Share

Harapan

Author: seorina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Berita pengunduran diri Nadhira sudah beredar di sosial media, para pecinta bulutangkis menganggap Nadhira mengambil keputusan yang tepat. Sejak berita degradasi Sabil, para badminton lovers sudah ramai membicarakan solusi agar keduanya tetap bisa bermain yaitu dengan Nadhira harus keluar dari pelatnas.

Setelah mendatangi club masing-masing, Nadhira dan Sabil memutuskan untuk berlatih di PB IGNIS club besar tempat dimana Sabil berasal. Mereka memilih berlatih di PB IGNIS karena fasilitas di club tersebut lebih lengkap dan teman sparing yang lebih berkualitas.

Sabil pikir semua akan mudah setelah Nadhira keluar dari pelatnas tapi ternyata kini mereka kesulitan mendapat sponsor, banyak perusahaan menolak memberi sponsor dengan berbagai alasan padahal keduanya masih menjadi ganda putri nomor satu dunia.

"Nduk ada apa to? Kok sedih lagi?" tanya Winda, ibunya Sabil.

"Sabil ngga dapat sponsor bu," jawab Sabil dengan pandangan kosong.

"Sabar aja dulu, nanti pasti ada. Masa atlet hebat kaya kamu ngga ada yang mau kasih sponsor," ucap Winda menghibur putrinya.

"Bu, sebenarnya--"

Sabil hendak menceritakan pada Winda bahwa nasibnya saat ini mungkin disebabkan oleh rencana jahat seseorang, namun ia urungkan niatnya. Ia tidak mau memberi tahu siapapun jika belum memiliki bukti.

"Sebenarnya apa nduk?" tanya Winda penasaran.

"Ngga jadi bu," jawab Sabil sambil tersenyum dan menggaruk alisnya.

"Mbak, ada telepon nih." Sakha tiba-tiba datang membawa ponsel Sabil yang sudah berdering sejak tadi.

Sabil pun segera mengambil ponselnya dari Sakha dan melihat nama Nadhira tertera di ponselnya.

"Halo Nad, ada apa?" tanyanya setelah menerima panggilan.

"Billl, gue barusan dapat telepon." Nadhira berbicara dengan sangat kencang diseberang telepon.

"Telepon dari siapa sih Nad? Kaya senang banget?"

"Ada perusahaan yang mau kasih sponsor, dan lo tau ngga perusahaan yang mau kasih sponsor itu XIGO Bil, perusahaan besar." Nadhira menjelaskan dengan menggebu-gebu.

"Beneran Nad?" tanya Sabil tak percaya.

"Iya Bil masa bohong, kita disuruh ke kantornya besok"

"Alhamdulillah Ya Allah. Jam berapa Nad?"

"Jam sembilan, besok aku jemput ya," jawab Nadhira masih bersemangat.

"Siap Nad."

Sambungan telepon terputus, Sabil beranjak dari duduknya dan melingkarkan tangannya ke leher Winda.

"Bu makasih ya doanya, akhirnya Sabil dapat sponsor." Sabil tersenyum sangat lebar membuat Sakha dan Winda ikut tersenyum.

"Selamat ya nduk, semoga setelah ini semua dilancarkan." Winda mengusap lembut tangan putrinya yang melingkar di lehernya.

"Amiiin." Sabil tak henti-hentinya tersenyum manis.

.

.

Gavindra Al Faizan sibuk menatap tabnya, sejak tadi ia membaca berita tentang Sabil dan Nadhira yang hingga saat ini masih ramai dibicarakan.

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu membuatnya mengalihkan pandangannya dari tab. Ia lekas mempersilahkan pengetuk pintu untuk masuk. "Masuk."

"Permisi pak," sapa Evan, asisten pribadi Gavin.

"Ya, gimana Van?" Gavin meletakkan tabnya di meja.

