Share

Menikahi Gadis Desa
Menikahi Gadis Desa
Penulis: Nisa Nurpasa

Bab 1 : Sah

Penulis: Nisa Nurpasa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sarah menatap lirih pada wajah Ayahnya yang sudah tak lagi muda. Hari ini tepatnya, ia akan diboyong oleh keluarga barunya ke Kota Jakarta. Sebenarnya, Sarah tidak tega meninggalkan sang Ayah sendiri di desa. Namun, Ayahnya tetap keukeuh tidak ingin ikut pergi ke Kota dengan alasan mendiang Ibunya.

“Ayah benar akan tinggal sendirian di rumah ini?” tanya Sarah ragu.

Tangan Ayahnya yang sudah mulai keriput itu membelai wajah Sarah lembut.

“Sudah Sarah, cepat kau pergilah. Suamimu sudah menunggu disana.” ujar Ayahnya yang bernama Soni.

“Ayah harus sehat terus, Sarah khawatir dengan kondisi kesehatan Ayah.” gumam Sarah lirih.

Pria paruh baya itu tersenyum lembut seraya mengelus rambut putri semata wayangnya dengan penuh kasih sayang. Kini, putrinya sudah menjadi seorang istri. Dirinya sudah bukan lagi tanggung jawab Sarah. Sebenarnya, ia begitu berat untuk melepas Sarah ke Kota. Namun, apalah daya, karena hutangnya kini dengan terpaksa putrinya menerima perjodohan dengan cucu pewaris Aditama Group.

“Pergilah nak, kasihan suamimu sudah menunggu lama.” ujar Ayahnya lagi.

“Baiklah, Ayah harus janji kepadaku jika Ayah akan menjaga kesehatan Ayah.” ucap Sarah dengan nada tegas.

Ayahnya mengangguk kecil tanda mengiyakannya. Dipeluknya sekali lagi putrinya yang kini sudah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik dan mandiri.

“Jaga kesehatanmu, dan berbaktilah pada suamimu.” Nasihat sang Ayah kepada Sarah.

Sarah melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah sendu Ayahnya. Diraihnya tangan sang Ayah untuk berpamitan. Setelah itu, ia melangkahkan kakinya menuju seorang pria yang sudah menunggunya di dalam mobil.

“Ck, lama.” gerutu Pria itu setelah Sarah mendudukkan tubuhnya di kursi samping kemudi.

“M-maaf Mas,” cicit Sarah seraya menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah pria yang sudah menjadi suaminya beberapa jam yang lalu.

Tak lama kemudian mobil sport bermerek yang dikendarai pria kota itu pun melaju meninggalkan desa yang sudah Sarah tempati selama hidupnya. Sarah menatap sang Ayah yang sedang melambaikan tangannya lewat kaca spion.

Tidak dapat dipungkiri, kedua mata Sarah berkaca-kaca. Sungguh, ia tidak sanggup meninggalkan Ayahnya sendirian di desa tanpa seorang pendamping. Sarah bahkan pernah menyuruh Ayahnya untuk menikah lagi agar tidak kesepian. Namun, dengan tegas Ayahnya menolak.

Beliau mengatakan jika beliau ingin setia kepada mendiang istrinya. Sungguh, Ayahnya ialah pria terbaik yang pernah Sarah kenal di dunia ini. Sarah sangat beruntung memiliki Ayah seperti Ayahnya.

Perjalan dari desa menuju Kota memakan waktu cukup lama. Tak terasa, kedua mata Sarah mulai terasa memberat. Tanpa disadari, perempuan berusia 24 tahun itu pun memejamkan kedua matanya. Suara dengkuran halus terdengar membuat pria disebelahnya berdecak sebal.

•••••

Setelah menempuh waktu sekitar 5 jam lamanya, akhirnya mobil sport bermerek itu pun sudah sampai di kediaman seharusnya. Pria di sebelah Sarah menghela napasnya kasar tatkala melihat Sarah yang masih asik memejamkan kedua matanya. Entah mimpi seperti apa yang membuat perempuan itu begitu pulas tertidur.

“Bangun.” Dengan tidak berperasaan, pria yang sudah menjadi suaminya itu menepuk pipinya dengan keras.

Sarah melenguh kecil dalam tidurnya. Perlahan kedua matanya terbuka sempurna. Sarah mengerjapkan kedua matanya guna mengumpulkan nyawanya.

