Share

73. Hara..

Penulis: Asyima Handayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Maafkan Bapak, Ais. Maafkan Bapak."

"Gak perlu minta maaf Pak. Ais senang banget Bapak akhirnya sadar. Ais pikir Bapak gak akan bangun bangun lagi. Aisha kangen banget sama Bapak. Makasih udah bangun Pak. Ais sayang Bapak," Ungkapan hati Aisha keluar sepenuhnya. Aisha tidak lupa mengusap usap punggung Pak Adhi.

Setelah pertemuan haru itu, Pak Adhi kembali ke kamarnya. Aisha dsn Bunda juga kembali kesana. Bunda dan Aisha tidak bicara banyak dengan Pak Adhi karena Pak Adhi harus kembali istirahat. Kondisinya masih sangat lemah. Pak Adhi pun berusaha kembali untuk tidur.

"Aisha sangat bahagia Bun."

"Bunda juga sayang. Bunda akhirnya bisa melihat senyum kamu lagi setelah sekian lama kamu tidak tersenyum seperti sekarang."

"Selama ini Aisha selalu nampak sedih ya Bun?" Tanya Aisha.

"Aura kamu nampak sendu sayang. Semenjak Bapak sakit, Bunda jarang melihat kamu tersenyum."

"Aisha memang banyak bersedih Bun. Tapi kehadiran Bunda, Hara, selalu membuat Aisha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   74. Masa Berpikir

    "Ayah, Hara pergi dulu ya. Muachh" Sebuah ciuman pun mendarat di pipi Adnan. Segera Hara dan Aisha keluar dari rumah. Aisha tidak berpamitan dengan Adnan dan langsung saja naik ke mobil. Memang seharusnya ia tidak perlu berpamitan dengan Adnan. Adnan bukan bagian dari hidupnya lagi. Harapan Aisha untuk mengembalikan Adnan seperti Adnan yang dulu sudah terjun bebas ke jurang. Semuanya tinggal kenangan. "Kok lama sayang?""Hara siap siap dulu tadi Oma, terus pamit sama Ayah," Jawab Hara. Yang ditanyai Aisha tapi yang menjawab justru cucu kecilnya. "Iya Bun, tadi Hara lama pamitannya sama Mas Adnan.""Hohh.. Kalau gitu kita langsung pulang atau ada mampir kemana dulu, Ais?""Kita langsung pulang aja ya Bu. Ais udah ngantuk.""Oke sayang," Jawab Bunda***Dua hari pun berlalu, kondisi Pak Adhi semakin stabil dan mungkin bisa segera dibawa pulang hari ini juga. Aisha juga masuk kantor . Banyak hal yang harus Aisha kerjakan dan memerlukan perhatian besarnya. Perlahan, kesibukan itu melup

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   75. Sinyal

    Hari hari pun berlalu, Aisha pun tenggelam dalam lautan kesibukannya mengurus perusahaan dan juga Pak Adhi. Aisha melupakan semua hal hal yang seharusnya memang lebih baik dilupakan. "Dret.. Dret.." "Dret.. Dret.."Aisha memandangi layar ponselnya beberapa detik dan segera menjawab panggilan telepon itu. "Hal Pak Hendra, selamat siang.""Selamat siang Bu Aisha," Jawab Pak Hendra. "Ada apa Pak?" Tanya Aisha. "Saya sudah melakukan apa yang Bu Aisha minta. Saya juga sudah memasukkan berkasnya ke Pengadilan.""Makasih ya Pak sudah membantu saya.""Sama sama Bu. Nanti saya follow up perkembangannya ke depannya. Terima kasih Bu.""Seharusnya saya yang mengucapkan terimakasih Pak. Terimakasih sudah membantu saya."Pembicaraan itu pun selesai begitu saja. Aisha pun kembali melanjutkan kegiatannya yang benar benar padat. Perlahan tapi pasti, langkah Aisha menjadi semakin terarah. Ia jadi punya tujuan dan harapan yang harus ua wujudkan. Selama