"Saya sudah menghubungi Nadhira dan sudah menjadwalkan pertemuan sesuai yang bapak perintahkan," ujar Evan memberi laporan.

"Oke good." Gavin melihat jam tangannya "Kamu boleh pulang sekarang Van," lanjutnya.

"Baik pak, selamat malam." Evan membungkukkan badannya.

Gavin hanya membalas dengan anggukan kepala, setelah Evan keluar dari ruangannya, Gavin beranjak dari duduknya dan memasang jas nya lalu keluar dari ruangannya.

Malam ini, ia akan bertemu dengan Mikhaila Rossa Permadi. Perempuan cantik yang akhir-akhir ini sering ia temui. Sudah pukul delapan malam, dan saat Gavin sampai disana ia sudah melihat Mikha menunggunya.

"Hai Vin," sapa Mikha lebih dulu saat melihat Gavin menghampirinya.

"Hai, udah lama?" balas Gavin setelah duduk di seberang Mikha.

"Engga, baru sampai juga kok." Mikha terus memperlihatkan senyum manisnya, sangat jelas terlihat ia menyukai Gavin.

"Udah pesan?" tanya Gavin.

"Udah, aku pesanin kamu kaya biasa. Atau mau ganti?"

"Oh engga Mik, itu aja." Gavin sedikit tersenyum untuk membalas Mikha yang sejak tadi tersenyum padanya.

"Vin aku suka banget baca w*****n keluaran dari XIGO loh, apalagi yang masih on going, bagus-bagus semua." Mikha memulai topik pembicaraan untuk memecah kecanggungan.

"Oh ya? Saya jarang banget dengar orang baca w*****nnya, bahkan sebenarnya departemen w*****n itu sudah sulit bertahan di perusahaan karena peminatnya sedikit."

"Serius peminatnya sedikit? Padahal webtoonnya bagus-bagus," komentar Mikha yang merasa sangat heran.

"Kalah saing sama perusahaan sebelah sepertinya," jawab Gavin bercanda.

Mereka terus berbincang hingga hidangan tiba, Gavin sudah tidak terlihat canggung dipertemuan ketiga nya dengan Mikha ini.

Mikhaila adalah perempuan yang Sarah pilih untuk menjadi istri Gavin, Sarah sangat risau melihat cucunya yang sudah berusia tiga puluh tahun sama sekali belum pernah memperkenalkan seorang wanita pada keluarganya. Oleh sebab itu Sarah memperkenalkan Mikhaila pada Gavin.

Sebenarnya sudah dari dulu Sarah ribut memilihkan jodoh untuk Gavin dan meminta Gavin melakukakan kencan buta, namun baru kali ini Gavin bersedia menemui perempuan yang disarankan oleh Sarah.

"Vin," panggil Mikha setelah selesai makan.

"Ya?" tanya Gavin lembut yang makin membuat Mikha jatuh cinta.

Baru saja Mikha membuka mulut untuk melanjutkan pembicaraan, namun tiba-tiba ponsel Gavin berbunyi yang otomatis membuat Mikha terdiam.

"Maaf saya angkat telepon dulu." Gavin mengeluarkan ponselnya dari saku jas nya.

Mikha mengangguk pertanda mempersilahkan Gavin mengangkat telepon.

"Halo Van, ada apa?" tanya Gavin setelah menerima panggilan.

"Saya tadi baca pesan bapak yang meminta saya untuk menelepon bapak jam setengah sembilan," ucap Evan diseberang telepon.

"Oh iya Van saya segera kesana," jawab Gavin.

"Maaf pak." belum selesai Evan berbicara, Gavin sudah memutus panggilannya.

Di tengah makannya tadi, Gavin menyempatkan untuk mengirim pesan pada Evan. Pesan itu berisi perintah "telepon saya jam setengah sembilan, penting"

Hal itu Gavin lakukan agar memiliki alasan untuk mengakhiri makan malamnya dengan Mikhaila lebih cepat, ia tidak nyaman jika berlama-lama dengan Mikhaila walaupun di luar ia terlihat sangat nyaman.