“S-sudah sampai M-mas?” tanya Sarah dengan nada terbata-bata.

“Hm.” sahut pria itu dingin.

Pria itu bernama Fabian Aditama. Pria dewasa yang sudah memasuki usia 28 tahun. Wajahnya yang tampan membuat banyak wanita yang mendekatinya. Namun, hanya satu wanita yang dapat membuat hatinya terpikat.

Fabian membuka pintu mobilnya dengan kasar dan menutupnya dengan kencang hingga menimbulkan suara keras. Sarah yang melihat itu pun mengelus dadanya sabar. Sepertinya pria seperti Fabian memiliki tempramen yang cukup besar. Pikir Sarah dalam hatinya.

Sarah pun membuka pintu mobil dan menutupnya dengan pelan. Sarah sedikit berlari mengikuti langkah kaki Fabian dengan terseok-seok. Bagaimana mungkin, Sarah dengan tubuh mungilnya harus menyeret koper miliknya yang cukup besar.

Sarah menatap kagum mansion di depannya kini. Katakanlah dia kampungan, tapi memang seperti itu kenyataannya. Perempuan itu tidak bisa menutupi rasa kagumnya hingga mulutnya terbuka.

“Ck, kampungan sekali.” maki Fabian saat pria itu tidak sengaja melirik Sarah.

Sarah menormalkan kembali mimik wajahnya setelah mendengar suara Fabian yang terdengar menyakitkan di ulu hatinya. Sarah kembali mengekori Fabian dengan berjalan di belakang tubuh tegap pria itu.

“Sudah sampai Bi?” tanya seorang pria paruh baya yang terlihat masih segar.

“Iya Kek,” sahut Fabian seraya menyalimi punggung tangan pria paruh baya itu.

Sarah pun ikut menyalimi punggung tangan pria paruh baya tersebut. Ayahnya pernah mengatakan jika pria paruh baya di depannya saat ini ialah merupakan Kakek dari Fabian.

“Bagaimana kabarmu Sarah?” tanya pria paruh baya itu ramah.

“Alhamdulillah baik Kek, Kakek bagaimana kabarnya?” tanya Sarah balik. Tak lupa senyum terbaiknya ia tampilkan.

“Syukurlah jika begitu, Aku baik.” sahut Kakeknya yang memiliki nama Robi Aditama.

“Abi, ajak istrimu ke kamar. Dia pasti lelah setelah menempuh perjalanan yang panjang.” titah Kakek Robi kepada Fabian.

“Baiklah Kek, ayo.” ajak Fabian seraya berjalan melangkah menuju kamarnya.

Setelah berpamitan, Sarah pun kembali mengikuti langkah kaki sang suami. Sarah memasuki kamar suaminya dengan perasaan canggung.

“Jangan sekali-sekali kau menyentuh barang milikku!” seru Fabian dengan wajah datar.

“B-baik Mas,” sahut Sarah kikuk.

Fabian melenggang memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Sementara itu, Sarah mulai membereskan barang-barang bawaannya. Perempuan itu membuka kopernya dan membawa sebuah pigura berukuran sedang.

Perlahan jari-jemarinya mengusap wajah dalam pigura tersebut. Di dalam pigura itu terdapat foto ia dan sang Ayah. Sarah sangat merindukan Ayahnya. Padahal, mereka baru saja berpisah beberapa jam. Sarah benar-benar tidak bisa tenang meninggalkan sang Ayah sendirian di desa.

Ceklek!

Suara pintu terbuka menyadarkan Sarah dari lamunannya. Dengan cepat ia mengusap sudut matanya yang berair.

“Sudah selesai mandinya Mas?” tanya Sarah dengan lembut.

Namun, Fabian tidak lantas menjawab pertanyaan perempuan itu. Sarah pun menggigit bibirnya dalam. Fabian yang melihat tingkah Sarah berdecih pelan.

“Mau menggodaku heh?” ejek Fabian seraya menatap Sarah dari ujung kepala hingga kaki.

“Aku tidak akan tergoda oleh tubuhmu itu!” ucapan Fabian sontak membuat Sarah menundukkan kepalanya.

Kedua tangan wanita itu saling bertautan. Perkataan Fabian sungguh membuat hatinya terluka. Jadi, suaminya itu berpikir jika ia seperti wanita penggoda diluaran sana?

