Menikahi Gadis Desa

Menikahi Gadis Desa

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-30
Oleh:  Nisa Nurpasa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8.9
13 Peringkat. 13 Ulasan-ulasan
14Bab
3.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sarah Larasati, terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria kota bernama Fabian Aditama. Bukan tanpa alasan ia menerima perjodohan ini, hutang sang ayah lah yang menjadi penyebabnya. Akankah Sarah hidup bahagia bersama pasangannya kelak? Atau hanya penderitaan yang akan mengisi hidupnya kelak

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1 : Sah

Sarah menatap lirih pada wajah Ayahnya yang sudah tak lagi muda. Hari ini tepatnya, ia akan diboyong oleh keluarga barunya ke Kota Jakarta. Sebenarnya, Sarah tidak tega meninggalkan sang Ayah sendiri di desa. Namun, Ayahnya tetap keukeuh tidak ingin ikut pergi ke Kota dengan alasan mendiang Ibunya.“Ayah benar akan tinggal sendirian di rumah ini?” tanya Sarah ragu.Tangan Ayahnya yang sudah mulai keriput itu membelai wajah Sarah lembut.“Sudah Sarah, cepat kau pergilah. Suamimu sudah menunggu disana.” ujar Ayahnya yang bernama Soni.“Ayah harus sehat terus, Sarah khawatir dengan kondisi kesehatan Ayah.” gumam Sarah lirih.Pria paruh baya itu tersenyum lembut seraya mengelus rambut putri semata wayangnya dengan penuh kasih sayang. Kini, putrinya sudah menjadi seorang istri. Dirinya sudah bukan lagi tanggung jawab Sarah. Sebenarnya, ia begitu berat untuk melepas Sarah ke Kota. Namun, apalah daya, karena hutangnya kini dengan terpaksa p

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Aprilia Choi
kisah yang bagus sekali, alurnya juga menarik. saling dukung yuk kak, jangan lupa mampir ke ceritaku ...
2022-05-13 17:06:15
0
user avatar
agneslovely2014
Semangat Kak, menarik juga ceritanya tentang toxic marriage semoga happy ending
2022-05-06 23:00:08
1
user avatar
KINOSANN
lanjutttttt
2022-04-30 16:59:49
1
user avatar
Nisa Nurpasa
Halo! selamat siang semuanya.. Sebelumnya aku minta maaf karena baru bisa update novel Menikahi Gadis Desa lagi.. Jangan lupa dukung terus karyaku ya! Happy reading all ...
2022-04-30 10:32:06
2
user avatar
Shalltier R
banyakin donk kak updatenya,!!
2022-03-31 19:08:25
1
user avatar
Ann
sering" update kak!!
2022-03-30 02:12:47
1
user avatar
Bruce Stelle lee
semangat arti sebuah perbedaan
2022-03-20 18:02:37
1
user avatar
Shalltier R
bagus ceritanya!!! mau tau kelanjutannya,sering" udate kak!!
2022-03-20 12:11:09
1
user avatar
Ann
semangat kak!!
2022-03-20 12:09:52
1
user avatar
Ann
semangat updatenya kak
2022-03-20 12:08:21
1
user avatar
Nisa Nurpasa
Semoga para readers bisa bijak berpendapat ya. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang dapat menjatuhkan seseorang ...
2022-03-13 13:34:18
2
user avatar
Nisa Nurpasa
Selamat datang di cerita pertamaku ... semoga suka dengan alur ceritanya ... jangan lupa vote nya ...
2022-03-12 20:22:34
1
default avatar
Flowrencia
Lain kali yg sopan ya! Jangan promo di lapak author lain! Nyebelin bgt.
2022-03-13 09:20:18
0
14 Bab