"Mikha, maaf sekali saya ada urusan mendesak. Saya harus pergi sekarang," ucap Gavin sembari memasukkan ponselnya ke saku jas lagi.

"Penting banget?" tanya Mikha terlihat kecewa.

"Iya, maaf ya saya ngga bisa antar kamu pulang," ujar Gavin berpura-pura merasa bersalah padahal ini di sengaja olehnya.

"Boleh ngga aku ikut kamu aja?" tanya Mikha yang membuat Gavin bingung harus merespons apa, ini tidak menyangka Mikha akan seperti itu.

"Lebih baik kamu pulang aja Mik, kamu baru selesai shooting tadi langsung kesini kan? Lebih baik pulang, istirahat." Gavin berlagak perhatian pada Mikha.

Ponsel Gavin berdering lagi, panggilan tersebut dari Evan. Rupanya Evan bingung dengan perintah bos nya, ia bingung kenapa Gavin memberi perintah untuk meneleponnya pukul setengah sembilan, dan ia semakin bingung saat Gavin mengatakan "saya segera kesana" oleh karena itu kini Evan menelepon Gavin lagi untuk bertanya.

"Ini Evan sudah telepon saya lagi, saya harus segera pergi." Gavin memanfaatkan panggilan dari Evan yang datang tepat waktu.

"Yaudah kamu hati-hati ya," jawab Mikha dengan wajah kecewanya.

Gavin tak menjawab, ia mengeluarkan dompetnya lalu menyerahkan beberapa lembar uang ke hadapan Mikha.

"Bayar pakai ini ya nanti, saya pergi dulu." Gavin buru-buru berdiri setelah menyerahkan uang pada Mikha, lalu pergi tanpa melihat Mikha lagi.

Mikha terlihat sangat kesal karena Gavin pergi terlalu cepat, ia mengepalkan tangannya dan menggebrak meja di depannya yang membuat orang-orang melihatnya.

"Gue ngga akan biarin lo lepas dari gue Vin," ucap Mikha pelan namun penuh penekanan.

Related chapters

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Pertemuan Setelah Sekian Lama

    "Selamat pagi oma," sapa Gavin saat melihat Sarah sudah siap di meja makan seorang diri."Pagi cucu oma yang paling tampan, tumben pagi-pagi makan kesini. Datang paling awal lagi, biasanya juga paling akhir." Sarah berbicara sambil menyeruput teh nya."Iya oma pengen makan disini aja hari ini." Gavin mengambil tempat di seberang omanya."Oh iya oma baru ingat, kamu kenapa kemarin ngga antar Mikha pulang? Dia sedih banget lho." Sarah menatap tajam pada cucunya itu."Aku ada kerjaan oma," ujar Gavin santai."Kerjaan apa? Oma lihat kemarin kamu jam sembilan sudah dirumah.""Ya kan kerjaannya emang di rumah, ngga melulu di kantor," jawab Gavin terus memberi alasan."Alasan aja kamu ini, kalau gitu nanti malam oma minta kamu luangkan waktu. Oma udah undang keluarga Mikha kesini nanti malam.""Kalau ngga bisa?" tanya Gavin yang benar-benar malas untuk memenuhi permintaan Sarah."Harus bisa, oma ngga mau tahu," sahut Sarah penuh penekanan."Oma, aku makan duluan ya mau berangkat lebih awal,"

