Home / Romansa / Menikahi Gadis Desa / Bab Empat : Tetangga Mesum

Share

Bab Empat : Tetangga Mesum

Author: Nisa Nurpasa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sarah terbangun dari tidur nyenyaknya. Setelah mengumpulkan nyawanya, perempuan itu beranjak dari kasur, tak lupa membereskan kamar barunya. Perlahan kakinya melangkah keluar kamar menuju kamar mandi.

Setelah menghabiskan kurang lebih sepuluh menit di kamar mandi, kini Sarah melangkah menuju dapur. Tangannya membuka pintu kulkas, seketika kedua matanya melotot sempurna. Dirinya tidak menemukan satu bahan makanan pun untuk diolah.

Dengan langkah ragu, Sarah melangkah mendekati kamar suaminya. Tangannya perlahan mengetuk pintu kamar bercat cokelat itu dengan pelan.

Tok tok tok!

“Mas,” panggil Sarah sedikit berteriak karena tidak mendapati respon apapun.

Tak lama kemudian, pintu di depannya terbuka dan menampilkan wajah bantal sang suami. Namun, wajah Fabian terlalu tampan dan sempurna untuk dilihat sepagi ini. Bahkan, Sarah sampai tidak berkedip sedikit pun dibuatnya.

“Apa?!” tanya pria itu sewot. Merasa karena tidurnya terganggu oleh dirinya.

“Em, di dapur nggak ada bahan makanan sedikit pun M-mas.” adu Sarah dengan menundukkan kepalanya.

“Terus?” Fabian menaikkan salah satu alisnya menatap perempuan di depannya dengan tatapan jengah.

“Y-ya, a-aku mau minta antar Mas ke super market di dekat sini.” ucap Sarah dengan nada malu-malu.

“Ck, nyusahin.” gerutu Fabian membuat Sarah tidak berani menatap ke arahnya.

“Siap-siap, aku tunggu 5 menit.” titah Fabian seketika membuat Sarah tersenyum walau tipis.

Setelah lima menit kemudian, Sarah dan Fabian sudah bersiap untuk pergi berbelanja menuju super market yang berada di dekat apartemennya. Tentu saja dengan menaiki mobil sport milik Fabian.

Setelah sampai di depan mini market, dengan segera Sarah turun dari mobil diikuti oleh Fabian yang berjalan di belakangnya. Sarah mengambil troli dan mendorongnya kea rah bumbu-bumbu dapur. Perempuan itu dengan cekatan memasukkan beberapa bumbu yang akan dibutuhkannya. Sementara itu Fabian hanya mengekor di belakangnya.

Setelah selesai memasukkan semua bahan kebutuhannya, Sarah kemudian menatap ke arah Fabian yang kini tengah memasukkan beberapa minuman kaleng semacam bir ke dalam troli. Mereka pun menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

“Totalnya lima ratus ribu rupiah Mas,” ujar pegawai tersebut setelah menghitung semua hasil belanjaan Sarah dan Fabian.

Sarah melongo di tempatnya. Perempuan itu benar-benar tidak habis fikir, ternyata berbelanja di pasar memang mampu membuatnya berhemat. Lihatlah, padahal tidak banyak yang dirinya masukkan ke dalam troli saat berbelanja.

Sarah gelagapan saat dirinya ditinggal begitu saja oleh Fabian. Dengan menahan malu dan kesal ia pun sedikit berlari kecil guna mensejajarkan tubuhnya dengan sang suami.

Sarah dan Fabian pun kembali memasuki mobilnya dan melajukan dengan kecepatan sedang menuju apartemen mereka.

•••••

Sarah menuangkan beberapa bumbu yang sudah diuleknya tadi dan memasukkannya ke dalam wajan. Ia berniat untuk membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini. Wangi masakan khas nasi goreng menguar sampai tercium ke ruang tamu.

Fabian yang kini tengah disibukkan oleh beberapa email masuk sontak memejamkan kedua matanya tatkala indra penciumannya mencium wangi masakan yang tengah dimaskaan oleh Sarah. Perutnya yang memang belum diisi apa-apa sontak berbunyi.

“Silahkan Mas, dimakan sarapannya. Semoga suka.” ucap Sarah setelah perempuan itu meletakkan dua buah piring di atas meja.

