Share

22. Janji Kelingking

"Kamu gak apa-apa? Kenapa dia bisa ada di kamar, Arawinda?"

"Saya kira bukan dia tadi yang beken bell makannya main buka begitu aja."

"Gak apa-apa?" tanya Kaivan sekali lagi sembari mendekatkan tubuh menatap Arawinda.

Meski tak bisa menutupi ekspresi wajahnya yang keruh, Arawinda pun menggeleng. "Saya enggak apa-apa."

Kaivan mengambil air di atas nakas, lalu mengarahkannya pada Arawinda. "Minum dulu."

"Makasih." Arawinda meminum rakus air di dalam gelas yang diberikan oleh Kaivan. Setelahnya, ia merasa lebih tenang.

"Saya agak terlambat karena harus meminta persiapan untuk sarapan pada orang dapur. Kalau memang kamu kenapa-kenapa, kita bisa laporkan orang itu sekarang."

"Enggak perlu, Kaivan."

"Memang dia siapa? Saya selalu lihat dia berulang-ulang kali, termasuk kemarin sore. Apa hubungan lelaki itu sama kamu?"

Arawinda sebenarnya agak ragu untuk mengungkapkan tapi ia tak ingin mengurung rahasia tersebut dari Kaivan. Toh, orang ini juga mungkin bisa melindunginya dari Angga. "Dia man
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status