Share

MD4. Nikah Dadakan

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2023-10-17 19:48:20

Di saat mereka berdua terjebak di sebuah ruang yang sangat sempit dengan keadaan si pinky boy sedang dalam keadaan listrik bertegangan tinggi.

Di tempat lain, Tegar berhasil ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Dompet yang pemuda itu ambil kembali dengan selamat ke tangan si pemilik. Polisi pun mengintrogasi Tegar dengan berbagai pertanyaan dan harus dijawab jujur oleh Tegar agar tidak bertambah lagi bonyok-bonyok di mukanya.

Kembali lagi ke toilet umum yang di dalam toilet tersebut si pinky boy masih berada di puncak ketegangan dimana pusaka keramatnya mulai bangun dari tidur panjangnya. Terlihat pinky boy mulai resah gelisah tidak karuan.

'Kamvret ... Anacondaku berdiri,' batinnya yang masih menahan rasa ngilu membekap mulutnya sendiri dengan menggunakan tangan kirinya.

'Shiit! Kenapa langsung konek seperti ini sih?' Membatin merasakan anaconda nya semakin menegang dan keras.

'Gadis ini sengaja atau bagaimana sih? Tidak tahu apa jika aku sedang dalam keadaan konek dengan tegangan listrik 1000 volt seperti ini. Jika berada di kamar sudah aku seruduk nih.' Pemuda itu terus ngedumel sendiri di dalam hati.

'Lama-lama jika seperti ini terus-menerus akan muncul orang ketiga yang akan meracuniku otakku.' Sang pinky boy masih ngedumel dalam hati dan dia merasa semakin tidak karuan. Dia masih menahan diri untuk tidak berbuat khilaf.

Setelah merasa keadaaan di luar sana sudah aman, Yola melangkah maju menjauh dari tubuh si pemuda yang sudah mulai sangat tersiksa dengan pergesekan di bawah sana.

Akhirnya si pemuda bisa bernapas lega, walaupun keadaan masih menyiksa karena tegangan masih terlalu tinggi untuk diturunkan. Yola membalikkan badannya menatap pemuda berbaju pink itu.

"Kau kenapa? Kenapa mukamu merah seperti itu? Dan kenapa kau berkeringat?" cerca Yola yang melihat gelagat aneh dari si pemuda dengan napas pemuda itu tidak beraturan.

Pandangan Yola langsung mengarah ke bawah, di mana tonjolan itu terlihat jelas. Mata Yola membulat dan segera keluar dari toilet dan di iringan dengan ocehan yang keluar dari mulutnya.

"Ah ... dasar mesum," gerutu Yola sambil menghirup udara karena terlalu lama ngumpet di toilet yang pengap.

Selang beberapa menit, si pemuda keluar sambil membenarkan letak anacondanya yang sepertinya sudah mulai merasa tidak nyaman di dalam kandangnya. Si pemuda merasakan si anaconda mulai meronta-ronta .

"Hei ... kau ini apa tidak bisa tanggung ja———" kata-kata si pemuda terhenti ketika ada beberapa pria dan wanita lewat di tempat itu. "wab," lanjut si pemuda dengan nada pelan.

"Kalian berdua sedang apa di sini?" tanya seorang wanita yang langsung menatap anunya si pemuda berbaju pink.

"Apa ... ada apa?" Si pemuda menutup tonjolan di balik celana putihnya dengan kedua tangannya.

"Wah ... kalian berdua mesum di toilet ya?" kata seorang pria yang langsung memegang tangan si pemuda dan wanita lainnya juga memegangi Yola agar tidak kabur.

"Kalian berdua harus bertanggung jawab. Enak sekali mencoreng kampung kita dengan mesum di toilet," cerca salah satu wanita berambut pendek.

"Hei ... siapa yang mesum di toilet?" protes si pemuda.

"Kita berdua hanya ngumpet tadi di dalam toilet, tidak lebih dari itu kok." Yola mulai membela dirinya.

"Mana ada ngumpet berduaan di toilet?"

"Kalian berdua itu berbeda jenis kelamin, lalu ngapain kalian di dalam toilet kalau tidak berbuat mesum," lanjut salah seorang lagi.

"Lihat itu anu si pemuda berbaju pink sampai tegang menonjol begitu."

Tampak keduanya dicerca dengan berbagai pertanyaan hingga mereka tak sempat membela diri.

