Share

Menikahi Mantan Demi Karir
Menikahi Mantan Demi Karir
Penulis: seorina

Nasib Buruk

Penulis: seorina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sabila Ayu Nathania adalah atlet bulutangkis nasional, ia salah satu atlet dengan prestasi yang cemerlang dalam Tim Nasional Bulutangkis Indonesia. Sabil masuk ke pelatnas pada tahun 2011 saat itu ia berusia tujuh belas tahun. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bersinar.

Sudah empat belas tahun Sabil menjadi atlet bulutangkis, dan selama empat belas tahun itu karirnya sangat gemilang dengan siapa pun pasangannya. Namun di paruh kedua 2023 secara mengejutkan Sabil dan Nadhira tidak pernah meraih gelar sekalipun sekalipun dan sering tersingkir di babak awal dan hal itu akhirnya mengakibatkan Sabil di degradasi.

Sabil pun merasa ia tidak pantas jika sampai di degra hanya karena pertimbangan enam bulan, namun ia sadar tidak ada yang bisa membantunya dan ia harus menerima ini. Kini Sabil datang ke pelatnas lagi untuk mengambil barang-barangnya untuk dibawa pulang karena ia sudah tidak bisa tinggal disini lagi.

"Eh ada yang mau pindahan nih," ujar seseorang yang berdiri di depan pintu.

Sabil menatap sinis pada Amy, sama sepertinya Amy adalah atlet ganda putri. Amy adalah satu-satunya orang di sektor ganda putri yang tidak bisa akur dengan Sabil. Mereka berdua adalah rival abadi, bahkan publik pun tahu hubungan keduanya tidak baik.

"Mau dibantuin ngga?" Amy menghampiri Sabil dan dengan lancang ikut memegang barang-barang Sabil.

Melihat itu Sabil menatap tajam Amy lalu menepis tangannya dengan kasar.

"Wuus, santai dong." Amy menampakkan senyum liciknya.

"Lo suka kan gue didegra?" tanya Sabil dengan nada tinggi, ia berdiri dan melipat kedua tangannya di dada.

"Yaaa." Amy mengangguk-angguk masih dengan senyumnya tadi.

"Lo pikir gue ngga tau kalau ini rencana lo?"

"Rencana gue?" Amy memasang wajah terkejutnya yang dibuat-buat.

Sabil rasanya ingin sekali menampar wajah Amy, ia jijik melihat wajah licik perempuan itu.

"Bil sadar dong, permainan lo itu udah menurun drastis. Ngga sadar lo? Bisa-bisanya bilang lo di degra karena gue," cemooh Amy yang semakin membuat Sabil kesal.

"Menurun drastis lo bilang? Sorry ya, ngga seburuk itu. Bahkan publik aja mengakui ada kejanggalan dibalik degradasi gue," balas Sabil emosi.

"Kejanggalan? Penggemar lo ngga lihat permainan lo selama tiga bulan kemarin? Ya itu cukuplah dijadikan alasan degradasi lo."

"Mana ada atlet yang bahkan masih ada di rangking satu dunia didegra karena menurun di tiga bulan terakhir, menurut lo wajar dijadikan pertimbangan? Apalagi sebentar lagi mau olympic. Rencana lo sama bokap lo sampah banget, ngga rapi," ujar Sabil sangat menohok.

Ketua PBSI saat ini, Anwar Permadi adalah ayah dari Amy. Sabil cukup yakin nasib malang dirinya saat ini disebabkan oleh Anwar dan Amy. Amy yang menganggap Sabil sebagai rival beratnya, yang bahkan berpotensi meraih emas di olimpiade memanfaatkan kekuasaan ayahnya untuk mengeluarkan Sabil dari pelatnas.

"Kalau gue didegra murni karena performa gue yang menurun, harusnya Nadhira pun juga didegra karena tiga bulan kemarin gue rasa dia juga sama-sama lagi menurun. Tapi lo lihat! Cuma gue yang didegra, kaya ada yang ngga rela gue tetap bersaing di dunia bulutangkis ini ngga sih?" Sabil bertanya dengan sedikit tertawa.

"Mau masih rangking satu, mau bentar lagi olympic kalau menurun ya wajar aja dibuang." Amy lagi-lagi tersenyum sinis.

"Bil," panggil seseorang dari luar, memecah adu pandang antara Sabil dan Amy.

"Hai Nad, kenapa?" tanya Sabil antusias.

