Share

Memanfaatkan Keadaan

Penulis: seorina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit dan Gavin saat ini sedang sibuk bersiap untuk datang ke rumah keluarganya menghadiri acara yang dikatakan Sarah tadi pagi.

Tok...tok...tok

Mendengar suara ketukan pintu, Gavin berjalan ke arah pintu kamarnya masih sambil mengancingkan kemejanya. Setelah membuka pintu ia melihat Bi Santi disana.

"Mas Evan sudah datang mas, sama saya sekalian mau pamit," jawab Santi dengan lembut.

"Oh iya bi, sudah jam delapan Bi Santi boleh pulang. Terima kasih ya bi." Gavin berbicara dengan sangat ramah dan tulus pada Santi.

Setelah diizinkan pulang, Santi pun segera berjalan meninggalkan Gavin yang masih terdiam di depan kamarnya. Gavin menghela nafas beberapa kali, lalu tak lama ia menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu nya, tempat dimana Evan dan Sabil sudah menunggu.

Melihat Gavin yang berjalan menuruni tangga,

Evan refleks berdiri dari duduknya dan melihat itu tanpa sadar Sabil mengikutinya.

"Hai," sapa Gavin setelah berdiri tepat di depan Sabil.

Kening Sabil mengkerut, ia terkejut sekaligus bingung melihat Gavin menyapanya seperti ini. Terlebih laki-laki itu juga tersenyum manis padanya.

"Van, saya mau ke rumah papa dulu. Kamu pulang aja." Gavin menghampiri Evan setelah tadi menyapa Sabil dengan manis.

"Saya ngga perlu antar Bu Sabil pulang pak?"

"Ngga usah, biar saya aja," jawab Gavin yang membuat Sabil gelisah saat mendengarnya.

"Ya sudah pak, saya permisi pulang."

"Hati-hati Van, terima kasih ya sudah urus semuanya dengan baik."

"Sudah tugas saya pak," jawab Evan sambil tersenyum pada bosnya.

Akhirnya Evan pergi setelah berpamitan pada Gavin dan Sabil, kini hanya tinggal Gavin dan Sabil di rumah itu. Sabil menatap sekeliling, sejujurnya ia sedikit takut saat ini. Ia takut Gavin akan macam-macam dengannya.

Gavin dengan hati-hati melirik ke arah Sabil, dan saat melihat Sabil ia refleks tersenyum. Gavin tahu perempuan itu sedang gelisah dan berpikir yang tidak-tidak.

"Bil, aku ngga akan macam-macam," ucap Gavin yang tak tahan melihat perempuan yang dicintainya itu gelisah.

"Vin lo sebenarnya mau apa sih?" tanya Sabil penasaran.

"Aku butuh bantuan kamu."

"Bantuan apa sih? Ngomong yang jelas dong Vin jangan setengah-setengah." Sabil mulai tersulut emosi karena ketidakjelasan Gavin.

"Ayo ikut aku." Gavin meraih pergelangan tangan Sabil lalu menariknya.

"Vin kita mau kemana?" tanya Sabil saat Gavin terus berjalan dan menariknya untuk mengikutinya.

Saat sampai di depan rumah orang tuanya, Gavin akhirnya melepaskan genggaman tangannya dari Sabil.

"Ini rumah papa aku." Gavin menjelaskan sebelum masuk ke rumah.

"Terus ngapain lo ajak gue kesini?" tanya Sabil heran.

"Lihat aja nanti, ayo masuk." Gavin lagi-lagi menarik paksa Sabil agar mengikutinya.

Sabil sebenarnya sangat kesal dengan Gavin, namun ia diam saja karena Gavin adalah satu-satunya harapannya saat ini.

Gavin dan Sabil berjalan menuju ke ruang makan keluarga, dan disana sudah ramai. Terlihat kedua keluarga itu sedang asyik berbicara sembari menunggu kedatangan Gavin dan kini Gavin sudah datang, mereka semua yang ada di meja makan menatap Gavin dengan penuh tanya karena ia tidak datang sendiri melainkan dengan seorang perempuan.

