Share

69. Arogan

Penulis: Asyima Handayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
idak berlama lama, setelah hari terang, Aisha bersiap untuk pulang ke rumah Adnan. Aisha ingin segera bertemu buah hatinya.

"Kita berangkat sekarang Aisha?" Tanya Reno. Reno khawatir jika Aisha masih belum pulih.

"Iya Ren. Aku sangat merindukan Hara. Aku ingin melihat senyumnya."

"Kamu yakin?"

"Yakin" Jawab Aisha singkat. Itupun menjadi tanda iya yang tidak bisa diganggu gugat lagi.

"Baiklah kita berangkat sekarang."

Setelah berkendara hampir 50 menit, Aisha dan yang lainnya tiba di tempat tujuan.

"Kita masuk ke dalam sekarang Aisha?" Tanya Bunda. Bunda khawatir akan ads pertengkaran hebat nanti.

"Iya Bunda. Aisha tidak akan bertengkar kok Bun. Bunda jangan khawatir ya."

"Baiklah," Jawab Bunda.

"Kamu tunggu di luar rumah aja ya Ren. Aku mau masuk dulu sama Bunda. Kalau terjadi sesuatu di dalam, tolong tetap disini. Aku pasti bisa menyelesaikan sendiri. Percaya padaku."

"Iya, aku akan menahan diriku. Kamu jangan bertengkar ya!"

"Hemm" Jawab Aisha. Aisha seg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   70. Naif

    "Kamu tahu Adnan itu sangat arogan dan tidak ingin mengalah. Dia juga kejam dan dzolim sama kamu, Ais. Apalagi yang perlu dibicarakan dengannya?" Ucap Reno. "Sesungguhnya Allah Maha Melindungi Ren. Aku pasti akan baik baik saja. Aku tahu di dalam hati Adnan masih ada sisi lembut yang hampir mati. Aku yakin, semuanya akan selesai dengan baik baik.""Tok.. Tok.." Seseorang mengetuk pintu mobil Reno. Fokus mereka pun langsung mengarah ke sumber suara ketukan pintu itu. Reno segera menurunkan kaca mobilnya. "Aisha, turunlah!" Perintah Adnan. Dari tadi rupanya Adnan mengikuti Aisha dan yang lainnya.Reno diam saja dan tidak ingin mencampuri, Aisha yang menjawab Adnan. "Hemm.. Aku akan turun.""Hati hati Aisha, jaga dirimu!" Bunda memperingatkan. "Baik Bun." Aisha segera turun dari mobil reno. Segera Adnan membawa Aisha menuju mobilnya. "Masuklah!" Perintah Adnan. "Aku sangat lapar, kita bicara di tempat makan aja!""Oke," Jawab Adnan. Adnan dan Aisha segera masuk ke dalam mobil. Adna

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   71. Nasi telah menjadi Bubur

    "Kau memang naif, Aisha.""Kau menginginkan kebebasan setelah menyakiti orang lain dan itu orang orang terdekatmu Aisha?""Hello.. Astaghfirullah Adnan. Kamu keterlaluan. Kamu pikir hanya kamu satu satu nya yang menjadi korban. Lalu aku apa? Kamu mau bertumpu pada rasa sakitmu itu terus?" Suara Aisha meninggi. "Apalagi yang kamu inginkan dariku? Nyawaku?""Ambil, ambil! Ambil semuanya. Aku juga tidsk berhak hidup di dunia ininkan?" "Kau memang egois Aisha! Aku sudah memberikannu kesempatan. Tapi kamu malah kesal dan marsh marah seperti ini. Aku tidak ingin apa apa darimu. Aku hanya ingin memperbaiki hubungan kita. Aku tidak ingin bercerai dan menyesali segala perbuatanku. Mari kita perbaiki bersama. Aku sungguh-sungguh. Aku sungguh-sungguh Aisha." Adnan menegaskan kata katanya. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi besok, yang aku tahu hari ini aku sudsh memutuskan keputusan besar dari hidupku. Akau tidak ingn meneruskan pernikahan ini. Aku ingin hidup damai dan meneruskan kehidup