Bab 1 : Sah

Sarah menatap lirih pada wajah Ayahnya yang sudah tak lagi muda. Hari ini tepatnya, ia akan diboyong oleh keluarga barunya ke Kota Jakarta. Sebenarnya, Sarah tidak tega meninggalkan sang Ayah sendiri di desa. Namun, Ayahnya tetap keukeuh tidak ingin ikut pergi ke Kota dengan alasan mendiang Ibunya.“Ayah benar akan tinggal sendirian di rumah ini?” tanya Sarah ragu.Tangan Ayahnya yang sudah mulai keriput itu membelai wajah Sarah lembut.“Sudah Sarah, cepat kau pergilah. Suamimu sudah menunggu disana.” ujar Ayahnya yang bernama Soni.“Ayah harus sehat terus, Sarah khawatir dengan kondisi kesehatan Ayah.” gumam Sarah lirih.Pria paruh baya itu tersenyum lembut seraya mengelus rambut putri semata wayangnya dengan penuh kasih sayang. Kini, putrinya sudah menjadi seorang istri. Dirinya sudah bukan lagi tanggung jawab Sarah. Sebenarnya, ia begitu berat untuk melepas Sarah ke Kota. Namun, apalah daya, karena hutangnya kini dengan terpaksa p
Baca selengkapnya

Bab Dua : Kehidupan Baru

Sarah menegeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil. Perempuan itu menatap suaminya yang tak lain Fabian tengah memperhatikan laptop dengan pandangan serius. Saat ia akan duduk di atas ranjang, terdengar suara Fabian yang membuatnya terdiam kaku.“Siapa yang suruh kamu duduk disini?” tanya Fabian dengan datar.“T-terus aku tidur dimana Mas?” tanya Sarah dengan suara pelan.“Lantai.” Jawab pria itu acuh.“H-hah?” pekik Sarah tidak percaya.Jujur saja, meskipun Sarah berasal dari keluarga yang sederhana, ia tidak pernah tidur di lantai. Kecuali ada sebuah karpet atau kasur kecil yang menjadi alasnya.“Kenapa? Nggak mau?” tanya Fabian sinis.Sontak Sarah menggelengkan kepalanya. Mau bagaimanapun, ia harus menuruti setiap ucapan suaminya. Sarah akan selalu berbakti kepada Fabian, sekali pun itu menyakiti perasaannya. Sarah akan selalu mengingat nasihat Ayahnya.Karena sudah lelah dan sedikit menga
Baca selengkapnya

Bab Tiga : Kepergok

Fabian menatap perempuan yang kini tertidur pulas di ruang tamu dengan pandangan datar. Harus berapa ratus kali ia memperingatkan perempuan itu agar tidak mencampuri urusannya? Lihatlah sekarang, perempuan itu malah menunggunya di ruang tamu sampai membuatnya tertidur.“Ck, keras kepala.” maki Fabian pada istrinya.Dengan terpaksa pria itu membawa tubuh ramping Sarah ala bridal style ke dalam kamar. Dengan tidak berperasaan pria itu menjatuhkan Sarah sampai membuat perempuan itu memekik kesakitan.“Awwsshh,” desis Sarah menahan sakit di seluruh tubuhnya.“Mas kenapa jatuhin Sarah?” dengan kesal Sarah bertanya seperti itu.Fabian balik menatap Sarah dengan wajah datar khasnya. “Aku tidak sudi menyentuh kamu.”Krek! Hati Sarah seperti dipatahkan begitu saja setelah mendengar perkataan menyakitkan yang dilontarkan suaminya. Sarah menundukkan wajahnya menenggelamkannya pada lipatan kaki. Sarah jadi merin
Baca selengkapnya

