Share

Bab 75

"Kabar ini, Ra!"

Aku tertawa seraya menutup mulut kala Mbak Kinanti mengusap perutnya yang rata. Aku paham maksudnya, mungkin dia menunggu kabar kehamilanku.

"Doakan saja, nanti pun akan ada saatnya," ucap Mas Raffi yang tiba-tiba mendekat seraya mengecup pucuk kepalaku.

Aku tersenyum malu karena ulah Mas Raffi. Sedangkan saudara-saudaranya, saling menggoda yang katanya suamiku itu jadi budak cinta setelah dia menikah denganku.

Waktu semakin malam, anak-anak Mama satu per satu pamit untuk pulang. Kini, rumah kembali sepi seperti awal. Celoteh Citra pun sudah tidak terdengar lagi, karena gadis itu telah terlelap.

Aku membereskan rumah yang berantakan. Bekas makanan ringan, serta mainan Citra pun berceceran di mana-mana.

"Sini, Mas bantu." Mas Raffi mengambil keresek hitam besar, kemudian memasukkan bungkus makanan ringan ke dalamnya. Sedangkan aku, memasukkan mainan Citra ke dalam keranjang.

"Makasih, Mas."

"Sama-sama, Sayang. Sudah? Yuk, kita tidur."

Aku mengangguk, lalu menyimpan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status