptop mahal. Harry membawanya ke kamar dan menyalakannya. Jari-jarinya mulai mengetik dengan lancar di keyboard.....Eleanor baru saja selesai makan bersama Daniel ketika ponselnya berdering. Hari ini benar-benar panjang.Panggilan itu dari rumah sakit. Seorang pasien membutuhkan penanganan darurat darinya. Eleanor merasa heran. Pasien itu baik-baik saja saat diperiksa siang tadi. Mengapa kondisinya tiba-tiba kritis?Ketika sedang memikirkan hal ini, wajah muram dan menyeramkan Jeremy tiba-tiba terbayang di benak Eleanor. Jantungnya sontak berdebar.Entah mengapa, Eleanor merasa gelisah. Hanya saja, dia tidak mungkin meninggalkan pasien yang membutuhkanny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 7

    Mata Jeremy berkilat tajam dan cengkeramannya mengencang. Eleanor hampir menitikkan air mata, merasa dagunya seakan-akan hampir diremukkan.Eleanor menggertakkan gigi dan menelengkan kepalanya. Tangannya terangkat untuk menepis cengkeraman Jeremy. Ketika pria itu kembali mencengkeram dagunya, Eleanor berdecak dan menepisnya lagi.Jeremy beralih mencekik leher Eleanor dan berucap dengan marah, "Lima tahun nggak bertemu, lidahmu masih setajam dulu. Hebat, waktu itu aku benar-benar sudah meremehkanmu. Kamu kuat sekali, bukan? Cobalah lari kali ini."Eleanor terbatuk-batuk dan membalas, "Jeremy, setelah beberapa tahun nggak ketemu, sepertinya kamu jadi nggak waras. Kita sudah bercerai dan nggak punya hubungan apa-apa lagi. Apa lagi yang kamu inginkan dariku?""Apa yang aku inginkan? Eleanor, nyalimu cukup besar! Setelah membunuh anak Yoana, kamu pura-pura mati dan kabur ke luar negeri tanpa merasa bersalah. Apa kamu punya hati nurani?" geram Jeremy dengan mata berapi-api.Kejadian lima tah

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 8

    Eleanor kehilangan kata-kata. Bajingan ini benar-benar keterlaluan!Pada akhirnya, Eleanor dibawa pergi oleh Jeremy.....Harry telah meretas sistem CCTV rumah sakit dan menyaksikan semua yang terjadi. Tangan mungilnya terkepal erat. Berani sekali Ayah Jahat itu menindas ibunya. Tunggu saja pembalasannya!Jeremy membawa Eleanor ke vila. Perbedaan kekuatan antara pria dan wanita terlalu besar. Dengan kedua tangan terikat, Eleanor sama sekali tidak mampu melawan.Sesampainya di kamar, Jeremy langsung melempar Eleanor tanpa belas kasihan. Untung saja lantai dilapisi karpet tebal, jadi Eleanor tidak begitu kesakitan setelah terjatuh.Jeremy menatap wanita yang masih memasang raut keras kepala itu.Eleanor bertanya padanya, "Apa tujuanmu membawaku ke sini?"Jeremy berjongkok di depan Eleanor dan mencengkeram dagunya dengan satu tangan. Dia menjawab dengan ekspresi dingin, "Kamu sudah membunuh anak Yoana dan menyebabkan satu nyawa hilang. Bukannya menebus kesalahan, kamu hidup bebas di luar.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 9

