Share

Bab 2

Penulis: Rihanna
Aku sengaja menunjukkan ekspresi gugup dan ketakutan di wajahku. Benar saja, sudut bibir Ginny sedikit terangkat, meski dengan cepat dia mengganti raut wajahnya menjadi seolah-olah penuh perhatian.

"Ada yang ganggu kamu, Ashiya? Bilang saja padaku, akan kuberi pelajaran orang itu."

Aku mencengkeram bahunya dengan kuat, berpura-pura mengingat kembali kenangan buruk. "Aku baik-baik saja, jangan tanya lagi, ya?" Namun dalam hatiku, aku sudah mengutuknya habis-habisan, 'Kamu pembunuh! Kamu orang terakhir yang menelepon kakakku.'

....

Ponsel kakakku menunjukkan bahwa orang terakhir yang berkomunikasi dengannya adalah Ginny. Berdasarkan urutan waktu, aku bisa menyimpulkan bahwa Ginny mungkin mengajak kakakku keluar dengan mengatakan bahwa dia ingin memberikan kejutan di tempat terpencil.

Namun, yang menyambut kakakku bukanlah kejutan, melainkan sesuatu yang jauh lebih menakutkan ... mimpi buruk dan akhirnya kematian.

Pikiranku semakin diperkuat oleh hasil penyelidikanku terhadap Ginny. Di depan kakakku, dia selalu berperan sebagai sosok "gadis malang dengan keluarga yang berantakan" dan "matahari yang ceria".

Namun di balik itu, Ginny adalah remaja bermasalah yang merokok, minum-minum, dan suka berkelahi. Di antara teman-teman berandalnya, ada seorang bernama Joe yang baru-baru ini menerima transfer uang dalam jumlah besar di rekening banknya. Jumlahnya sama persis dengan uang yang diberikan kakakku kepada Ginny sebagai "hadiah".

Aku hanya perlu membandingkan cairan sperma yang diambil dari tubuh Joe dan yang ditemukan di tubuh kakakku untuk membuatnya dan Ginny mendekam di penjara. Memikirkan hal itu, aku semakin mengeratkan cengkeramanku di tangan Ginny.

"Ashiya, kamu menyakitiku. Kamu tahu aku paling takut sakit, 'kan?" Dia melepaskan tanganku dengan kasar, lalu mengomel padaku dengan marah.

"Kalau sakit, pergi saja. Jangan datang ke rumahku setiap hari!" Aku tidak seperti kakakku yang penyabar dan perhatian. Jika ada sesuatu yang membuatku marah, aku akan langsung melampiaskannya.

"Kenapa kamu ngomong begitu sama aku? Ashiya, otakmu jadi bermasalah setelah ditindas orang ya?" Menyadari dirinya salah bicara, Ginny langsung menutup mulutnya dan menatapku dengan gugup.

Aku berjalan ke hadapannya selangkah demi selangkah. "Ginny, kamu tahu sesuatu ya? Kalau asal ngomong, aku bisa menuntutmu, lho? Atau ... dalam hatimu memang ingin sekali aku ditindas orang? Hati busuk macam apa itu?"

Ginny menjelaskan dengan terbata-bata, tapi aku sudah menyuruh kepala pelayan untuk mengusirnya. Kakakku mungkin bisa menoleransimu, tapi aku tidak akan. Ginny, aku akan mempermainkanmu sampai mati.

....

Ginny, yang biasanya selalu bersikap sombong, tiba-tiba mengirimi aku pesan WhastApp berkali-kali untuk meminta maaf.

[ Ashiya, hari ini aku salah. Semua yang kubilang itu cuma omong kosong, jangan dimasukkan ke hati. ]

[ Aku benar-benar nggak lakukan apa pun. Aku kan sahabatmu, mana mungkin aku tega nyakitin kamu? ]

....