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   72. Ais rindu Bapak

    Aku sangat kacau!' Batin Adnan. "Tin.. Tin.." "Ayah, lampunya sudah hijau.""Ayah!" Hara menyentuh lengan Adnan. "Kenapa sayang?" Tanya Adnan. Adnan akhirnya tersadar. "Lampunya udah hijau dari tadi Ayah.""Oh iya sayang. Maafkan Ayah ya." Adnan segera menginjak pedal mobilnya. Adnan pun melanjutkan perjalanan mereka. "Ibu dan Ayah sama sama sering melamun sekarang. Apa Ayah dan Ibu bertengkar?" Celetuk Hara. "Apa sayang? Bertengkar?" "Iya, Ayah sering melemun dan Ibu baeu kembali setelah berhari hari lergu. Oma juga ikut datang bersama Ibu tadi pagi. Kalau Ayah dan ibu tidak bertengkar kenapa Ibu harus datang bersama Om Reno?""Bukan sayang. Ayah dan Ibu gak bertengkar sayang. Ayah dan Ibu cuma ada masalah sedikit, tapi masalahnya udah selesai kok.""Ohh.. Gitu, syukurlah. Hara ingin tinggal bersama Ibu dan Ayah di rumah yang sama lagi. Hara rindu bermain dengan Ibu dan Ayah. Hara juga tidak tahu kenapa perut Ibu tadi pagi raya. Sebelumnya kan ada adik bayi di dalam perut Ibu.

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   73. Hara..

    "Maafkan Bapak, Ais. Maafkan Bapak.""Gak perlu minta maaf Pak. Ais senang banget Bapak akhirnya sadar. Ais pikir Bapak gak akan bangun bangun lagi. Aisha kangen banget sama Bapak. Makasih udah bangun Pak. Ais sayang Bapak," Ungkapan hati Aisha keluar sepenuhnya. Aisha tidak lupa mengusap usap punggung Pak Adhi. Setelah pertemuan haru itu, Pak Adhi kembali ke kamarnya. Aisha dsn Bunda juga kembali kesana. Bunda dan Aisha tidak bicara banyak dengan Pak Adhi karena Pak Adhi harus kembali istirahat. Kondisinya masih sangat lemah. Pak Adhi pun berusaha kembali untuk tidur. "Aisha sangat bahagia Bun.""Bunda juga sayang. Bunda akhirnya bisa melihat senyum kamu lagi setelah sekian lama kamu tidak tersenyum seperti sekarang.""Selama ini Aisha selalu nampak sedih ya Bun?" Tanya Aisha. "Aura kamu nampak sendu sayang. Semenjak Bapak sakit, Bunda jarang melihat kamu tersenyum.""Aisha memang banyak bersedih Bun. Tapi kehadiran Bunda, Hara, selalu membuat Aisha

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   74. Masa Berpikir

    "Ayah, Hara pergi dulu ya. Muachh" Sebuah ciuman pun mendarat di pipi Adnan. Segera Hara dan Aisha keluar dari rumah. Aisha tidak berpamitan dengan Adnan dan langsung saja naik ke mobil. Memang seharusnya ia tidak perlu berpamitan dengan Adnan. Adnan bukan bagian dari hidupnya lagi. Harapan Aisha untuk mengembalikan Adnan seperti Adnan yang dulu sudah terjun bebas ke jurang. Semuanya tinggal kenangan. "Kok lama sayang?""Hara siap siap dulu tadi Oma, terus pamit sama Ayah," Jawab Hara. Yang ditanyai Aisha tapi yang menjawab justru cucu kecilnya. "Iya Bun, tadi Hara lama pamitannya sama Mas Adnan.""Hohh.. Kalau gitu kita langsung pulang atau ada mampir kemana dulu, Ais?""Kita langsung pulang aja ya Bu. Ais udah ngantuk.""Oke sayang," Jawab Bunda***Dua hari pun berlalu, kondisi Pak Adhi semakin stabil dan mungkin bisa segera dibawa pulang hari ini juga. Aisha juga masuk kantor . Banyak hal yang harus Aisha kerjakan dan memerlukan perhatian besarnya. Perlahan, kesibukan itu melup