    Memanfaatkan langit yang gelap, Harry memimpin Eleanor keluar. Keduanya bersembunyi dari pengawal dan menyelinap diam-diam ke garasi.Begitu menemukan mobil, Eleanor segera menggendong Harry masuk. Tanpa buang-buang waktu, dia segera melajukan mobil itu.Sesuai dugaan, terdapat banyak pengawal yang berjaga di luar. Eleanor segera menyalakan lampu jauh.Lampu jauh mengenai wajah para pengawal. Cahayanya yang menyilaukan membuat mereka tidak bisa melihat jelas orang-orang di dalam mobil.Namun, berhubung itu adalah mobil Jeremy, mereka tidak berani menghentikannya. Sebaliknya, mereka membiarkan mobil itu lewat begitu saja.Melihat ibu dan adiknya pergi dengan lancar, Daniel yang baru pulang ke vila pun menyelinap masuk ke kamarnya.Tak lama, listrik di vila kembali berfungsi. Segala sesuatu sepertinya kembali normal.Meski pengawal Jeremy telah mencari ke setiap sudut vila, Eleanor tetap tidak ditemukan. Wanita itu seolah-olah menghilang begitu saja. Dia lagi-lagi kabur!Jeremy berucap d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 10

    "Para penumpang sekalian, pesawat telah mendarat sepenuhnya di Bandara Internasional Ibu Kota. Terima kasih telah terbang bersama kami. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya!"Begitu mendengar pengumuman pramugari, Eleanor membuka mata dan menepikan selimutnya. Kemudian, dia perlahan memandang ke luar jendela. Setelah lima tahun berlalu, akhirnya dia kembali.Eleanor muncul di terminal kedatangan dengan berbalut mantel cokelat tua, rambut hitam panjang tergerai, dan sepasang sepatu hak tinggi hitam di kakinya.Satu tangan Eleanor menarik koper dan satunya lagi dimasukkan ke saku mantel. Dia melangkah dengan begitu percaya diri. Aura anggun dan berkelasnya menarik perhatian banyak orang di sekitar.Vivi yang telah lama menunggu pun melepas kacamata hitamnya, lalu menghampiri Eleanor sambil tersenyum manis. Keduanya tersenyum pada satu sama lain, lalu saling memeluk dengan hangat."Eleanor, selamat datang kembali," ucap Vivi."Kangen aku, nggak?" tanya Eleanor."Kangen, dong. Sayang bang

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 11

    Tak lama kemudian, mobil Eleanor tiba di depan Kediaman Adrian. Dia segera turun dan menarik napas dalam-dalam. Biarpun tahu apa yang akan dihadapinya, dia tetap melangkah masuk.Pembantu yang membuka pintu tertegun kaget dan bergumam, "Nyo ... Nyonya?"Pembantu ini adalah pegawai lama Keluarga Adrian. Dia sudah bekerja saat Eleanor masih menjadi Nyonya Adrian. Jadi, dia tentu mengenal wanita itu."Nyo ... Nyonya masih hidup?" tanya pembantu itu. Mengapa Eleanor bisa hidup kembali?Eleanor berucap dengan nada dingin, "Aku dan Jeremy sudah bercerai, jadi kamu nggak perlu memanggilku nyonya lagi. Mana Jeremy?""Tuan baru saja pulang. Sekarang Tuan sedang di ruang kerja," sahut si pembantu.Eleanor langsung melangkah masuk, membuat pembantu itu terkejut."Nyo ... Nona Eleanor  ...." Pembantu itu hendak mengatakan sesuatu, tetapi ketika merasakan aura mengintimidasi Eleanor, dia terpaksa menelan kembali kata-katanya.Eleanor sangat familier dengan setiap sudut rumah ini. Dia menaiki tangga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 12

    Keduanya saling bertatapan dengan marah. Tepat ketika Jeremy selesai bicara, ponsel Eleanor tiba-tiba berdering.Eleanor mengatupkan bibir dan mengambil ponselnya. Kemudian, dia menatap Jeremy dengan alis berkerut dan beringsut ke samping untuk menjawab telepon.Suara manis Harry terdengar dari seberang telepon, "Maaf, Ma. Jam tanganku nggak ada baterai tadi. Sekarang aku baru cas di kamar. Kenapa, Ma?""Harry, kamu di mana sekarang?" tanya Eleanor dengan cemas."Di rumah Paman Charlie. Harry anak pintar, tentu saja nggak ke mana-mana," sahut Harry."Cepat jelaskan pada mamamu, jangan sampai dia mengira aku menjualmu," timpal Charlie dengan iseng dari seberang telepon.Eleanor mendongak dan menatap Jeremy dengan raut terkejut. Kemudian, dia memalingkan pandangan dan bertanya dengan suara rendah, "Harry, kamu masih di Leroria?"Harry tidak mengerti mengapa ibunya bertanya begitu. Dia anak yang patuh, mana mungkin dia pergi tanpa izin dan menambah masalah ibunya?"Iya, Ma. Harry masih di