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Memanfaatkan Keadaan

    Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit dan Gavin saat ini sedang sibuk bersiap untuk datang ke rumah keluarganya menghadiri acara yang dikatakan Sarah tadi pagi.Tok...tok...tokMendengar suara ketukan pintu, Gavin berjalan ke arah pintu kamarnya masih sambil mengancingkan kemejanya. Setelah membuka pintu ia melihat Bi Santi disana."Mas Evan sudah datang mas, sama saya sekalian mau pamit," jawab Santi dengan lembut."Oh iya bi, sudah jam delapan Bi Santi boleh pulang. Terima kasih ya bi." Gavin berbicara dengan sangat ramah dan tulus pada Santi.Setelah diizinkan pulang, Santi pun segera berjalan meninggalkan Gavin yang masih terdiam di depan kamarnya. Gavin menghela nafas beberapa kali, lalu tak lama ia menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu nya, tempat dimana Evan dan Sabil sudah menunggu.Melihat Gavin yang berjalan menuruni tangga, Evan refleks berdiri dari duduknya dan melihat itu tanpa sadar Sabil mengikutinya."Hai," sapa Gavin setela

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jebakan Mantan

    Malas untuk berdebat lagi, Gavin memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Ia menarik Sabil untuk keluar dari rumah keluarganya meninggalkan kekacuan yang ia buat.Sesampainya di depan rumah Gavin, Sabil menepis genggaman tangan Gavin dengan kasar. Kini mereka berdiri saling berhadapan.Plakk..Sabil melayangkan tamparan keras ke pipi kiri Gavin, ia benar-benar tidak terima dengan kelancangan Gavin tadi."Menikah bulan depan kata lo? Bisa-bisanya ngomong kaya gitu? Udah gila ya lo?" bentak Sabil berapi-api, ia tidak peduli jika ada yang mendengar."Bil kita bukan orang asing," ujar Gavin dengan santainya."Ya terus? Kalau bukan orang asing bisa seenaknya ngajak nikah gitu? Vin, lo serius sama yang lo bilang tadi? Lo cuma mau meredam keluarga lo aja kan supaya ngga lanjutin perjodohan?" Sabil berbicara dengan sedikit halus kali ini."Engga, aku serius mau menikah sama kamu." Gavin masih dengan santainya menjawab pertanyaan Sabil."Udah gila nih orang," ucap Sabil menatap sinis pria di d

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Keputusan Sabil

    Sabil berbaring di ranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya, ia terus terbayang wajah Gavin. Entah mengapa wajah itu terus menganggunya."Orang udah lost contact lebih dari sepuluh tahun pakai ditanya masih ada rasa ngga? Aneh banget Gavin," ujar Sabil berbicara sendiri.Lagi-lagi Sabil terdiam menatap ke atas, ia benar-benar dibuat tidak tenang karena Gavin. Ia bingung harus menerima tawaran Gavin atau tidak, karena baginya pernikahan bukan untuk dipermainkan.Namun di satu sisi, hanya Gavin yang bisa membantunya saat ini. Jika ia tidak menerima tawaran Gavin maka ia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan karirnya."Seorang cowok dijodohin sama cewek secantik Mikhaila Permadi ngga mau, ada yang ngga beres sama Gavin."Saat ribut dengan pikirannya sendiri, Sabil dikejutkan dengan dering ponselnya yang sangat nyaring. Masih dengan berbaring, Sabil mengambil ponselnya."Amy? Mau ngajak ribut malam-malam nih orang." Sabil menerima panggilan itu walaupun sangat malas dengan Amy."Halo

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Officially

    Sabil melajukan mobilnya dengan sangat kencang, di tengah perjalanan Sabil mencari-cari ponselnya namun tak kunjung menemukannya. Padahal ia akan menghubungi Gavin, untuk bertanya apakah dia punya waktu luang.Sekitar lima belas menit akhirnya Sabil sampai di XIGO, kantor Gavin. Saat menuju basement, Sabil melihat banyak wartawan terlantar di depan perusahaan. Ia tahu, ini pasti karena berita dating Gavin dengan seorang selebriti. Sabil pun tersenyum sinis saat memikirkannya.Setelah selesai memarkir mobil, Sabil segera masuk, namun ia tiba-tiba berhenti saat menyadari penampilannya yang masih memakai kaos dan celana pendek. Hal itu membuatnya ragu harus melanjutkan atau tidak."Bodo amat deh, pakai kaya gini juga masih kelihatan cantik kok gue," ucap Sabil sangat percaya diri.Kini sampailah Sabil di pintu masuk karyawan yang dijaga oleh tim keamanan."Selamat pagi mbak, maaf sebelumnya tapi saat ini yang boleh masuk ke kantor hanya karyawan saja," ucap salah satu pria muda megusir S