Karena memang sudah lapar, Fabian pun lantas mencicipi masakan hasil Sarah dan memakannya perlahan. Sarah yang melihat itu pun terdiam seraya mengusap tangannya gugup. Ia sangat ingin tahu reaksi yang diberikan suaminya terhadap masakannya.

“Gimana Mas? Enak?” tanya Sarah mewanti-wanti.

Fabian tidak langsung menjawab pertanyaan yang diberikan Sarah. Tak lama kemudian, pria itu membuka suara.

“Not bad.” gumam Fabian yang masih dapat didengar oleh Sarah.

Sarah menghembuskan napasnya lega. Setidaknya, masakannya tidak terlalu buruk untuk sang suami dan masih layak dimakan. Sarah pun meraih piringnya dan mulai memasukkan nasi goreng tersebut ke dalam mulut.

Hari ini ialah hari minggu, kebetulan Fabian hanya menghabiskan harinya di dalam apartemen. Biasanya, pria itu setiap minggu akan pergi bersama sang pujaan hatinya. Namun, karena tidak ada sang kekasih, Fabian berniat menghabiskan waktunya di apartemen saja.

Berbeda dengan Sarah, kini perempuan itu tengah asik dengan kegiatannya. Apa lagai jika bukan menjemur pakaian. Namun, suara aneh yang didengarnya mampu menghentikkan aktivitas yang dilakukan oleh Sarah.

“Ahh,” terdengar suara desahan yang membuat tubuh Sarah merinding dibuatnya.

“Terus Mashh, cepatt ahh,” desah seseorang lagi membuat Sarah menutup kedua matanya.

Sarah perlahan melangkahkan kakinya maju untuk mengintip siapa yang menyuaran suara desahan seperti tadi. Seketika matanya membola saat melihat pasangan yang terlihat tengah dimabuk asmara itu.

“Aaaaaaaa!!” Sarah berteriak seraya menutup kedua matanya menggunakan tangannya.

Sontak pasangan yang berbuat mesum tadi menghentikkan aktivitasnya sejenak. Keduanya sontak membenarkan pakaian masing-masing yang sudah melorot kemana-mana.

“A-ah, m-maaf jika aku mengganggu.” ujar Sarah menatap kedua orang di depannya dengan pandangan tidak enak.

“Ya ampun, tidak maslaah! Maafkan kami yang sudah membuat matamu kotor.” balas perempuan di depannya seraya tersenyum ramah.

Sementara sang pria hanya mampu menghembuskan napasnya seraya mengusap dadanya sabar yang melihat tingkah absurd istrinya itu. Niatnya ia tadi ingin menjemur pakaian dalam miliknya, namun tiba-tiba saja sang istri datang dan langsung menyerangnya.

“Perkenalkan namaku Indah, dan ini suamiku Saka.” ujar perempuan di depannya seraya mengulurkan salah satu tangannya.

Dengan ragu Sarah menerima uluran tangan perempuan yang bernama Indah itu. Tak lupa senyum tipis tipis ia perlihatkan. Sarah melirik sekilas pada pria yang merupakan suami dari Indah. Wajahnya tampan dan sepertinya dia orang baik.

“Kalau begitu, a-aku permisi masuk dulu.” ujar Sarah seraya melenggang pergi dari hadapan kedua orang itu.

Namun, sebelum Sarah benar-benar pergi dari sana, salah satu tangannya ditahan oleh Indah membuat Sarah menghentikan langkah kakinya serta menatap ke arahnya.

“Aku tinggal di sebelah apartemenmu, jangan lupa mampir ya.” ujarnya dengan nada penuh harap.

Sarah hanya mampu menganggukkan kepalanya singkat. Tidak mungkin juga ‘kan dirinya mengatakan atau menolaknya? Itu akan membuat tetangganya tidak enak hati padanya.

“Ah ya, kalau bisa.. Kapan-kapan mari kita bercinta bersama, kau ajak suamimu.” ucap Indah seraya mengedipkan sebelah matanya genit.

Saka yang melihat tingkah mesum istrinya tidak mampu menggelengkan kepalanya kuat. Ia benar-benar dibuat malu oleh tingkah kemesuman sang istri. Namun tidak apa, dirinya sangat mencintai istrinya itu, tidak rela jika ia berpisah dengan wanitanya.