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   76. Perceraian

    "Walaikumsalam.. Sa..""Tut.." Panggilan telepon itu diakhiri oleh Hara. Dada Aisha kini terasa sangat sesak. Ia tidak tahu harus menghubungi siapa. Aisha tidsk ingin mengganggu Reno, Wilona juga pasti dalam perjalanan pulang. Aisha hanya kepikiran satu nama, yaitu Adnan. Aisha pun langsung menelpon Adnan. Ia tidak tahu mengapa ia harus meminta bantuan dari orang yang seharusnya ia hindari. 'Aku hanya minta bantuan, itupun kalau Adnan mau membantuku' Aisha membenarkan tindakan yang ia ambilSegera Aisha berhasil menghubungi Adnan lewat telepon. Adnan mengerutkan keningnya karena ia meras aneh dengan tindakan Aisha. Seharusnya Aisha tidak memberitahu dirinya, apalagi meminta bantuan darinya. "Kenapa Pak?" Tanya Dikta. Dikta tahu jika Adnan mengangkat telepon dari Aisha. "Aisha minta bantuan saya. Katanya mobilnya mogok dan meminta saya untuk menjemputnya ke kantornya.""What? Buat Aisha cuma ngomong itu doang Pak?""Ia, Aisha cuma ngomong itu. Saya bingung Dik.""Bapak bingung ken

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   77. Gugatan Cerai

    lashback off. "Astaghfirullah.. Kenapa aku teringat tentang kejadian itu. Itu sudah lama sekali, tapi aku mas8h ingat jelas bagaimana kami berpisah. Apa ingatan ini kembali karena aku baru saja melihat Bapak tadi ya?" Adnan self talk. Adnan menambah kecepatan mobilnya karena ia ingin segera tiba di kantor Aisha. Semakin lama sendirian di mobilnya, Adnan pasti kepikiran tentang perpisahan mereka di masa lalu. Setelah 10 menit kemudian, Adnan pun tiba di kantor Aisha. Aisha telah memberitahu Adnan ia ada di parkiran. Adnan jadi langsung menuju kesana. Setibanya disana, Adnan mendatangi minio Aisha dan mengetuk pintu mobilnya. "Tok.. Tok.. "Adnan menunggu Aisha membuka kaca jendela mobilnya, tapi belum ada reaksi. "Tok.. Tok.." Adnan mencoba lagi. Aisha pun segera menurunkan kaca jendela mobilnya. "Adnan.. Kamu udah sampe?" Adnan mengangguk. "Ayo cepat keluar!" Ajak Adnan. Adnan segera menjauh dari mobil Aisha. Aisha ingin minta tolong untuk memapahnya turun, tapi Adnan sudah ke

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   78. Bercanda tentang Kematian

    etibanya di rumah sakit, malam makin larut. Aisha segera diperiksa oleh Dokter. Mereka menunggu lumayan lama sampai hasil pemeriksaan Aisha keluar. Hasil pemeriksaan menujukkan tidak ada masalah dengan kesehatan Aisha. Ia hanya kelelahan saja. Aisha dan Adnan pun segera merasa lega. "Kamu jangan terlalu sibuk Aisha!" Adnan mengingatkan Aisha. "Kamu harus menjaga kesehatan kamu, jangan terlalu banyak pikiran dan kerjaan.""Iya, aku akan lebih memperhatikan kesehatanku kedepannya. Terimakasih karena telah membantuku Adnan. Aku berhutang budi padamu.""Lupakan itu. Kamu tidak perlu sungkan. Setelah ini mau kemana?""Aku mau pulang. Kita berpisah disini aja ya. Kamu juga pasti sangat lelah. Aku akan pulang naik taksi aja.""Biar aku antar, ayo!""Baiklah," Jawab Aisha. Aisha mengikuti langkah Adnan tepat di belakangnya. "Tap.. Tap.. Tap.." Langkah kaki mereka berdua seirama. Begitu sampai mereka tiba di parkiran rumah sakit. "Aku sangat lapar, apa kita boleh mampir dulu untuk membeli