Nadhira terdiam di depan pintu, ia ingin berbicara namun sepertinya terganggu dengan keberadaan Amy.

"Heh Amy, lo ngapain masih disitu? Keluar!" usir Sabil dengan kasar, ia sudah muak dengan perempuan itu.

Amy pun segera menghampiri Sabil lalu memeluknya "Selamat tinggal ya Bil, semoga pensiun dengan bahagia."

Sabil sebenarnya merasa sangat marah diperlakukan seperti itu oleh Amy, namun ia menahannya, tak merespons tindakan Amy dengan apapun, ia sudah tak punya tenaga.

"Kenapa Nad?" tanya Sabil setelah Amy keluar.

"Gue mengundurkan diri Bil," ucap Nadhira yang membuat Sabil terkejut sekaligus merasa senang.

Karena dengan Nadhira mengundurkan diri dari pelatnas, masih ada harapan bagi Sabil untuk tetap bertanding. Mereka tetap bisa berpasangan seperti dulu.

"Nad, lo serius?" tanya Sabil terharu.

"Iya Bil, gue ngga bisa tetap disini dan biarin pencapaian kita sia-sia. Gue mau keluar aja dan tetap main sama lo." Nadhira memeluk Sabil dengan erat, ia pun juga menepuk-nepuk punggung Sabil.

Sementara itu, Amy sejak tadi masih berdiri di luar untuk menguping pembicaraan Nadhira dan Sabil. Ia mengepalkan kedua tangannya saat mendengar keputusan Nadhira.

"Kenapa jadi sedih gini sih?" ujar Nadhira yang matanya berkaca-kaca, ia sudah melepas pelukannya saat ini.

"Makasih banyak ya Nad." Sabil mengusap air mata yang telah mengucur deras di pipinya.

"Ngga perlu bilang makasih, lo bertahan sampai usia tiga puluh tahun cuma demi gue. Gue yang harusnya berterima kasih." Nadhira mengusap pundak Sabil dengan penuh kasih sayang. " Yaudah gue ke kamar dulu ya, gue juga mau ngemasin barang."

Sabil hanya menjawab dengan anggukan kepala, ia masih sangat terharu sehingga tidak bisa banyak berkata-kata. Nadhira pun keluar dari kamar Sabil dan berjalan menuju kamarnya.

Desas-desus kabar tentang Nadhira keluar dari pelatnas sudah tersebar, semua orang sudah membicarakannya. Arga Wirayudha, kekasih Nadhira, merasa sangat kecewa dengan keputusan Nadhira.

"Nad." Arga memanggil Nadhira yang sedang berjalan di lorong kamar para atlet.

Mendengar itu, Nadhira pun berlari dengan semangat menghampiri Arga

"Kenapa Ga?" tanya Nadhira.

"Kamu mau mengundurkan diri kenapa ngga bilang aku sih?" Arga memasang wajah kecewanya.

"Maaf Ga, aku takut berat ambil keputusan kalau minta pendapat kamu dulu." Nadhira meraih tangan Arga karena merasa bersalah.

"Seengganya kamu kasih tahu aku lah Nad, aku akan tetap dukung kamu. Aku ngga akan egois minta kamu tetap disini." Arga melepaskan genggaman tangan Nadhira darinya.

"Iya Ga maaf ya aku ngga kasih tahu kamu dulu, maaf kamu harus dengar kabar ini dari orang lain." Nadhira menatap mata Arga dengan sedih.

"Aku ngga tau gimana rasanya kalau kamu ngga disini lagi," ucap Arga dengan sangat lesu, ia lalu menghela nafas.

"Kamu kaya anak kecil aja, kita masih ada di kota yang sama Ga. Kita bisa ketemu di turnamen-turnamen juga nanti." Nadhira berusaha menghibur Arga, padahal ia tahu mereka pasti akan sulit bertemu karena kesibukan masing-masing.

"Udah bagus dipertahanin di sini malah mengundurkan diri, pacar lo aneh banget Ga," ujar Amy tiba-tiba ikut masuk dalam pembicaraan Nadhira dan Arga.

"Kalau lo mengalami hal yang sama, lo juga pasti ambil keputusan yang sama kaya gue My. Atlet mana sih yang mau memulai dari awal lagi padahal usianya udah ngga muda lagi?" balas Nadhira.