Sarah dibuat melongo oleh tetangga barunya. Dengan canggung Sarah kembali melangkah memasuki apartemen suaminya. Salah satu tangannya mengusap dadanya yang berdegup kencang.

“Pasangan aneh,” gumam Sarah dengan suara sangat pelan.

Napas perempuan itu tidak beraturan membuat seorang pria yang tak lain ialah Fabian menatapnya dengan tatapan aneh.

“Kenapa kamu?” tanya pria itu dengan nada seuara keras.

“Astagfirullah!” seru Sarah yang kembali dibuat terkejut oleh Fabian-Suaminya.

Bagaimana tidak kaget? Kini Fabian di depannya berdiri tegap dan hanya menggunakan handuk sebatas pinggang saja. B-bagaiman jika handuk itu melorot? Oh tidak, matanya akan kembali tidak suci lagi. Sudah cukup tadi ia melihat pasangan yang sedang berbuat mesum, kini jangan sampai dirinya melihat tubuh menggiurkan suaminya.

Tanpa Sarah sadari, perempuan itu menelan salivanya dengan susah payah.

Related chapters

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Lima : Club

    Malam harinya, Sarah duduk di depan televisi yang ukurannya saja bahkan membuat mulut perempuan itu terbuka. Sesekali kekehan kecil keluar dari mulut perempuan desa itu. Tangannya kembali memasukkan snack yang ia beli tadi di super market.Ceklek! Suara decitan pintu kamar yang terbuka mampu mengalihkan atensi Sarah dari tayangan televisi. Perempuan itu meneliti penampilan suaminya yang terlihat kasual dan tentunya terlihat sangat tampan serta menawan.“Mas mau kemana? Ini sudah malam.” ujar Sarah seraya beranjak dari duduknya.Fabian menghentikkan langkahnya sejenak dtanpa membalikkan tubuhnya yang tegap. Ia terlalu malas jika harus kembali berhadapan dengan gadis desa yang selalu membuatnya kesal itu.“Mau kemana Mas?” tanya Sarah lagi saat perempuan itu tidak mendapati jawaban apa pun.“Bukan urusan kamu.” jawab Fabian dengan nada terdengar dingin.“Jangan menungguku pulang!” lanjutnya lagi."Aku tidak

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Enam : Tingkah Angel

    Seorang gadis kecil berlari menuju ke arah Fabian dengan wajah memerah menahan kesal. Setelah ia sampai tepat di hadapan pria itu, gadis kecil itu melipat kedua tangannya di depan dada. Agaknya, dia sedang menahan amarahnya.“Om, kenapa Tante jelek itu ada disini sih?” tanya gadis kecil itu yang tak lain ialah Angel, keponakannya.Fabian membawa tubuh mungil Angel ke atas pangkuannya. Pria itu menatap wajah marah sang keponakan dengan menahan gemas.“Memangnya kenapa, hm?” tanya Fabian mencoba menggoda keponakannya.Angel membuang mukanya saat Fabian dengan sengaja memegang kedua pipinya. Dengan cepat gadis kecil itu menepis tangan Fabian.“Angel nggak suka dia ada disini, Om suka cuekin Angel kalo ada Tante jelek.” omel Angel dengan wajah cemberut yang tampak menggemaskan dimata Fabian.Mila, yang mendengar penuturan bocah kecil itu hanya mampu tersenyum menahan amarahnya. Bagaimana pun juga, ia harus bisa mengambil hati sa

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Tujuh : Kerapuhan Angel

    Hari ini, Sarah akan menjemput keponakannya yang tak lain ialah Angel. Saat dirinya sedang mencuci pakaian, kakak iparnya memberikan pesan dan mengatakan dalam pesan itu jika Angel meminta dirinya untuk menjemputnya.Sarah mematut penampilannya lewat cermin lemarinya yang berukuran cukup besar. Setelah dirasa cocok dengan penampilannya, Sarah pun meraih tasnya dan melampirkannya di bahu. Tak lupa, perempuan itu mengunci apartemen milik suaminya.Sarah berjalan di lorong apartemen dan memasuki lift. Di dalam lift, terdapat tiga orang termasuk dirinya. Setelah memencet tombol lift, Sarah pun diam menunggu lift tersebut sampai menuju lantai tujuannya.“Dad, aku ingin mempunyai Mommy baru,” cicit seorang anak kecil yang berusia sekitar 7 tahunan.Sontak pria di sebelahnya melirik putranya dan menghela napas lelah. Sudah berulang kali putranya itu berkata ingin memiliki Ibu baru kepadanya. Bukannya tak ingin mengabulkan, hanya saja ia yang belum siap m