Sementara itu Sabil memutar matanya untuk melihat sekeliling dan ia benar-benar tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sabil melihat Amy, musuh bebuyutannya ada disana sedang duduk bersama keluarganya.

"Gavin siapa itu?" tanya Sarah berpura-pura terlihat tenang, padahal ia sudah resah melihat Gavin malah membawa perempuan pada saat ingin pendekatan dengan keluarga Mikha.

"Kenalin oma ini Sabil, pacarku." Gavin meraih jari jemari Sabil dan menautkannya dengan miliknya.

Mendengar jawaban Gavin, Sarah terlihat marah sekaligus tidak enak pada keluarga Mikha.

"Gavin, kamu punya pacar?" tanya Meida, ibu tiri Gavin.

"Iya ma," jawab Gavin singkat.

"Kalau sudah punya kenapa kemarin kamu terima permintaan oma untuk bertemu dengan Mikha?" giliran Fendy bertanya pada putranya.

"Memangnya Gavin bisa menolak?"

Sarah sudah sangat berapi-api saat ini, ia berdiri dan menghampiri Gavin dan Sabil.

"Benar kamu pacarnya Gavin?" tanya Sarah dengan menatap Sabil dengan tajam.

Gavin menatap Sabil yang berdiri di sampingnya, ia takut jika Sabil menyangkal.

"Benar... Oma," jawab Sabil ragu-ragu saat mengatakan oma.

Sabil hanya mengikuti alur, ia sekarang paham, Gavin butuh bantuannya untuk ini.

"Kamu butuh uang berapa?" tanya Sarah yang sangat melukai harga diri Sabil.

"Oma!! Sabil bukan perempuan seperti itu," sentak Gavin yang tidak terima Sabil diperlakukan buruk oleh omanya.

"Gavin, kamu jangan asal pilih dong. Berasal dari keluarga mana dia? Kamu harus menikah dengan orang yang sepadan"

"Oma ngga tahu siapa Sabil? Dia bukan perempuan sembarangan, dia bahkan jadi kebanggaan negara ini. Oma tahu, sama seperti Amy kakaknya Mikha, Sabil adalah atlet bulutangkis dan tentunya dia juga punya banyak penghasilan sendiri, dia ngga memanfaatkan aku sedikit pun." Gavin menggenggam tangan Sabil dengan lebih kuat, ia merasa bersalah karena membuat Sabil di hina keluarganya.

"Gavin, Om Anwar sama tante padahal sudah sreg lho sama kamu. Kami senang sekali kalau punya menantu seperti kamu, apalagi Mikha, dia sudah sangat suka sama kamu." Indah, mama dari Amy dan Mikha bergabung dengan Sarah untuk berbicara dengan Gavin

"Kamu bisa semakin bersinar jika menikah dengan Mikha, kamu tahu sendiri kan dia populer dan itu bisa membantu memajukan perusahaan kamu." Indah bicara lagi, ia dengan tidak tahu malu membujuk Gavin.

"Ngga sopan sekali ya," sahut Sabil tepat saat Indah berhenti bicara. "Disini ada pacarnya lho bu, tapi ibu dengan santainya bujuk pacar saya untuk jadi menantu ibu?" lanjut Sabil yang menyulut emosi Indah dan Sarah, sedangkan Gavin sedang menahan senyum saat mendengar ucapan Sabil.

"Hei, baru jadi pacar jangan kurang aja ya kamu!" Sarah memperingatkan dengan kasar.

"Maaf Bu Sarah, Pak Fendy dan Bu Meida. Saya tidak terima penghinaan ini, kemarin Bu Sarah bilang cucunya mau dijodohkan dengan anak saya, tapi apa ini? Ternyata dia sudah punya perempuan pilihannya." Anwar tidak terima dengan semua yang terjadi.

