"Maling!" teriak seorang wanita.
Begitulah suara teriakan dari seorang wanita paruh baya. Teriakan itu membuat seseorang yang memakai jaket hitam, topi, dan mengenakan masker penutup wajah langsung mengambil langkah seribu.Mendengar teriakan wanita itu, orang-orang yang ada di sekitar pasar berlari mengejar pencuri.Sosok yang mengenakan jaket hitam berlari begitu cepat dan dia langsung bersembunyi di balik semak-semak."Wah, benar-benar gila. Semua orang mengejarku," keluhnya.Dia bergegas melepas jaketnya dan membalikkan jaket yang dia kenakan. Jaket yang dikenakan Yola memang keren, jaket itu 2 in 1 bisa di bolak-balik dan Yola melepas topinya. Tergerailah rambut panjang milik Yola. Lantas dia melepas masker wajah yang dia pakai.Gadis cantik berperawakan tomboi berjalan pelan sambil melirik sebuah tas yang sedang ditenteng seorang ibu-ibu di pasar. Dia mengenakan sebuah topi berwarna hitam dan mulutnya tampak sedang menghisap sesuatu.Pasar siang itu memang tampak ramai. Semua orang yang sedang berbelanja di pasar fokus pada aktivitas mereka masing-masing.Dia terus merapatkan dirinya pada ibu-ibu yang tengah sibuk memilih-milih sayuran segar. Tangannya dengan sangat lihai dan terampil mengambil dompet dan ponsel milik ibu-ibu itu.Setelah aksinya berhasil, gadis itu segera pergi meninggalkan tempat tersebut. Dia berjalan menjauh dari keramaian pasar."Yola!" teriak seorang pria. Yola menoleh dan mendapatkan Tegar berlari mendekatinya."Bagaimana mangsa mu hari ini?" tanya Tegar. Yola mengulurkan tangannya dan memperlihatkan dua buah dompet dan sebuah benda pipih."Wah, hebat. Belum ada setengah hari kau sudah mendapatkan dua mangsa. Bos pasti sangat senang."Yola memutarkan bola matanya. Dia benar-benar sudah muak dengan semua ini. Gadis itu memilih pergi meninggalkan Tegar, sahabatnya."Ah, sudahlah. Aku tidak ingin membahas hal itu lagi. Kalau kau ingin mencari mangsa, pergilah. Aku ingin beristirahat sebentar," kata Yola beralasan.Yola menggunakan alasan itu untuk bisa pergi dan menghindar dari Tegar. Sebab Yola tak ingin mendengarkan cerita yang sama dari Tegar."Baiklah. Aku akan kembali mencari mangsa. Kau pergilah beristirahat di tempat biasa dan aku akan menyusul mu di sana," balas Tegar.Semua itu dibalas dengan anggukan kepala dari Yola, akan tetapi Yola punya tujuan lain. Dia selalu beralasan mencari cara untuk menjaga jarak dari Tegar.Tegar pun melambaikan tangannya saat Yola pergi dari sana. "Hati-hati."Yola menghilang dibalik tembok yang kokoh. Tegar, sosok pemuda tampan dengan penuh banyak tato di tubuhnya masih berdiri mematung di sana."Seharusnya dia yang mengucapkan kata hati-hati padaku, tapi kenapa aku yang mengucapkannya." Tegar mengumpat pada dirinya sendiri, sambil beberapa kali tangannya menampar pipinya. "Bodohnya aku. Ah, sudahlah. Lebih baik aku mencari mangsa lain, agar hari ini aku bisa menyetor banyak pada si bos." Tegar akhirnya berlalu dari sana. Dia kembali beroperasi ke sekitar kompleks pasar. Padahal hari itu Tegar sudah banyak mencuri dari orang-orang, tapi kenapa dia terlihat serakah, masih saja berpikir kurang.Mata tajam Tegar mencari korban yang kaya dan juga cantik agar bisa dirayu olehnya. Ah, memang dasar brengsek dan buaya."Hm, wanita itu sepertinya kaya raya, tapi sayang dia tidak membawa apa-apa. Eh, tunggu, apa itu?" Mata tajam itu menangkap sesuatu yang dibawa oleh si wanita. "Plastik kresek. Ya, pasti ada di sana." Tegar menjentikkan jempol dan jari tengahnya.