Bab Empat : Tetangga Mesum

Sarah terbangun dari tidur nyenyaknya. Setelah mengumpulkan nyawanya, perempuan itu beranjak dari kasur, tak lupa membereskan kamar barunya. Perlahan kakinya melangkah keluar kamar menuju kamar mandi. Setelah menghabiskan kurang lebih sepuluh menit di kamar mandi, kini Sarah melangkah menuju dapur. Tangannya membuka pintu kulkas, seketika kedua matanya melotot sempurna. Dirinya tidak menemukan satu bahan makanan pun untuk diolah.Dengan langkah ragu, Sarah melangkah mendekati kamar suaminya. Tangannya perlahan mengetuk pintu kamar bercat cokelat itu dengan pelan.Tok tok tok! “Mas,” panggil Sarah sedikit berteriak karena tidak mendapati respon apapun.Tak lama kemudian, pintu di depannya terbuka dan menampilkan wajah bantal sang suami. Namun, wajah Fabian terlalu tampan dan sempurna untuk dilihat sepagi ini. Bahkan, Sarah sampai tidak berkedip sedikit pun dibuatnya.“Apa?!” tanya pria itu sewot. Merasa karena tidurnya terganggu
Baca selengkapnya

Bab Lima : Club

Malam harinya, Sarah duduk di depan televisi yang ukurannya saja bahkan membuat mulut perempuan itu terbuka. Sesekali kekehan kecil keluar dari mulut perempuan desa itu. Tangannya kembali memasukkan snack yang ia beli tadi di super market.Ceklek! Suara decitan pintu kamar yang terbuka mampu mengalihkan atensi Sarah dari tayangan televisi. Perempuan itu meneliti penampilan suaminya yang terlihat kasual dan tentunya terlihat sangat tampan serta menawan.“Mas mau kemana? Ini sudah malam.” ujar Sarah seraya beranjak dari duduknya.Fabian menghentikkan langkahnya sejenak dtanpa membalikkan tubuhnya yang tegap. Ia terlalu malas jika harus kembali berhadapan dengan gadis desa yang selalu membuatnya kesal itu.“Mau kemana Mas?” tanya Sarah lagi saat perempuan itu tidak mendapati jawaban apa pun.“Bukan urusan kamu.” jawab Fabian dengan nada terdengar dingin.“Jangan menungguku pulang!” lanjutnya lagi."Aku tidak
Baca selengkapnya

Bab Enam : Tingkah Angel

Seorang gadis kecil berlari menuju ke arah Fabian dengan wajah memerah menahan kesal. Setelah ia sampai tepat di hadapan pria itu, gadis kecil itu melipat kedua tangannya di depan dada. Agaknya, dia sedang menahan amarahnya.“Om, kenapa Tante jelek itu ada disini sih?” tanya gadis kecil itu yang tak lain ialah Angel, keponakannya.Fabian membawa tubuh mungil Angel ke atas pangkuannya. Pria itu menatap wajah marah sang keponakan dengan menahan gemas.“Memangnya kenapa, hm?” tanya Fabian mencoba menggoda keponakannya.Angel membuang mukanya saat Fabian dengan sengaja memegang kedua pipinya. Dengan cepat gadis kecil itu menepis tangan Fabian.“Angel nggak suka dia ada disini, Om suka cuekin Angel kalo ada Tante jelek.” omel Angel dengan wajah cemberut yang tampak menggemaskan dimata Fabian.Mila, yang mendengar penuturan bocah kecil itu hanya mampu tersenyum menahan amarahnya. Bagaimana pun juga, ia harus bisa mengambil hati sa
Baca selengkapnya

Bab Tujuh : Kerapuhan Angel

Hari ini, Sarah akan menjemput keponakannya yang tak lain ialah Angel. Saat dirinya sedang mencuci pakaian, kakak iparnya memberikan pesan dan mengatakan dalam pesan itu jika Angel meminta dirinya untuk menjemputnya.Sarah mematut penampilannya lewat cermin lemarinya yang berukuran cukup besar. Setelah dirasa cocok dengan penampilannya, Sarah pun meraih tasnya dan melampirkannya di bahu. Tak lupa, perempuan itu mengunci apartemen milik suaminya.Sarah berjalan di lorong apartemen dan memasuki lift. Di dalam lift, terdapat tiga orang termasuk dirinya. Setelah memencet tombol lift, Sarah pun diam menunggu lift tersebut sampai menuju lantai tujuannya.“Dad, aku ingin mempunyai Mommy baru,” cicit seorang anak kecil yang berusia sekitar 7 tahunan.Sontak pria di sebelahnya melirik putranya dan menghela napas lelah. Sudah berulang kali putranya itu berkata ingin memiliki Ibu baru kepadanya. Bukannya tak ingin mengabulkan, hanya saja ia yang belum siap m
Baca selengkapnya