Semua orang yang ada di ruang makan ikut berdiri saat melihat Anwar berdiri. Fendy pun tak bisa berkata-kata dengan kelakuan putranya.

"Saya minta maaf Pak Anwar, saya akan bicara baik-baik dengan Gavin. Dia pasti akan menikahi Mikha," ujar Sarah begitu percaya diri.

"Maaf oma tapi aku ngga akan menikahi siapapun kecuali Sabil," bantah Gavin yang membuat suasana semakin runyam.

"Gavin dengarkan oma saja, pilihan oma pasti yang terbaik." Fendy akhirnya membuka suara.

"Selama ini aku udah nurutin semua yang papa dan oma minta, tapi untuk urusan cinta aku ngga bisa lagi pa. Tolong hargai keputusanku."

Mikha sudah menangis tersedu-sedu sejak tadi, dan Amy pun merangkul adiknya itu untuk menenangkannya. Namun mata Amy sejak tadi tertuju pada Sabil, ia melemparkan tatapan kebencian.

"Gavin, Mikha sampai menangis seperti ini lho. Dia sangat mencintai kamu," ucap Meida yang sudah berdiri di samping Mikha, ikut menenangkannya.

"Putusin dia atau--" ucap Sarah yang langsung dipotong oleh Gavin. "Atau apa oma? Atau apa? Aku udah dewasa oma, capek diatur terus. Aku cuma cinta sama Sabil." Gavin menaikkan nada bicaranya.

"Terserah kamu lah, oma tahu kalian pasti ngga akan lama. Belum ada pembicaraan serius juga kan? Seiring berjalannya waktu, kamu pasti akan ditunjukkan kalau kamu salah pilih orang," ejek Sarah berlagak tahu semua hal.

"Aku sudah ada pembicaraan serius dengan Sabil, aku sudah melamar dia," balas Gavin yang semakin membuat suasana menjadi kacau.

Sabil yang sejak tadi diam menunduk langsung mengangkat kepalnya saat mendengar ucapan Gavin. Laki-laki itu pun menoleh padanya, menatapnya dengan tatapan tajam sekaligus tatapan penuh harap.

"Kita akan menikah bulan depan." Gavin mengatakannya masih dengan menatap Sabil.

Bab terkait

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jebakan Mantan

    Malas untuk berdebat lagi, Gavin memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Ia menarik Sabil untuk keluar dari rumah keluarganya meninggalkan kekacuan yang ia buat.Sesampainya di depan rumah Gavin, Sabil menepis genggaman tangan Gavin dengan kasar. Kini mereka berdiri saling berhadapan.Plakk..Sabil melayangkan tamparan keras ke pipi kiri Gavin, ia benar-benar tidak terima dengan kelancangan Gavin tadi."Menikah bulan depan kata lo? Bisa-bisanya ngomong kaya gitu? Udah gila ya lo?" bentak Sabil berapi-api, ia tidak peduli jika ada yang mendengar."Bil kita bukan orang asing," ujar Gavin dengan santainya."Ya terus? Kalau bukan orang asing bisa seenaknya ngajak nikah gitu? Vin, lo serius sama yang lo bilang tadi? Lo cuma mau meredam keluarga lo aja kan supaya ngga lanjutin perjodohan?" Sabil berbicara dengan sedikit halus kali ini."Engga, aku serius mau menikah sama kamu." Gavin masih dengan santainya menjawab pertanyaan Sabil."Udah gila nih orang," ucap Sabil menatap sinis pria di d