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   79. Debat dengan Pak Adhi

    "Pak.. Ini saya lihat ada surat dari Pengadilan. Apa Bapak mau membukanya?" Dikta menyampaikan surat menyurat pada Adnan. "Letakkan di meja Dik. Saya mau membacanya, tapi nanti. Sekarang masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan dulu.""Baik Pak. Saya letakkan disini sama surat surat lain ya Pak.""Iya, terima kasih."Dikta pun segera keluar dari ruangan Adnan. Sementara itu, Adnan masih membaca dokumen yang tadi sudah ia buka. Adnan juga membaca dokumen yang di laptopnya. Ia sudah berulang kali membaca salah satu halaman. Ia terhenti di halaman itu juga karena tidak bisa memahami isinya. 'Apa ini?' Batin Adnan. Dokumen yang dibaca adalah laporan dari hasil kerjasama Proyek yang dikerjakan bersama dengan Perusahaan Aisha. Dokumen itu baru dikirim tadi pagi oleh Perusahaan Aisha dan langsung ditinjau oleh Adnan. 'Bagaimana mungkin Aisha tidak memeriksa angka angka ini. Ini sangat aneh!' Batin Adnan. Adnan segera mengambil ponselnya dan berniat untuk menelpon Aisha. Tapi baru s

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   80.

    "Thankyou Max." Adnan segera mengakhiri panggilan telepon itu dan menuju keluar ruangan. Ia bergegas keluar kantor dan segera berkendara. Baru saja ia menyetir meninggalkan parkiran kantornya, suara notif pesan masuk berbunyi. Adnan memeriksa ponselnya dan menurunkan kecepatan mobilnya. Ya hanya beberapa saat, Adnan sudah berhasil mendapatkan lokasi keberadaan Aisha. Ia langsung menuju kesana. Lokasi Aisha yang dikirim oleh Max ada di sebuah Hotel. "Apa yang dilakukannya disana ya?" Adnan bergumam.Setibanya Adnan di hotel itu, ia langsung mencari keberadaan Aisha. Ia butuh melihat Aisha setelah kegaduhan yang baru saja diciptakan oleh Pakk Adhi. 'Dimana dia?' Adnan mencari ke ballroom dimana lokasi Aisha yang dimaksud oleh Max.Adnan melihat ada persiapan pesta dan beberapa orang Pekerja yang sibuk menata nata ruangan yang lumayan luas itu. Jika lihat, sepertinya beberapa saat lagi ada acara yang akan di gelar disana. Jika itu acara pergelaran bisnis, pasti Adnan mengetahuinya. "A

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   81. Perseteruan

    "Bukan, bukan begitu. Aku sedang menyiapkan sebuah acara di dalam. Aku harus memastikan semuanya berjalan baik sebelum acaranya dimulai. Aku tidak bisa memberikan waktu lebih lama. Aku mohon mengertilah!""Acara apa yang begitu penting?" Tanya Adnan. "Sudahlah, kamu juga tidak akan mengerti jika aku menjelaskannya padamu. Sudah ya, aku masuk dulu kalau gitu!""Wait, aku belum selesai bicara. Mana boleh ditinggal gitu aja.""Iya aku tahu, kita bicara nanti lagi ya. Setelah acara ini selesai nanti.""Oke baiklah. Aku tunggu. Jam berapa acaranya selesai?""Mungkin hampir larut malam. Aku janji aku akan datang.""Oke, baiklah."Adnan segera meningggalkan Aisha. Walau tidak ikhlas, Adnan memilih menunggu saja. ***Waktu sudah menunjukkan hampir setengah 10 malam, Aisha sudah hampir tiba diakhir acara. Ia pun bergegas untuk segera pergi dari tempat itu. Mau tidak mau, ia harus menepati janjinya yaitu untuk melanjutkan pembicaraannya dengan Adnan. "Mau kemana Ais?" Tanya Pak Adhi. "Aisha