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   75. Sinyal

    Hari hari pun berlalu, Aisha pun tenggelam dalam lautan kesibukannya mengurus perusahaan dan juga Pak Adhi. Aisha melupakan semua hal hal yang seharusnya memang lebih baik dilupakan. "Dret.. Dret.." "Dret.. Dret.."Aisha memandangi layar ponselnya beberapa detik dan segera menjawab panggilan telepon itu. "Hal Pak Hendra, selamat siang.""Selamat siang Bu Aisha," Jawab Pak Hendra. "Ada apa Pak?" Tanya Aisha. "Saya sudah melakukan apa yang Bu Aisha minta. Saya juga sudah memasukkan berkasnya ke Pengadilan.""Makasih ya Pak sudah membantu saya.""Sama sama Bu. Nanti saya follow up perkembangannya ke depannya. Terima kasih Bu.""Seharusnya saya yang mengucapkan terimakasih Pak. Terimakasih sudah membantu saya."Pembicaraan itu pun selesai begitu saja. Aisha pun kembali melanjutkan kegiatannya yang benar benar padat. Perlahan tapi pasti, langkah Aisha menjadi semakin terarah. Ia jadi punya tujuan dan harapan yang harus ua wujudkan. Selama

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   76. Perceraian

    "Walaikumsalam.. Sa..""Tut.." Panggilan telepon itu diakhiri oleh Hara. Dada Aisha kini terasa sangat sesak. Ia tidak tahu harus menghubungi siapa. Aisha tidsk ingin mengganggu Reno, Wilona juga pasti dalam perjalanan pulang. Aisha hanya kepikiran satu nama, yaitu Adnan. Aisha pun langsung menelpon Adnan. Ia tidak tahu mengapa ia harus meminta bantuan dari orang yang seharusnya ia hindari. 'Aku hanya minta bantuan, itupun kalau Adnan mau membantuku' Aisha membenarkan tindakan yang ia ambilSegera Aisha berhasil menghubungi Adnan lewat telepon. Adnan mengerutkan keningnya karena ia meras aneh dengan tindakan Aisha. Seharusnya Aisha tidak memberitahu dirinya, apalagi meminta bantuan darinya. "Kenapa Pak?" Tanya Dikta. Dikta tahu jika Adnan mengangkat telepon dari Aisha. "Aisha minta bantuan saya. Katanya mobilnya mogok dan meminta saya untuk menjemputnya ke kantornya.""What? Buat Aisha cuma ngomong itu doang Pak?""Ia, Aisha cuma ngomong itu. Saya bingung Dik.""Bapak bingung ken

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   77. Gugatan Cerai

    lashback off. "Astaghfirullah.. Kenapa aku teringat tentang kejadian itu. Itu sudah lama sekali, tapi aku mas8h ingat jelas bagaimana kami berpisah. Apa ingatan ini kembali karena aku baru saja melihat Bapak tadi ya?" Adnan self talk. Adnan menambah kecepatan mobilnya karena ia ingin segera tiba di kantor Aisha. Semakin lama sendirian di mobilnya, Adnan pasti kepikiran tentang perpisahan mereka di masa lalu. Setelah 10 menit kemudian, Adnan pun tiba di kantor Aisha. Aisha telah memberitahu Adnan ia ada di parkiran. Adnan jadi langsung menuju kesana. Setibanya disana, Adnan mendatangi minio Aisha dan mengetuk pintu mobilnya. "Tok.. Tok.. "Adnan menunggu Aisha membuka kaca jendela mobilnya, tapi belum ada reaksi. "Tok.. Tok.." Adnan mencoba lagi. Aisha pun segera menurunkan kaca jendela mobilnya. "Adnan.. Kamu udah sampe?" Adnan mengangguk. "Ayo cepat keluar!" Ajak Adnan. Adnan segera menjauh dari mobil Aisha. Aisha ingin minta tolong untuk memapahnya turun, tapi Adnan sudah ke