"Sudah ... sudah ... langsung bawa mereka ke KUA saja dan segera nikahkan mereka, biar kita-kita juga tidak ikut berdosa. Mau beralasan apalagi mereka berdua sudah ketangkap basah ini. Jika masih mengelak telanjangi saja mereka berdua!"

Mendengar kalimat itu si pinky boy dan Yola pasrah digiring menuju KUA setempat, mau protes pun tidak akan ada yang percaya jika mereka tidak melakukan apa-apa di toilet. Mereka berdua digiring beramai-ramai masuk ke KUA.

"Ada apa ini, kenapa ramai-ramai? Jika ingin demo peralatan masak bukan di sini tempatnya," ucap pak penghulu.

"Tolong nikahkan mereka berdua, Pak," celetuk seorang warga mendudukkan si pemuda dan Yola di depan penghulu.

"Kasus apa lagi ini sampai harus digiring beramai-ramai seperti ini?" tanya si penghulu lagi.

"Mesum di toilet, Pak," jawab seorang warga. Si penghulu langsung menatap si pemuda dan Yola, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hmm ... kalian masih muda kenapa harus mesum di toilet?" Penghulu itu pun bersiap-siap.

Si pemuda dan Yola hanya saling pandang, karena mereka tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk menjawab atau membela diri.

"Namamu siapa anak muda?" tanya penghulu ke si pinky boy.

"Jin," jawabnya.

"Hah?" Semua bergidik ngeri mendengarkan nama itu. Serentak mundur ke belakang. "Bukan Jin itu. Namaku Herjinot Adiwangsa."

"Oh ...." Semua kembali maju ke depan merapatkan barisan.

Jin menjawab sambil memegang anaconda nya yang masih membuatnya merasa tidak nyaman.

"Kau ... siapa namamu, Nak?" tanya penghulu ke si gadis.

"Aku?" gadis itu menunjuk dirinya sendiri, "Yola ... Yola Asmara," jawabnya.

"Pak ... Pak, tunggu dulu. Tidak adil kalau seperti ini," protes Jin.

"Apanya yang tidak adil?" jawab si penghulu.

"Ya itu, dipaksa menikah," cicit Jin.

"Kalian memang harus bertanggung jawab. Sudah tertangkap basah, masih mau protes. Apa kalian berdua mau ditelanjangi?"

Jin mengangkat kepalanya dan menggerak-gerakkan tangannya, "tidak ... tidak, nanti reputasi ku sebagai pria paling tamvan se-jekardah ambyar."

"Jadi, kalian setuju kalau dinikahkan?"

Baik Jin maupun Yola hanya saling pandang dan tak mengeluarkan sepatah katapun, sepertinya mereka berdua telah setuju jika dinikahkan hari itu juga.

Acara ijab qobul berjalan lancar jaya tanpa hambatan, tanpa batu kerikil, tanpa tanjakkan dan tanpa kelok-kelok seperti jalan tol yang langsung bablas sampai ke tujuan dengan selamat sentosa.

"Bagaimana para saksi? SAH?" ucap penghulu.

"SAH!" dijawab serentak oleh warga kampung yang ada di dalam kantor KUA.

"Kalian sudah resmi menikah dan kau bisa langsung menyalurkan hasratmu itu." Pak penghulu menunjuk tonjolan di balik celana Jin yang kelihatan sudah meronta-ronta ingin lepas.

Mereka berdua keluar dari KUA dengan membawa oleh-oleh sebuah buku nikah yang masing-masing dipegang Jin dan Yola.

"Hei ... Saodah, urusan kita sudah beres kan? Pulang sana," usir Jin mengibaskan tangannya.

"Seenak jidatmu mengusir orang sembarangan. Kita ini sudah menikah dan aku harus ikut ke manapun kau pergi." Yola sedikit kesal.

"Yola! Rupanya kau di sini!" Sebuah teriakan membuat Yola menoleh ke belakang.

"Mampus dah," umpat Yola yang kembali mengambil ancang-ancang untuk lari. Diraihnya kembali tangan Jin yang sedari tadi mulut pemuda itu ngedumel sendiri tidak jelas.

"Apa-apaan lagi ini?" Jin terkejut. "Kau ini benar-benar suka sekali mengajakku kabur berlari." Jin ikut berlari karena ditarik Yola.

"Hei ... kau ke sini naik apa?" tanya Yola.

"Mobil," jawab Jin singkat.

"Lalu di mana mobilmu?" tanya Yola lagi.

"Kenapa kau bertanya-tanya soal mobil?"