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   116. Last

    "Iya, iya. Kalau gitu sampai besok ya. Kita berangkat besok pagi pagi ya. Jangan datang siang, kita berangkat jam 9 pagi ya.""Iya iya, tenang aja. Jangan khawatir. Aku pasti tepat waktu kok. Aku juga semangat banget mau kita bisa pergi bertiga setelah sekian lama gak ngumpul.""Oke oke, assalamu'alaikum. Aku tutup dulu telponnya. Besok save drive ya.""Walaikumsalam." Adnan pun menutup teleponnya. ***Esok harinya, Adnan, Aisha dan Adnan baru saja tiba di kebun binatang. Layaknya anak kecil biasanya, Hara sangat bahagia diajak berwisata. Hara banyak bertanya pada Adnan maupun Aisha tentang hewan hewan yang ia lihat disana. Dengan senang hati, Adnan dan Aisha menjelaskan setiap pertanyaan Hara. Hingga siang hari, tibalah Hara mengajukan pernyataan yang serius. Mereka baru saja selesai makan siang dan bersiap siap untuk melanjutkan kunjungan mereka ke tempat lainnya. Adnan berencana mengajak Hara untuk pergi berenang. "Kita sudah setengah hari bersama-sama Ayah, Ibu. Apa Ibu dan Aya

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   115. ingin memperbaiki

    15. "Bukan gitu Ayah, Hara hanya merasa jika Ibu seharusnya bahagia dan memiliki pasangan seperti orang lain Yah. Hara juga ingin melihat Ayah bahagia. Kalau Ibu gak berencana mau punya pasangan baru, apa Ayah juga tidak?""Apa Ayah terlihat menyedihkan dengan kondisi Ayah sekarang sayang?""Bukan begitu Ayah, Hara sangat mencemaskan Ayah dan Ibu. Hara pasti akan bahagia jika Ayah dan Ibu bahagia.""Kamu masih sangat kecil dan sudah kepikiran sampai sejauh itu sayang, maafkan Ibu dan Ayah ya sayang membuat kamu khawatir.""Ayah kenapa minta maaf, Ayah kan gak ngelakuin hal yang salah.""Andai Ayah dan Ibu seharusnya bisa menahan ego lagi sedikit, agar kita semua bahagia sayang.""Hara tidak mengerti apa yang Ayah katakan. Yang jelas, Hara ingin Ayah dan Ibu bahagia lagi seperti dulu. Benar benar bahagia, bukan hanya tersenyum di depan Hara, tapi di setiap harinya.""Ayah akan berusaha untuk menjadi seperti yang Hara inginkan sayang, Ayah juga nanti bakal bilang ke Ibu ya. Kamu janga

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   114. Hall sensitif

    "Om hati hati nanti di jalan pulang. Sampai ketemu lagi ya Om," Hara juga menyalami Denis. Adnan dan Hara pun meninggalkan rumah itu, namun belum sampai ke mobilnya, Adnan mendengar Bunda. "Ini Bunda ada cemilan dan juga kopi. Ayo dinikmati Nak Denis," Ucap Bunda. Adnan pun menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang. 'Aku tahu dimana posisi diriku, tapi 'Aku tahu dimana posisi diriku, tapi aku tidak menyangka jika aku akan kalah dengan Pria asing yang entah berasal dari mana. Aku harus menyerah berapa kali lagi dan harus menunggu berapa lama lagi. Aku ingin selesai dengan perasaan ini, tapi aku selalu kembali pada Aisha,' batin Adnan. Dengan hati yang gundah, Adnan pergi meninggalkan rumah Aisha. "Ayah kenapa ngelamun? Apa Ayah sakit?" Tanya Hara. Hara menyadari jika Adnan sepertinya kurang nyaman dan banyak diam. Hara yang masih terlalu kecil menafsirkan sikap Adnan itu mungkin karena sakit. "Engga sayang, Ayah gak sakit. Kenapa Hara pikir Ayah sakit?""Ayah terlihat m