"Ya gue sih milih tetap disini, di jamin negara. Ikut turnamen ngga perlu keluar biaya, mau disuruh bimbing junior ya oke aja." Amy melipat kedua tangannya di dada dan berbicara dengan senyum mengejeknya.

"Itu namanya bego," sahut Arga kasar "Nad aku ke kamar dulu ya," lanjutnya.

"Iya sayang," jawab Nadhira sambil tersenyum manis, ia lalu melirik Amy yang sepertinya merasa kesal karena ucapan Arga tadi "Tuh, dengar kan? Itu namanya bego. B E BE G O GO BEGO!"

Nadhira tertawa terbahak-bahak setelah mengejek Amy.

"Heh jangan macam-macam ya lo sama gue," ancam Amy pada Nadhira.

"Aduh takut banget nih gue kak," balas Nadhira pura-pura ketakutan.

"Gue akan pastiin lo sama Sabil ngga bisa dapatin medali apapun di olympic," ancam Amy lagi.

Bab terkait

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Harapan

    Berita pengunduran diri Nadhira sudah beredar di sosial media, para pecinta bulutangkis menganggap Nadhira mengambil keputusan yang tepat. Sejak berita degradasi Sabil, para badminton lovers sudah ramai membicarakan solusi agar keduanya tetap bisa bermain yaitu dengan Nadhira harus keluar dari pelatnas.Setelah mendatangi club masing-masing, Nadhira dan Sabil memutuskan untuk berlatih di PB IGNIS club besar tempat dimana Sabil berasal. Mereka memilih berlatih di PB IGNIS karena fasilitas di club tersebut lebih lengkap dan teman sparing yang lebih berkualitas.Sabil pikir semua akan mudah setelah Nadhira keluar dari pelatnas tapi ternyata kini mereka kesulitan mendapat sponsor, banyak perusahaan menolak memberi sponsor dengan berbagai alasan padahal keduanya masih menjadi ganda putri nomor satu dunia."Nduk ada apa to? Kok sedih lagi?" tanya Winda, ibunya Sabil."Sabil ngga dapat sponsor bu," jawab Sabil dengan pandangan kosong."Sabar aja dulu, nanti pasti ada. Masa atlet hebat kaya k

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Pertemuan Setelah Sekian Lama

    "Selamat pagi oma," sapa Gavin saat melihat Sarah sudah siap di meja makan seorang diri."Pagi cucu oma yang paling tampan, tumben pagi-pagi makan kesini. Datang paling awal lagi, biasanya juga paling akhir." Sarah berbicara sambil menyeruput teh nya."Iya oma pengen makan disini aja hari ini." Gavin mengambil tempat di seberang omanya."Oh iya oma baru ingat, kamu kenapa kemarin ngga antar Mikha pulang? Dia sedih banget lho." Sarah menatap tajam pada cucunya itu."Aku ada kerjaan oma," ujar Gavin santai."Kerjaan apa? Oma lihat kemarin kamu jam sembilan sudah dirumah.""Ya kan kerjaannya emang di rumah, ngga melulu di kantor," jawab Gavin terus memberi alasan."Alasan aja kamu ini, kalau gitu nanti malam oma minta kamu luangkan waktu. Oma udah undang keluarga Mikha kesini nanti malam.""Kalau ngga bisa?" tanya Gavin yang benar-benar malas untuk memenuhi permintaan Sarah."Harus bisa, oma ngga mau tahu," sahut Sarah penuh penekanan."Oma, aku makan duluan ya mau berangkat lebih awal,"

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Memanfaatkan Keadaan

    Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit dan Gavin saat ini sedang sibuk bersiap untuk datang ke rumah keluarganya menghadiri acara yang dikatakan Sarah tadi pagi.Tok...tok...tokMendengar suara ketukan pintu, Gavin berjalan ke arah pintu kamarnya masih sambil mengancingkan kemejanya. Setelah membuka pintu ia melihat Bi Santi disana."Mas Evan sudah datang mas, sama saya sekalian mau pamit," jawab Santi dengan lembut."Oh iya bi, sudah jam delapan Bi Santi boleh pulang. Terima kasih ya bi." Gavin berbicara dengan sangat ramah dan tulus pada Santi.Setelah diizinkan pulang, Santi pun segera berjalan meninggalkan Gavin yang masih terdiam di depan kamarnya. Gavin menghela nafas beberapa kali, lalu tak lama ia menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu nya, tempat dimana Evan dan Sabil sudah menunggu.Melihat Gavin yang berjalan menuruni tangga, Evan refleks berdiri dari duduknya dan melihat itu tanpa sadar Sabil mengikutinya."Hai," sapa Gavin setela