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Keputusan Sabil

    Sabil berbaring di ranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya, ia terus terbayang wajah Gavin. Entah mengapa wajah itu terus menganggunya."Orang udah lost contact lebih dari sepuluh tahun pakai ditanya masih ada rasa ngga? Aneh banget Gavin," ujar Sabil berbicara sendiri.Lagi-lagi Sabil terdiam menatap ke atas, ia benar-benar dibuat tidak tenang karena Gavin. Ia bingung harus menerima tawaran Gavin atau tidak, karena baginya pernikahan bukan untuk dipermainkan.Namun di satu sisi, hanya Gavin yang bisa membantunya saat ini. Jika ia tidak menerima tawaran Gavin maka ia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan karirnya."Seorang cowok dijodohin sama cewek secantik Mikhaila Permadi ngga mau, ada yang ngga beres sama Gavin."Saat ribut dengan pikirannya sendiri, Sabil dikejutkan dengan dering ponselnya yang sangat nyaring. Masih dengan berbaring, Sabil mengambil ponselnya."Amy? Mau ngajak ribut malam-malam nih orang." Sabil menerima panggilan itu walaupun sangat malas dengan Amy."Halo

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Officially

    Sabil melajukan mobilnya dengan sangat kencang, di tengah perjalanan Sabil mencari-cari ponselnya namun tak kunjung menemukannya. Padahal ia akan menghubungi Gavin, untuk bertanya apakah dia punya waktu luang.Sekitar lima belas menit akhirnya Sabil sampai di XIGO, kantor Gavin. Saat menuju basement, Sabil melihat banyak wartawan terlantar di depan perusahaan. Ia tahu, ini pasti karena berita dating Gavin dengan seorang selebriti. Sabil pun tersenyum sinis saat memikirkannya.Setelah selesai memarkir mobil, Sabil segera masuk, namun ia tiba-tiba berhenti saat menyadari penampilannya yang masih memakai kaos dan celana pendek. Hal itu membuatnya ragu harus melanjutkan atau tidak."Bodo amat deh, pakai kaya gini juga masih kelihatan cantik kok gue," ucap Sabil sangat percaya diri.Kini sampailah Sabil di pintu masuk karyawan yang dijaga oleh tim keamanan."Selamat pagi mbak, maaf sebelumnya tapi saat ini yang boleh masuk ke kantor hanya karyawan saja," ucap salah satu pria muda megusir S

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Batalkan Pernikahan

    "Dari mana Vin?" tanya Sarah sudah duduk di sofa ruang tamu di rumah Gavin."Oma ngagetin aja." Gavin mengelus dadanya."Dari mana?" tanya Sarah lagi."Dari rumah Sabil," jawab Gavin santai, tak berusaha menyembunyikan."Kamu mau nekat nikahin dia? Ngga mau dengarin Oma?" tanya sarah mengintimidasi."Oma, Sabil perempuan baik kok. Kalau Oma udah kenal, aku yakin oma pasti suka." Gavin mengambil tempat di samping Sarah."Oma tahu dia baik, tapi baik aja ngga cukup untuk masuk ke keluarga ini. Dia harus punya keluarga yang--" ucap Sarah dipotong oleh Gavin."Keluarga terpandang maksud oma? Buat apa sih oma? Keluarga kita udah cukup baik, ngga perlu dukungan keluarga lain, sebenarnya oma mau cari apa sih?" "Vin, keluarga konglomerat baiknya menikah dengan sesama konglomerat. Agar ngga ada yang dimanfaatkan, Mikha kurangnya apa sih Vin sampai kamu ngga mau? Kalau jadi kamu, sekalipun oma sedang punya pacar terus tiba-tiba ditawarin cowok yang lebih tampan, lebih kaya, lebih terpandang, o