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 366

    Tatapan Jeremy menjadi dingin dan muram saat melihat ada empat mobil yang sudah mengepung mereka. Dia mengumpat dengan pelan, orang-orang ini jelas menargetkan Eleanor. Sialan. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan memanggil para pengawalnya.Di belakang, Avery yang sedang mengemudi mobil juga menyadari situasi berbahaya itu. Dia langsung mendiskusikan strategi dengan bawahannya menggunakan perangkat audio nirkabel. Tak lama kemudian, mobil mereka segera melaju ke depan dan menghentikan beberapa mobil itu. Dia juga segera menghubungi Charlie.Tepat pada saat itu, Andy melihat mobil di samping tiba-tiba membanting setir dan menabrak ke arah mereka dengan nekat. Semuanya terjadi hanya dalam dua detik. Dia pun berteriak dengan mata yang membelalak, "Bos, pegang Nona Eleanor baik-baik."Bang!Terdengar suara benturan yang keras dan tubuh mereka berguncang sampai kepala Eleanor langsung terasa pusing. Kelihatan jelas, mobil Jeremy dan Eleanor ditabrak ke samping dengan keras. Untungnya, sab

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 365

    "Apa yang ingin kamu katakan? Minta maaf? Aku nggak ingin mendengarnya." Eleanor menepis tangan Jeremy."Cuma beberapa menit," kata Jeremy dengan keras kepala, lalu menarik Eleanor masuk ke mobil dengan paksa.Di depan, Andy segera menyalakan mesin mobil. Para pengawal Keluarga Adrian pun mundur.Melihat Eleanor dibawa pergi, Avery langsung masuk ke mobil. "Kejar!"Angin malam musim gugur terasa lebih dingin dari biasanya. Di dalam mobil, tatapan Eleanor membeku seperti es. Sebuah sekat perlahan naik, memisahkan kursi depan dan belakang."Kamu benar-benar harus pergi?" Suara rendah terdengar di dalam kabin yang sunyi.Tanpa menoleh, Eleanor menjawab dengan suara dingin, "Ya. Kamu juga sudah janji akan membiarkan aku dan anak-anak pergi, tanpa mengganggu kami lagi."Jari-jari Jeremy memutih karena cengkeramannya terlalu kuat. Dia tak kuasa tertawa. Dia telah melukai wanita ini begitu dalam.Wajar jika Eleanor ingin pergi. Dia seharusnya bisa menerima jika Eleanor ingin membawa anak-anak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 364

    Untungnya, video ini selalu tersimpan di album rahasia di ponselnya. Tak disangka, lima tahun kemudian akhirnya berguna.Sergio mengepalkan tangannya erat-erat. Sebelum melihat video ini, dia sama sekali tidak percaya pada Yoana.Begitu banyak hal telah terjadi, wajar jika kebencian Yoana pada Eleanor sudah mencapai puncaknya. Dia mengira Yoana hanya ingin memanfaatkannya untuk menyingkirkan Eleanor, jadi dia berasumsi bahwa semua ini hanyalah kebohongan yang dibuat-buat.Sampai akhirnya dia melihat video itu. Wanita dalam video itu adalah Eleanor, ini bukan sesuatu yang bisa dipalsukan.Semua ini sudah berlalu bertahun-tahun, Yoana tidak mungkin bersusah payah membuat video palsu dan menyimpannya selama lima tahun.Saat ini, amarah di dadanya membuncah. Yoana melihat kebencian yang melintas di mata Sergio. Dia cukup memahami pria ini.Dulu, Sergio benar-benar menginginkan anak itu. Dia maju selangkah, mencengkeram kerah Sergio erat-erat. "Sergio, Jeremy nggak akan melepaskanku. Begitu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 363