“Minggir, jangan menghalangi jalanku!” usir Fabian seraya mendorong pelan bahu Sarah.

Sarah pun menggeser tubuhnyake samping. Perempuan itu meraih pakaian yang masih berada di dalam kopernya. Lalu, Sarah pun memasuki kamar mandi. Decakan kagum keluar dari mulut Sarah.

Bagaimana tidak? Kamar mandinya saja seluas kamarnya yang berada di desa. Bahkan di kamar mandi ini memiliki bathup yang membuat Sarah berbinar dibuatnya.

Sarah benar-benar dibuat kagum dengan keluarga Aditama ini. Namun, yang membuatnya heran ialah, mengapa Fabian mau menerima perjodohan ini? Bukankah pria itu bisa menolaknya?

Sarah yakin, pria seperti Fabian sangat akan tidak menyukai keberadaannya. Namun, kenapa pria itu malah menerima perjodohan ini dan mau menjadi suami dari seorang gadis desa?

Bab terkait

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Dua : Kehidupan Baru

    Sarah menegeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil. Perempuan itu menatap suaminya yang tak lain Fabian tengah memperhatikan laptop dengan pandangan serius. Saat ia akan duduk di atas ranjang, terdengar suara Fabian yang membuatnya terdiam kaku.“Siapa yang suruh kamu duduk disini?” tanya Fabian dengan datar.“T-terus aku tidur dimana Mas?” tanya Sarah dengan suara pelan.“Lantai.” Jawab pria itu acuh.“H-hah?” pekik Sarah tidak percaya.Jujur saja, meskipun Sarah berasal dari keluarga yang sederhana, ia tidak pernah tidur di lantai. Kecuali ada sebuah karpet atau kasur kecil yang menjadi alasnya.“Kenapa? Nggak mau?” tanya Fabian sinis.Sontak Sarah menggelengkan kepalanya. Mau bagaimanapun, ia harus menuruti setiap ucapan suaminya. Sarah akan selalu berbakti kepada Fabian, sekali pun itu menyakiti perasaannya. Sarah akan selalu mengingat nasihat Ayahnya.Karena sudah lelah dan sedikit menga

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Tiga : Kepergok

    Fabian menatap perempuan yang kini tertidur pulas di ruang tamu dengan pandangan datar. Harus berapa ratus kali ia memperingatkan perempuan itu agar tidak mencampuri urusannya? Lihatlah sekarang, perempuan itu malah menunggunya di ruang tamu sampai membuatnya tertidur.“Ck, keras kepala.” maki Fabian pada istrinya.Dengan terpaksa pria itu membawa tubuh ramping Sarah ala bridal style ke dalam kamar. Dengan tidak berperasaan pria itu menjatuhkan Sarah sampai membuat perempuan itu memekik kesakitan.“Awwsshh,” desis Sarah menahan sakit di seluruh tubuhnya.“Mas kenapa jatuhin Sarah?” dengan kesal Sarah bertanya seperti itu.Fabian balik menatap Sarah dengan wajah datar khasnya. “Aku tidak sudi menyentuh kamu.”Krek! Hati Sarah seperti dipatahkan begitu saja setelah mendengar perkataan menyakitkan yang dilontarkan suaminya. Sarah menundukkan wajahnya menenggelamkannya pada lipatan kaki. Sarah jadi merin

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Empat : Tetangga Mesum

    Sarah terbangun dari tidur nyenyaknya. Setelah mengumpulkan nyawanya, perempuan itu beranjak dari kasur, tak lupa membereskan kamar barunya. Perlahan kakinya melangkah keluar kamar menuju kamar mandi. Setelah menghabiskan kurang lebih sepuluh menit di kamar mandi, kini Sarah melangkah menuju dapur. Tangannya membuka pintu kulkas, seketika kedua matanya melotot sempurna. Dirinya tidak menemukan satu bahan makanan pun untuk diolah.Dengan langkah ragu, Sarah melangkah mendekati kamar suaminya. Tangannya perlahan mengetuk pintu kamar bercat cokelat itu dengan pelan.Tok tok tok! “Mas,” panggil Sarah sedikit berteriak karena tidak mendapati respon apapun.Tak lama kemudian, pintu di depannya terbuka dan menampilkan wajah bantal sang suami. Namun, wajah Fabian terlalu tampan dan sempurna untuk dilihat sepagi ini. Bahkan, Sarah sampai tidak berkedip sedikit pun dibuatnya.“Apa?!” tanya pria itu sewot. Merasa karena tidurnya terganggu

