Share

Mengambil Alih Identitas Kakakku
Mengambil Alih Identitas Kakakku
Penulis: Rihanna

Bab 1

Kakak kembarku meninggal di hari ulang tahunnya yang ke-18. Di sudut hotel yang gelap, dia dinodai dan kemudian meninggal akibat kegagalan pernapasan. Namun, sahabat dekat yang selalu dia bantu dan percayai, Ginny, berbalik menyebarkan foto-foto saat kakakku dinodai.

Kemudian, aku perlahan-lahan menghancurkan wajah Ginny yang selalu ingin menggantikan kakakku.

Darah mengalir deras dan aku memegang wajah Ginny seolah-olah memegang sebuah karya seni. "Kakakku yang paling kucintai sudah pergi, kalian yang menyakitinya juga nggak akan bisa lari."

....

Namaku Alina dan kakak kembarku adalah Ashiya.

"Semoga hidup selalu beruntung dan semuanya berjalan sesuai harapan." Itulah harapan terbesar orang tua kami untuk kami berdua.

Namun, harapan itu hancur tak lama setelah kami lahir. Ayahku berselingkuh. Ibuku yang marah besar, membawaku pergi dan mengumumkan bahwa aku telah meninggal di luar negeri. Sementara itu, kakak kembarku tumbuh menjadi pribadi yang lembut dan baik hati di rumah di mana ayah kandung kami tidak menyayanginya dan ibu tiri selalu mempersulitnya.

Namun kini, semuanya telah hancur berkeping-keping. Tak pernah kusangka bahwa pertemuan kami setelah 18 tahun, akan menjadi perpisahan selamanya. Dia meninggal pada hari ulang tahun kami yang ke-18.

Bersama kematiannya, seolah-olah aku, Alina, juga ikut mati di usia 18 tahun itu.

....

Ini adalah pertama kalinya aku kembali ke tanah air sejak lahir. Mengikuti petunjuk yang diberikan kakakku, aku diam-diam menemukannya. Aku membawa bunga favoritnya, baby breath, berharap bisa merayakan ulang tahun kami yang ke-18 secara diam-diam. Inilah momen yang telah kami impikan berulang kali.

Mungkin akan ada pelukan penuh kebahagiaan, mungkin kami akan menangis bersama karena terharu. Namun, semuanya hancur begitu saja. Yang menyambutku hanyalah tubuh yang dingin membeku.

Pakaian kakakku telah robek, kulitnya terpapar dinginnya malam di Kota Riva yang bersuhu nol derajat. Wajah yang identik dengan wajahku, kini hanya menyisakan kepucatan. Matanya terbelalak ketakutan, menatap ke arah langit-langit.

Di sudut hotel yang gelap dan terpisah jauh dari hiruk-pikuk dunia, aku kehilangan kakak tersayangku untuk selamanya. Aku tidak berteriak karena aku tahu pelakunya bukan hanya pria yang menodainya. Aku akan menangkap pelaku sebenarnya dan menghukum mereka satu per satu dengan darah mereka sebagai persembahan bagi kakakku.

Laporan autopsi menunjukkan bahwa kakakku meninggal karena gagal napas akibat serangan jantung bawaan. Dugaan awal menunjukkan bahwa dia meninggal setelah dinodai,

yang membuat hukuman bagi pelaku semakin berat.

Dengan hati yang hancur, aku menguburkan kakakku di ladang penuh bunga baby breath. Orang-orang di sekitarnya mengira bahwa dia hanya hilang saat perayaan ulang tahunnya. Namun, kemudian aku menutupi tahi lalat di wajahku, merias wajahku dengan gaya yang paling disukainya, dan muncul di hadapan mereka.

"Ashiya, kenapa kamu menghilang berhari-hari? Tahu nggak seberapa khawatirnya aku saat mencarimu?" Setelah menyamar sebagai kakakku, orang pertama yang kutemui adalah sahabat dekatnya, Ginny. Orang yang selalu disebut-sebut kakakku setiap kali kami mengobrol.

"Alina, kamu tahu nggak, Ginny itu kasihan sekali. Ayahnya pecandu alkohol dan suka mukul dia, tapi dia tetap hidup dengan optimis. Rencananya aku mau berikan amplop besar sebagai hadiah ulang tahun untuknya."

"Ginny bilang, mulutku bodoh sekali. Aku juga merasa begitu. Sepertinya aku harus lebih jarang bicara mulai sekarang."

"Alina, Ginny bilang pesta ulang tahun kita nanti nggak boleh terlalu sederhana. Dia bantu aku milih hotel yang bagus ...."

Sejak pertama kali mendengar nama Ginny, aku sudah merasa tidak nyaman. Hingga akhirnya perasaanku semakin kuat dan aku memutuskan untuk memperingatkan kakakku.

"Menurutku, semua tindakannya itu kayak selalu merintah-merintah Kakak. Kenapa harus selalu nurut sama dia? Ngasih amplop saja sudah cukup sebagai tanda perhatian. Kakak hampir menjadikannya wanita kaya."

Namun, peringatanku sia-sia. Wanita di depanku ini selalu berhasil membuat kakakku patuh.

"Aku nggak ke mana-mana, cuma ngalamin hal buruk. Aku keluar untuk menenangkan pikiran."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status