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Delapan : Kemarahan Fabian

    Setelah menjemput keponakannya, kini Sarah dan Angel sedang berada di sebuah Mall besar yang ada di Kota Jakarta. Terlihat sekali rasa senang dan bahagia dari raut wajah Angel. Sarah pun tak kuasa menahan senyumnya.Salah satu tangannya yang digenggam oleh Angel ditarik menuju sebuah tempat bermain atau yang kerap kali disebut ‘Time zone’. Setelah sampai di dalam time zone, Angel pun melepaskan genggaman tangannya.“Tante, aku mau main itu.,” ucap Angel seraya menunjuk salah satu permainan yang ada disana.“Ayok kita kesana.” ajak Sarah seraya berjalan menuntun Angel.Angel pun mencoba berbagai permainan yang ada di time zone, tentu saja dalam pengawasan Sarah. Sarah tidak akan membiarkan keponakannya itu terluka, walau sedikit pun. Tak terasa, kini mereka sudah menghabiskan waktu selama dua jam.“Tante, aku lapar,” rengek Angel manja, tak lupa tangannya yang mengelus perutnya.“Tante juga sudah lapar, ayok kita makan dulu.” ujar

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sembilan : Rencana Mila

    Pagi harinya, Sarah terbangun dengan keadaan tubuh yang seakan remuk. Kemarin, setelah menemani Angel bermain di time zone, Sarah menemani gadis kecil itu les privat di rumah Firman. Setelah mengumpulkan nyawanya, Sarah pun beranjak menuju kamar mandi.Sarah langsung menuju dapur setelah perempuan itu telah menyelesaikan acara mandinya. Perempuan itu membuka kulkas yang sudah berisi banyaknya bahan makanan yang dapat diolah. Tangannya meraih dua butir telur dan daun bawang, serta beberapa rempah-rempah.Dengan telaten dan lihai, Sarah mengupas bawang merah dan rempah-rempah lainnya. Setelah dicuci bersih, Sarah pun mengirisnya tipis-tipis. Sarah menyalakan kompor api dan mulai memasukan bumbu yang telah disiapkannya setelah diberi minyak.Pagi ini Sarah hanya memasak nasi goreng biasa untuk dirinya dan juga suaminya. Setelah nasi goreng tersebut jadi, Sarah pun menuangkannya ke atas dua piring. Harum masakan nasi goreng membuat perut Sarah berbunyi.

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sepuluh : Merubah Cara Bicara

    Fabian mengecup kening Mila cukup lama. Pria itu menatap lekat wajah kekasihnya dengan senyuman hangat. “Kalau begitu, istirahatlah. Besok aku akan menjemputmu.” titah Fabian sebelum pria itu pergi meninggalkan apartemen Mila.“Siap sayang, hati-hati dijalan ya..” ujar Mila seraya melambai-lambaikan tangannya.Setelah punggung Fabian tidak terlihat, Mila tersenyum samar. Wanita itu begitu sangat senang, karena besok ia dan Fabian akan berlibur bersama. Ia harap, sesuatu akan terjadi disana.•••••Fabian mengendarakan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Pria itu melirik arlojinya yang bernilai ratusan juta. Tertera waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. malam. Setelah memarkirkan mobilnya, Fabian pun melangkah memasuki lift.Ceklek! Fabian menyalakan lampu ruang tamu saat pria itu sudah memasuki pintu apartemen. Helaan napas kasar ia hembuskan dengan cepat. Lagi-lagi istrinya itu menunggu kepulangannya. Padahal, sudah ia