"Aku sudah tidak tahan lagi ingin cepat-cepat sampai di rumahmu," kata Yola beralasan.

Mendengarkan hal itu, Jin langsung mendominasi berlari mendahului dan menarik tangan Yola. Dari jauh terlihat mobil berwarna pink berdiri kokoh.

"Cepat masuk ke dalam mobil." Jin menyuruh Yola masuk ke mobilnya.

"Yang benar saja, mobilnya warna pink juga?" Yola bengong.

"Hei ... kenapa kau bengong?" teriak Jin dari dalam mobil.

Yola menoleh ke belakang melihat gerombolan preman yang mengejarnya.

"Cuma ini satu-satunya jalan agar aku bisa kabur dari mereka," beo Yola langsung masuk ke dalam mobil.

Belum sempat Yola memasang seat-beal, Jin sudah langsung tancap gas membelokkan mobil ke kanan hingga membuat Yola oleng ke kanan dan tidak sengaja memegang pusaka keramatnya milik Jin.

"Hei ... kenapa kau meremas anaconda ku?" protes Jin yang masih merasa ngilu pada anunya.

"Ah ... ma-maaf. Aku tidak sengaja." Yola kaget.

"Ah ... kau ini membangunkan tidurnya lagi." Jin mulai tidak fokus menyetir.

"Apanya yang bangun?" Yola tidak paham.

"Adikku," jawab Jin singkat.

"Memangnya kau ke sini bersama dengan adikmu? Lalu di mana adikmu, kenapa aku tidak melihatnya?" Yola celingukan.

"Bukan adik yang itu, tapi adik yang ini." Jin menunjuk ke anunya.

"Mana ... mana ... coba aku ingin melihatnya ...."

Jin makin tidak fokus menyetir, lantaran belaian tangan Yola.

"Awas saja, jika udah sampai rumah. Anacondaku akan mematukmu!" Jin mulai sewot.

"Mana ada anaconda matuk, yang ada itu anaconda melilit," ledek Yola.

"Hiissss ... pokoknya itulah." Jin menginjak gas lagi.

💘💘💘

Mobil pink masuk ke sebuah gerbang rumah yang sangat mewah. Beberapa pengawal memberi salam pada tuannya yang baru datang.

"Selamat datang, Tuan muda ...," sapa salah satu pengawalnya.

"Tolong parkirkan mobilku dengan benar," perintah Jin kemudian menarik tangan Yola masuk ke rumah yang megah itu.

"Selamat datang, Tuan muda ...," sapa seorang wanita paruh baya sambil tersenyum.

"Ah ... Bibi Im, tolong jangan ganggu aku dulu ya."

"Kak Jin!" teriak seorang pemuda yang baru masuk.

Jin menoleh ke belakang melihat sang adik baru pulang kuliah

"Ah ... siapa perempuan ini, Kak?" Jimmy mendekati Yola sambil mengulum lolipop.

"Dia Kakak Iparmu," jelas Jin.

"Kakak Ipar?" Jimmy berusaha mencerna kata-kata Jin. "Hei ... kak Jin, kapan kau pacaran? Kenapa tiba-tiba menikah? dan bla ... bla ... bla ...." Jimmy mencerca dengan banyak pertanyaan pada Jin.

"Hiisss ... diam kau kutil. Berisik sekali kau ini. Jangan menggangguku. Keadaan sedang darurat karena tegangan sudah level tinggi." Jin menarik Yola naik ke lantai dua.

"Level tinggi? Dikata sedang main game apa, Kak?" celoteh Jimmy. Jimmy hanya bengong sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Jin menarik Yola, masuk ke kamarnya yang serba berwarna pink. Gadis yang baru saja dia nikahi beberapa waktu lalu itu hanya menelan ludah.

"Apa tidak salah ini, pink semua?" tanya Yola heran.

"Kenapa?" Jin bertanya pada Yola.

"Aku saja yang wanita tulen tidak begitu suka dengan warna pink. Meragukan." Yola melirik pusaka keramat milik Jin.

"Apa? Kenapa? Kau ragu dengan burung elangku?" Jin mulai sewot.

"Hahaha burung elang? Yang ada burung perkutut kali," ledek Yola.

"Enak saja ngatain burung perkutut." Kesabaran Jin mulai hilang. Dia langsung menyambar tubuh Yola dan menindihinya.

"Hei ... Jamaludin, kau mau apa?" tanya Yola.

"Kita kan sudah menikah, wajar saja kalau pengantin baru melakukan malam pertama," kata Jin.

