Share

Bab 153 Memikirkan Perasaan Sendiri?

"Gimana keadaan Rayyan sekarang?"

Aku menatap wajah wanita berhijab yang ada di seberangku. Di tengah-tengah kami, dua cangkir teh manis mengepul mengeluarkan asap serta aroma melati yang harusnya menenangkan hati.

Namun, tidak untuk hatiku. Perasaan sedih karena putraku kecelakaan, bertambah dengan kenyataan jika Rayyan lebih nyaman dengan Mama dibandingkan aku, ibu yang telah melahirkan dia.

"Kenapa, Ra?" tanya wanita itu lagi.

"Emh, tidak apa-apa, Mbak. Rayyan sudah lebih baik dari sebelumnya. Sekarang sudah tenang, sudah anteng." Aku tersenyum kecut.

Mbak Cindy. Dia mengembuskan napas kasar, lalu menyeruput tehnya.

Tadi, aku dan Mbak Cindy bertemu di koridor rumah sakit. Dia yang hendak melihat keadaan putraku, mengurungkan niat dan malah ikut denganku yang hendak ke kantin. Dan sekarang di sinilah kami berada. Duduk berdua di kantin, seraya menikmati teh manis yang terasa kecut di lidahku.

"Syukurlah kalau lebih baik. Tapi ... wajahmu tidak mencerminkan ketenangan, Ra. Apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
maria jo
sebel banget aq ama mama nya raffi..makanya tinggal ama mertua cew yg suka ngatur2 urusan anak itu paling maless dah..makasi thor apdet nya..next dunk ......
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
gmna anaknya g nurut klo selalu dikuasai.....emang repot cieh....serba salah.....mau gmna lagi....sabar mu harus luas ra.....demi kedamaian hidup
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status