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sebelas : Skandal

    Sudah satu minggu Fabian dan Mila liburan bersama di Bali. Selama itu pula Sarah mengkhawatirkan suaminya. Pasalnya, Fabian tidak memberitahukan kepadanya akan pergi kemana dan dengan siapa pria itu pergi.Sarah duduk di depan televisi dengan raut wajah gusar. Perempuan itu sangat khawatir dengan suaminya. Sebenarnya, kemana suaminya itu pergi selama satu minggu ini? Batin Sarah bertanya-tanya.Tayangan televisi menyiarkan berbagai macam berita yang disalurkan kepada masyarakat. Kedua mata Sarah terpaku saat indra penglihatannya melihat dengan jelas foto suaminya dan seorang wanita yang pernah ia lihat di ruangan sang suami, terpampang jelas di televisi 42 inchi itu.“Pemirsa, kali ini Mila Shaquella seorang model majalah dewasa terlibat skandal tengah berlibur bersama dengan kekasihnya yang bernama Fabian Aditama, cucu dari pengusaha sukses Robi Aditama…”Sarah terdiam kaku. Kedua bahunya melemas. Perempuan itu pikir, suaminya tengah keluar kota

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Dua Belas : Hamil?

    Dua bulan kemudian..Seperti biasanya, saat ini Sarah sedang bersama Angel—keponakannya. Sarah menggenggam jemari mungil Angel saat keduanya baru memasuki lift. Pernah suatu ketika, Sarah berharap mempunyai anak secantik dan sepintar Angel.“Tante, aku kangen sama Om Bian..” ujar Angel seraya mendongakkan kepalanya guna menatap wajah Sarah.Sarah tersenyum simpul mendengar ucapan anak kecil itu. “Kan sekarang Angel akan bertemu sama Om.” balas Sarah.Angel membalas senyuman Sarah dan menganggukkan kepalanya. Setelah lift berhenti dilantai 8, Sarah dan Angel pun keluar dari lift tersebut. Sarah menuntun Angel menuju ruangan suaminya. Saat akan mengetuk pintu sang suami, sebuah suara menghentikkan pergerakkannya.“Ibu Sarah?” panggil seorang pria yang kini berdiri di samping Sarah.Sarah menoleh ke samping seraya menatap pria itu dengan alis mengeryit. “Ya?” sahut Sarah.“Ah, pasti Ibu mau bertemu dengan Fab-Pak Fabian?” t

Latest chapter

  • Menikahi Gadis Desa   Perubahan Kakek Robi

    Sarah mendongakkan kepalanya menatap langit malam lewat balkon kamarnya. Perempaun itu hanya diam tidak membuka suara. Hatinya sakit mendengar pernyataan suaminya yang mengatakan akan menikahi wanita lain.Sarah tidak menyangka, kebencian Fabian akan menikah dengan dirinya membuat pria itu nekat melakukan kesalahan dengan wanita lain. Jujur saja, jika ditanya ia sakit hati? Tentu iya, Sarah merasakan sakit hati atas perbuatan yang Fabian lakukan.Saat ini Sarah tengah berada di kamar Firman—Kakak iparnya. Entah mengapa Firman membawanya ke kamar pria itu, bukan ke kamar Fabian yang merupakan suaminya. Sarah memeluk tubuhnya erat tatkala hembusan angin malam menerpa kulit putihnya.Tatapannya terlihat sangat kosong. Entahlah, mulut perempuan itu terasa kelu untuk mengucapkan sepatah dua patah kata. Sarah masih terkejut dengan kejadian di ruang makan tadi. Ia sangat berharap sekali, bahwa ini hanyalah mimpi buruknya. Tidak menjadi kenyataan.Perempuan itu melangkah berbalik memasuki kam

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Tiga Belas : Kemarahan Kakek Robi

    Sudah dua minggu berlalu sejak Mila memberitahukan kekasihnya bahwa wanita itu tengah mengandung anaknya. Mila merengek agar Fabian segera untuk menikahinya. Fabian pun dibuat bingung oleh tingkah kekasihnya yang semakin hari selalu kekanakan.“Sayang, kapan kamu akan memberitahu Kakek Robi?” Sudah sepuluh kali Mila memberikan pertanyaan yang sama kepada Fabian.Fabian menghela napasnya gusar. Sejenak ia terdiam guna meredakan kekesalan yang tiba-tiba saja timbul saat wanitanya terus bertanya mengenai hal tersebut.“Aku sibuk Mila. Kamu tahu ‘kan pekerjaanku sangat banyak?” balas Fabian sembari menyandarkan punggung tegapnya pada kursi kebesarannya.Mila memberenggut kesal mendengar jawaban kekasihnya. “Kalau kamu terus-terusan kayak begini, lebih baik aku sendiri yang memberitahu Kakek Robi.” tukas Mila dengan tegas.Fabian memijat pangkal hidungnya resah. “Baiklah… nanti malam aku akan memberitahu Kakek.” ujar Fabian dengan nada terdeng

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Dua Belas : Hamil?

