Share

Bab Dua Puluh Sembilan

"Iya. Aku memang mau mati. Terima kasih sudah memberitahuku," ucapku lalu berjalan mengikuti arah telunjuknya.

Sebelumnya, aku sempat melihat ekspresinya yang terperangah mendengar kata-kataku.

"Hei, tunggu!" teriaknya, memanggil.

Bisa kudengar pula hentakan sepatunya yang menandakan ia tengah berlari. Suaranya kian dekat. Pasti dia mengejarku. Ia mengira aku benar-benar akan bunuh diri. Padahal aku pergi untuk menjauh darinya. Karena, aku yakin jika diam saja, pemuda itu akan terus menerus merutuki kecerobohanku yang hampir tertabrak olehnya.

"Heh, lo serius mau bunuh diri?" tanyanya, saat sudah mensejajarkan langkah denganku.

Tak penting bagiku menjawab pertanyaan konyolnya. Aku melirik sekilas padanya, lalu kembali menatap ke depan. Tanpa berniat menghentikan laju dari kakiku.

"Hei, lo bisu? Eh, tapi tadi lo bisa ngomong. Jawab gue, dong! Lo patah hati, ya? Pasti abi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status