Share

MD3. Terjebak

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2023-10-17 19:44:03

Yola's POV

Menjalani profesiku yang sekarang memang tidaklah mudah dan sangatlah beresiko. Namun lewat profesiku inilah, aku tidak sengaja bertemu dengan pemuda itu. Bukan keinginanku untuk menjalani kehidupan seperti ini tapi keadaan lah yang memaksaku untuk menjalani profesi ini.

***

Pagi itu seorang gadis sedang berjalan di pasar tradisional sambil melihat-lihat keadaan sekelilingnya. Hari itu tampaknya dia sedang mencari mangsa.

"Gadis manis, kemari lah," panggil seorang kakek. Gadis itu pun menoleh dan mendekati kakek itu.

"Iya Kek, ada apa?" tanya gadis itu.

"Kakek minta kau berhentilah, profesi mu itu sangat beresiko." Kakek Rud menasehati.

"Aku sebenarnya ingin berhenti Kek, tapi————" ucapannya menggantung.

"Tapi apa, Nak?" Kakek Rud memandang gadis itu.

"Aku tidak mungkin bisa lepas dari mereka, Kek!" gadis itu tampak sedih.

"Semua pasti ada jalan keluarnya," kata Kakek Rud.

"Ketahuan kabur saja pasti akan dikejar dan kalau tertangkap akan dihajar, Kek!" tegas gadis itu tapi dengan mimik muka yang sedih.

"Kau itu masih muda, masa depanmu masih panjang. Jika diberi kesempatan untuk kabur, larilah sejauh mungkin. Kau berhak mendapatkan kebahagiaan, Nak." Kakek Rud membelai surai hitam gadis itu.

"Aku juga menginginkan itu, Kek. Aku juga ingin hidup bahagia, aku ingin melakukan hal yang bermanfaat." Gadis itu menunduk.

"Kau pasti bisa, Nak. Kakek percaya itu. Kau ini sebenarnya gadis yang baik. Kenapa kau bisa terjerumus masuk ke dalam komplotan mereka?" Kakek Rud duduk di samping gadis itu.

"Aku yang salah langkah Kek, mungkin aku yang bodoh. Aku sudah semakin jauh Kek, mau keluar pun mungkin sudah tidak bisa. Aku pun sudah lelah dengan semua ini." Gadis itu semakin merasa bersalah.

Kakek Rud menyadari itu, dia berusaha untuk memberi semangat pada seorang gadis yang duduk di sampingnya itu. Seorang gadis yang selalu membantunya ketika sedang jualan.

"Kalau kau ingin menangis ... menangislah di dalam. Luapkan semua beban mu, Nak. Jujur setiap kau di sini kakek merasa terhibur, karena sejatinya kau itu adalah anak yang baik, hanya saja kau yang salah bergaul." Kakek Rud menepuk-nepuk pundak gadis itu. Tak terasa butiran bening jatuh di pipi gadis itu.

"Aku harus pergi, Kek," katanya sambil mengusap air matanya.

"Kau mau ke mana?" tanya kakek Rud.

"Aku tidak ingin kalau mereka sampai tahu jika aku sering berada di warung Kakek ini, mereka pasti tidak akan tinggal diam," jawab gadis manis itu.

"Apa kau mau mencopet lagi?" tanya Kakek Rud.

Gadis itu hanya terdiam. Di satu sisi dia ingin berhenti mencopet tapi di sisi lain jika dia tidak mendapatkan setoran dia akan dihajar.

"Ehm ... aku akan berusaha mencari cara, Kek. Aku akan mencari cara agar bisa kabur dan terlepas dari komplotan pencuri-pencuri itu." Gadis manis itu tersenyum. Kakek Rud yang mendengar kalimat itu ikut tersenyum juga.

"Kakek yakin kau pasti bisa, Nak. Tatalah masa depanmu." Kakek Rud terus memberi semangat pada gadis manis itu. "Tunggu dulu, Nak," kata Kakek Rud. Tak lupa seperti biasa, Kakek Rud selalu menyempatkan untuk membungkus sarapan dan memberikannya pada gadis itu, tapi setiap kali gadis itu memberikan uang pada Kakek Rud, sang kakek selalu menolaknya secara halus.

"Kenapa kakek selalu menolak jika aku akan membayar nasi bungkus ini?" katanya.

"Kakek tidak mau menerima uang itu. Kakek akan menerima uang darimu jika kau sudah mendapatkan pekerjaan halal," jawab Kakek Rud dan memegang pipi gadis itu.

Seolah tahu kode keras dari Kakek Rud, gadis itu selalu berusaha mencari cara agar bisa kabur.