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   116. Last

    "Iya, iya. Kalau gitu sampai besok ya. Kita berangkat besok pagi pagi ya. Jangan datang siang, kita berangkat jam 9 pagi ya.""Iya iya, tenang aja. Jangan khawatir. Aku pasti tepat waktu kok. Aku juga semangat banget mau kita bisa pergi bertiga setelah sekian lama gak ngumpul.""Oke oke, assalamu'alaikum. Aku tutup dulu telponnya. Besok save drive ya.""Walaikumsalam." Adnan pun menutup teleponnya. ***Esok harinya, Adnan, Aisha dan Adnan baru saja tiba di kebun binatang. Layaknya anak kecil biasanya, Hara sangat bahagia diajak berwisata. Hara banyak bertanya pada Adnan maupun Aisha tentang hewan hewan yang ia lihat disana. Dengan senang hati, Adnan dan Aisha menjelaskan setiap pertanyaan Hara. Hingga siang hari, tibalah Hara mengajukan pernyataan yang serius. Mereka baru saja selesai makan siang dan bersiap siap untuk melanjutkan kunjungan mereka ke tempat lainnya. Adnan berencana mengajak Hara untuk pergi berenang. "Kita sudah setengah hari bersama-sama Ayah, Ibu. Apa Ibu dan Aya

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   115. ingin memperbaiki

    15. "Bukan gitu Ayah, Hara hanya merasa jika Ibu seharusnya bahagia dan memiliki pasangan seperti orang lain Yah. Hara juga ingin melihat Ayah bahagia. Kalau Ibu gak berencana mau punya pasangan baru, apa Ayah juga tidak?""Apa Ayah terlihat menyedihkan dengan kondisi Ayah sekarang sayang?""Bukan begitu Ayah, Hara sangat mencemaskan Ayah dan Ibu. Hara pasti akan bahagia jika Ayah dan Ibu bahagia.""Kamu masih sangat kecil dan sudah kepikiran sampai sejauh itu sayang, maafkan Ibu dan Ayah ya sayang membuat kamu khawatir.""Ayah kenapa minta maaf, Ayah kan gak ngelakuin hal yang salah.""Andai Ayah dan Ibu seharusnya bisa menahan ego lagi sedikit, agar kita semua bahagia sayang.""Hara tidak mengerti apa yang Ayah katakan. Yang jelas, Hara ingin Ayah dan Ibu bahagia lagi seperti dulu. Benar benar bahagia, bukan hanya tersenyum di depan Hara, tapi di setiap harinya.""Ayah akan berusaha untuk menjadi seperti yang Hara inginkan sayang, Ayah juga nanti bakal bilang ke Ibu ya. Kamu janga

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   114. Hall sensitif

    "Om hati hati nanti di jalan pulang. Sampai ketemu lagi ya Om," Hara juga menyalami Denis. Adnan dan Hara pun meninggalkan rumah itu, namun belum sampai ke mobilnya, Adnan mendengar Bunda. "Ini Bunda ada cemilan dan juga kopi. Ayo dinikmati Nak Denis," Ucap Bunda. Adnan pun menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang. 'Aku tahu dimana posisi diriku, tapi 'Aku tahu dimana posisi diriku, tapi aku tidak menyangka jika aku akan kalah dengan Pria asing yang entah berasal dari mana. Aku harus menyerah berapa kali lagi dan harus menunggu berapa lama lagi. Aku ingin selesai dengan perasaan ini, tapi aku selalu kembali pada Aisha,' batin Adnan. Dengan hati yang gundah, Adnan pergi meninggalkan rumah Aisha. "Ayah kenapa ngelamun? Apa Ayah sakit?" Tanya Hara. Hara menyadari jika Adnan sepertinya kurang nyaman dan banyak diam. Hara yang masih terlalu kecil menafsirkan sikap Adnan itu mungkin karena sakit. "Engga sayang, Ayah gak sakit. Kenapa Hara pikir Ayah sakit?""Ayah terlihat m