***Sinar matahari begitu sempurna berdiri tepat di tengah-tengah dan begitu sangat menyengat di kepala. Seorang gadis berjalan sambil berkali-kali mengusap peluh yang mengalir dari kepalanya."Wah, panas sekali hari ini dan aku benar-benar sangat kehausan," rengek Yola. "Dia berjalan tertatih-tatih menuju ke sebuah pohon dan Yola pun duduk di bawah pohon nan rindang itu.Sejenak Yola duduk di sana dan merasakan nyaman dan sejuk. Tangan kanan Yola merogoh saku celananya dan dia menemukan selembar uang 10 ribuan."Kenapa ada uang di sakuku?" Yola berpikir sebentar. "Lebih baik uang ini aku belikan air mineral dan roti untuk dimakan. Kebetulan di depan sana ada warung kecil." Yola beranjak dari sana dan pergi menuju warung di depan.Lima menit kemudian, Yola kembali duduk di bawah pohon dan membuka plastik kresek berwarna putih yang berisi air mineral, dua buah roti, dan beberapa permen. Gadis cantik berambut panjang dengan hidung mancung, bibir tipis serta mata yang begitu indah sedang menikmati sebungkus roti di bawah pohon.Setelah lapar dan dahaga terobati, rasa ngantuk menyerang Yola. "Ah, dasar penyakitnya manusia. Setiap kenyang pasti langsung ngantuk datang," dengkus Yola dengan tangannya menutupi mulutnya karena menguap. "Lebih baik aku tidur sebentar. Lagi pula aku sudah dapat beberapa korban untuk disetorkan ke bos. Ah, bodoh amat dibilang malas kerja, selalu dapat sedikit, dan lain-lain." Yola membaringkan tubuhnya pada sebuah kursi kayu yang ada di sana. Tidak butuh waktu lama Yola pun tertidur.Satu jam sampai dua jam terlewati. Yola begitu sangat nyenyak tidur di tempat terbuka. Saat matanya terbuka pelan-pelan, dia langsung terkejut."Ya ampun," teriaknya terbangun dari baringnya."Apa kau terkejut?" tanyanya."Bagaimana tidak? Kenapa kau jongkok di depan mukaku?" seru Yola yang masih merasakan jantungnya hampir copot."Aku suka sekali melihat wajahmu yang cantik saat tidur. Mau kapan lagi bisa melihat wajahmu dengan jelas. Sekarang saja melihat wajahmu seperti ini kau sudah langsung keluar taringnya," jelas Tegar sambil mempraktekkan seekor macam yang hendak menerkam."Jangan bercanda deh, Gar." Yola terlihat mulai merajuk.Tegar berdiri dari jongkok nya dan duduk di samping Yola. "Aku mencari mu di tempat biasa, tapi kau tidak ada di sana dan ternyata kau tertidur di sini. Ini aku beli seblak. Bagaimana kalau kita makan berdua di sini?" Tegar mengulurkan bungkusan sesuatu pada Yola.Yola hanya terpaku menatap bungkusan itu. Yola ingin menolaknya, tapi perutnya pun tidak bisa dibohongi. Yola terdiam cukup lama hingga ....Kruk kruyuk ....Suara perut Yola membuat pipi Yola memerah dan Tegar pun tertawa terkekeh-kekeh."Halah, tidak perlu menolaknya. Perutmu tidak bisa berbohong, Yol. Ayo, kita makan seblak ini di sini. Tenang saja ada es tehnya juga kok." Tegar mengeluarkan dua buah styrofoam box dan memberikan satunya pada Yola.Yola menarik napas panjang, sebenarnya dia ingin menolak karena bukan apa-apa, tapi sama saja dia makan uang haram."Ah, bodoh amat," dumel Yola."Hah? Baru saja kau bilang apa, Yol?" tanya Tegar yang kurang begitu mendengarnya dengan jelas."Ah, tidak ada. Aku tidak bilang apa-apa. Ayo, kita makan mumpung masih hangat. Seblak ini pasti sangat nikmat dan enak," elak Yola."Pasti enak dong. Aku membelinya di tempat langganan," balas Tegar."Oh ya?" Yola melahapnya begitu juga dengan Tegar dan di samping mereka masing-masing tergeletak sebungkus es teh yang melambai-lambaikan tangannya minta diseruput.Di tengah-tengah menikmati seblak yang hangat dan pedas. 'Aku harus berhenti dari pekerjaan ini.'Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di kepala Yola. Bahkan memenuhi seisi ruangan yang ada di dalam otak Yola dan membuat Yola tidak nyenyak tidur. Hal itu membuat Yola semakin malas untuk mencari korban sasaran hingga membuat Yola sering menjadi bulan-bulanan si bos. Tegar, selaku sahabat Yola selalu menjadi pelindung untuk Yola. Saat Yola dianiaya bosnya, Tegar menjadi orang pertama yang melindungi Yola bahkan Tegar pun membantu Yola dalam mencari mangsanya.Yola sudah sering kali menolak kebaikan Tegar, tapi Tegar benar-benar keras kepala dan tetap membantu Yola karena Tegar suka dengan Yola. Tegar tidak tega jika Yola harus selalu dihajar oleh bosnya karena setoran selalu berkurang."Sudahlah, jangan terlalu banyak alasan ini dan itu. Kau cukup menurut padaku saja. Paham." Begitulah ucapan yang selalu dilontarkan dari bibir Tegar.Karena Yola sedang malas berdebat, dia memilih diam dan menuruti apa yang dikatakan oleh Tegar. Namun, dibalik itu semua, Yola juga memikirkan cara a