    Sumpah sekejam ini .... Sergio menyipitkan matanya, lalu melonggarkan cengkeraman di leher Yoana sedikit."Bicara."Yoana menggertakkan giginya dengan kuat. "Dulu aku memang menyewa beberapa preman untuk menyingkirkan anak itu dan menjebak Eleanor. Tapi sebelum sempat membayar, seseorang telah menggantikanku. Kamu tahu apa artinya ini?"Sergio mengerutkan keningnya.Yoana melanjutkan, "Itu berarti selain aku, ada orang lain juga yang menemui mereka. Mereka mengira aku dan orang itu adalah orang yang sama.""Orang lain?""Ya. Setelah kejadian itu, kamu pikir Jeremy nggak menyelidikinya? Dia menyelidikinya. Hasilnya di luar dugaannya, bahkan di luar dugaanku! Akun yang mentransfer uang kepada mereka ... adalah milik Eleanor!"Alis Sergio semakin berkerut, jelas karena tidak sepenuhnya percaya. "Kamu cuma ingin aku menyingkirkan Eleanor, jadi sengaja mengatakan ini, 'kan?""Hahaha ... hahaha!" Yoana tertawa terbahak-bahak. "Kamu nggak percaya? Aku juga nggak percaya saat pertama kali tahu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 362

    "Dia menyewa orang untuk membunuh anak kita! Anakku baru berusia 8 bulan, tetapi dia mati karena Eleanor menyuruh seseorang menabraknya dengan mobil! Kamu lupa? Apa kamu benar-benar lupa?" teriak Yoana sekuat tenaga, suaranya penuh dengan keputusasaan."Diam! Suruh dia diam!" Simon terbatuk keras beberapa kali, lalu berteriak dengan nada tegas dan marah.Aib keluarga tidak boleh tersebar! Bagaimana bisa Yoana bersikap seperti ini di depan umum? Dengan keadaan seperti ini, Yoana tidak pantas menyandang gelar Nyonya Keluarga Adrian!Alicia buru-buru menutup mulut Yoana, tetapi Yoana meronta-ronta dengan sekuat tenaga. Meskipun dua orang menahannya, mereka tetap tidak bisa menghentikannya.Air mata mengalir di seluruh wajahnya, membuatnya tampak seperti orang gila. Tak ada lagi jejak keanggunan dan martabat putri keluarga besar dalam dirinya.Eleanor menatap Yoana dengan dingin. Dia memang seharusnya gila. Dia memang seharusnya menderita. Itu adalah harga yang harus Yoana bayar untuk anak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 361

    Jeremy menggenggam erat laporan tes DNA itu, matanya tampak dalam dan penuh emosi. Tatapannya tertuju pada hasil tes di atas kertas ....Hubungan biologis dikonfirmasi!Melihat hasilnya, napasnya terhenti sejenak .... Anak-anak .... Mereka adalah darah dagingnya!Daniel dan Harry adalah putranya. Mereka adalah anak kandungnya bersama Eleanor.Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Tidak ada yang tahu betapa terguncangnya Jeremy saat membaca kata-kata itu.Selama ini, dia selalu mengira anak-anak itu adalah milik orang lain, tetapi kenyataannya mereka adalah anak kandungnya sendiri.Selama lima tahun, masalah ini terus menghantuinya. Kini ....Jeremy tersenyum pahit. Saat kebenaran akhirnya terungkap, dia merasakan campuran antara kegembiraan dan penyesalan yang luar biasa. Betapa bodohnya dia ....Emosi yang tak terhitung jumlahnya membanjiri hati, menyelimutinya secara habis-habisan. Pada akhirnya, hanya ada satu kalimat yang terngiang di benaknya, Jeremy, kamu memang bodoh!Dia menga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 360