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   113. Isi hati Adnan

    "Aku?" "Ya kamu..""Aku alhamdulillah baik, ayo duduk dulu yuk. Masa dari tadi bengong bengong doang?""Oh iya iya, ayo masuk!" Ajak Pak Adhi.Semua orang pun masuk ke dalam rumah. Kedatangan Adnan pada jak makan siang, jadi mereka semua langsung menuju dapur karena akan bersama. "Wah.. Banyak banget makanannya. Ada apa ini?" Tanya Adnan. "Assalamu'alaikum," Suara seseorang terdengar dari luar. Pintu depan yang belum ditutup pun membuat suara itu terdengar hingga di dapur. "Kayaknya ada yang datang deh," Ucap Bunda. "Iya Bun, tadi Aisha mengundang satu teman baru Aisha Bun. Aisha ke depan dulu buat ajak masuk ya Bun.""Iya sayang," Jawab Bunda. Yang lainnya melanjutkan kegiatan mereka dan sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Pak Adhi bahkan sudah menyendok nasi ke piringnya. Disusul oleh Adnan yang sekaligus menyendokkan nasi ke piring Hara. "Hai! Kamu sudah sampai. Tadi langsung ketemu rumahnya atau gimana?" Tanya Aisha."Assalamu'alaikum," Ucap Tamu yang kini sudah ber

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   112. Kepikiran

    ak Denis, tunggu saya!" Ucap Aisha. "Ayolah lebih cepat. Kamu sih kebanyakan bengong. Ngapain sih bengong?" Ucap Denis. Denis berusaha menurunkan kecepatan langkah kakinya."Saya gak bengong Pak, saya lagi mikir tadi." Aisha pun berhasil menyamakan langkahnya dengan Denis. "Bapak kok mau numpangin saya, Pak?" Tanya Aisha. "Kan searah. Lagian says juga bakal lewat sana juga.""Hohh.. Gitu ya Pak." Aisha dan Adnan pun sudah tiba di depan mobil Denis. "Ayo masuk buruan! Jangan bengong lagi.""Iya iya Pak. Saya gak bengong kok.""Ya udah, kalau gitu ayo buruan masuk!" Ajak Denis. Denis dan Aisha pun segera masuk ke dalam mobil. Jalanan yang dilalui mereka sudah tidak macet lagi. Lalu lintas juga terpantau lancar. "Di mana tadi parkir mobilnya?""Dekat sih Pak, beberapa meter di depan sana.""Hoh.. Mini market yang di ujung jalan itu ya?""Ya Pak, bener banget. Yang itu Pak.""Kamu kenapa dari tadi manggil saya Bapak terus. Kita kan dalam kondisi formal. Panggil Denis aja, lagian kit

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   111. Bertemu lagi

    "Alhamdulillah, sejauh ini sayang. Kita sudah benar-benar stabil, tidak akan mudah untuk menggoyahkan kita.""Alhamdulillah, semoga seterusnya juga begitu Pak.""Aamiin."Aisha pun segera bangkit dari tempat duduknya karena ingin mengakhiri kunjungannya. "Loh mau kemana?" Tanya Pak Adhi. "Aisha cuma berkunjung sebentar Pak. Nanti Aisha mau ke tempat lain. Ada pertemuan sama beberapa donatur Yayasan Pak," Jelas Aisha. "Oh gitu, nanti kamu terlambat sayang. Pergilah, hati hati di Jalan ya sayang. Lebih naik kita datang lebih dulu dibandingkan mereka yang harus menunggu. Jaga sopan santun kita.""Oke Pak, Aisha berangkat dulu ya Pak," Aisha segera salim pada Pak Adhi. Dalam beberapa menit Aisha sudsh berada di jalanan. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia menikmati perjalanannya menuju pertemuan dengan para Donatur Yayasan. Namun perjalanannya tidak begitu mulus. Sekitar 2 kilometer hampir sampai ke tempat tujuan ada macet. Aisha tidak kepikiran kalau jalanan disana ak

