Share

40 Saya Penasaran Kaivan

Kaivan melepas jas dan menyisakan kemeja putih yang kini mencetak tubuhnya yang terpahat indah dengan sempurna. Sesaat ia melirik ke kanan kiri, Arawinda tak ada di kamar.

Tadi, gadis itu pulang lebih dulu atas titah Kaivan. Toh tak ada yang benar-benar Arawinda kerjakan juga di kantor selain mengobrol dengan Atharya dan membuatnya was-was. Ia takut Atharya bertindak nekat sampai melenyapkan Arawinda.

Tanpa basa-basi, Kaivan langsung melangkah ke halaman belakang, menemui Arawinda dengan rambut yang terikat tinggi tengah sibuk dengan bunga-bunga mawar kesayangannya.

Sejujurnya, setiap kali Arawinda tengah sibuk dan fokus berkebun begini, Kaivan tidak pernah melewatkan satu hal yang harus ia akui secara jujur. Arawinda memang nampak amat sangat cantik.

"Aw!"

Kaivan berkedip mendengar itu, saat melihat tangan Arawinda yang kini berkucuran darah, Kaivan pun segera mendekat dengan raut khawatir. Tangannya segera mengambil tangan Arawinda. "Kenapa kamu enggak hati-hati, kenapa enggak pak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status