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Lima : Club

    Malam harinya, Sarah duduk di depan televisi yang ukurannya saja bahkan membuat mulut perempuan itu terbuka. Sesekali kekehan kecil keluar dari mulut perempuan desa itu. Tangannya kembali memasukkan snack yang ia beli tadi di super market.Ceklek! Suara decitan pintu kamar yang terbuka mampu mengalihkan atensi Sarah dari tayangan televisi. Perempuan itu meneliti penampilan suaminya yang terlihat kasual dan tentunya terlihat sangat tampan serta menawan.“Mas mau kemana? Ini sudah malam.” ujar Sarah seraya beranjak dari duduknya.Fabian menghentikkan langkahnya sejenak dtanpa membalikkan tubuhnya yang tegap. Ia terlalu malas jika harus kembali berhadapan dengan gadis desa yang selalu membuatnya kesal itu.“Mau kemana Mas?” tanya Sarah lagi saat perempuan itu tidak mendapati jawaban apa pun.“Bukan urusan kamu.” jawab Fabian dengan nada terdengar dingin.“Jangan menungguku pulang!” lanjutnya lagi."Aku tidak

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Enam : Tingkah Angel

    Seorang gadis kecil berlari menuju ke arah Fabian dengan wajah memerah menahan kesal. Setelah ia sampai tepat di hadapan pria itu, gadis kecil itu melipat kedua tangannya di depan dada. Agaknya, dia sedang menahan amarahnya.“Om, kenapa Tante jelek itu ada disini sih?” tanya gadis kecil itu yang tak lain ialah Angel, keponakannya.Fabian membawa tubuh mungil Angel ke atas pangkuannya. Pria itu menatap wajah marah sang keponakan dengan menahan gemas.“Memangnya kenapa, hm?” tanya Fabian mencoba menggoda keponakannya.Angel membuang mukanya saat Fabian dengan sengaja memegang kedua pipinya. Dengan cepat gadis kecil itu menepis tangan Fabian.“Angel nggak suka dia ada disini, Om suka cuekin Angel kalo ada Tante jelek.” omel Angel dengan wajah cemberut yang tampak menggemaskan dimata Fabian.Mila, yang mendengar penuturan bocah kecil itu hanya mampu tersenyum menahan amarahnya. Bagaimana pun juga, ia harus bisa mengambil hati sa

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Tujuh : Kerapuhan Angel

    Hari ini, Sarah akan menjemput keponakannya yang tak lain ialah Angel. Saat dirinya sedang mencuci pakaian, kakak iparnya memberikan pesan dan mengatakan dalam pesan itu jika Angel meminta dirinya untuk menjemputnya.Sarah mematut penampilannya lewat cermin lemarinya yang berukuran cukup besar. Setelah dirasa cocok dengan penampilannya, Sarah pun meraih tasnya dan melampirkannya di bahu. Tak lupa, perempuan itu mengunci apartemen milik suaminya.Sarah berjalan di lorong apartemen dan memasuki lift. Di dalam lift, terdapat tiga orang termasuk dirinya. Setelah memencet tombol lift, Sarah pun diam menunggu lift tersebut sampai menuju lantai tujuannya.“Dad, aku ingin mempunyai Mommy baru,” cicit seorang anak kecil yang berusia sekitar 7 tahunan.Sontak pria di sebelahnya melirik putranya dan menghela napas lelah. Sudah berulang kali putranya itu berkata ingin memiliki Ibu baru kepadanya. Bukannya tak ingin mengabulkan, hanya saja ia yang belum siap m