"Kau ini bisa membedakan waktu tidak? Ini masih sore, dodol." Yola mendorong tubuh Jin.

"Tapi aku sudah tidak tahan, burungku ingin sekali berenang bebas." Jin kembali menindihi tubuh Yola.

"Jika kau ingin burungmu berenang, tunggu sampai malam. Itu baru namanya malam pertama." Yola mendorong tubuh Jin lagi.

"Baiklah, aku mengalah. Nanti malam aku akan menghajarmu," ancam Jin.

Yola mulai khawatir dengan kata-kata Jin ....

Related chapters

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD5. Bantet dan Bontot

    Menikah karena ketidaksengajaan masih membuat Jin dan Yola canggung. Mereka harus beradaptasi antara satu dengan yang lainnya. Karena sebelumnya, mereka sama sekali tidak saling mengenal. Bertemu pun dengan cara tidak sengaja dan melalui banyak drama. Bertemu hari itu juga dan langsung menikah.Belum genap sehari tinggal di rumah Jin si "pinky boy" alias kang wor wet hensem, Yola sudah mulai ketularan aneh. Apalagi kedua adik Herjinot yang benar-benar gesrek. Si Jimmy gesreknya tidak ketulungan. Sedang si Juki adik Jin yang paling bontot lumayan lah agak normal walaupun dia juga rada-rada aneh. Yang benar-benar normal adalah Bibi Im pelayan sepuh di situ.Herjinot tidur telentang di samping istrinya, Yola."Siapa laki-laki tadi?" tanya Jin."Hah? Laki-laki yang mana?" Yola balik bertanya."Laki-laki itu loh," balas Jin sambil memajukan bibirnya beberapa senti."Kalau bicara itu tidak usah setengah-setengah, muter-muter seperti kitiran alias kipas angin bikin pusing tahu." Yola melempa

    Last Updated : 2023-11-01
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD6. Wor Wet Hensem

    HerJinot pulang membawa banyak barang belanjaan. Entah apa saja barang yang dibeli Jin untuk istrinya. Di ruang tamu, Jimmy dan Juki sedang duduk sambil makan cemilan."Wuih ... Kak, habis merampok di mana?" tanya si Jimmy sambil bercanda."Enak saja kau bilang merampok, ini habis ngeborong seisi mall," jawab Jin melangkah menaiki tangga menuju lantai dua."Kak, kita berdua tidak dibelikan oleh-oleh?" tanya si bontot Juki."Beli sendiri, bukannya kalian sudah ku beri uang jatah tiap bulan," seru Jin dari lantai dua.Jin langsung masuk ke kamar menaruh semua barang belanjaan. Yola yang melihat suaminya belanja begitu banyak auto langsung komen."Habis merampok ya, Bang?" tanya Yola."Enak sekali kau bilang merampok, ini beli pakai duit," jawab Jin."Yang bilang beli pakai daun siapa?" tanya Yola gregetan."Nih pilih sendiri, aku tidak tahu ukuran kacamatamu berapa? Aku borong semua," ucap Jin menyerahkan semua belanjaan pada Yola."Ya ya ya, orang kaya memang bebas, banyak duit, bisa b

    Last Updated : 2023-11-02
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD7. Benalu (1)

    Kedua pasutri yang akan melakukan malam pertamanya itu masih terus-menerus dihadapkan dengan bermacam-macam gangguan dan rintangan yang harus dihadapi.Tok!!!Tok!!!Tok!!!"Kak Jin, apa malam ini akan ada gempa bumi?" Sebuah suara terdengar dari balik pintu."Ah ... dasar benalu, mengganggu orang yang sedang menikmati surga dunia," gerutu Jin yang masih berusaha melepas celananya.Tok!Tok!Tok!Suara ketokan pintu itu semakin keras dan teriakannya pun makin keras menggelegar."Kak Yola, apa Kak Jin berbuat kasar padamu? Biarkan aku masuk ke dalam dan aku bisa melindungi mu," teriak dari balik pintu."Hiss, dasar kutu kupret!" Jin terus mengumpat. "Kau tidak mau membuka pintunya?" Yola berusaha merayu Jin."Jika aku membukakan pintu, maka si udang rebon akan mengganggu malam pertama kita," kesal Jin.Tok!Tok!Tok!Kembali suara itu semakin menggelegar di balik pintu."Kak Yola, buka pintunya dong." Teriakannya semakin kencang dan keras."Dasar bocah tengil, kenapa makin keras saja