Yola's POVMenjalani profesiku yang sekarang memang tidaklah mudah dan sangatlah beresiko. Namun lewat profesiku inilah, aku tidak sengaja bertemu dengan pemuda itu. Bukan keinginanku untuk menjalani kehidupan seperti ini tapi keadaan lah yang memaksaku untuk menjalani profesi ini.***Pagi itu seorang gadis sedang berjalan di pasar tradisional sambil melihat-lihat keadaan sekelilingnya. Hari itu tampaknya dia sedang mencari mangsa."Gadis manis, kemari lah," panggil seorang kakek. Gadis itu pun menoleh dan mendekati kakek itu."Iya Kek, ada apa?" tanya gadis itu."Kakek minta kau berhentilah, profesi mu itu sangat beresiko." Kakek Rud menasehati."Aku sebenarnya ingin berhenti Kek, tapi————" ucapannya menggantung."Tapi apa, Nak?" Kakek Rud memandang gadis itu."Aku tidak mungkin bisa lepas dari mereka, Kek!" gadis itu tampak sedih."Semua pasti ada jalan keluarnya," kata Kakek Rud."Ketahuan kabur saja pasti akan dikejar dan kalau tertangkap akan dihajar, Kek!" tegas gadis itu tapi
Di saat mereka berdua terjebak di sebuah ruang yang sangat sempit dengan keadaan si pinky boy sedang dalam keadaan listrik bertegangan tinggi.Di tempat lain, Tegar berhasil ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Dompet yang pemuda itu ambil kembali dengan selamat ke tangan si pemilik. Polisi pun mengintrogasi Tegar dengan berbagai pertanyaan dan harus dijawab jujur oleh Tegar agar tidak bertambah lagi bonyok-bonyok di mukanya.Kembali lagi ke toilet umum yang di dalam toilet tersebut si pinky boy masih berada di puncak ketegangan dimana pusaka keramatnya mulai bangun dari tidur panjangnya. Terlihat pinky boy mulai resah gelisah tidak karuan.'Kamvret ... Anacondaku berdiri,' batinnya yang masih menahan rasa ngilu membekap mulutnya sendiri dengan menggunakan tangan kirinya. 'Shiit! Kenapa langsung konek seperti ini sih?' Membatin merasakan anaconda nya semakin menegang dan keras. 'Gadis ini sengaja atau bagaimana sih? Tidak tahu apa jika aku sedang dalam keadaan konek dengan tegangan
Menikah karena ketidaksengajaan masih membuat Jin dan Yola canggung. Mereka harus beradaptasi antara satu dengan yang lainnya. Karena sebelumnya, mereka sama sekali tidak saling mengenal. Bertemu pun dengan cara tidak sengaja dan melalui banyak drama. Bertemu hari itu juga dan langsung menikah.Belum genap sehari tinggal di rumah Jin si "pinky boy" alias kang wor wet hensem, Yola sudah mulai ketularan aneh. Apalagi kedua adik Herjinot yang benar-benar gesrek. Si Jimmy gesreknya tidak ketulungan. Sedang si Juki adik Jin yang paling bontot lumayan lah agak normal walaupun dia juga rada-rada aneh. Yang benar-benar normal adalah Bibi Im pelayan sepuh di situ.Herjinot tidur telentang di samping istrinya, Yola."Siapa laki-laki tadi?" tanya Jin."Hah? Laki-laki yang mana?" Yola balik bertanya."Laki-laki itu loh," balas Jin sambil memajukan bibirnya beberapa senti."Kalau bicara itu tidak usah setengah-setengah, muter-muter seperti kitiran alias kipas angin bikin pusing tahu." Yola melempa