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   110. Bincang bincang

    "Ya, sebuah keajaiban terjadi begitu saja. Saya juga tidak menyangka bisa memiliki bayi Bu. Alhamdulillah, anugerah itu datang ke kehidupan saya," Jelas Bela. Aisha langsung mendekati Bela dan memeluknya. "Alhamdulillah, saya sangat bahagia untukmu Bela."Iya Bu. Makasih banyak Bu." Aisha pun melepaskan pelukannya. "Ibu gimana kabarnya?" Tanya Bela. "Saya..?""Iya Ibu, Ibu gimana?""Saya masih begini begini aja Bel. Saya gak ada kepikiran buat yang lain. Sekarang fokus ngerawat Hara sambil ngurus Yayasan aja.""Ini udah lumayan lama loh Bu. Gak ada kepikiran mau cari pasangan Bu?""Iya Bu," Tambah Bianca. Bianca pun penasaran dengan perkembangan percintaan dsei mantan bosnya itu. Aisha tersenyum lalu menjawab, "Saya belum ketemu yang cocok. Kalau ada saya mau loh," Jawab Aisha dengan nada bercanda. "Iya iya bener Sih Bu. Hemm.. Oh iya Bu, mau saya kenalin gak Bu sama sepupu Saya?" Tanya Bela. "Sepupu kamu?" "Iya Bu, sepupu saya. Orangnya cakep, putih, tinggi dan punya usaha sen

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   109. Kunjungan Kantor

    "Bukan gitu Bunda. Aisha gak mau balik ke kehidupan yang pernah Aisha tinggalkan Bun. Aisha masih ingat sakitnya gimana Bunda. Aisha kehilangan banyak hal di masa lalu Bun. Aisha juga kehilangan calon anak Aisha Bun. Rasanya sangat membekas Bunda. Aisha benar-benar tidak akan kembali ke lingkaran setan itu Bunda. Kalau untuk kembali kesana, itu rasanya tidak mungkin Bunda.""Begitu ya sayang, Bunda juga masih ingat gimana sakitnya kamu waktu itu. Maafkan Bunda bisa kepikiran sampai sana Aisha. Maafkan Bunda. Bunda salah Aisha." Bunda menyesali pikirannya yang terlalu jauh. Bunda benar-benar menyesal. "Gak papa Bunda. Bunda mungkin terlalu khawatir.""Sekali lagi maafkan Bunda ya sayang.""Iya Bunda. Aisha gak papa kok." Usai pembicaraan itu, Aisha kembali ke kamarnya untuk mandi dan istirahat sejenak sebelum makan malam. Selesai mandi, Aisha merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Ia mencari tahu tentang siapa Denis. Benarkah yang dilihatnya tadi hanya Pria bernama Denis yang mi

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   108. Kejutan

    "Tok.. Tok.." Aisha mengetuk jendela mobil itu. Aisha belum melihat siapapun turun dari sana, pasti Pemiliknya masih ada di dalam mobil. Tidak mendapat respon setelah mengetuk sekali, Aisha mencoba ulang. "Tok.. Tok..tok.." Kali ini Aisha mengetuk lebih kencang dari sebelumnya.Akhirnya usaha Aisha berhasil, Aisha mendengar jika sang Pemilik mobil membuka pintu mobil itu. Dan seorang Pria turun dari mobil itu. Aisha terperangah melihat Pria itu. "Astaghfirullah," Ucap Aisha tanpa sadar. Aisha mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dia lihat. Aisha melakukannya beberapa kali."Reno..?" Bibir Aisha sangat kelu mengucapkan nama itu. "Reno.. It's you? Ren.." Aisha segera menarik lengan Pria itu dan menggenggamnya."Ih.. Kamu siapa? Aneh banget!" Dengan cepat Pria itu menarik lengannya dan menjauh dari Aisha. "Kamu siapa? Kenapa kamu sangat tidak sopan?""Reno.. Ini kamu? Beneran kamukan?" Tanya Aisha."Me? Reno?" Tanya Pria itu. "Iya.. Kamu Reno?""Aku gak kenal

DMCA.com Protection Status