    Last Updated : 2023-11-04
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD8. Benalu (2)

    Hari kedua Yola tinggal di rumah HerJinot. Setelah sang suami dan kedua adiknya pergi. Rumah menjadi sepi, hanya ada Yola dan Bibi Ima serta beberapa pengawal yang sedang berjaga-jaga di luar.Yola membantu Bibi Ima di dapur. Bibi Ima yang biasa disapa dengan panggilan Bibi Im mengajak Yola untuk mengobrol."Nyonya muda, mau minum jus?" tawar Bibi Im."Boleh, Bi," jawab Yola.Setelah membuatkan jus untuk si Nyonya Muda, Bibi Im pun menemani Nyonya Mudanya itu duduk. "Bibi senang saat mendengar Tuan Muda akhirnya menikah," ujar Bibi Im."Kenapa memangnya, Bi?" tanya Yola."Orang tua Tuan Muda sudah lama meninggal. Tuan muda lah yang menjaga adik-adiknya. Bibi pun juga terkadang menginap di sini untuk membantu mengawasi mereka berdua jika Tuan Muda ada lembur," jelas Bibi Im."Hmm ... Bi, apa memang mereka semua selalu bersikap aneh seperti itu?" tanya Yola penasaran."Mereka sebenarnya anak-anak yang baik kok," jawab Bibi Im, "Lalu bagaimana Nyonya Muda bisa mengenal Tuan Muda? Bibi t

    Last Updated : 2023-11-05
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD9. Malam Pertama yang Tertunda

    Pasutri yang bertemu secara tidak sengaja dan menikah secara mendadak ini gagal melakukan malam pertama sebanyak dua kali, yaitu malam ke satu dan malam ke dua.Seperti biasa, Yola membuka matanya terlebih dahulu. Posisi mereka masih sama seperti sebelum mereka berdua tidur. Jin tertidur dengan kepala menyandar di tembok, tangan kirinya memegang tangan sang istri. Yola beranjak bangun, akan tetapi pagi itu Yola langsung diberi hadiah spesial. Sebuah pemandangan yang cukup extrim saat melihat si bontot alias si Juki yang tidur dengan posisi telentang diranjangnya sudah dalam keadaan lepas landas.Lagi dan lagi teriakan itu terdengar di pagi hari hingga membuat semua penghuni rumah pink itu terbangun."Aaghh!" teriak Yola dan langsung menutup kedua matanya dan menabrakkan kepalanya ke dada sang suami."Ada apa sih? Masih pagi sudah teriak-teriak tidak jelas." HerJinot tersentak kaget."Suara Kakak Ipar sudah seperti jam beker," lanjut Jimmy yang tiba-tiba muncul di ambang pintu dengan p

    Last Updated : 2023-11-08
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD10. Melepas Masa Lajang

    Malam itu akan menjadi malam yang panjang untuk kedua pasangan suami istri yang selalu gagal melakukan malam pertama, akan tetapi ujian hidup mereka belum juga selesai. Ketukan pintu itu terdengar lagi."Kak!!" panggil si bontot menempelkan daun telinganya di pintu. "Apa malam ini akan ada gempa lagi?" lanjutnya."Kau sedang apa Kak di dalam sana? Kakak Ipar, apakah Kak Jin menyiksamu?" teriak Jimmy di balik pintu yang juga menempelkan daun telinganya di pintu kamar Jin."Kak!" panggil di Juki sekali lagi dengan posisi masih meraba-raba pintu dan telinga masih menempel di pintu.Teriakan kedua bocah tengil membuat aktivitas pasutri itu terjeda sebentar, akan tetapi Jin sama sekali tidak melepaskan pelukannya terhadap sang istri."Kau tidak mau membukanya?" kata Yola memandang wajah suaminya."Biarkan saja upil badak-upil badak itu menguping di luar sana, nanti juga mereka akan pergi dengan sendirinya," tegas Jin yang saat itu beradu pandang dengan sang istri dan lekat. Mendadak detak

    Last Updated : 2023-11-08
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD11. Tak Sengaja Melihat