Aku tidak membalas pesannya satu pun karena aku sedang menunggu saat dia panik dan menunjukkan kebohongannya. Namun yang tidak pernah kusangka adalah, hal yang disembunyikannya ternyata sangat fatal. Dia menyuruh seseorang untuk memotret kakakku.

Mahkota putri di atas kepala Kakak terjatuh ke lantai, gaun pestanya dirobek-robek hingga tak karuan. Air mata penghinaan yang mengalir deras, tatapan yang putus asa, dan perjuangan yang sia-sia. Foto-foto kakakku setelah dinodai orang tersebar luas di internet.

Dengan rasa sakit yang tak tertahankan, aku menghancurkan komputerku ke lantai. Air mataku berderai deras. Kakakku yang malang ... kenapa setelah meninggal pun, dia masih harus mengalami penghinaan seperti ini?

Tanganku bergerak cepat di atas keyboard untuk melacak lokasi IP dari pengunggah foto itu. Awalnya, aku mengira IP itu akan berasal dari tempat tinggal Ginny. Namun, ternyata dugaanku salah. Lokasi IP menunjukkan foto itu berasal dari rumahku sendiri dan jaraknya hanya sekitar 200 meter dariku!

Dengan perasaan berat, aku memakai sandal rumah dan mengetuk pintu kamar ayahku. Yang membuka pintu adalah wanita yang menjadi penyebab perceraian orang tuaku dulu, Camilla.

"Cami ... oh maaf, maksudku, Bibi. Di mana Ayah?" Supaya tidak menimbulkan kecurigaan, aku harus mengoreksi panggilanku. Pintu hanya dibuka sedikit dan tatapan waspada terlihat jelas di mata ibu tiriku.

"Ayahmu lagi di luar untuk urusan bisnis. Pergi sana, jangan ganggu aku tidur."

Aku mendorong pintu kamar dengan paksa hingga Camilla hampir tersungkur.

"Ashiya, kenapa kamu nggak tidur tengah malam begini, malah buat keributan di kamarku?"

Bab terkait

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 3

    Aku menyunggingkan senyum tipis. "Nggak apa-apa, cuma memastikan dugaanku saja," kataku dengan tenang.Aku menatap laptop di atas ranjang yang membelakangiku. Layarnya yang masih memancarkan cahaya putih telah menjelaskan semuanya. Mengikuti arah pandangku, Camilla langsung melompat dan menutup laptop itu tanpa memedulikan pinggangnya yang hampir terkilir."Memastikan apa? Apa yang menarik di sini?"Aku menatap matanya yang penuh kepanikan dengan senyum mengejek, lalu berbohong, "Nggak kok. Cuma mau mastiin apa kamu ngelakuin hal-hal buruk waktu ayahku nggak ada. Bagaimanapun, sifat seseorang nggak akan bisa berubah.""Apa maksudmu, dasar anak nggak tahu diri! Kamu mau nuduh aku selingkuh, ya? Lihat saja dirimu sendiri yang kotor itu!"Awalnya, aku berniat untuk pergi setelah memakinya. Namun, kesabaranku habis ketika mendengarnya mengucapkan hal keterlaluan seperti itu. Aku menarik kerah piamanya dan, menamparnya dua kali tanpa ragu-ragu."Ashiya? Kotor? Apa pantas kamu omongin orang

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 4

    Ayahku akhirnya memutuskan untuk membiarkanku bertemu dengan Hardi. Bukan untuk menyelamatkan pernikahan, melainkan untuk memohon agar aku tetap diberikan status. Meski hanya sebagai wanita simpanan di sisinya, asalkan ada sedikit hubungan dengan Keluarga Lukman, itu sudah cukup.Lagi pula, karena "skandalku", semua orang yakin bahwa Keluarga Lukman pasti akan membatalkan pertunangan. Demi tidak menyinggung Keluarga Lukman, para pebisnis menolak memberikan suntikan dana kepada ayahku. Kalau bukan karena masalah uang, ayahku tidak akan pernah membiarkanku keluar.Hardi memang tampan dan kaya. Sikapnya juga menunjukkan bahwa dia adalah anak dari keluarga terpandang."Lama nggak ketemu, Hardi," sapaku memecah keheningan terlebih dahulu.Pria itu mengerutkan kening, lalu menyesap kopinya. "Ashiya, dulu kamu selalu manggil aku kakak, kenapa sekarang jadi asing?"Aku hampir tersedak mendengar kata-katanya. Tak kusangka, panggilan kakakku untuknya ternyata agak … menjijikkan."Bukannya situas