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Batalkan Pernikahan

    "Dari mana Vin?" tanya Sarah sudah duduk di sofa ruang tamu di rumah Gavin."Oma ngagetin aja." Gavin mengelus dadanya."Dari mana?" tanya Sarah lagi."Dari rumah Sabil," jawab Gavin santai, tak berusaha menyembunyikan."Kamu mau nekat nikahin dia? Ngga mau dengarin Oma?" tanya sarah mengintimidasi."Oma, Sabil perempuan baik kok. Kalau Oma udah kenal, aku yakin oma pasti suka." Gavin mengambil tempat di samping Sarah."Oma tahu dia baik, tapi baik aja ngga cukup untuk masuk ke keluarga ini. Dia harus punya keluarga yang--" ucap Sarah dipotong oleh Gavin."Keluarga terpandang maksud oma? Buat apa sih oma? Keluarga kita udah cukup baik, ngga perlu dukungan keluarga lain, sebenarnya oma mau cari apa sih?" "Vin, keluarga konglomerat baiknya menikah dengan sesama konglomerat. Agar ngga ada yang dimanfaatkan, Mikha kurangnya apa sih Vin sampai kamu ngga mau? Kalau jadi kamu, sekalipun oma sedang punya pacar terus tiba-tiba ditawarin cowok yang lebih tampan, lebih kaya, lebih terpandang, o

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jadi Menikah

    "Vin." Sabil kebingungan melihat Gavin yang berdiri sambil melamun dan sama sekali tak merespons panggilannya."Gavin," panggil Sabil lagi disertai dengan tepukan di lengan Gavin.Tepukan Sabil di lengan Gavin akhirnya berhasil menyadarkan laki-laki yang melamun cukup lama itu. Gavin yang tersadar merasa seolah telah terjatuh setelah terbang tinggi. Melihat Sabil memohon padanya untuk tetap melanjutkan pernikahan sampai berderai air mata tadi ternyata hanya khayalannya."Ternyata cuma khayalan ku," ujar Gavin dalam hati."Lo kenapa sih Vin? Kaya bingung gitu?" tanya Sabil penasaran."Aku dari tadi ngga ngomong apa-apa kan ke kamu Bil?" tanya Gavin memastikan apa yang ia rasakan tadi tidak terjadi, hanya khayalannya saja."Engga, dari gue datang lo berdiri terus diam aja. Kenapa? Lo ada masalah?" tanya Sabil begitu perhatian."Sama sekali ngga ada kok, cuma capek aja banyak kerjaan. Oh iya kamu kenapa kesini?""Eee gue cuma mau mastiin, lo nikahin gue cuma buat meredam keluarga lo yang

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Nasib Buruk

    Sabila Ayu Nathania adalah atlet bulutangkis nasional, ia salah satu atlet dengan prestasi yang cemerlang dalam Tim Nasional Bulutangkis Indonesia. Sabil masuk ke pelatnas pada tahun 2011 saat itu ia berusia tujuh belas tahun. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bersinar.Sudah empat belas tahun Sabil menjadi atlet bulutangkis, dan selama empat belas tahun itu karirnya sangat gemilang dengan siapa pun pasangannya. Namun di paruh kedua 2023 secara mengejutkan Sabil dan Nadhira tidak pernah meraih gelar sekalipun sekalipun dan sering tersingkir di babak awal dan hal itu akhirnya mengakibatkan Sabil di degradasi.Sabil pun merasa ia tidak pantas jika sampai di degra hanya karena pertimbangan enam bulan, namun ia sadar tidak ada yang bisa membantunya dan ia harus menerima ini. Kini Sabil datang ke pelatnas lagi untuk mengambil barang-barangnya untuk dibawa pulang karena ia sudah tidak bisa tinggal disini lagi."Eh ada yang mau pindahan nih," ujar seseorang yang berdiri di depan pintu.Sa