    Malam panas pun sudah berlalu, mereka berdua melewati masa-masa perang yang terjadi saat malam itu. Karena kelelahan bergulat di atas ranjang, kini mereka tertidur bersama saling mendekap, kaki tumpang tindih, bantal dan selimut terjatuh di lantai.Pagi pun telat tiba, kedua pasutri itu tidur dalam keadaan posisi yang tidak beraturan. Mereka masih terlelap tidur akibat kelelahan bertempur semalam."Bau apa ini?" Yola mengendus-endus bau tidak sedap yang menusuk ke dalam hidungnya. Seketika matanya terbuka dan langsung memukul pantat HerJinot. Pukulan itu langsung membuat Jin terperanjat kaget. "Huek ... bau kentut," ujar Yola. "Beraninya kau buang kentut tepat di wajah istrimu sendiri," kesal Yola."Salah sendiri tidur ngedusel ke pantat orang. Jadi jangan salahkan pantatku dong. Kentut di pagi hari itu alamiah, sudah hal biasa setiap orang kentut di pagi hari," jelas Jin."Kebiasaan mu jika pagi hari selalu mengajak gelut," kesal Yola yang seketika bangun dari tidurnya."Ayo lah jika

    Last Updated : 2023-11-13
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD12. Pergi ke Pantai

    Pasangan suami istri gaje itu kembali lagi melakukan aktivitasnya membereskan kamar. Suasana kembali sunyi senyap, keduanya sibuk sendiri-sendiri. Yola merapikan sprei ranjang, sedang Jin mengambil bantal dan guling yang berserakan di lantai. Tiba-tiba ada seekor kecoa yang mendekati kaki pria paling tamvan sejekardah itu."Ada kecoa!" teriak HerJinot kalang kabut. "Kecoa ... kecoa ... kecoa!" teriakannya semakin kencang dan lantang.Seribu kali suara Jin lantang. Pria itu langsung berlari naik ke atas ranjang dan mendekap istrinya."Apa-apaan sih dodol," kesal Yola yang melihat sprei nya kembali berantakan lagi."Ada kecoa!" pekik Jin histeris."Biasa saja kali Bang. Kecoa saja takut. Aku saja tidak takut sama anaconda mu," ujar Yola dengan santainya langsung menginjak kecoa itu sampai gepeng."Wah ... cocok jadi pembasmi kecoa. Kau hebat. Pertahankan prestasimu itu," ujar Jin menepuk pundak Yola."Suami macam apa kau ini? Bagaimana kau bisa melindungi istrimu ini?" Yola menatap sini

    Last Updated : 2023-11-14

Latest chapter

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD47. Uang Tembusan (Extra Part 4)

    Yola mulai kalang kabut. Pikirannya mulai tertuju pada Juna. Yola berpikir jika dia akan berbuat jahat pada Juna putranya. Yola masih merahasiakan hal itu pada Jin, akan tetapi suaminya itu selangkah lebih maju dari Yola.Ternyata Jin sudah menyebarkan orang-orang yang dia percaya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia pun menugaskan dua pengawal handalnya untuk mengawasi sang putra.Lantas apakah usaha Jin akan berhasil? Apakah keputusan yang diambil Yola tepat ataukah akan memperkeruh keadaan?Yola menitipkan Jelly pada Bibi Im. Tadinya Bibi Im melarang Yola untuk pergi keluar sendirian. Wanita tua itu menyarankan pada Yola untuk menunggu si empunya rumah pulang, tapi Yola beralasan waktu sudah mepet. Tanpa basi-basi Yola langsung bergegas pergi dari rumah besar itu. Tidak seperti biasanya Jelly hari itu menangis dengan keras sampai Bibi Im kewalahan menenangkan bocah kecil itu. Yola yang mendengarkan putri kecilnya menangis keras dengan terpaksa mengacuhkannya. Perempu

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD46. Dendam (Extra Part 3)

    Yola terpaksa harus keluar dari dalam mobil untuk menghindari hal yang mungkin akan terjadi. Namun, sebelum Yola turun dari mobil. Terlebih dulu Yola memberitahu pada Juna untuk menjaga Jelly. Yola pun melihat ekspresi putranya yang terlihat takut, begitu juga dengan Jelly. Yola memindahkan Jelly ke kursi belakang dekat dengan Juna. Yola turun dari mobil dan melangkah mendekati Jin. Yola menatap pria yang ada di depan Jin"Kau bisa menanyakan padanya," seru pria itu.Kedua tangan Yola memegang tangan kanan Jin sebagai kode. Beruntung Jin bisa menangkap kode itu."Tapi Yola----""Sudahlah. Tenang saja. Aku bisa mengatasinya," balas Yola menenangkan Jin yang sudah mulai khawatir.Yola melangkah maju mendekati pria itu dan tampak berbincang-bincang dengan serius. Sekilas Yola melihat Tegar di dalam mobil. Wanita itu sempat kaget, akan tetapi pada akhirnya Yola kembali di samping Jin."Kau bicara apa padanya?" Jin tampak penasaran. Yola menarik napas panjang dan mengembuskannya."Aku mem