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 5

    "Astaga!" seru Kepala departemen IT. "Teknik ini mirip sekali sama peretas internasional top yang misterius, Rosa." Aku hanya bisa tersenyum malu. Terlebih lagi, tatapan tajam dari Hardi hampir saja membunuh kepala departemen itu."Siapa kamu sebenarnya? Ashiya yang kukenal adalah seorang anak jurusan sastra."Sampai sejauh ini, sepertinya rahasia ini tidak bisa lagi disembunyikan. "Kamu tahu bunga favorit Ashiya, bukan? Baby breath?"Hardi mengangguk tegas. Aku melanjutkan, "Tapi bunga favoritku adalah mawar merah, simbol kehidupan yang penuh gairah dan kebebasan. Jadi, aku bukan dia. Aku adalah adiknya, Alina. Nama samaranku, Rosa."Aku bisa melihat dengan jelas bahwa semua kekuatan di tubuh Hardi seakan-akan lenyap begitu saja. Dia tiba-tiba mencengkeram bahuku dengan putus asa, "Kalau begitu, di mana kakakmu? Di mana Ashiya?""Dia sudah meninggal. Meninggal di hari ulang tahunnya yang ke-18." Air mata yang deras mengalir tanpa bisa kutahan. Ini pertama kalinya aku mengumumkan kemat

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 6

    "Nggak masalah, kalau Bibi meragukan hubunganku dan Hardi, mungkin lebih baik kujual saja kontrak ini dengan harga tinggi," kataku dengan tenang.Begitu mendengar hal itu, ayahku langsung panik. Dia segera meminta pena, lalu menandatangani kontrak itu tanpa berpikir panjang.Hardi memang sangat sigap dalam melakukan apa pun. Sebelum bisa melihat keuntungan besar yang masuk, ayahku malah didatangi polisi duluan. Setelah itu, vila keluarga dan beberapa mobil mewah kami disita oleh bank untuk menutupi utang. Namun, yang lebih serius lagi adalah ayahku dan Camilla kini berada di ambang dipenjara.Sebab, proyek pengembangan pantai itu telah dijadikan sebagai proyek kosong oleh Hardi. Seiring dengan semakin banyaknya uang yang diinvestasikan, kerugian yang ditimbulkan juga semakin besar. Namun, hal itu masih belum yang terburuk. Hardi bahkan merancang beberapa pelanggaran hukum yang dikaitkan dengan proyek ini.Mulai dari penggelapan pajak hingga masalah keamanan akibat proyek yang dilakukan

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 7

    Di malam-malam yang dipenuhi keputusasaan, aku selalu mencoba menghibur diriku sendiri. Aku berpikir bahwa kematian ibuku mungkin merupakan sebuah bentuk kebebasan dari penderitaan baginya. Namun, hidup ini penuh dengan kejutan. Aku tidak pernah menyangka bahwa kakak perempuanku satu-satunya juga meninggalkanku secepat ini.Dulu aku membayangkan kehidupan yang penuh gairah dan kebebasan. Sekarang, yang tersisa hanyalah diriku yang kesepian …."Apa kamu bilang? Ibumu punya penyakit mental?" Ayahku yang diam sedari tadi, akhirnya memberikan sedikit reaksi. "Kenapa kamu bisa tahu tentang kondisi ibumu? Selama ini aku nggak bisa mendapatkan kabar apa pun tentangnya."Aku mengeluarkan fotoku bersama Ibu dari tas. "Karena aku adalah Alina, anak yang hanya dibesarkan oleh ibunya.""Aku adalah putrimu yang terpaksa hidup bersama Ibu di ruangan sempit tanpa jendela selama belasan tahun, dihina, dan dicemooh oleh orang-orang. Anak dari golongan bawah yang bahkan nggak punya tempat untuk dimakamk