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jebakan Mantan

    Malas untuk berdebat lagi, Gavin memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Ia menarik Sabil untuk keluar dari rumah keluarganya meninggalkan kekacuan yang ia buat.Sesampainya di depan rumah Gavin, Sabil menepis genggaman tangan Gavin dengan kasar. Kini mereka berdiri saling berhadapan.Plakk..Sabil melayangkan tamparan keras ke pipi kiri Gavin, ia benar-benar tidak terima dengan kelancangan Gavin tadi."Menikah bulan depan kata lo? Bisa-bisanya ngomong kaya gitu? Udah gila ya lo?" bentak Sabil berapi-api, ia tidak peduli jika ada yang mendengar."Bil kita bukan orang asing," ujar Gavin dengan santainya."Ya terus? Kalau bukan orang asing bisa seenaknya ngajak nikah gitu? Vin, lo serius sama yang lo bilang tadi? Lo cuma mau meredam keluarga lo aja kan supaya ngga lanjutin perjodohan?" Sabil berbicara dengan sedikit halus kali ini."Engga, aku serius mau menikah sama kamu." Gavin masih dengan santainya menjawab pertanyaan Sabil."Udah gila nih orang," ucap Sabil menatap sinis pria di d

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Keputusan Sabil

    Sabil berbaring di ranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya, ia terus terbayang wajah Gavin. Entah mengapa wajah itu terus menganggunya."Orang udah lost contact lebih dari sepuluh tahun pakai ditanya masih ada rasa ngga? Aneh banget Gavin," ujar Sabil berbicara sendiri.Lagi-lagi Sabil terdiam menatap ke atas, ia benar-benar dibuat tidak tenang karena Gavin. Ia bingung harus menerima tawaran Gavin atau tidak, karena baginya pernikahan bukan untuk dipermainkan.Namun di satu sisi, hanya Gavin yang bisa membantunya saat ini. Jika ia tidak menerima tawaran Gavin maka ia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan karirnya."Seorang cowok dijodohin sama cewek secantik Mikhaila Permadi ngga mau, ada yang ngga beres sama Gavin."Saat ribut dengan pikirannya sendiri, Sabil dikejutkan dengan dering ponselnya yang sangat nyaring. Masih dengan berbaring, Sabil mengambil ponselnya."Amy? Mau ngajak ribut malam-malam nih orang." Sabil menerima panggilan itu walaupun sangat malas dengan Amy."Halo

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Officially

    Sabil melajukan mobilnya dengan sangat kencang, di tengah perjalanan Sabil mencari-cari ponselnya namun tak kunjung menemukannya. Padahal ia akan menghubungi Gavin, untuk bertanya apakah dia punya waktu luang.Sekitar lima belas menit akhirnya Sabil sampai di XIGO, kantor Gavin. Saat menuju basement, Sabil melihat banyak wartawan terlantar di depan perusahaan. Ia tahu, ini pasti karena berita dating Gavin dengan seorang selebriti. Sabil pun tersenyum sinis saat memikirkannya.Setelah selesai memarkir mobil, Sabil segera masuk, namun ia tiba-tiba berhenti saat menyadari penampilannya yang masih memakai kaos dan celana pendek. Hal itu membuatnya ragu harus melanjutkan atau tidak."Bodo amat deh, pakai kaya gini juga masih kelihatan cantik kok gue," ucap Sabil sangat percaya diri.Kini sampailah Sabil di pintu masuk karyawan yang dijaga oleh tim keamanan."Selamat pagi mbak, maaf sebelumnya tapi saat ini yang boleh masuk ke kantor hanya karyawan saja," ucap salah satu pria muda megusir S