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD45. Kejutan Untuk Yola (Extra Part 2)

    Kelanggengan keluarga Adiwangsa semakin hari bertambah harmonis. Walaupun tidak lepas dari percekcokan di setiap harinya. Juna dan Jelly pun tumbuh menjadi pribadi yang aktif dan menyenangkan.Terlepas dari masa lalu Yola. Kini Yola begitu bahagia hidup dengan keluarga Adiwangsa. HerJinot pun sukses menjadi Ci Ai O muda berbakat. Begitu pula dengan Jimmy dan Juki. Mereka berdua lulus dengan predikat murid paling berprestasi."Ayah ...," teriak Juna. Namun, orang yang dipanggil tidak menyahut. Juna kembali berteriak memanggil pria itu."Ayahmu sudah berangkat kerja, sayang. Kenapa?" tanya Yola. Melangkah mendekati putranya dan berjongkok. Wanita itu mengusap lembut surai hitam Juna. Juna menggelengkan kepalanya, "Kalau begitu tidak jadi."Yola mengerutkan kedua alisnya saat mendengar respons putranya. Wanita itu tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh Juna. Juna langsung berlalu dari hadapan Yola. Bocah itu duduk di sofa yang ada di ruang tengah. Dia duduk sambil berpangku dagu. Y

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD44. Quality Time (Extra Part 1)

    Tiga tahun kemudian.Kini keluarga kecil Adiwangsa dan Yola Asmara sudah lengkap. Setelah mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang cerdas, saat ini mereka juga mempunyai seorang anak perempuan.Juna genap berusia delapan tahun dan dia memiliki adik perempuan bernama Jelly Adiwangsa yang baru berusia dua tahun.Hari itu, cuaca begitu sangat cerah. Cuaca yang cocok untuk jalan-jalan. Di sebuah istana pink, rumah yang dominasi dengan warna pink, tampak sangat ramai dengan tangisan Jelly.Balita kecil itu menangis karena tidak ingin dipisahkan dari Ayahnya. Setiap kali balita kecil itu lepas dari tubuh Jin, dia akan langsung menangis."Kenapa dia tidak ingin lepas dariku?" pekik Jin."Gendong saja terus," jawab Yola. Jin beralih menatap istrinya, lalu kembali lagi menatap putri kecilnya yang tak mau lepas dari tubuhnya."Tumben nih bocah manja sekali," celetuk Jin. "Di mana Juna?" tanyanya."Dia ada di kamarnya," jawab Yola singkat sambil jari-jemarinya melipat satu-persatu baju yang

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD43. Hadiah Ulang Tahun (END)

    Bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Singkat cerita, Juna Adiwangsa telah genap berusia lima tahun. Namun, pada kenyataan Juna masih suka tidur di tengah-tengah Ayah dan Ibunya, walaupun Jin sendiri sudah membuatkan kamar untuk Juna."Sayang, Juna sudah genap lima tahun. Bolehlah jika kita buat adik untuknya?" Jin mendekati Yola. Sang istri hanya memandang suaminya. "Kenapa diam?" tanyanya menatap sang istri. "Jika diam itu tandanya berarti jawabanmu adalah iya," lanjutnya menarik pinggang Yola hingga menabrak tubuhnya."Iya, nanti kita cari waktu yang tepat untuk berduaan," jawabnya menatap Jin."Tidak ada kata penolakan lagi loh," ancam Jin."Iya bawel." Jin makin mengeratkan pelukannya."Hei, ini masih siang," protes Yola."Memangnya kenapa jika masih siang?" tanyanya mendekatkan kepalanya dan menempelkan hidungnya pada hidung Yola."Rumah kosong, hanya ada kita berdua," ucap Jin lirih. "Sudah lama kita tidak berduaan seperti ini."Mendadak Jin menempelkan bibirnya dan b