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 8

    "Kamu tahu bagaimana dia 'menjaga' kakakku? Dengan menjadikannya sebagai ATM berjalan dan memanipulasinya! Semakin kamu minta dia untuk menjaga kakakku, semakin besar keinginannya untuk menggantikan kakakku. Paham?"Aku sadar, menyalahkan Hardi atas kejadian ini adalah tindakan bodoh. Setelah berusaha menenangkan diri, aku menatap pria di sofa itu dengan mata yang memerah dan berkata, "Janji ketemuan sama dia. Pilih tempat yang bisa 'terlihat' oleh kakakku."Ginny datang dengan penuh percaya diri dan mengenakan pakaian yang mencolok. Namun, yang menunggunya hanyalah aku."Ginny, mempermainkan orang itu menyenangkan ya?" tanyaku.Aku mengenakan gaun yang sama seperti yang dipakai kakakku saat ulang tahun ke-18. Renda putih pada gaun itu menonjolkan kulitku yang pucat. Seketika, wajah Ginny berubah menjadi seputih gaunku."Ashiya, apa maumu?!" teriaknya sambil mencoba untuk kabur. Dengan tenang, aku mengambil perekam suara dari saku dan menekan tombolnya."Foto-foto itu semuanya dari Gin

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 9

    Kakak, Ibu, kenapa sekarang hanya tersisa aku seorang diri?Wajah Ginny telah hancur. Saat diadili di pengadilan, semua orang menebak-nebak seberapa banyaknya luka di balik perban itu. Hanya aku yang tahu jelas seberapa parahnya lukanya dan betapa memuaskannya perasaan itu.Akan tetapi, Ginny tidak berani menggugatku. Sebab, nyawa ayahnya yang pemabuk itu berada di bawah kendaliku dan Hardi."Aku tahu, keluargamu satu-satunya adalah ayahmu. Kalau kamu nggak mau dia menghilang tanpa jejak, serahkan dirimu ke kantor polisi dan tebus kesalahanmu dengan dipenjara seumur hidup."Ginny sadar bahwa dirinya sudah pasti tidak bisa lari dari jeratan hukum. Saat di pengadilan, dia bersikeras mengatakan bahwa luka di wajahnya adalah hasil perbuatannya sendiri. Sementara itu, ayah yang dilindunginya dengan kebohongan itu akhirnya meninggal di rumah sebulan kemudian karena minum alkohol berlebihan.Pria yang menyerang kakakku juga tidak luput dari hukuman. Sebelum dipenjara, Hardi sendiri yang "meng

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 1

    Kakak kembarku meninggal di hari ulang tahunnya yang ke-18. Di sudut hotel yang gelap, dia dinodai dan kemudian meninggal akibat kegagalan pernapasan. Namun, sahabat dekat yang selalu dia bantu dan percayai, Ginny, berbalik menyebarkan foto-foto saat kakakku dinodai.Kemudian, aku perlahan-lahan menghancurkan wajah Ginny yang selalu ingin menggantikan kakakku.Darah mengalir deras dan aku memegang wajah Ginny seolah-olah memegang sebuah karya seni. "Kakakku yang paling kucintai sudah pergi, kalian yang menyakitinya juga nggak akan bisa lari."....Namaku Alina dan kakak kembarku adalah Ashiya."Semoga hidup selalu beruntung dan semuanya berjalan sesuai harapan." Itulah harapan terbesar orang tua kami untuk kami berdua.Namun, harapan itu hancur tak lama setelah kami lahir. Ayahku berselingkuh. Ibuku yang marah besar, membawaku pergi dan mengumumkan bahwa aku telah meninggal di luar negeri. Sementara itu, kakak kembarku tumbuh menjadi pribadi yang lembut dan baik hati di rumah di mana a

