Share

Bab 23: Sah

Farhan duduk di tepi jendela lantai dua Cirius. Sudah lewat tengah malam dan ia masih terjaga. Di sampingnya, cangkir bekas black coffee sudah kosong. Cangkir kedua malam itu. Permintaan Eda agar mempercepat pernikahan membuat matanya enggan terpejam. Ia sibuk menimbang, bukan soal biaya, melainkan kesiapan Kalila.

"Paman tidak masalah kapan pun kamu nikah, Farhan. Justru Paman lega kamu segera menikah. Sering hati Paman dan Bibi was-was kalau kamu menemani Kalila. Walaupun kamu bilang tidak pacaran, tetap saja Paman ketar-ketir. Kalian dua manusia dewasa, tidak baik terlalu sering berdua."

Jawaban bijak sang paman ketika Farhan menelepon terngiang di telinga. Dengan kepala penuh pikiran, mata Farhan tertuju ke jalan raya yang lengang. Dari tempatnya duduk, lampu-lampu kendaraan bermotor seperti kunang-kunang yang terbang cepat melintasi udara. Sejak peristiwa pelemparan batu, Farhan lebih sering menginap di kafe ketimbang di rumah.

"Aku sudah siapkan skenarionya. Kamu, Kalila,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Tati Suryati
ko ceritanya double2 terua sich gak ada penggantian koin apa
goodnovel comment avatar
Raudoh Lubis
hadoh ceritanya bikin penasaran tapi byk koin terbuang sia2 lantaran pengulangan bab berkali2
goodnovel comment avatar
Riesta Aprilia
doble ini. smg ada penggantian koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status