Share

Kamar kenangan

Bayu pov

Setelah cukup puas bercengkrama bersama Ema dan Anton, akhirnya mereka memutuskan pulang, karena mereka memiliki sedikit urusan yang harus diselesaikan.

Ku langkahkan kaki ini menapaki setiap jengkal rumah hingga akhirnya aku berada di dalam kamar begitu penuh dengan kenangan yang telah aku tinggalkan 4 tahun silam demi ambisi yang akhirnya menghancurkan semuanya, menghancurkan hati orang yang aku cintai, menghancurkan hati anakku dan memisahkan bayi kecil yang tidak berdosa dengan ibunya karena keegoisan ku.

Aku bisa membayangkan semua di kala itu, di mana sosok cantik yang selalu menggetarkan hati ini menemani ku dalam suka maupun duka, dia menemani dari nol kehidupan kami. Tidak ada kata-kata kasar yang pernah terlontar dari bibir mungilnya, dia selalu tulus melayani dan merawat ku, di sini kami selalu bercanda gurau, mencurahkan rasa sedih dan bahagia bersama di kamar ini.

Hatiku mencelos nyeri ketika mengingat semuanya, aku benar-benar ingin mengulang jika sang Pencipta memberikan satu kesempatan. Tapi aku sadar, tidak akan ada kesempatan untuk diri ini yang sudah membuat kesalahan dan dosa besar.

"Papa, ayo sini… . " Lambai Nana yang tengah duduk diatas tempat tidur besar kami, tempat yang menyimpan banyak saksi dan kenangan yang kini membuat hatiku sakit.

Tempat ini masih tetap sama, letak, perabotan dan semuanya tidak ada yang berubah masih pada tempatnya.

"Nana sangat senang, pa. Rasanya Nana bisa mencium bau harum Mama di sini. "

Rasanya air mata ini ingin tumpah saat mendengarnya, tapi memang benar kamar ini tetap menguarkan aroma tubuh Nia, aku sangat hafal dengan aroma manis itu.

"Syukur lah, Papa senang mendengarnya. " Ku belai rambut panjang indah yang ia warisi dari Nia dengan perlahan lahan.

"Ehemm… tempat ini tetap sama, Nana senang banget. Rasanya di sini ada Mama, sepertinya Mama tengah memperhatikan kita."

Tuhan… monolog ku dalam hati.

Rasanya ada batu besar yang menekan dada ini hingga menimbulkan sesak dan nyeri, jika harus kembali mengingat semua perbuatan ku, karena akulah yang menyebabkan Nia pergi meninggalkan anak-anak, aku bahkan banyak mengabaikan mereka demi pengkhianatan ku.

Ku raih salah satu album foto yang terpajang di atas nakas, kening ku mengkerut heran karena tidak biasanya album penuh kenangan itu tergeletak di atas sana.

"Papa ingin bernostalgia. "

Nana duduk di dekat ku saat tangan ini mulai membuka lembaran pertama album foto itu.

Album pertama yang ku lihat begitu menampar diriku di mana di sana terdapat foto Nia masih gadis.

Bahkan aku ingat jika dia rela tidak meneruskan sekolah hanya demi menikah dengan ku dan mengabdikan hidupnya bersamaku.

"Lihat pa, Mama cantik, ya. Kata mama ini foto saat dia baru mengenal Papa, benarkah? " Nana menunjuk satu foto, di mana Nia tengah tersenyum manis di sana.

Jika aku bisa mengulang semuanya, aku tidak akan menyia-nyiakannya.

"Nana benar, ini foto Mama saat masih sekolah, sayang, Mama memang cantik, "ujarku memuji, karena foto ini mengingatkan aku dimana kenangan kami baru saja menjalin hubungan, di kenalkan oleh Anton saat aku bertandang ke asrama panti asuhan dimana Anton dan Nia dibesarkan selama ini.

Nana membuka lembaran foto berikutnya, foto dimana banyak kenangan kami yang tersimpan.

"Papa, lihatlah. Foto Mama ini sangat lucu, ya. " Oceh Nana, aku tersenyum, karena foto ini adalah kenangan di mana malam paling berarti bagiku, di mana aku melamarnya setelah sehari setelah Nia lulus dari sekolah menengah atas.

"Ehem, Mama begitu mirip seperti Nana, manis dan lucu. "

Nana terkekeh kecil lalu kembali membuka lembaran berikutnya, di sana jutaan kenangan, mereka sama-sama tersenyum melihat semuanya, sampai akhirnya Nana membuka lembaran berisi foto kenangan spesial di mana adalah foto pernikahan sederhana kami, Nia tengah mencium punggung tanganku setelah kami sah menikah.

"Mama sangat cantik, pasti mama saat itu bahagia."

Air mataku rasanya ingin merembes, saat mengingat kenangan itu, di mana kami sama-sama belia melangkah ke jenjang pernikahan bermodalkan kepercayaan dan keyakinan. Padahal saat itu aku masih kuliah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status