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Batalkan Pernikahan

    "Dari mana Vin?" tanya Sarah sudah duduk di sofa ruang tamu di rumah Gavin."Oma ngagetin aja." Gavin mengelus dadanya."Dari mana?" tanya Sarah lagi."Dari rumah Sabil," jawab Gavin santai, tak berusaha menyembunyikan."Kamu mau nekat nikahin dia? Ngga mau dengarin Oma?" tanya sarah mengintimidasi."Oma, Sabil perempuan baik kok. Kalau Oma udah kenal, aku yakin oma pasti suka." Gavin mengambil tempat di samping Sarah."Oma tahu dia baik, tapi baik aja ngga cukup untuk masuk ke keluarga ini. Dia harus punya keluarga yang--" ucap Sarah dipotong oleh Gavin."Keluarga terpandang maksud oma? Buat apa sih oma? Keluarga kita udah cukup baik, ngga perlu dukungan keluarga lain, sebenarnya oma mau cari apa sih?" "Vin, keluarga konglomerat baiknya menikah dengan sesama konglomerat. Agar ngga ada yang dimanfaatkan, Mikha kurangnya apa sih Vin sampai kamu ngga mau? Kalau jadi kamu, sekalipun oma sedang punya pacar terus tiba-tiba ditawarin cowok yang lebih tampan, lebih kaya, lebih terpandang, o

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jadi Menikah

    "Vin." Sabil kebingungan melihat Gavin yang berdiri sambil melamun dan sama sekali tak merespons panggilannya."Gavin," panggil Sabil lagi disertai dengan tepukan di lengan Gavin.Tepukan Sabil di lengan Gavin akhirnya berhasil menyadarkan laki-laki yang melamun cukup lama itu. Gavin yang tersadar merasa seolah telah terjatuh setelah terbang tinggi. Melihat Sabil memohon padanya untuk tetap melanjutkan pernikahan sampai berderai air mata tadi ternyata hanya khayalannya."Ternyata cuma khayalan ku," ujar Gavin dalam hati."Lo kenapa sih Vin? Kaya bingung gitu?" tanya Sabil penasaran."Aku dari tadi ngga ngomong apa-apa kan ke kamu Bil?" tanya Gavin memastikan apa yang ia rasakan tadi tidak terjadi, hanya khayalannya saja."Engga, dari gue datang lo berdiri terus diam aja. Kenapa? Lo ada masalah?" tanya Sabil begitu perhatian."Sama sekali ngga ada kok, cuma capek aja banyak kerjaan. Oh iya kamu kenapa kesini?""Eee gue cuma mau mastiin, lo nikahin gue cuma buat meredam keluarga lo yang

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jadi Menikah

    "Vin." Sabil kebingungan melihat Gavin yang berdiri sambil melamun dan sama sekali tak merespons panggilannya."Gavin," panggil Sabil lagi disertai dengan tepukan di lengan Gavin.Tepukan Sabil di lengan Gavin akhirnya berhasil menyadarkan laki-laki yang melamun cukup lama itu. Gavin yang tersadar merasa seolah telah terjatuh setelah terbang tinggi. Melihat Sabil memohon padanya untuk tetap melanjutkan pernikahan sampai berderai air mata tadi ternyata hanya khayalannya."Ternyata cuma khayalan ku," ujar Gavin dalam hati."Lo kenapa sih Vin? Kaya bingung gitu?" tanya Sabil penasaran."Aku dari tadi ngga ngomong apa-apa kan ke kamu Bil?" tanya Gavin memastikan apa yang ia rasakan tadi tidak terjadi, hanya khayalannya saja."Engga, dari gue datang lo berdiri terus diam aja. Kenapa? Lo ada masalah?" tanya Sabil begitu perhatian."Sama sekali ngga ada kok, cuma capek aja banyak kerjaan. Oh iya kamu kenapa kesini?""Eee gue cuma mau mastiin, lo nikahin gue cuma buat meredam keluarga lo yang

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Batalkan Pernikahan

    "Dari mana Vin?" tanya Sarah sudah duduk di sofa ruang tamu di rumah Gavin."Oma ngagetin aja." Gavin mengelus dadanya."Dari mana?" tanya Sarah lagi."Dari rumah Sabil," jawab Gavin santai, tak berusaha menyembunyikan."Kamu mau nekat nikahin dia? Ngga mau dengarin Oma?" tanya sarah mengintimidasi."Oma, Sabil perempuan baik kok. Kalau Oma udah kenal, aku yakin oma pasti suka." Gavin mengambil tempat di samping Sarah."Oma tahu dia baik, tapi baik aja ngga cukup untuk masuk ke keluarga ini. Dia harus punya keluarga yang--" ucap Sarah dipotong oleh Gavin."Keluarga terpandang maksud oma? Buat apa sih oma? Keluarga kita udah cukup baik, ngga perlu dukungan keluarga lain, sebenarnya oma mau cari apa sih?" "Vin, keluarga konglomerat baiknya menikah dengan sesama konglomerat. Agar ngga ada yang dimanfaatkan, Mikha kurangnya apa sih Vin sampai kamu ngga mau? Kalau jadi kamu, sekalipun oma sedang punya pacar terus tiba-tiba ditawarin cowok yang lebih tampan, lebih kaya, lebih terpandang, o