Latest chapter

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jadi Menikah

    "Vin." Sabil kebingungan melihat Gavin yang berdiri sambil melamun dan sama sekali tak merespons panggilannya."Gavin," panggil Sabil lagi disertai dengan tepukan di lengan Gavin.Tepukan Sabil di lengan Gavin akhirnya berhasil menyadarkan laki-laki yang melamun cukup lama itu. Gavin yang tersadar merasa seolah telah terjatuh setelah terbang tinggi. Melihat Sabil memohon padanya untuk tetap melanjutkan pernikahan sampai berderai air mata tadi ternyata hanya khayalannya."Ternyata cuma khayalan ku," ujar Gavin dalam hati."Lo kenapa sih Vin? Kaya bingung gitu?" tanya Sabil penasaran."Aku dari tadi ngga ngomong apa-apa kan ke kamu Bil?" tanya Gavin memastikan apa yang ia rasakan tadi tidak terjadi, hanya khayalannya saja."Engga, dari gue datang lo berdiri terus diam aja. Kenapa? Lo ada masalah?" tanya Sabil begitu perhatian."Sama sekali ngga ada kok, cuma capek aja banyak kerjaan. Oh iya kamu kenapa kesini?""Eee gue cuma mau mastiin, lo nikahin gue cuma buat meredam keluarga lo yang

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Batalkan Pernikahan

    "Dari mana Vin?" tanya Sarah sudah duduk di sofa ruang tamu di rumah Gavin."Oma ngagetin aja." Gavin mengelus dadanya."Dari mana?" tanya Sarah lagi."Dari rumah Sabil," jawab Gavin santai, tak berusaha menyembunyikan."Kamu mau nekat nikahin dia? Ngga mau dengarin Oma?" tanya sarah mengintimidasi."Oma, Sabil perempuan baik kok. Kalau Oma udah kenal, aku yakin oma pasti suka." Gavin mengambil tempat di samping Sarah."Oma tahu dia baik, tapi baik aja ngga cukup untuk masuk ke keluarga ini. Dia harus punya keluarga yang--" ucap Sarah dipotong oleh Gavin."Keluarga terpandang maksud oma? Buat apa sih oma? Keluarga kita udah cukup baik, ngga perlu dukungan keluarga lain, sebenarnya oma mau cari apa sih?" "Vin, keluarga konglomerat baiknya menikah dengan sesama konglomerat. Agar ngga ada yang dimanfaatkan, Mikha kurangnya apa sih Vin sampai kamu ngga mau? Kalau jadi kamu, sekalipun oma sedang punya pacar terus tiba-tiba ditawarin cowok yang lebih tampan, lebih kaya, lebih terpandang, o

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Officially

    Sabil melajukan mobilnya dengan sangat kencang, di tengah perjalanan Sabil mencari-cari ponselnya namun tak kunjung menemukannya. Padahal ia akan menghubungi Gavin, untuk bertanya apakah dia punya waktu luang.Sekitar lima belas menit akhirnya Sabil sampai di XIGO, kantor Gavin. Saat menuju basement, Sabil melihat banyak wartawan terlantar di depan perusahaan. Ia tahu, ini pasti karena berita dating Gavin dengan seorang selebriti. Sabil pun tersenyum sinis saat memikirkannya.Setelah selesai memarkir mobil, Sabil segera masuk, namun ia tiba-tiba berhenti saat menyadari penampilannya yang masih memakai kaos dan celana pendek. Hal itu membuatnya ragu harus melanjutkan atau tidak."Bodo amat deh, pakai kaya gini juga masih kelihatan cantik kok gue," ucap Sabil sangat percaya diri.Kini sampailah Sabil di pintu masuk karyawan yang dijaga oleh tim keamanan."Selamat pagi mbak, maaf sebelumnya tapi saat ini yang boleh masuk ke kantor hanya karyawan saja," ucap salah satu pria muda megusir S