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD42. Tiga Tahun

    Kang wor wet hensem memberi kode pada sang istri, padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan."Mbeb, ini bagaimana?""Apanya yang bagaimana?" "Ini ...." Jin menunjuk pusaka keramatnya."Aku akan ke bawah. Sudah waktunya Juna kecil makan dan kau cepat pakai pakaianmu." Yola sambil menunjuk Jin.Muka Jin terlihat manyun, duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya. Yola mendekatinya dan mendudukkan Juna dipangkuannya. Balita tiga tahun itu langsung tersenyum menatap Ayahnya."Kenapa kau berikan dia padaku?" tanyanya."Dari pada kau hanya manyun seperti itu. Pergilah ajak main Juna.""Kau sendiri mau ngapain?" tanya Jin menatap sang istri."Aku mau olahraga," jawab sang istri singkat."Buat apa kau berolahraga?" tanyanya lagi."Aku ingin berat badanku kembali seperti semula." Yola melangkah keluar rumah, tiap hari memang dia menyempatkan diri untuk berolahraga selama lima belas menit. Berat badan Yola sekarang 50 kg."Kau ingin kurus berapa kilo lagi? Tubuhmu itu sudah langsing. Nanti pu

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD41. Juna Adiwangsa

    Tak terasa sudah genap sebulan sejak kelahiran Juna Adiwangsa, bayi laki-laki mungil itu membawa warna baru di istana pink. Tangisannya selalu mewarnai hari-hari keluarga Adiwangsa. Juna kecil selalu mengajak bergadang di malam hari dan akan tertidur pulas di siang hari. Setiap malam Juna kecil selalu membuat penghuni istana pink tidak nyenyak tidurnya."Kenapa makin malam, matanya makin melebar," gerutu Jin melihat mata Juna kecil, bayi mungil itu seperti mengajak sang Ayah untuk bermain."Tidurlah jika kau sudah mengantuk. Besok kau harus berangkat kerja." Yola menyuruh suaminya untuk tidur.Beranjak turun dari ranjangnya dan seketika dia berjengkit kaget karena kakinya seperti menginjak sesuatu. Dia melongokkan kepalanya melihat ke bawah ranjang."Kenapa bocah-bocah tengil ini masih tidur di bawah?" tanya Yola menatap Jin dan tangannya menunjuk Jimmy serta Juki yang tidur di lantai beralaskan karpet empuk."Mereka bilang ingin menjaga Juna kecil," sahut Jin membaringkan tubuhnya di

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD40. Baby Boy

    Mobil sampai di depan rumah sakit. Keributan masih terjadi antara ketiganya, tapi hal itu tidak berlangsung lama karena teriakan kesakitan dari Yola membuat Jin langung mengambil tindakan. Jin mengendong Yola dengan cepat saat sudah sampai. Dia menyuruh Jimmy memarkirkan mobil. Sementara Juki menemani mereka berdua ke resepsionis rumah sakit."Sudah bukaan berapa, Tuan?" tanya seoarang perawat yang menyuruh Jin membaringkan sang istri ke ranjang pasien darurat IGD."Aku tidak tahu," jawab Jin menggelengkan kepala meletakkan istrinya ke ranjang lalu mengelus kening istrinya. "Yang kuat sayang," ucapnya tak tega melihat istrinya yang biasanya bar-bar kini terus-terusan merapatkan gigi menahan sakit.Yola memejamkan mata terus menarik napas dan mengembuskan secara perlahan seperti sebelumnya. Menghitung menit demi menit dalam hati merasakan brankar dorong pasien semakin cepat didorong seiring dengan ringisannya yang berlanjut.Yola masih me

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD39. Air Ketuban

    Senja pun tiba, bulatan matahari yang menguning telur dan semburat jingga saat senja seperti menghipnotis siapapun yang memandangnya. Hamparan langit yang menguning keemasan mempunyai daya tarik tersendiri.Tampak sangat riuh di ruang makan yang hanya diisi oleh empat orang saja. Yah, empat orang saja tapi suasana seperti berada di pasar bebek. "Kak, aku mau steaknya," teriak Jimmy."Kak, mana susu hangat punya Kookie?" teriak si bontot. Yola menggelengkan kepala dan tertawa kecil melihat suaminya pontang-panting. Kali ini Jin yang dibuat sibuk oleh mereka. Jin berhenti sejenak setelah menaruh sepiring steak untuk Jimmy dan segelas susu untuk Juki."Ternyata capek juga mengurus rumah. Apa begini rasanya jadi ibu rumah tangga?" tanyanya menoleh menatap Yola.Yola mengangkat bahu dan tersenyum."Kau ingin makan apa lagi atau tidak?" tanya Jin ketika melihat piring di depan istrinya sudah kosong.Yola menggeleng,

DMCA.com Protection Status