Bab terbaru

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 9

    Kakak, Ibu, kenapa sekarang hanya tersisa aku seorang diri?Wajah Ginny telah hancur. Saat diadili di pengadilan, semua orang menebak-nebak seberapa banyaknya luka di balik perban itu. Hanya aku yang tahu jelas seberapa parahnya lukanya dan betapa memuaskannya perasaan itu.Akan tetapi, Ginny tidak berani menggugatku. Sebab, nyawa ayahnya yang pemabuk itu berada di bawah kendaliku dan Hardi."Aku tahu, keluargamu satu-satunya adalah ayahmu. Kalau kamu nggak mau dia menghilang tanpa jejak, serahkan dirimu ke kantor polisi dan tebus kesalahanmu dengan dipenjara seumur hidup."Ginny sadar bahwa dirinya sudah pasti tidak bisa lari dari jeratan hukum. Saat di pengadilan, dia bersikeras mengatakan bahwa luka di wajahnya adalah hasil perbuatannya sendiri. Sementara itu, ayah yang dilindunginya dengan kebohongan itu akhirnya meninggal di rumah sebulan kemudian karena minum alkohol berlebihan.Pria yang menyerang kakakku juga tidak luput dari hukuman. Sebelum dipenjara, Hardi sendiri yang "meng

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 8

    "Kamu tahu bagaimana dia 'menjaga' kakakku? Dengan menjadikannya sebagai ATM berjalan dan memanipulasinya! Semakin kamu minta dia untuk menjaga kakakku, semakin besar keinginannya untuk menggantikan kakakku. Paham?"Aku sadar, menyalahkan Hardi atas kejadian ini adalah tindakan bodoh. Setelah berusaha menenangkan diri, aku menatap pria di sofa itu dengan mata yang memerah dan berkata, "Janji ketemuan sama dia. Pilih tempat yang bisa 'terlihat' oleh kakakku."Ginny datang dengan penuh percaya diri dan mengenakan pakaian yang mencolok. Namun, yang menunggunya hanyalah aku."Ginny, mempermainkan orang itu menyenangkan ya?" tanyaku.Aku mengenakan gaun yang sama seperti yang dipakai kakakku saat ulang tahun ke-18. Renda putih pada gaun itu menonjolkan kulitku yang pucat. Seketika, wajah Ginny berubah menjadi seputih gaunku."Ashiya, apa maumu?!" teriaknya sambil mencoba untuk kabur. Dengan tenang, aku mengambil perekam suara dari saku dan menekan tombolnya."Foto-foto itu semuanya dari Gin

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 7

    Di malam-malam yang dipenuhi keputusasaan, aku selalu mencoba menghibur diriku sendiri. Aku berpikir bahwa kematian ibuku mungkin merupakan sebuah bentuk kebebasan dari penderitaan baginya. Namun, hidup ini penuh dengan kejutan. Aku tidak pernah menyangka bahwa kakak perempuanku satu-satunya juga meninggalkanku secepat ini.Dulu aku membayangkan kehidupan yang penuh gairah dan kebebasan. Sekarang, yang tersisa hanyalah diriku yang kesepian …."Apa kamu bilang? Ibumu punya penyakit mental?" Ayahku yang diam sedari tadi, akhirnya memberikan sedikit reaksi. "Kenapa kamu bisa tahu tentang kondisi ibumu? Selama ini aku nggak bisa mendapatkan kabar apa pun tentangnya."Aku mengeluarkan fotoku bersama Ibu dari tas. "Karena aku adalah Alina, anak yang hanya dibesarkan oleh ibunya.""Aku adalah putrimu yang terpaksa hidup bersama Ibu di ruangan sempit tanpa jendela selama belasan tahun, dihina, dan dicemooh oleh orang-orang. Anak dari golongan bawah yang bahkan nggak punya tempat untuk dimakamk