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   113. Isi hati Adnan

    "Aku?" "Ya kamu..""Aku alhamdulillah baik, ayo duduk dulu yuk. Masa dari tadi bengong bengong doang?""Oh iya iya, ayo masuk!" Ajak Pak Adhi.Semua orang pun masuk ke dalam rumah. Kedatangan Adnan pada jak makan siang, jadi mereka semua langsung menuju dapur karena akan bersama. "Wah.. Banyak banget makanannya. Ada apa ini?" Tanya Adnan. "Assalamu'alaikum," Suara seseorang terdengar dari luar. Pintu depan yang belum ditutup pun membuat suara itu terdengar hingga di dapur. "Kayaknya ada yang datang deh," Ucap Bunda. "Iya Bun, tadi Aisha mengundang satu teman baru Aisha Bun. Aisha ke depan dulu buat ajak masuk ya Bun.""Iya sayang," Jawab Bunda. Yang lainnya melanjutkan kegiatan mereka dan sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Pak Adhi bahkan sudah menyendok nasi ke piringnya. Disusul oleh Adnan yang sekaligus menyendokkan nasi ke piring Hara. "Hai! Kamu sudah sampai. Tadi langsung ketemu rumahnya atau gimana?" Tanya Aisha."Assalamu'alaikum," Ucap Tamu yang kini sudah ber

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   112. Kepikiran

    ak Denis, tunggu saya!" Ucap Aisha. "Ayolah lebih cepat. Kamu sih kebanyakan bengong. Ngapain sih bengong?" Ucap Denis. Denis berusaha menurunkan kecepatan langkah kakinya."Saya gak bengong Pak, saya lagi mikir tadi." Aisha pun berhasil menyamakan langkahnya dengan Denis. "Bapak kok mau numpangin saya, Pak?" Tanya Aisha. "Kan searah. Lagian says juga bakal lewat sana juga.""Hohh.. Gitu ya Pak." Aisha dan Adnan pun sudah tiba di depan mobil Denis. "Ayo masuk buruan! Jangan bengong lagi.""Iya iya Pak. Saya gak bengong kok.""Ya udah, kalau gitu ayo buruan masuk!" Ajak Denis. Denis dan Aisha pun segera masuk ke dalam mobil. Jalanan yang dilalui mereka sudah tidak macet lagi. Lalu lintas juga terpantau lancar. "Di mana tadi parkir mobilnya?""Dekat sih Pak, beberapa meter di depan sana.""Hoh.. Mini market yang di ujung jalan itu ya?""Ya Pak, bener banget. Yang itu Pak.""Kamu kenapa dari tadi manggil saya Bapak terus. Kita kan dalam kondisi formal. Panggil Denis aja, lagian kit

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   111. Bertemu lagi

    "Alhamdulillah, sejauh ini sayang. Kita sudah benar-benar stabil, tidak akan mudah untuk menggoyahkan kita.""Alhamdulillah, semoga seterusnya juga begitu Pak.""Aamiin."Aisha pun segera bangkit dari tempat duduknya karena ingin mengakhiri kunjungannya. "Loh mau kemana?" Tanya Pak Adhi. "Aisha cuma berkunjung sebentar Pak. Nanti Aisha mau ke tempat lain. Ada pertemuan sama beberapa donatur Yayasan Pak," Jelas Aisha. "Oh gitu, nanti kamu terlambat sayang. Pergilah, hati hati di Jalan ya sayang. Lebih naik kita datang lebih dulu dibandingkan mereka yang harus menunggu. Jaga sopan santun kita.""Oke Pak, Aisha berangkat dulu ya Pak," Aisha segera salim pada Pak Adhi. Dalam beberapa menit Aisha sudsh berada di jalanan. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia menikmati perjalanannya menuju pertemuan dengan para Donatur Yayasan. Namun perjalanannya tidak begitu mulus. Sekitar 2 kilometer hampir sampai ke tempat tujuan ada macet. Aisha tidak kepikiran kalau jalanan disana ak