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Keputusan Sabil

    Sabil berbaring di ranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya, ia terus terbayang wajah Gavin. Entah mengapa wajah itu terus menganggunya."Orang udah lost contact lebih dari sepuluh tahun pakai ditanya masih ada rasa ngga? Aneh banget Gavin," ujar Sabil berbicara sendiri.Lagi-lagi Sabil terdiam menatap ke atas, ia benar-benar dibuat tidak tenang karena Gavin. Ia bingung harus menerima tawaran Gavin atau tidak, karena baginya pernikahan bukan untuk dipermainkan.Namun di satu sisi, hanya Gavin yang bisa membantunya saat ini. Jika ia tidak menerima tawaran Gavin maka ia tidak tahu harus bagaimana melanjutkan karirnya."Seorang cowok dijodohin sama cewek secantik Mikhaila Permadi ngga mau, ada yang ngga beres sama Gavin."Saat ribut dengan pikirannya sendiri, Sabil dikejutkan dengan dering ponselnya yang sangat nyaring. Masih dengan berbaring, Sabil mengambil ponselnya."Amy? Mau ngajak ribut malam-malam nih orang." Sabil menerima panggilan itu walaupun sangat malas dengan Amy."Halo

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Jebakan Mantan

    Malas untuk berdebat lagi, Gavin memutuskan untuk pergi dari ruangan itu. Ia menarik Sabil untuk keluar dari rumah keluarganya meninggalkan kekacuan yang ia buat.Sesampainya di depan rumah Gavin, Sabil menepis genggaman tangan Gavin dengan kasar. Kini mereka berdiri saling berhadapan.Plakk..Sabil melayangkan tamparan keras ke pipi kiri Gavin, ia benar-benar tidak terima dengan kelancangan Gavin tadi."Menikah bulan depan kata lo? Bisa-bisanya ngomong kaya gitu? Udah gila ya lo?" bentak Sabil berapi-api, ia tidak peduli jika ada yang mendengar."Bil kita bukan orang asing," ujar Gavin dengan santainya."Ya terus? Kalau bukan orang asing bisa seenaknya ngajak nikah gitu? Vin, lo serius sama yang lo bilang tadi? Lo cuma mau meredam keluarga lo aja kan supaya ngga lanjutin perjodohan?" Sabil berbicara dengan sedikit halus kali ini."Engga, aku serius mau menikah sama kamu." Gavin masih dengan santainya menjawab pertanyaan Sabil."Udah gila nih orang," ucap Sabil menatap sinis pria di d

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Memanfaatkan Keadaan

    Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit dan Gavin saat ini sedang sibuk bersiap untuk datang ke rumah keluarganya menghadiri acara yang dikatakan Sarah tadi pagi.Tok...tok...tokMendengar suara ketukan pintu, Gavin berjalan ke arah pintu kamarnya masih sambil mengancingkan kemejanya. Setelah membuka pintu ia melihat Bi Santi disana."Mas Evan sudah datang mas, sama saya sekalian mau pamit," jawab Santi dengan lembut."Oh iya bi, sudah jam delapan Bi Santi boleh pulang. Terima kasih ya bi." Gavin berbicara dengan sangat ramah dan tulus pada Santi.Setelah diizinkan pulang, Santi pun segera berjalan meninggalkan Gavin yang masih terdiam di depan kamarnya. Gavin menghela nafas beberapa kali, lalu tak lama ia menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu nya, tempat dimana Evan dan Sabil sudah menunggu.Melihat Gavin yang berjalan menuruni tangga, Evan refleks berdiri dari duduknya dan melihat itu tanpa sadar Sabil mengikutinya."Hai," sapa Gavin setela