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jadi Menikah

    "Vin." Sabil kebingungan melihat Gavin yang berdiri sambil melamun dan sama sekali tak merespons panggilannya."Gavin," panggil Sabil lagi disertai dengan tepukan di lengan Gavin.Tepukan Sabil di lengan Gavin akhirnya berhasil menyadarkan laki-laki yang melamun cukup lama itu. Gavin yang tersadar merasa seolah telah terjatuh setelah terbang tinggi. Melihat Sabil memohon padanya untuk tetap melanjutkan pernikahan sampai berderai air mata tadi ternyata hanya khayalannya."Ternyata cuma khayalan ku," ujar Gavin dalam hati."Lo kenapa sih Vin? Kaya bingung gitu?" tanya Sabil penasaran."Aku dari tadi ngga ngomong apa-apa kan ke kamu Bil?" tanya Gavin memastikan apa yang ia rasakan tadi tidak terjadi, hanya khayalannya saja."Engga, dari gue datang lo berdiri terus diam aja. Kenapa? Lo ada masalah?" tanya Sabil begitu perhatian."Sama sekali ngga ada kok, cuma capek aja banyak kerjaan. Oh iya kamu kenapa kesini?""Eee gue cuma mau mastiin, lo nikahin gue cuma buat meredam keluarga lo yang

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Nasib Buruk

    Sabila Ayu Nathania adalah atlet bulutangkis nasional, ia salah satu atlet dengan prestasi yang cemerlang dalam Tim Nasional Bulutangkis Indonesia. Sabil masuk ke pelatnas pada tahun 2011 saat itu ia berusia tujuh belas tahun. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bersinar.Sudah empat belas tahun Sabil menjadi atlet bulutangkis, dan selama empat belas tahun itu karirnya sangat gemilang dengan siapa pun pasangannya. Namun di paruh kedua 2023 secara mengejutkan Sabil dan Nadhira tidak pernah meraih gelar sekalipun sekalipun dan sering tersingkir di babak awal dan hal itu akhirnya mengakibatkan Sabil di degradasi.Sabil pun merasa ia tidak pantas jika sampai di degra hanya karena pertimbangan enam bulan, namun ia sadar tidak ada yang bisa membantunya dan ia harus menerima ini. Kini Sabil datang ke pelatnas lagi untuk mengambil barang-barangnya untuk dibawa pulang karena ia sudah tidak bisa tinggal disini lagi."Eh ada yang mau pindahan nih," ujar seseorang yang berdiri di depan pintu.Sa

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Harapan

    Berita pengunduran diri Nadhira sudah beredar di sosial media, para pecinta bulutangkis menganggap Nadhira mengambil keputusan yang tepat. Sejak berita degradasi Sabil, para badminton lovers sudah ramai membicarakan solusi agar keduanya tetap bisa bermain yaitu dengan Nadhira harus keluar dari pelatnas.Setelah mendatangi club masing-masing, Nadhira dan Sabil memutuskan untuk berlatih di PB IGNIS club besar tempat dimana Sabil berasal. Mereka memilih berlatih di PB IGNIS karena fasilitas di club tersebut lebih lengkap dan teman sparing yang lebih berkualitas.Sabil pikir semua akan mudah setelah Nadhira keluar dari pelatnas tapi ternyata kini mereka kesulitan mendapat sponsor, banyak perusahaan menolak memberi sponsor dengan berbagai alasan padahal keduanya masih menjadi ganda putri nomor satu dunia."Nduk ada apa to? Kok sedih lagi?" tanya Winda, ibunya Sabil."Sabil ngga dapat sponsor bu," jawab Sabil dengan pandangan kosong."Sabar aja dulu, nanti pasti ada. Masa atlet hebat kaya k

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Pertemuan Setelah Sekian Lama

    "Selamat pagi oma," sapa Gavin saat melihat Sarah sudah siap di meja makan seorang diri."Pagi cucu oma yang paling tampan, tumben pagi-pagi makan kesini. Datang paling awal lagi, biasanya juga paling akhir." Sarah berbicara sambil menyeruput teh nya."Iya oma pengen makan disini aja hari ini." Gavin mengambil tempat di seberang omanya."Oh iya oma baru ingat, kamu kenapa kemarin ngga antar Mikha pulang? Dia sedih banget lho." Sarah menatap tajam pada cucunya itu."Aku ada kerjaan oma," ujar Gavin santai."Kerjaan apa? Oma lihat kemarin kamu jam sembilan sudah dirumah.""Ya kan kerjaannya emang di rumah, ngga melulu di kantor," jawab Gavin terus memberi alasan."Alasan aja kamu ini, kalau gitu nanti malam oma minta kamu luangkan waktu. Oma udah undang keluarga Mikha kesini nanti malam.""Kalau ngga bisa?" tanya Gavin yang benar-benar malas untuk memenuhi permintaan Sarah."Harus bisa, oma ngga mau tahu," sahut Sarah penuh penekanan."Oma, aku makan duluan ya mau berangkat lebih awal,"