    "Dokumen apa ini?"Andy terdiam sejenak, lalu menyahut dengan agak gugup, "Sepertinya ... sepertinya itu adalah laporan tes DNA."Tangan Jeremy yang memegang amplop itu sontak membeku. Dadanya bak dihantam sesuatu, membuat hatinya bergetar.Di bawah tatapannya, Eleanor tetap berdiri tenang di tempatnya. Wajahnya yang begitu cantik menampilkan ekspresi paling dingin. Bahkan saat mendengar kata tes DNA, matanya tak berkedip sedikit pun. Jelas, dia sudah mengetahuinya.Jeremy mengerutkan alisnya semakin dalam. Eleanor tetap tenang, tetapi orang-orang di sekitar tidak, terutama Yoana.Ekspresi Yoana sungguh tak terkendali, seolah-olah tenggelam dalam ketakutan yang luar biasa. Tes DNA? Siapa yang melakukan tes DNA? Siapa yang mengirimkan hasilnya?Yoana dan Alicia membelalakkan mata. Saat berikutnya, Yoana tiba-tiba menatap Eleanor.Eleanor mengangkat alisnya yang indah, sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis.Eleanor! Pasti Eleanor! Eleanor diam-diam melakukan tes DNA dan seng

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 359

    Jeremy sama sekali tidak melirik Alicia. Suaranya sedingin es yang diselimuti embun beku, "Bukankah lelucon ini memang untuk diperlihatkan kepada orang lain?""Ini ...." Alicia terdiam, tidak bisa berkata-kata. Dia lantas menoleh ke arah Simon dengan tatapan meminta bantuan.Simon mengernyit. Suaranya lebih rendah dari biasa. "Jeremy, apa yang kamu lakukan? Kalau ada masalah, bicarakan setelah pesta pertunangan selesai.""Aku bukan datang untuk menghadiri pesta pertunangan." Sambil berkata, Jeremy mengarahkan pandangannya ke Eleanor. "Aku datang untuk menghadiri pesta ulang tahunnya."Suasana sontak menjadi heboh. Ucapan Jeremy seperti setetes air yang jatuh ke minyak panas.Wajah Yoana seketika menjadi sangat masam."Jeremy!" bentak Simon.Akhirnya, Jeremy menoleh ke arah Simon yang berada di bawah panggung, lalu berkata dengan datar, "Kakekku sudah mulai pikun. Pengawal, antar dia kembali untuk istirahat.""Minggir!" Simon sangat marah hingga urat di dahinya menonjol. "Jeremy, apa ka

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 358

    Saat ini, Yoana sudah penuh dengan amarah. Mengapa semua orang membantu Eleanor? Apa yang istimewa dari Eleanor ini? Jika bukan karena dia berusaha keras untuk menahan amarahnya, dia mungkin sudah menggila. "Kakek Simon ...."Melihat ekspresi Yoana yang sangat sedih, Simon teringat dengan cucunya yang belum lahir itu. Merasa kasihan karena Yoana harus menanggung semua ini, tatapannya menjadi lebih lembut. Saat kembali menatap Eleanor, dia mendengus dan memutuskan untuk tidak berbelas kasihan pada Eleanor lagi. "Pengawal, cepat usir dia keluar. Dia nggak berhak untuk mengacaukan pesta ini.""Berhenti!" terdengar suara yang dingin dan tajam dari arah pintu.Suasana di aula pesta itu langsung menjadi hening dan semua orang menoleh untuk melihat ke arah datangnya suara itu. Mereka melihat seorang pria perlahan-lahan masuk dari luar. Tubuhnya yang tinggi dan auranya yang berwibawa pun perlahan-lahan terlihat jelas.Pria itu mengenakan jas hitam yang rapi dan terawat. Wajahnya tampan, hidung

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status