Bab Delapan : Kemarahan Fabian

Setelah menjemput keponakannya, kini Sarah dan Angel sedang berada di sebuah Mall besar yang ada di Kota Jakarta. Terlihat sekali rasa senang dan bahagia dari raut wajah Angel. Sarah pun tak kuasa menahan senyumnya.Salah satu tangannya yang digenggam oleh Angel ditarik menuju sebuah tempat bermain atau yang kerap kali disebut ‘Time zone’. Setelah sampai di dalam time zone, Angel pun melepaskan genggaman tangannya.“Tante, aku mau main itu.,” ucap Angel seraya menunjuk salah satu permainan yang ada disana.“Ayok kita kesana.” ajak Sarah seraya berjalan menuntun Angel.Angel pun mencoba berbagai permainan yang ada di time zone, tentu saja dalam pengawasan Sarah. Sarah tidak akan membiarkan keponakannya itu terluka, walau sedikit pun. Tak terasa, kini mereka sudah menghabiskan waktu selama dua jam.“Tante, aku lapar,” rengek Angel manja, tak lupa tangannya yang mengelus perutnya.“Tante juga sudah lapar, ayok kita makan dulu.” ujar
Baca selengkapnya

Bab Sembilan : Rencana Mila

Pagi harinya, Sarah terbangun dengan keadaan tubuh yang seakan remuk. Kemarin, setelah menemani Angel bermain di time zone, Sarah menemani gadis kecil itu les privat di rumah Firman. Setelah mengumpulkan nyawanya, Sarah pun beranjak menuju kamar mandi.Sarah langsung menuju dapur setelah perempuan itu telah menyelesaikan acara mandinya. Perempuan itu membuka kulkas yang sudah berisi banyaknya bahan makanan yang dapat diolah. Tangannya meraih dua butir telur dan daun bawang, serta beberapa rempah-rempah.Dengan telaten dan lihai, Sarah mengupas bawang merah dan rempah-rempah lainnya. Setelah dicuci bersih, Sarah pun mengirisnya tipis-tipis. Sarah menyalakan kompor api dan mulai memasukan bumbu yang telah disiapkannya setelah diberi minyak.Pagi ini Sarah hanya memasak nasi goreng biasa untuk dirinya dan juga suaminya. Setelah nasi goreng tersebut jadi, Sarah pun menuangkannya ke atas dua piring. Harum masakan nasi goreng membuat perut Sarah berbunyi.
Baca selengkapnya

Bab Sepuluh : Merubah Cara Bicara

Fabian mengecup kening Mila cukup lama. Pria itu menatap lekat wajah kekasihnya dengan senyuman hangat. “Kalau begitu, istirahatlah. Besok aku akan menjemputmu.” titah Fabian sebelum pria itu pergi meninggalkan apartemen Mila.“Siap sayang, hati-hati dijalan ya..” ujar Mila seraya melambai-lambaikan tangannya.Setelah punggung Fabian tidak terlihat, Mila tersenyum samar. Wanita itu begitu sangat senang, karena besok ia dan Fabian akan berlibur bersama. Ia harap, sesuatu akan terjadi disana.•••••Fabian mengendarakan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Pria itu melirik arlojinya yang bernilai ratusan juta. Tertera waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. malam. Setelah memarkirkan mobilnya, Fabian pun melangkah memasuki lift.Ceklek! Fabian menyalakan lampu ruang tamu saat pria itu sudah memasuki pintu apartemen. Helaan napas kasar ia hembuskan dengan cepat. Lagi-lagi istrinya itu menunggu kepulangannya. Padahal, sudah ia
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status