"Sekali lagi terimakasih, Kek. Aku selalu merepotkan Kakek. Aku sudah banyak berhutang budi pada Kakek. Kakek sendiri tahu profesiku, tapi Kakek malah menganggap ku seperti cucu Kakek sendiri." Gadis itu akhirnya tak kuasa menahan tangis.

Sudah ... sudah ... makin jelek kalau kau menangis. Hapus dulu air matamu itu," hibur Kakek Rud.

"Aku pergi dulu kek, jika ada waktu aku akan mampir lagi ke sini," ujarnya melangkah meninggalkan sang kakek.

💘💘💘

Hari sudah semakin siang, matahari berada tepat di atas kepala dan sinarnya sangat terik. Gadis itu masih setia duduk nongkrong di pasar. Dia duduk di bawah sebuah pohon sambil memikirkan kata-kata dari Kakek Rud. Sembari berpikir dia pun mengamati suasana pasar, pandanganya terfokus pada anak-anak yang pulang sekolah. Mereka bercanda bersama, ketawa ketiwi tanpa beban pikiran.

"Mereka sungguh sangat bahagia. Mungkin jika aku tidak salah langkah, aku pun bisa merasakan hal yang sama seperti mereka tanpa beban pikiran. Bebanku saat ini adalah mendapat target dan bisa menyetor. Kalau tidak aku bakal remuk lagi dihajar mereka." Pikirannya sudah melayang-layang memikirkan apa yang akan terjadi jika dia tidak memberi uang setoran.

'Aaarrgghh! Sepertinya memang aku harus mencari cara untuk kabur,' 'beonya dalam hati.

"Kalau tidak, bisa-bisa aku mati muda karena sering dihajar mereka," imbuhnya.

"Kenapa mendadak aku jadi merinding tidak jelas seperti ini." Gadis itu mengusap-usap lengannya sendiri. "Ah ... atau jangan-jangan pohon ini ada penghuninya?" imbuhnya. "Haaiiisss ... kenapa aku jadi parno seperti ini?" Gadis itu memang merasa ada mata yang terus mengawasinya. "Ah ... tidak jelas sekali tempat ini, lebih baik aku pergi dari sini saja," katanya meninggalkan tempat itu.

"Bagaimana bos?" kata seorang lelaki.

"Terus saja awasi dia!" kata sang bos bermuka sangar dan berbrewok.

Yola menapaki jalan di pasar tradisional, sesekali dia berhenti di stand aksesoris.

"Wah ... ini sangat cantik sekali." Yola terlihat sangat takjub.

Dia melanjutkan langkahnya menyusuri setapak jalanan pasar tradisional sampai dia lupa akan tujuan utamanya untuk mencopet.

"Hei ... Yola!" teriak seorang pemuda yang membuatnya menoleh ke belakang.

"Ada apa?" tanya Yola.

"Bagaimana hari ini? Apa kau dapat banyak?" tanya seorang pemuda yang bernama Tegar.

"Tidak. Aku bahkan belum melancarkan aksiku," jawab Yola.

"Kenapa? Kau tidak takut pada Brewok?" tanya Tegar.

Yola menghentikan langkahnya, terdiam sesaat dan menatap Tegar.

"Ada apa?" tanya Tegar.

"Ah ... tidak ada apa-apa," jawab Yola berjalan mendahului Tegar.

"Aku akan membantumu lagi," ucap Tegar berlari menghampiri Yola.

"Eh ... apa?" tanyanya tidak paham.

"Lihat ini, ya." Tegar mulai melancarkan aksinya.

Tak butuh waktu lama, pemuda itu berhasil mengambil sebuah dompet dari tas seorang wanita. Nahasnya aksinya dipergoki seorang penjual sayur dan langsung meneriakinya.

"Maliiiiiiing!" Pengunjung pasar langsung menatap Tegar yang sedang memegang dompet berwarna biru muda dengan motif bunga.

Seketika Tegar kaget dan langsung lari menyambar tangan Yola.

Yola terkejut dan dia pun ikut lari. Di saat sedang lari, dia berpikir apa yang sedang dia lakukan?

'Kenapa aku harus ikut lari? Bukan aku ini yang nyolong,' batin Yola.

Yola berhenti dan menepis genggaman tangan Tegar.

"Hei ... apa yang kau lakukan? Kenapa kau berhenti? Kita bisa babak belur dihajar masa!" Tegar terlihat cemas.

"Kau yang nyolong dompet milih wanita itu bukan aku, kenapa aku harus ikut lari?" tegas Yola.