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Pertemuan Setelah Sekian Lama

    "Selamat pagi oma," sapa Gavin saat melihat Sarah sudah siap di meja makan seorang diri."Pagi cucu oma yang paling tampan, tumben pagi-pagi makan kesini. Datang paling awal lagi, biasanya juga paling akhir." Sarah berbicara sambil menyeruput teh nya."Iya oma pengen makan disini aja hari ini." Gavin mengambil tempat di seberang omanya."Oh iya oma baru ingat, kamu kenapa kemarin ngga antar Mikha pulang? Dia sedih banget lho." Sarah menatap tajam pada cucunya itu."Aku ada kerjaan oma," ujar Gavin santai."Kerjaan apa? Oma lihat kemarin kamu jam sembilan sudah dirumah.""Ya kan kerjaannya emang di rumah, ngga melulu di kantor," jawab Gavin terus memberi alasan."Alasan aja kamu ini, kalau gitu nanti malam oma minta kamu luangkan waktu. Oma udah undang keluarga Mikha kesini nanti malam.""Kalau ngga bisa?" tanya Gavin yang benar-benar malas untuk memenuhi permintaan Sarah."Harus bisa, oma ngga mau tahu," sahut Sarah penuh penekanan."Oma, aku makan duluan ya mau berangkat lebih awal,"

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Harapan

    Berita pengunduran diri Nadhira sudah beredar di sosial media, para pecinta bulutangkis menganggap Nadhira mengambil keputusan yang tepat. Sejak berita degradasi Sabil, para badminton lovers sudah ramai membicarakan solusi agar keduanya tetap bisa bermain yaitu dengan Nadhira harus keluar dari pelatnas.Setelah mendatangi club masing-masing, Nadhira dan Sabil memutuskan untuk berlatih di PB IGNIS club besar tempat dimana Sabil berasal. Mereka memilih berlatih di PB IGNIS karena fasilitas di club tersebut lebih lengkap dan teman sparing yang lebih berkualitas.Sabil pikir semua akan mudah setelah Nadhira keluar dari pelatnas tapi ternyata kini mereka kesulitan mendapat sponsor, banyak perusahaan menolak memberi sponsor dengan berbagai alasan padahal keduanya masih menjadi ganda putri nomor satu dunia."Nduk ada apa to? Kok sedih lagi?" tanya Winda, ibunya Sabil."Sabil ngga dapat sponsor bu," jawab Sabil dengan pandangan kosong."Sabar aja dulu, nanti pasti ada. Masa atlet hebat kaya k

  • Menikahi Mantan Demi Karir   Nasib Buruk

    Sabila Ayu Nathania adalah atlet bulutangkis nasional, ia salah satu atlet dengan prestasi yang cemerlang dalam Tim Nasional Bulutangkis Indonesia. Sabil masuk ke pelatnas pada tahun 2011 saat itu ia berusia tujuh belas tahun. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bersinar.Sudah empat belas tahun Sabil menjadi atlet bulutangkis, dan selama empat belas tahun itu karirnya sangat gemilang dengan siapa pun pasangannya. Namun di paruh kedua 2023 secara mengejutkan Sabil dan Nadhira tidak pernah meraih gelar sekalipun sekalipun dan sering tersingkir di babak awal dan hal itu akhirnya mengakibatkan Sabil di degradasi.Sabil pun merasa ia tidak pantas jika sampai di degra hanya karena pertimbangan enam bulan, namun ia sadar tidak ada yang bisa membantunya dan ia harus menerima ini. Kini Sabil datang ke pelatnas lagi untuk mengambil barang-barangnya untuk dibawa pulang karena ia sudah tidak bisa tinggal disini lagi."Eh ada yang mau pindahan nih," ujar seseorang yang berdiri di depan pintu.Sa

DMCA.com Protection Status