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jadi Menikah

    "Vin." Sabil kebingungan melihat Gavin yang berdiri sambil melamun dan sama sekali tak merespons panggilannya."Gavin," panggil Sabil lagi disertai dengan tepukan di lengan Gavin.Tepukan Sabil di lengan Gavin akhirnya berhasil menyadarkan laki-laki yang melamun cukup lama itu. Gavin yang tersadar merasa seolah telah terjatuh setelah terbang tinggi. Melihat Sabil memohon padanya untuk tetap melanjutkan pernikahan sampai berderai air mata tadi ternyata hanya khayalannya."Ternyata cuma khayalan ku," ujar Gavin dalam hati."Lo kenapa sih Vin? Kaya bingung gitu?" tanya Sabil penasaran."Aku dari tadi ngga ngomong apa-apa kan ke kamu Bil?" tanya Gavin memastikan apa yang ia rasakan tadi tidak terjadi, hanya khayalannya saja."Engga, dari gue datang lo berdiri terus diam aja. Kenapa? Lo ada masalah?" tanya Sabil begitu perhatian."Sama sekali ngga ada kok, cuma capek aja banyak kerjaan. Oh iya kamu kenapa kesini?""Eee gue cuma mau mastiin, lo nikahin gue cuma buat meredam keluarga lo yang

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Batalkan Pernikahan

    "Dari mana Vin?" tanya Sarah sudah duduk di sofa ruang tamu di rumah Gavin."Oma ngagetin aja." Gavin mengelus dadanya."Dari mana?" tanya Sarah lagi."Dari rumah Sabil," jawab Gavin santai, tak berusaha menyembunyikan."Kamu mau nekat nikahin dia? Ngga mau dengarin Oma?" tanya sarah mengintimidasi."Oma, Sabil perempuan baik kok. Kalau Oma udah kenal, aku yakin oma pasti suka." Gavin mengambil tempat di samping Sarah."Oma tahu dia baik, tapi baik aja ngga cukup untuk masuk ke keluarga ini. Dia harus punya keluarga yang--" ucap Sarah dipotong oleh Gavin."Keluarga terpandang maksud oma? Buat apa sih oma? Keluarga kita udah cukup baik, ngga perlu dukungan keluarga lain, sebenarnya oma mau cari apa sih?" "Vin, keluarga konglomerat baiknya menikah dengan sesama konglomerat. Agar ngga ada yang dimanfaatkan, Mikha kurangnya apa sih Vin sampai kamu ngga mau? Kalau jadi kamu, sekalipun oma sedang punya pacar terus tiba-tiba ditawarin cowok yang lebih tampan, lebih kaya, lebih terpandang, o

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Officially

    Sabil melajukan mobilnya dengan sangat kencang, di tengah perjalanan Sabil mencari-cari ponselnya namun tak kunjung menemukannya. Padahal ia akan menghubungi Gavin, untuk bertanya apakah dia punya waktu luang.Sekitar lima belas menit akhirnya Sabil sampai di XIGO, kantor Gavin. Saat menuju basement, Sabil melihat banyak wartawan terlantar di depan perusahaan. Ia tahu, ini pasti karena berita dating Gavin dengan seorang selebriti. Sabil pun tersenyum sinis saat memikirkannya.Setelah selesai memarkir mobil, Sabil segera masuk, namun ia tiba-tiba berhenti saat menyadari penampilannya yang masih memakai kaos dan celana pendek. Hal itu membuatnya ragu harus melanjutkan atau tidak."Bodo amat deh, pakai kaya gini juga masih kelihatan cantik kok gue," ucap Sabil sangat percaya diri.Kini sampailah Sabil di pintu masuk karyawan yang dijaga oleh tim keamanan."Selamat pagi mbak, maaf sebelumnya tapi saat ini yang boleh masuk ke kantor hanya karyawan saja," ucap salah satu pria muda megusir S