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Delapan : Kemarahan Fabian

    Setelah menjemput keponakannya, kini Sarah dan Angel sedang berada di sebuah Mall besar yang ada di Kota Jakarta. Terlihat sekali rasa senang dan bahagia dari raut wajah Angel. Sarah pun tak kuasa menahan senyumnya.Salah satu tangannya yang digenggam oleh Angel ditarik menuju sebuah tempat bermain atau yang kerap kali disebut ‘Time zone’. Setelah sampai di dalam time zone, Angel pun melepaskan genggaman tangannya.“Tante, aku mau main itu.,” ucap Angel seraya menunjuk salah satu permainan yang ada disana.“Ayok kita kesana.” ajak Sarah seraya berjalan menuntun Angel.Angel pun mencoba berbagai permainan yang ada di time zone, tentu saja dalam pengawasan Sarah. Sarah tidak akan membiarkan keponakannya itu terluka, walau sedikit pun. Tak terasa, kini mereka sudah menghabiskan waktu selama dua jam.“Tante, aku lapar,” rengek Angel manja, tak lupa tangannya yang mengelus perutnya.“Tante juga sudah lapar, ayok kita makan dulu.” ujar

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sembilan : Rencana Mila

    Pagi harinya, Sarah terbangun dengan keadaan tubuh yang seakan remuk. Kemarin, setelah menemani Angel bermain di time zone, Sarah menemani gadis kecil itu les privat di rumah Firman. Setelah mengumpulkan nyawanya, Sarah pun beranjak menuju kamar mandi.Sarah langsung menuju dapur setelah perempuan itu telah menyelesaikan acara mandinya. Perempuan itu membuka kulkas yang sudah berisi banyaknya bahan makanan yang dapat diolah. Tangannya meraih dua butir telur dan daun bawang, serta beberapa rempah-rempah.Dengan telaten dan lihai, Sarah mengupas bawang merah dan rempah-rempah lainnya. Setelah dicuci bersih, Sarah pun mengirisnya tipis-tipis. Sarah menyalakan kompor api dan mulai memasukan bumbu yang telah disiapkannya setelah diberi minyak.Pagi ini Sarah hanya memasak nasi goreng biasa untuk dirinya dan juga suaminya. Setelah nasi goreng tersebut jadi, Sarah pun menuangkannya ke atas dua piring. Harum masakan nasi goreng membuat perut Sarah berbunyi.

Bab terbaru

  • Menikahi Gadis Desa   Perubahan Kakek Robi

    Sarah mendongakkan kepalanya menatap langit malam lewat balkon kamarnya. Perempaun itu hanya diam tidak membuka suara. Hatinya sakit mendengar pernyataan suaminya yang mengatakan akan menikahi wanita lain.Sarah tidak menyangka, kebencian Fabian akan menikah dengan dirinya membuat pria itu nekat melakukan kesalahan dengan wanita lain. Jujur saja, jika ditanya ia sakit hati? Tentu iya, Sarah merasakan sakit hati atas perbuatan yang Fabian lakukan.Saat ini Sarah tengah berada di kamar Firman—Kakak iparnya. Entah mengapa Firman membawanya ke kamar pria itu, bukan ke kamar Fabian yang merupakan suaminya. Sarah memeluk tubuhnya erat tatkala hembusan angin malam menerpa kulit putihnya.Tatapannya terlihat sangat kosong. Entahlah, mulut perempuan itu terasa kelu untuk mengucapkan sepatah dua patah kata. Sarah masih terkejut dengan kejadian di ruang makan tadi. Ia sangat berharap sekali, bahwa ini hanyalah mimpi buruknya. Tidak menjadi kenyataan.Perempuan itu melangkah berbalik memasuki kam

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Tiga Belas : Kemarahan Kakek Robi

    Sudah dua minggu berlalu sejak Mila memberitahukan kekasihnya bahwa wanita itu tengah mengandung anaknya. Mila merengek agar Fabian segera untuk menikahinya. Fabian pun dibuat bingung oleh tingkah kekasihnya yang semakin hari selalu kekanakan.“Sayang, kapan kamu akan memberitahu Kakek Robi?” Sudah sepuluh kali Mila memberikan pertanyaan yang sama kepada Fabian.Fabian menghela napasnya gusar. Sejenak ia terdiam guna meredakan kekesalan yang tiba-tiba saja timbul saat wanitanya terus bertanya mengenai hal tersebut.“Aku sibuk Mila. Kamu tahu ‘kan pekerjaanku sangat banyak?” balas Fabian sembari menyandarkan punggung tegapnya pada kursi kebesarannya.Mila memberenggut kesal mendengar jawaban kekasihnya. “Kalau kamu terus-terusan kayak begini, lebih baik aku sendiri yang memberitahu Kakek Robi.” tukas Mila dengan tegas.Fabian memijat pangkal hidungnya resah. “Baiklah… nanti malam aku akan memberitahu Kakek.” ujar Fabian dengan nada terdeng

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Dua Belas : Hamil?

