Share

Bab 7

Di malam-malam yang dipenuhi keputusasaan, aku selalu mencoba menghibur diriku sendiri. Aku berpikir bahwa kematian ibuku mungkin merupakan sebuah bentuk kebebasan dari penderitaan baginya. Namun, hidup ini penuh dengan kejutan. Aku tidak pernah menyangka bahwa kakak perempuanku satu-satunya juga meninggalkanku secepat ini.

Dulu aku membayangkan kehidupan yang penuh gairah dan kebebasan. Sekarang, yang tersisa hanyalah diriku yang kesepian ….

"Apa kamu bilang? Ibumu punya penyakit mental?" Ayahku yang diam sedari tadi, akhirnya memberikan sedikit reaksi. "Kenapa kamu bisa tahu tentang kondisi ibumu? Selama ini aku nggak bisa mendapatkan kabar apa pun tentangnya."

Aku mengeluarkan fotoku bersama Ibu dari tas. "Karena aku adalah Alina, anak yang hanya dibesarkan oleh ibunya."

"Aku adalah putrimu yang terpaksa hidup bersama Ibu di ruangan sempit tanpa jendela selama belasan tahun, dihina, dan dicemooh oleh orang-orang. Anak dari golongan bawah yang bahkan nggak punya tempat untuk dimakamk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status