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Keputusan Sabil

    Sabil berbaring di ranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya, ia terus terbayang wajah Gavin. Entah mengapa wajah itu terus menganggunya."Orang udah lost contact lebih dari sepuluh tahun pakai ditanya masih ada rasa ngga? Aneh banget Gavin," ujar Sabil berbicara sendiri.Lagi-lagi Sabil terdiam menatap ke atas, ia benar-benar dibuat tidak tenang karena Gavin. Ia bingung harus menerima tawaran Gavin atau tidak, karena baginya pernikahan bukan untuk dipermainkan.Namun di satu sisi, hanya Gavin yang bisa membantunya saat ini. Jika ia tidak menerima tawaran Gavin maka ia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan karirnya."Seorang cowok dijodohin sama cewek secantik Mikhaila Permadi ngga mau, ada yang ngga beres sama Gavin."Saat ribut dengan pikirannya sendiri, Sabil dikejutkan dengan dering ponselnya yang sangat nyaring. Masih dengan berbaring, Sabil mengambil ponselnya."Amy? Mau ngajak ribut malam-malam nih orang." Sabil menerima panggilan itu walaupun sangat malas dengan Amy."Halo

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jebakan Mantan

    Malas untuk berdebat lagi, Gavin memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Ia menarik Sabil untuk keluar dari rumah keluarganya meninggalkan kekacuan yang ia buat.Sesampainya di depan rumah Gavin, Sabil menepis genggaman tangan Gavin dengan kasar. Kini mereka berdiri saling berhadapan.Plakk..Sabil melayangkan tamparan keras ke pipi kiri Gavin, ia benar-benar tidak terima dengan kelancangan Gavin tadi."Menikah bulan depan kata lo? Bisa-bisanya ngomong kaya gitu? Udah gila ya lo?" bentak Sabil berapi-api, ia tidak peduli jika ada yang mendengar."Bil kita bukan orang asing," ujar Gavin dengan santainya."Ya terus? Kalau bukan orang asing bisa seenaknya ngajak nikah gitu? Vin, lo serius sama yang lo bilang tadi? Lo cuma mau meredam keluarga lo aja kan supaya ngga lanjutin perjodohan?" Sabil berbicara dengan sedikit halus kali ini."Engga, aku serius mau menikah sama kamu." Gavin masih dengan santainya menjawab pertanyaan Sabil."Udah gila nih orang," ucap Sabil menatap sinis pria di d

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Memanfaatkan Keadaan

    Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit dan Gavin saat ini sedang sibuk bersiap untuk datang ke rumah keluarganya menghadiri acara yang dikatakan Sarah tadi pagi.Tok...tok...tokMendengar suara ketukan pintu, Gavin berjalan ke arah pintu kamarnya masih sambil mengancingkan kemejanya. Setelah membuka pintu ia melihat Bi Santi disana."Mas Evan sudah datang mas, sama saya sekalian mau pamit," jawab Santi dengan lembut."Oh iya bi, sudah jam delapan Bi Santi boleh pulang. Terima kasih ya bi." Gavin berbicara dengan sangat ramah dan tulus pada Santi.Setelah diizinkan pulang, Santi pun segera berjalan meninggalkan Gavin yang masih terdiam di depan kamarnya. Gavin menghela nafas beberapa kali, lalu tak lama ia menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu nya, tempat dimana Evan dan Sabil sudah menunggu.Melihat Gavin yang berjalan menuruni tangga, Evan refleks berdiri dari duduknya dan melihat itu tanpa sadar Sabil mengikutinya."Hai," sapa Gavin setela