"Hei ... sekarang bukan saatnya berpikir seperti itu. Apalagi kau ikut lari bersamaku!" Nada suara Tegar meninggi.

"Kau yang menarikku," balas Yola sedikit kesal.

Di saat mereka berdua sibuk berdebat, kerumunan masa sudah semakin mendekati mereka. Karena gugup dan takut Tegar mengambil arah kiri, sedangkan Yola mengambil arah kanan. Dia berpikir massa tidak akan ikut mengejarnya, akan tetapi tebakan Yola salah. Gerombolan massa tetap mengejarnya.

Di tempat lain, seorang pemuda yang memakai kemeja warna pink berlengan pendek dan bercelana putih sedang berdiri memainkan ponselnya. Dia terkejut ketika melihat sekerumunan massa berlari ke arahnya sambil berteriak maliiing ... maliiing!!!

Yola yang melihat itu langsung meraih tangan pemuda yang tidak dia kenal sama sekali untuk berlari bersamanya. Pemuda yang tidak tahu apa-apa itu ikut berlari bersama Yola dan sesekali menengok ke belakang melihat kerumunan massa yang mengejarnya ... ah, tepatnya mengejar mereka berdua.

Kerumunan massa yang ditangan mereka ada yang memegang kayu, ada juga yang memegang wajan teflon bahkan alat-alat penggorengan lainnya.

Yola menggenggam erat tangan pemuda itu dan masih terus berlari menarik tangan sang pemuda. Yola berlari masuk gang dan bersembunyi di sebuah toilet umum bersama dengan pemuda berbaju pink. Keduanya mengatur napas dengan posisi si pemuda tampan berada di belakang Yola.

"Hei ... kau ini siapa? Kenapa asal sekali main tarik tangan orang sembarangan?" tanya pemuda berbaju pink. Namun, pertanyaannya tidak dijawab oleh Yola.

"Ssttt!" Mendadak tangan Yola langsung membekap mulut pemuda itu.

Yola mengintip di sela-sela pintu, sang pemuda pun penasaran dan ikut mengintip. Terdengar suara riuh dari luar, tiba-tiba Yola melangkah mundur dan tubuhnya menabrak tubuh pemuda itu hingga tubuh pemuda berbaju pink tersebut menabrak dinding di belakangnya. Alhasil tubuh sang pemuda terhimpit antara dinding dan tubuh Yola.

Tubuh Yola semakin menempel erat pada tubuh sang pemuda. Mendadak wajah sang pemuda menjadi merah dan merenggangkan kedua tangannya.

Kedua telapak tangannya menempel di tembok dan jari jemarinya mencakar-cakar tembok ketika pusaka keramatnya tergesek-gesek dengan pantatnya Yola.

"Geledah semua tempat!" Sebuah teriakan terdengar dari luar.

Yola semakin mundur ke belakang ketika terdengar teriakan suara dari luar. Pantatnya semakin menekan pusaka keramat sang pemuda. Sang pemuda semakin tidak karuan, dia membekap mulutnya sendiri dengan telapak tangannya. Dan tangan yang satunya masih menempel di dinding dan mencakar-cakarnya. Sang pemuda itu merasakan ngilu yang teramat sangat pada pusaka keramatnya.

Selanjutnya apa yang terjadi pada keduanya? Ada yang bisa nebak?

Related chapters

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD4. Nikah Dadakan

    Di saat mereka berdua terjebak di sebuah ruang yang sangat sempit dengan keadaan si pinky boy sedang dalam keadaan listrik bertegangan tinggi.Di tempat lain, Tegar berhasil ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Dompet yang pemuda itu ambil kembali dengan selamat ke tangan si pemilik. Polisi pun mengintrogasi Tegar dengan berbagai pertanyaan dan harus dijawab jujur oleh Tegar agar tidak bertambah lagi bonyok-bonyok di mukanya.Kembali lagi ke toilet umum yang di dalam toilet tersebut si pinky boy masih berada di puncak ketegangan dimana pusaka keramatnya mulai bangun dari tidur panjangnya. Terlihat pinky boy mulai resah gelisah tidak karuan.'Kamvret ... Anacondaku berdiri,' batinnya yang masih menahan rasa ngilu membekap mulutnya sendiri dengan menggunakan tangan kirinya. 'Shiit! Kenapa langsung konek seperti ini sih?' Membatin merasakan anaconda nya semakin menegang dan keras. 'Gadis ini sengaja atau bagaimana sih? Tidak tahu apa jika aku sedang dalam keadaan konek dengan tegangan

    Last Updated : 2023-10-17
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD5. Bantet dan Bontot