    Dua bulan kemudian..Seperti biasanya, saat ini Sarah sedang bersama Angel—keponakannya. Sarah menggenggam jemari mungil Angel saat keduanya baru memasuki lift. Pernah suatu ketika, Sarah berharap mempunyai anak secantik dan sepintar Angel.“Tante, aku kangen sama Om Bian..” ujar Angel seraya mendongakkan kepalanya guna menatap wajah Sarah.Sarah tersenyum simpul mendengar ucapan anak kecil itu. “Kan sekarang Angel akan bertemu sama Om.” balas Sarah.Angel membalas senyuman Sarah dan menganggukkan kepalanya. Setelah lift berhenti dilantai 8, Sarah dan Angel pun keluar dari lift tersebut. Sarah menuntun Angel menuju ruangan suaminya. Saat akan mengetuk pintu sang suami, sebuah suara menghentikkan pergerakkannya.“Ibu Sarah?” panggil seorang pria yang kini berdiri di samping Sarah.Sarah menoleh ke samping seraya menatap pria itu dengan alis mengeryit. “Ya?” sahut Sarah.“Ah, pasti Ibu mau bertemu dengan Fab-Pak Fabian?” t

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sebelas : Skandal

    Sudah satu minggu Fabian dan Mila liburan bersama di Bali. Selama itu pula Sarah mengkhawatirkan suaminya. Pasalnya, Fabian tidak memberitahukan kepadanya akan pergi kemana dan dengan siapa pria itu pergi.Sarah duduk di depan televisi dengan raut wajah gusar. Perempuan itu sangat khawatir dengan suaminya. Sebenarnya, kemana suaminya itu pergi selama satu minggu ini? Batin Sarah bertanya-tanya.Tayangan televisi menyiarkan berbagai macam berita yang disalurkan kepada masyarakat. Kedua mata Sarah terpaku saat indra penglihatannya melihat dengan jelas foto suaminya dan seorang wanita yang pernah ia lihat di ruangan sang suami, terpampang jelas di televisi 42 inchi itu.“Pemirsa, kali ini Mila Shaquella seorang model majalah dewasa terlibat skandal tengah berlibur bersama dengan kekasihnya yang bernama Fabian Aditama, cucu dari pengusaha sukses Robi Aditama…”Sarah terdiam kaku. Kedua bahunya melemas. Perempuan itu pikir, suaminya tengah keluar kota

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sepuluh : Merubah Cara Bicara

    Fabian mengecup kening Mila cukup lama. Pria itu menatap lekat wajah kekasihnya dengan senyuman hangat. “Kalau begitu, istirahatlah. Besok aku akan menjemputmu.” titah Fabian sebelum pria itu pergi meninggalkan apartemen Mila.“Siap sayang, hati-hati dijalan ya..” ujar Mila seraya melambai-lambaikan tangannya.Setelah punggung Fabian tidak terlihat, Mila tersenyum samar. Wanita itu begitu sangat senang, karena besok ia dan Fabian akan berlibur bersama. Ia harap, sesuatu akan terjadi disana.•••••Fabian mengendarakan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Pria itu melirik arlojinya yang bernilai ratusan juta. Tertera waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. malam. Setelah memarkirkan mobilnya, Fabian pun melangkah memasuki lift.Ceklek! Fabian menyalakan lampu ruang tamu saat pria itu sudah memasuki pintu apartemen. Helaan napas kasar ia hembuskan dengan cepat. Lagi-lagi istrinya itu menunggu kepulangannya. Padahal, sudah ia