    Dua bulan kemudian..Seperti biasanya, saat ini Sarah sedang bersama Angel—keponakannya. Sarah menggenggam jemari mungil Angel saat keduanya baru memasuki lift. Pernah suatu ketika, Sarah berharap mempunyai anak secantik dan sepintar Angel.“Tante, aku kangen sama Om Bian..” ujar Angel seraya mendongakkan kepalanya guna menatap wajah Sarah.Sarah tersenyum simpul mendengar ucapan anak kecil itu. “Kan sekarang Angel akan bertemu sama Om.” balas Sarah.Angel membalas senyuman Sarah dan menganggukkan kepalanya. Setelah lift berhenti dilantai 8, Sarah dan Angel pun keluar dari lift tersebut. Sarah menuntun Angel menuju ruangan suaminya. Saat akan mengetuk pintu sang suami, sebuah suara menghentikkan pergerakkannya.“Ibu Sarah?” panggil seorang pria yang kini berdiri di samping Sarah.Sarah menoleh ke samping seraya menatap pria itu dengan alis mengeryit. “Ya?” sahut Sarah.“Ah, pasti Ibu mau bertemu dengan Fab-Pak Fabian?” t

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sebelas : Skandal

    Sudah satu minggu Fabian dan Mila liburan bersama di Bali. Selama itu pula Sarah mengkhawatirkan suaminya. Pasalnya, Fabian tidak memberitahukan kepadanya akan pergi kemana dan dengan siapa pria itu pergi.Sarah duduk di depan televisi dengan raut wajah gusar. Perempuan itu sangat khawatir dengan suaminya. Sebenarnya, kemana suaminya itu pergi selama satu minggu ini? Batin Sarah bertanya-tanya.Tayangan televisi menyiarkan berbagai macam berita yang disalurkan kepada masyarakat. Kedua mata Sarah terpaku saat indra penglihatannya melihat dengan jelas foto suaminya dan seorang wanita yang pernah ia lihat di ruangan sang suami, terpampang jelas di televisi 42 inchi itu.“Pemirsa, kali ini Mila Shaquella seorang model majalah dewasa terlibat skandal tengah berlibur bersama dengan kekasihnya yang bernama Fabian Aditama, cucu dari pengusaha sukses Robi Aditama…”Sarah terdiam kaku. Kedua bahunya melemas. Perempuan itu pikir, suaminya tengah keluar kota

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sepuluh : Merubah Cara Bicara

    Fabian mengecup kening Mila cukup lama. Pria itu menatap lekat wajah kekasihnya dengan senyuman hangat. “Kalau begitu, istirahatlah. Besok aku akan menjemputmu.” titah Fabian sebelum pria itu pergi meninggalkan apartemen Mila.“Siap sayang, hati-hati dijalan ya..” ujar Mila seraya melambai-lambaikan tangannya.Setelah punggung Fabian tidak terlihat, Mila tersenyum samar. Wanita itu begitu sangat senang, karena besok ia dan Fabian akan berlibur bersama. Ia harap, sesuatu akan terjadi disana.•••••Fabian mengendarakan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Pria itu melirik arlojinya yang bernilai ratusan juta. Tertera waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. malam. Setelah memarkirkan mobilnya, Fabian pun melangkah memasuki lift.Ceklek! Fabian menyalakan lampu ruang tamu saat pria itu sudah memasuki pintu apartemen. Helaan napas kasar ia hembuskan dengan cepat. Lagi-lagi istrinya itu menunggu kepulangannya. Padahal, sudah ia

