Share

Bab 82

"Sampaikan maaf Ibu, kepada mertuamu di kota. Ibu tidak bisa memberikan oleh-oleh yang bagus, yang banyak untuk yang di sana. Hanya ini yang bisa Ibu berikan."

Satu plastik besar kue kering khas lebaran daerah kami, Ibu simpan di atas meja makan. Aku yang melihat itu, hanya mengangguk seraya mengunyah makanan yang sama.

"Tidak apa-apa, Bu. Aku tidak berharap akan bawa apa-apa dari sini. Cukup doa Ibu, yang selalu aku nantikan," ujarku.

Senyum Ibu terukir, namun matanya mulai mengembun. Kemudian ia duduk di kursi di sebelahku.

"Jangankan kamu minta, Ra. Kamu tidak meminta pun, doa Ibu selalu mengalir untuk kebahagiaan kalian," ucap Ibu sembari mengelus kepalaku.

Aku tersenyum kecil menahan air mata yang menggenang di pelupuk mata. Rasanya tidak puas aku berada di sini. Rinduku masih belum terhapuskan pada Ibu.

Namun, besok pagi aku harus kembali ke Jakarta. Meninggalkan Ibu seorang diri dan rumah ini. Rasanya berat, tapi harus aku lakukan. Bagaimanapun, aku seorang istri yang harus iku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status