Share

Bab 22: Mempercepat Pernikahan

Farhan duduk di tepi jendela lantai dua Cirius. Sudah lewat tengah malam dan ia masih terjaga. Di sampingnya, cangkir bekas black coffee sudah kosong. Cangkir kedua malam itu. Permintaan Eda agar mempercepat pernikahan membuat matanya enggan terpejam. Ia sibuk menimbang, bukan soal biaya, melainkan kesiapan Kalila.

"Paman tidak masalah kapan pun kamu nikah, Farhan. Justru Paman lega kamu segera menikah. Sering hati Paman dan Bibi was-was kalau kamu menemani Kalila. Walaupun kamu bilang tidak pacaran, tetap saja Paman ketar-ketir. Kalian dua manusia dewasa, tidak baik terlalu sering berdua."

Jawaban bijak sang paman ketika Farhan menelepon terngiang di telinga. Dengan kepala penuh pikiran, mata Farhan tertuju ke jalan raya yang lengang. Dari tempatnya duduk, lampu-lampu kendaraan bermotor seperti kunang-kunang yang terbang cepat melintasi udara. Sejak peristiwa pelemparan batu, Farhan lebih sering menginap di kafe ketimbang di rumah.

"Aku sudah siapkan skenarionya. Kamu, Kalila,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status