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Sembilan : Rencana Mila

    Pagi harinya, Sarah terbangun dengan keadaan tubuh yang seakan remuk. Kemarin, setelah menemani Angel bermain di time zone, Sarah menemani gadis kecil itu les privat di rumah Firman. Setelah mengumpulkan nyawanya, Sarah pun beranjak menuju kamar mandi.Sarah langsung menuju dapur setelah perempuan itu telah menyelesaikan acara mandinya. Perempuan itu membuka kulkas yang sudah berisi banyaknya bahan makanan yang dapat diolah. Tangannya meraih dua butir telur dan daun bawang, serta beberapa rempah-rempah.Dengan telaten dan lihai, Sarah mengupas bawang merah dan rempah-rempah lainnya. Setelah dicuci bersih, Sarah pun mengirisnya tipis-tipis. Sarah menyalakan kompor api dan mulai memasukan bumbu yang telah disiapkannya setelah diberi minyak.Pagi ini Sarah hanya memasak nasi goreng biasa untuk dirinya dan juga suaminya. Setelah nasi goreng tersebut jadi, Sarah pun menuangkannya ke atas dua piring. Harum masakan nasi goreng membuat perut Sarah berbunyi.

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Delapan : Kemarahan Fabian

    Setelah menjemput keponakannya, kini Sarah dan Angel sedang berada di sebuah Mall besar yang ada di Kota Jakarta. Terlihat sekali rasa senang dan bahagia dari raut wajah Angel. Sarah pun tak kuasa menahan senyumnya.Salah satu tangannya yang digenggam oleh Angel ditarik menuju sebuah tempat bermain atau yang kerap kali disebut ‘Time zone’. Setelah sampai di dalam time zone, Angel pun melepaskan genggaman tangannya.“Tante, aku mau main itu.,” ucap Angel seraya menunjuk salah satu permainan yang ada disana.“Ayok kita kesana.” ajak Sarah seraya berjalan menuntun Angel.Angel pun mencoba berbagai permainan yang ada di time zone, tentu saja dalam pengawasan Sarah. Sarah tidak akan membiarkan keponakannya itu terluka, walau sedikit pun. Tak terasa, kini mereka sudah menghabiskan waktu selama dua jam.“Tante, aku lapar,” rengek Angel manja, tak lupa tangannya yang mengelus perutnya.“Tante juga sudah lapar, ayok kita makan dulu.” ujar

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Tujuh : Kerapuhan Angel

    Hari ini, Sarah akan menjemput keponakannya yang tak lain ialah Angel. Saat dirinya sedang mencuci pakaian, kakak iparnya memberikan pesan dan mengatakan dalam pesan itu jika Angel meminta dirinya untuk menjemputnya.Sarah mematut penampilannya lewat cermin lemarinya yang berukuran cukup besar. Setelah dirasa cocok dengan penampilannya, Sarah pun meraih tasnya dan melampirkannya di bahu. Tak lupa, perempuan itu mengunci apartemen milik suaminya.Sarah berjalan di lorong apartemen dan memasuki lift. Di dalam lift, terdapat tiga orang termasuk dirinya. Setelah memencet tombol lift, Sarah pun diam menunggu lift tersebut sampai menuju lantai tujuannya.“Dad, aku ingin mempunyai Mommy baru,” cicit seorang anak kecil yang berusia sekitar 7 tahunan.Sontak pria di sebelahnya melirik putranya dan menghela napas lelah. Sudah berulang kali putranya itu berkata ingin memiliki Ibu baru kepadanya. Bukannya tak ingin mengabulkan, hanya saja ia yang belum siap m

  • Menikahi Gadis Desa   Bab Enam : Tingkah Angel

    Seorang gadis kecil berlari menuju ke arah Fabian dengan wajah memerah menahan kesal. Setelah ia sampai tepat di hadapan pria itu, gadis kecil itu melipat kedua tangannya di depan dada. Agaknya, dia sedang menahan amarahnya.“Om, kenapa Tante jelek itu ada disini sih?” tanya gadis kecil itu yang tak lain ialah Angel, keponakannya.Fabian membawa tubuh mungil Angel ke atas pangkuannya. Pria itu menatap wajah marah sang keponakan dengan menahan gemas.“Memangnya kenapa, hm?” tanya Fabian mencoba menggoda keponakannya.Angel membuang mukanya saat Fabian dengan sengaja memegang kedua pipinya. Dengan cepat gadis kecil itu menepis tangan Fabian.“Angel nggak suka dia ada disini, Om suka cuekin Angel kalo ada Tante jelek.” omel Angel dengan wajah cemberut yang tampak menggemaskan dimata Fabian.Mila, yang mendengar penuturan bocah kecil itu hanya mampu tersenyum menahan amarahnya. Bagaimana pun juga, ia harus bisa mengambil hati sa

DMCA.com Protection Status