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 6

    "Nggak masalah, kalau Bibi meragukan hubunganku dan Hardi, mungkin lebih baik kujual saja kontrak ini dengan harga tinggi," kataku dengan tenang.Begitu mendengar hal itu, ayahku langsung panik. Dia segera meminta pena, lalu menandatangani kontrak itu tanpa berpikir panjang.Hardi memang sangat sigap dalam melakukan apa pun. Sebelum bisa melihat keuntungan besar yang masuk, ayahku malah didatangi polisi duluan. Setelah itu, vila keluarga dan beberapa mobil mewah kami disita oleh bank untuk menutupi utang. Namun, yang lebih serius lagi adalah ayahku dan Camilla kini berada di ambang dipenjara.Sebab, proyek pengembangan pantai itu telah dijadikan sebagai proyek kosong oleh Hardi. Seiring dengan semakin banyaknya uang yang diinvestasikan, kerugian yang ditimbulkan juga semakin besar. Namun, hal itu masih belum yang terburuk. Hardi bahkan merancang beberapa pelanggaran hukum yang dikaitkan dengan proyek ini.Mulai dari penggelapan pajak hingga masalah keamanan akibat proyek yang dilakukan

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 5

    "Astaga!" seru Kepala departemen IT. "Teknik ini mirip sekali sama peretas internasional top yang misterius, Rosa." Aku hanya bisa tersenyum malu. Terlebih lagi, tatapan tajam dari Hardi hampir saja membunuh kepala departemen itu."Siapa kamu sebenarnya? Ashiya yang kukenal adalah seorang anak jurusan sastra."Sampai sejauh ini, sepertinya rahasia ini tidak bisa lagi disembunyikan. "Kamu tahu bunga favorit Ashiya, bukan? Baby breath?"Hardi mengangguk tegas. Aku melanjutkan, "Tapi bunga favoritku adalah mawar merah, simbol kehidupan yang penuh gairah dan kebebasan. Jadi, aku bukan dia. Aku adalah adiknya, Alina. Nama samaranku, Rosa."Aku bisa melihat dengan jelas bahwa semua kekuatan di tubuh Hardi seakan-akan lenyap begitu saja. Dia tiba-tiba mencengkeram bahuku dengan putus asa, "Kalau begitu, di mana kakakmu? Di mana Ashiya?""Dia sudah meninggal. Meninggal di hari ulang tahunnya yang ke-18." Air mata yang deras mengalir tanpa bisa kutahan. Ini pertama kalinya aku mengumumkan kemat

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 4

    Ayahku akhirnya memutuskan untuk membiarkanku bertemu dengan Hardi. Bukan untuk menyelamatkan pernikahan, melainkan untuk memohon agar aku tetap diberikan status. Meski hanya sebagai wanita simpanan di sisinya, asalkan ada sedikit hubungan dengan Keluarga Lukman, itu sudah cukup.Lagi pula, karena "skandalku", semua orang yakin bahwa Keluarga Lukman pasti akan membatalkan pertunangan. Demi tidak menyinggung Keluarga Lukman, para pebisnis menolak memberikan suntikan dana kepada ayahku. Kalau bukan karena masalah uang, ayahku tidak akan pernah membiarkanku keluar.Hardi memang tampan dan kaya. Sikapnya juga menunjukkan bahwa dia adalah anak dari keluarga terpandang."Lama nggak ketemu, Hardi," sapaku memecah keheningan terlebih dahulu.Pria itu mengerutkan kening, lalu menyesap kopinya. "Ashiya, dulu kamu selalu manggil aku kakak, kenapa sekarang jadi asing?"Aku hampir tersedak mendengar kata-katanya. Tak kusangka, panggilan kakakku untuknya ternyata agak … menjijikkan."Bukannya situas