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Officially

    Sabil melajukan mobilnya dengan sangat kencang, di tengah perjalanan Sabil mencari-cari ponselnya namun tak kunjung menemukannya. Padahal ia akan menghubungi Gavin, untuk bertanya apakah dia punya waktu luang.Sekitar lima belas menit akhirnya Sabil sampai di XIGO, kantor Gavin. Saat menuju basement, Sabil melihat banyak wartawan terlantar di depan perusahaan. Ia tahu, ini pasti karena berita dating Gavin dengan seorang selebriti. Sabil pun tersenyum sinis saat memikirkannya.Setelah selesai memarkir mobil, Sabil segera masuk, namun ia tiba-tiba berhenti saat menyadari penampilannya yang masih memakai kaos dan celana pendek. Hal itu membuatnya ragu harus melanjutkan atau tidak."Bodo amat deh, pakai kaya gini juga masih kelihatan cantik kok gue," ucap Sabil sangat percaya diri.Kini sampailah Sabil di pintu masuk karyawan yang dijaga oleh tim keamanan."Selamat pagi mbak, maaf sebelumnya tapi saat ini yang boleh masuk ke kantor hanya karyawan saja," ucap salah satu pria muda megusir S

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Keputusan Sabil

    Sabil berbaring di ranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya, ia terus terbayang wajah Gavin. Entah mengapa wajah itu terus menganggunya."Orang udah lost contact lebih dari sepuluh tahun pakai ditanya masih ada rasa ngga? Aneh banget Gavin," ujar Sabil berbicara sendiri.Lagi-lagi Sabil terdiam menatap ke atas, ia benar-benar dibuat tidak tenang karena Gavin. Ia bingung harus menerima tawaran Gavin atau tidak, karena baginya pernikahan bukan untuk dipermainkan.Namun di satu sisi, hanya Gavin yang bisa membantunya saat ini. Jika ia tidak menerima tawaran Gavin maka ia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan karirnya."Seorang cowok dijodohin sama cewek secantik Mikhaila Permadi ngga mau, ada yang ngga beres sama Gavin."Saat ribut dengan pikirannya sendiri, Sabil dikejutkan dengan dering ponselnya yang sangat nyaring. Masih dengan berbaring, Sabil mengambil ponselnya."Amy? Mau ngajak ribut malam-malam nih orang." Sabil menerima panggilan itu walaupun sangat malas dengan Amy."Halo

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jebakan Mantan

    Malas untuk berdebat lagi, Gavin memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Ia menarik Sabil untuk keluar dari rumah keluarganya meninggalkan kekacuan yang ia buat.Sesampainya di depan rumah Gavin, Sabil menepis genggaman tangan Gavin dengan kasar. Kini mereka berdiri saling berhadapan.Plakk..Sabil melayangkan tamparan keras ke pipi kiri Gavin, ia benar-benar tidak terima dengan kelancangan Gavin tadi."Menikah bulan depan kata lo? Bisa-bisanya ngomong kaya gitu? Udah gila ya lo?" bentak Sabil berapi-api, ia tidak peduli jika ada yang mendengar."Bil kita bukan orang asing," ujar Gavin dengan santainya."Ya terus? Kalau bukan orang asing bisa seenaknya ngajak nikah gitu? Vin, lo serius sama yang lo bilang tadi? Lo cuma mau meredam keluarga lo aja kan supaya ngga lanjutin perjodohan?" Sabil berbicara dengan sedikit halus kali ini."Engga, aku serius mau menikah sama kamu." Gavin masih dengan santainya menjawab pertanyaan Sabil."Udah gila nih orang," ucap Sabil menatap sinis pria di d