HerJinot pulang membawa banyak barang belanjaan. Entah apa saja barang yang dibeli Jin untuk istrinya. Di ruang tamu, Jimmy dan Juki sedang duduk sambil makan cemilan."Wuih ... Kak, habis merampok di mana?" tanya si Jimmy sambil bercanda."Enak saja kau bilang merampok, ini habis ngeborong seisi mall," jawab Jin melangkah menaiki tangga menuju lantai dua."Kak, kita berdua tidak dibelikan oleh-oleh?" tanya si bontot Juki."Beli sendiri, bukannya kalian sudah ku beri uang jatah tiap bulan," seru Jin dari lantai dua.Jin langsung masuk ke kamar menaruh semua barang belanjaan. Yola yang melihat suaminya belanja begitu banyak auto langsung komen."Habis merampok ya, Bang?" tanya Yola."Enak sekali kau bilang merampok, ini beli pakai duit," jawab Jin."Yang bilang beli pakai daun siapa?" tanya Yola gregetan."Nih pilih sendiri, aku tidak tahu ukuran kacamatamu berapa? Aku borong semua," ucap Jin menyerahkan semua belanjaan pada Yola."Ya ya ya, orang kaya memang bebas, banyak duit, bisa b
Kedua pasutri yang akan melakukan malam pertamanya itu masih terus-menerus dihadapkan dengan bermacam-macam gangguan dan rintangan yang harus dihadapi.Tok!!!Tok!!!Tok!!!"Kak Jin, apa malam ini akan ada gempa bumi?" Sebuah suara terdengar dari balik pintu."Ah ... dasar benalu, mengganggu orang yang sedang menikmati surga dunia," gerutu Jin yang masih berusaha melepas celananya.Tok!Tok!Tok!Suara ketokan pintu itu semakin keras dan teriakannya pun makin keras menggelegar."Kak Yola, apa Kak Jin berbuat kasar padamu? Biarkan aku masuk ke dalam dan aku bisa melindungi mu," teriak dari balik pintu."Hiss, dasar kutu kupret!" Jin terus mengumpat. "Kau tidak mau membuka pintunya?" Yola berusaha merayu Jin."Jika aku membukakan pintu, maka si udang rebon akan mengganggu malam pertama kita," kesal Jin.Tok!Tok!Tok!Kembali suara itu semakin menggelegar di balik pintu."Kak Yola, buka pintunya dong." Teriakannya semakin kencang dan keras."Dasar bocah tengil, kenapa makin keras saja
Hari kedua Yola tinggal di rumah HerJinot. Setelah sang suami dan kedua adiknya pergi. Rumah menjadi sepi, hanya ada Yola dan Bibi Ima serta beberapa pengawal yang sedang berjaga-jaga di luar.Yola membantu Bibi Ima di dapur. Bibi Ima yang biasa disapa dengan panggilan Bibi Im mengajak Yola untuk mengobrol."Nyonya muda, mau minum jus?" tawar Bibi Im."Boleh, Bi," jawab Yola.Setelah membuatkan jus untuk si Nyonya Muda, Bibi Im pun menemani Nyonya Mudanya itu duduk. "Bibi senang saat mendengar Tuan Muda akhirnya menikah," ujar Bibi Im."Kenapa memangnya, Bi?" tanya Yola."Orang tua Tuan Muda sudah lama meninggal. Tuan muda lah yang menjaga adik-adiknya. Bibi pun juga terkadang menginap di sini untuk membantu mengawasi mereka berdua jika Tuan Muda ada lembur," jelas Bibi Im."Hmm ... Bi, apa memang mereka semua selalu bersikap aneh seperti itu?" tanya Yola penasaran."Mereka sebenarnya anak-anak yang baik kok," jawab Bibi Im, "Lalu bagaimana Nyonya Muda bisa mengenal Tuan Muda? Bibi t
Pasutri yang bertemu secara tidak sengaja dan menikah secara mendadak ini gagal melakukan malam pertama sebanyak dua kali, yaitu malam ke satu dan malam ke dua.Seperti biasa, Yola membuka matanya terlebih dahulu. Posisi mereka masih sama seperti sebelum mereka berdua tidur. Jin tertidur dengan kepala menyandar di tembok, tangan kirinya memegang tangan sang istri. Yola beranjak bangun, akan tetapi pagi itu Yola langsung diberi hadiah spesial. Sebuah pemandangan yang cukup extrim saat melihat si bontot alias si Juki yang tidur dengan posisi telentang diranjangnya sudah dalam keadaan lepas landas.Lagi dan lagi teriakan itu terdengar di pagi hari hingga membuat semua penghuni rumah pink itu terbangun."Aaghh!" teriak Yola dan langsung menutup kedua matanya dan menabrakkan kepalanya ke dada sang suami."Ada apa sih? Masih pagi sudah teriak-teriak tidak jelas." HerJinot tersentak kaget."Suara Kakak Ipar sudah seperti jam beker," lanjut Jimmy yang tiba-tiba muncul di ambang pintu dengan p