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 3

    Aku menyunggingkan senyum tipis. "Nggak apa-apa, cuma memastikan dugaanku saja," kataku dengan tenang.Aku menatap laptop di atas ranjang yang membelakangiku. Layarnya yang masih memancarkan cahaya putih telah menjelaskan semuanya. Mengikuti arah pandangku, Camilla langsung melompat dan menutup laptop itu tanpa memedulikan pinggangnya yang hampir terkilir."Memastikan apa? Apa yang menarik di sini?"Aku menatap matanya yang penuh kepanikan dengan senyum mengejek, lalu berbohong, "Nggak kok. Cuma mau mastiin apa kamu ngelakuin hal-hal buruk waktu ayahku nggak ada. Bagaimanapun, sifat seseorang nggak akan bisa berubah.""Apa maksudmu, dasar anak nggak tahu diri! Kamu mau nuduh aku selingkuh, ya? Lihat saja dirimu sendiri yang kotor itu!"Awalnya, aku berniat untuk pergi setelah memakinya. Namun, kesabaranku habis ketika mendengarnya mengucapkan hal keterlaluan seperti itu. Aku menarik kerah piamanya dan, menamparnya dua kali tanpa ragu-ragu."Ashiya? Kotor? Apa pantas kamu omongin orang

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 2

    Aku sengaja menunjukkan ekspresi gugup dan ketakutan di wajahku. Benar saja, sudut bibir Ginny sedikit terangkat, meski dengan cepat dia mengganti raut wajahnya menjadi seolah-olah penuh perhatian."Ada yang ganggu kamu, Ashiya? Bilang saja padaku, akan kuberi pelajaran orang itu."Aku mencengkeram bahunya dengan kuat, berpura-pura mengingat kembali kenangan buruk. "Aku baik-baik saja, jangan tanya lagi, ya?" Namun dalam hatiku, aku sudah mengutuknya habis-habisan, 'Kamu pembunuh! Kamu orang terakhir yang menelepon kakakku.'....Ponsel kakakku menunjukkan bahwa orang terakhir yang berkomunikasi dengannya adalah Ginny. Berdasarkan urutan waktu, aku bisa menyimpulkan bahwa Ginny mungkin mengajak kakakku keluar dengan mengatakan bahwa dia ingin memberikan kejutan di tempat terpencil.Namun, yang menyambut kakakku bukanlah kejutan, melainkan sesuatu yang jauh lebih menakutkan ... mimpi buruk dan akhirnya kematian.Pikiranku semakin diperkuat oleh hasil penyelidikanku terhadap Ginny. Di de

  • Mengambil Alih Identitas Kakakku   Bab 1

    Kakak kembarku meninggal di hari ulang tahunnya yang ke-18. Di sudut hotel yang gelap, dia dinodai dan kemudian meninggal akibat kegagalan pernapasan. Namun, sahabat dekat yang selalu dia bantu dan percayai, Ginny, berbalik menyebarkan foto-foto saat kakakku dinodai.Kemudian, aku perlahan-lahan menghancurkan wajah Ginny yang selalu ingin menggantikan kakakku.Darah mengalir deras dan aku memegang wajah Ginny seolah-olah memegang sebuah karya seni. "Kakakku yang paling kucintai sudah pergi, kalian yang menyakitinya juga nggak akan bisa lari."....Namaku Alina dan kakak kembarku adalah Ashiya."Semoga hidup selalu beruntung dan semuanya berjalan sesuai harapan." Itulah harapan terbesar orang tua kami untuk kami berdua.Namun, harapan itu hancur tak lama setelah kami lahir. Ayahku berselingkuh. Ibuku yang marah besar, membawaku pergi dan mengumumkan bahwa aku telah meninggal di luar negeri. Sementara itu, kakak kembarku tumbuh menjadi pribadi yang lembut dan baik hati di rumah di mana a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status