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   110. Bincang bincang

    "Ya, sebuah keajaiban terjadi begitu saja. Saya juga tidak menyangka bisa memiliki bayi Bu. Alhamdulillah, anugerah itu datang ke kehidupan saya," Jelas Bela. Aisha langsung mendekati Bela dan memeluknya. "Alhamdulillah, saya sangat bahagia untukmu Bela."Iya Bu. Makasih banyak Bu." Aisha pun melepaskan pelukannya. "Ibu gimana kabarnya?" Tanya Bela. "Saya..?""Iya Ibu, Ibu gimana?""Saya masih begini begini aja Bel. Saya gak ada kepikiran buat yang lain. Sekarang fokus ngerawat Hara sambil ngurus Yayasan aja.""Ini udah lumayan lama loh Bu. Gak ada kepikiran mau cari pasangan Bu?""Iya Bu," Tambah Bianca. Bianca pun penasaran dengan perkembangan percintaan dsei mantan bosnya itu. Aisha tersenyum lalu menjawab, "Saya belum ketemu yang cocok. Kalau ada saya mau loh," Jawab Aisha dengan nada bercanda. "Iya iya bener Sih Bu. Hemm.. Oh iya Bu, mau saya kenalin gak Bu sama sepupu Saya?" Tanya Bela. "Sepupu kamu?" "Iya Bu, sepupu saya. Orangnya cakep, putih, tinggi dan punya usaha sen

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   109. Kunjungan Kantor

    "Bukan gitu Bunda. Aisha gak mau balik ke kehidupan yang pernah Aisha tinggalkan Bun. Aisha masih ingat sakitnya gimana Bunda. Aisha kehilangan banyak hal di masa lalu Bun. Aisha juga kehilangan calon anak Aisha Bun. Rasanya sangat membekas Bunda. Aisha benar-benar tidak akan kembali ke lingkaran setan itu Bunda. Kalau untuk kembali kesana, itu rasanya tidak mungkin Bunda.""Begitu ya sayang, Bunda juga masih ingat gimana sakitnya kamu waktu itu. Maafkan Bunda bisa kepikiran sampai sana Aisha. Maafkan Bunda. Bunda salah Aisha." Bunda menyesali pikirannya yang terlalu jauh. Bunda benar-benar menyesal. "Gak papa Bunda. Bunda mungkin terlalu khawatir.""Sekali lagi maafkan Bunda ya sayang.""Iya Bunda. Aisha gak papa kok." Usai pembicaraan itu, Aisha kembali ke kamarnya untuk mandi dan istirahat sejenak sebelum makan malam. Selesai mandi, Aisha merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Ia mencari tahu tentang siapa Denis. Benarkah yang dilihatnya tadi hanya Pria bernama Denis yang mi

  • Menikahi Mantan Suami Arogan   108. Kejutan

    "Tok.. Tok.." Aisha mengetuk jendela mobil itu. Aisha belum melihat siapapun turun dari sana, pasti Pemiliknya masih ada di dalam mobil. Tidak mendapat respon setelah mengetuk sekali, Aisha mencoba ulang. "Tok.. Tok..tok.." Kali ini Aisha mengetuk lebih kencang dari sebelumnya.Akhirnya usaha Aisha berhasil, Aisha mendengar jika sang Pemilik mobil membuka pintu mobil itu. Dan seorang Pria turun dari mobil itu. Aisha terperangah melihat Pria itu. "Astaghfirullah," Ucap Aisha tanpa sadar. Aisha mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dia lihat. Aisha melakukannya beberapa kali."Reno..?" Bibir Aisha sangat kelu mengucapkan nama itu. "Reno.. It's you? Ren.." Aisha segera menarik lengan Pria itu dan menggenggamnya."Ih.. Kamu siapa? Aneh banget!" Dengan cepat Pria itu menarik lengannya dan menjauh dari Aisha. "Kamu siapa? Kenapa kamu sangat tidak sopan?""Reno.. Ini kamu? Beneran kamukan?" Tanya Aisha."Me? Reno?" Tanya Pria itu. "Iya.. Kamu Reno?""Aku gak kenal

DMCA.com Protection Status