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Pertemuan Setelah Sekian Lama

    "Selamat pagi oma," sapa Gavin saat melihat Sarah sudah siap di meja makan seorang diri."Pagi cucu oma yang paling tampan, tumben pagi-pagi makan kesini. Datang paling awal lagi, biasanya juga paling akhir." Sarah berbicara sambil menyeruput teh nya."Iya oma pengen makan disini aja hari ini." Gavin mengambil tempat di seberang omanya."Oh iya oma baru ingat, kamu kenapa kemarin ngga antar Mikha pulang? Dia sedih banget lho." Sarah menatap tajam pada cucunya itu."Aku ada kerjaan oma," ujar Gavin santai."Kerjaan apa? Oma lihat kemarin kamu jam sembilan sudah dirumah.""Ya kan kerjaannya emang di rumah, ngga melulu di kantor," jawab Gavin terus memberi alasan."Alasan aja kamu ini, kalau gitu nanti malam oma minta kamu luangkan waktu. Oma udah undang keluarga Mikha kesini nanti malam.""Kalau ngga bisa?" tanya Gavin yang benar-benar malas untuk memenuhi permintaan Sarah."Harus bisa, oma ngga mau tahu," sahut Sarah penuh penekanan."Oma, aku makan duluan ya mau berangkat lebih awal,"

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Harapan

    Berita pengunduran diri Nadhira sudah beredar di sosial media, para pecinta bulutangkis menganggap Nadhira mengambil keputusan yang tepat. Sejak berita degradasi Sabil, para badminton lovers sudah ramai membicarakan solusi agar keduanya tetap bisa bermain yaitu dengan Nadhira harus keluar dari pelatnas.Setelah mendatangi club masing-masing, Nadhira dan Sabil memutuskan untuk berlatih di PB IGNIS club besar tempat dimana Sabil berasal. Mereka memilih berlatih di PB IGNIS karena fasilitas di club tersebut lebih lengkap dan teman sparing yang lebih berkualitas.Sabil pikir semua akan mudah setelah Nadhira keluar dari pelatnas tapi ternyata kini mereka kesulitan mendapat sponsor, banyak perusahaan menolak memberi sponsor dengan berbagai alasan padahal keduanya masih menjadi ganda putri nomor satu dunia."Nduk ada apa to? Kok sedih lagi?" tanya Winda, ibunya Sabil."Sabil ngga dapat sponsor bu," jawab Sabil dengan pandangan kosong."Sabar aja dulu, nanti pasti ada. Masa atlet hebat kaya k

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Nasib Buruk

    Sabila Ayu Nathania adalah atlet bulutangkis nasional, ia salah satu atlet dengan prestasi yang cemerlang dalam Tim Nasional Bulutangkis Indonesia. Sabil masuk ke pelatnas pada tahun 2011 saat itu ia berusia tujuh belas tahun. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bersinar.Sudah empat belas tahun Sabil menjadi atlet bulutangkis, dan selama empat belas tahun itu karirnya sangat gemilang dengan siapa pun pasangannya. Namun di paruh kedua 2023 secara mengejutkan Sabil dan Nadhira tidak pernah meraih gelar sekalipun sekalipun dan sering tersingkir di babak awal dan hal itu akhirnya mengakibatkan Sabil di degradasi.Sabil pun merasa ia tidak pantas jika sampai di degra hanya karena pertimbangan enam bulan, namun ia sadar tidak ada yang bisa membantunya dan ia harus menerima ini. Kini Sabil datang ke pelatnas lagi untuk mengambil barang-barangnya untuk dibawa pulang karena ia sudah tidak bisa tinggal disini lagi."Eh ada yang mau pindahan nih," ujar seseorang yang berdiri di depan pintu.Sa

DMCA.com Protection Status