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sembilan : Rencana Mila

    Pagi harinya, Sarah terbangun dengan keadaan tubuh yang seakan remuk. Kemarin, setelah menemani Angel bermain di time zone, Sarah menemani gadis kecil itu les privat di rumah Firman. Setelah mengumpulkan nyawanya, Sarah pun beranjak menuju kamar mandi.Sarah langsung menuju dapur setelah perempuan itu telah menyelesaikan acara mandinya. Perempuan itu membuka kulkas yang sudah berisi banyaknya bahan makanan yang dapat diolah. Tangannya meraih dua butir telur dan daun bawang, serta beberapa rempah-rempah.Dengan telaten dan lihai, Sarah mengupas bawang merah dan rempah-rempah lainnya. Setelah dicuci bersih, Sarah pun mengirisnya tipis-tipis. Sarah menyalakan kompor api dan mulai memasukan bumbu yang telah disiapkannya setelah diberi minyak.Pagi ini Sarah hanya memasak nasi goreng biasa untuk dirinya dan juga suaminya. Setelah nasi goreng tersebut jadi, Sarah pun menuangkannya ke atas dua piring. Harum masakan nasi goreng membuat perut Sarah berbunyi.

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Delapan : Kemarahan Fabian

    Setelah menjemput keponakannya, kini Sarah dan Angel sedang berada di sebuah Mall besar yang ada di Kota Jakarta. Terlihat sekali rasa senang dan bahagia dari raut wajah Angel. Sarah pun tak kuasa menahan senyumnya.Salah satu tangannya yang digenggam oleh Angel ditarik menuju sebuah tempat bermain atau yang kerap kali disebut ‘Time zone’. Setelah sampai di dalam time zone, Angel pun melepaskan genggaman tangannya.“Tante, aku mau main itu.,” ucap Angel seraya menunjuk salah satu permainan yang ada disana.“Ayok kita kesana.” ajak Sarah seraya berjalan menuntun Angel.Angel pun mencoba berbagai permainan yang ada di time zone, tentu saja dalam pengawasan Sarah. Sarah tidak akan membiarkan keponakannya itu terluka, walau sedikit pun. Tak terasa, kini mereka sudah menghabiskan waktu selama dua jam.“Tante, aku lapar,” rengek Angel manja, tak lupa tangannya yang mengelus perutnya.“Tante juga sudah lapar, ayok kita makan dulu.” ujar

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Tujuh : Kerapuhan Angel

    Hari ini, Sarah akan menjemput keponakannya yang tak lain ialah Angel. Saat dirinya sedang mencuci pakaian, kakak iparnya memberikan pesan dan mengatakan dalam pesan itu jika Angel meminta dirinya untuk menjemputnya.Sarah mematut penampilannya lewat cermin lemarinya yang berukuran cukup besar. Setelah dirasa cocok dengan penampilannya, Sarah pun meraih tasnya dan melampirkannya di bahu. Tak lupa, perempuan itu mengunci apartemen milik suaminya.Sarah berjalan di lorong apartemen dan memasuki lift. Di dalam lift, terdapat tiga orang termasuk dirinya. Setelah memencet tombol lift, Sarah pun diam menunggu lift tersebut sampai menuju lantai tujuannya.“Dad, aku ingin mempunyai Mommy baru,” cicit seorang anak kecil yang berusia sekitar 7 tahunan.Sontak pria di sebelahnya melirik putranya dan menghela napas lelah. Sudah berulang kali putranya itu berkata ingin memiliki Ibu baru kepadanya. Bukannya tak ingin mengabulkan, hanya saja ia yang belum siap m

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Enam : Tingkah Angel

    Seorang gadis kecil berlari menuju ke arah Fabian dengan wajah memerah menahan kesal. Setelah ia sampai tepat di hadapan pria itu, gadis kecil itu melipat kedua tangannya di depan dada. Agaknya, dia sedang menahan amarahnya.“Om, kenapa Tante jelek itu ada disini sih?” tanya gadis kecil itu yang tak lain ialah Angel, keponakannya.Fabian membawa tubuh mungil Angel ke atas pangkuannya. Pria itu menatap wajah marah sang keponakan dengan menahan gemas.“Memangnya kenapa, hm?” tanya Fabian mencoba menggoda keponakannya.Angel membuang mukanya saat Fabian dengan sengaja memegang kedua pipinya. Dengan cepat gadis kecil itu menepis tangan Fabian.“Angel nggak suka dia ada disini, Om suka cuekin Angel kalo ada Tante jelek.” omel Angel dengan wajah cemberut yang tampak menggemaskan dimata Fabian.Mila, yang mendengar penuturan bocah kecil itu hanya mampu tersenyum menahan amarahnya. Bagaimana pun juga, ia harus bisa mengambil hati sa

DMCA.com Protection Status