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Memanfaatkan Keadaan

    Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit dan Gavin saat ini sedang sibuk bersiap untuk datang ke rumah keluarganya menghadiri acara yang dikatakan Sarah tadi pagi.Tok...tok...tokMendengar suara ketukan pintu, Gavin berjalan ke arah pintu kamarnya masih sambil mengancingkan kemejanya. Setelah membuka pintu ia melihat Bi Santi disana."Mas Evan sudah datang mas, sama saya sekalian mau pamit," jawab Santi dengan lembut."Oh iya bi, sudah jam delapan Bi Santi boleh pulang. Terima kasih ya bi." Gavin berbicara dengan sangat ramah dan tulus pada Santi.Setelah diizinkan pulang, Santi pun segera berjalan meninggalkan Gavin yang masih terdiam di depan kamarnya. Gavin menghela nafas beberapa kali, lalu tak lama ia menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu nya, tempat dimana Evan dan Sabil sudah menunggu.Melihat Gavin yang berjalan menuruni tangga, Evan refleks berdiri dari duduknya dan melihat itu tanpa sadar Sabil mengikutinya."Hai," sapa Gavin setela

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Pertemuan Setelah Sekian Lama

    "Selamat pagi oma," sapa Gavin saat melihat Sarah sudah siap di meja makan seorang diri."Pagi cucu oma yang paling tampan, tumben pagi-pagi makan kesini. Datang paling awal lagi, biasanya juga paling akhir." Sarah berbicara sambil menyeruput teh nya."Iya oma pengen makan disini aja hari ini." Gavin mengambil tempat di seberang omanya."Oh iya oma baru ingat, kamu kenapa kemarin ngga antar Mikha pulang? Dia sedih banget lho." Sarah menatap tajam pada cucunya itu."Aku ada kerjaan oma," ujar Gavin santai."Kerjaan apa? Oma lihat kemarin kamu jam sembilan sudah dirumah.""Ya kan kerjaannya emang di rumah, ngga melulu di kantor," jawab Gavin terus memberi alasan."Alasan aja kamu ini, kalau gitu nanti malam oma minta kamu luangkan waktu. Oma udah undang keluarga Mikha kesini nanti malam.""Kalau ngga bisa?" tanya Gavin yang benar-benar malas untuk memenuhi permintaan Sarah."Harus bisa, oma ngga mau tahu," sahut Sarah penuh penekanan."Oma, aku makan duluan ya mau berangkat lebih awal,"

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Harapan

    Berita pengunduran diri Nadhira sudah beredar di sosial media, para pecinta bulutangkis menganggap Nadhira mengambil keputusan yang tepat. Sejak berita degradasi Sabil, para badminton lovers sudah ramai membicarakan solusi agar keduanya tetap bisa bermain yaitu dengan Nadhira harus keluar dari pelatnas.Setelah mendatangi club masing-masing, Nadhira dan Sabil memutuskan untuk berlatih di PB IGNIS club besar tempat dimana Sabil berasal. Mereka memilih berlatih di PB IGNIS karena fasilitas di club tersebut lebih lengkap dan teman sparing yang lebih berkualitas.Sabil pikir semua akan mudah setelah Nadhira keluar dari pelatnas tapi ternyata kini mereka kesulitan mendapat sponsor, banyak perusahaan menolak memberi sponsor dengan berbagai alasan padahal keduanya masih menjadi ganda putri nomor satu dunia."Nduk ada apa to? Kok sedih lagi?" tanya Winda, ibunya Sabil."Sabil ngga dapat sponsor bu," jawab Sabil dengan pandangan kosong."Sabar aja dulu, nanti pasti ada. Masa atlet hebat kaya k

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Nasib Buruk

    Sabila Ayu Nathania adalah atlet bulutangkis nasional, ia salah satu atlet dengan prestasi yang cemerlang dalam Tim Nasional Bulutangkis Indonesia. Sabil masuk ke pelatnas pada tahun 2011 saat itu ia berusia tujuh belas tahun. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bersinar.Sudah empat belas tahun Sabil menjadi atlet bulutangkis, dan selama empat belas tahun itu karirnya sangat gemilang dengan siapa pun pasangannya. Namun di paruh kedua 2023 secara mengejutkan Sabil dan Nadhira tidak pernah meraih gelar sekalipun sekalipun dan sering tersingkir di babak awal dan hal itu akhirnya mengakibatkan Sabil di degradasi.Sabil pun merasa ia tidak pantas jika sampai di degra hanya karena pertimbangan enam bulan, namun ia sadar tidak ada yang bisa membantunya dan ia harus menerima ini. Kini Sabil datang ke pelatnas lagi untuk mengambil barang-barangnya untuk dibawa pulang karena ia sudah tidak bisa tinggal disini lagi."Eh ada yang mau pindahan nih," ujar seseorang yang berdiri di depan pintu.Sa

DMCA.com Protection Status