    Menikah karena ketidaksengajaan masih membuat Jin dan Yola canggung. Mereka harus beradaptasi antara satu dengan yang lainnya. Karena sebelumnya, mereka sama sekali tidak saling mengenal. Bertemu pun dengan cara tidak sengaja dan melalui banyak drama. Bertemu hari itu juga dan langsung menikah.Belum genap sehari tinggal di rumah Jin si "pinky boy" alias kang wor wet hensem, Yola sudah mulai ketularan aneh. Apalagi kedua adik Herjinot yang benar-benar gesrek. Si Jimmy gesreknya tidak ketulungan. Sedang si Juki adik Jin yang paling bontot lumayan lah agak normal walaupun dia juga rada-rada aneh. Yang benar-benar normal adalah Bibi Im pelayan sepuh di situ.Herjinot tidur telentang di samping istrinya, Yola."Siapa laki-laki tadi?" tanya Jin."Hah? Laki-laki yang mana?" Yola balik bertanya."Laki-laki itu loh," balas Jin sambil memajukan bibirnya beberapa senti."Kalau bicara itu tidak usah setengah-setengah, muter-muter seperti kitiran alias kipas angin bikin pusing tahu." Yola melempa

    Last Updated : 2023-11-01
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD6. Wor Wet Hensem

    HerJinot pulang membawa banyak barang belanjaan. Entah apa saja barang yang dibeli Jin untuk istrinya. Di ruang tamu, Jimmy dan Juki sedang duduk sambil makan cemilan."Wuih ... Kak, habis merampok di mana?" tanya si Jimmy sambil bercanda."Enak saja kau bilang merampok, ini habis ngeborong seisi mall," jawab Jin melangkah menaiki tangga menuju lantai dua."Kak, kita berdua tidak dibelikan oleh-oleh?" tanya si bontot Juki."Beli sendiri, bukannya kalian sudah ku beri uang jatah tiap bulan," seru Jin dari lantai dua.Jin langsung masuk ke kamar menaruh semua barang belanjaan. Yola yang melihat suaminya belanja begitu banyak auto langsung komen."Habis merampok ya, Bang?" tanya Yola."Enak sekali kau bilang merampok, ini beli pakai duit," jawab Jin."Yang bilang beli pakai daun siapa?" tanya Yola gregetan."Nih pilih sendiri, aku tidak tahu ukuran kacamatamu berapa? Aku borong semua," ucap Jin menyerahkan semua belanjaan pada Yola."Ya ya ya, orang kaya memang bebas, banyak duit, bisa b

    Last Updated : 2023-11-02
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD7. Benalu (1)

    Kedua pasutri yang akan melakukan malam pertamanya itu masih terus-menerus dihadapkan dengan bermacam-macam gangguan dan rintangan yang harus dihadapi.Tok!!!Tok!!!Tok!!!"Kak Jin, apa malam ini akan ada gempa bumi?" Sebuah suara terdengar dari balik pintu."Ah ... dasar benalu, mengganggu orang yang sedang menikmati surga dunia," gerutu Jin yang masih berusaha melepas celananya.Tok!Tok!Tok!Suara ketokan pintu itu semakin keras dan teriakannya pun makin keras menggelegar."Kak Yola, apa Kak Jin berbuat kasar padamu? Biarkan aku masuk ke dalam dan aku bisa melindungi mu," teriak dari balik pintu."Hiss, dasar kutu kupret!" Jin terus mengumpat. "Kau tidak mau membuka pintunya?" Yola berusaha merayu Jin."Jika aku membukakan pintu, maka si udang rebon akan mengganggu malam pertama kita," kesal Jin.Tok!Tok!Tok!Kembali suara itu semakin menggelegar di balik pintu."Kak Yola, buka pintunya dong." Teriakannya semakin kencang dan keras."Dasar bocah tengil, kenapa makin keras saja

    Last Updated : 2023-11-04
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD8. Benalu (2)

    Hari kedua Yola tinggal di rumah HerJinot. Setelah sang suami dan kedua adiknya pergi. Rumah menjadi sepi, hanya ada Yola dan Bibi Ima serta beberapa pengawal yang sedang berjaga-jaga di luar.Yola membantu Bibi Ima di dapur. Bibi Ima yang biasa disapa dengan panggilan Bibi Im mengajak Yola untuk mengobrol."Nyonya muda, mau minum jus?" tawar Bibi Im."Boleh, Bi," jawab Yola.Setelah membuatkan jus untuk si Nyonya Muda, Bibi Im pun menemani Nyonya Mudanya itu duduk. "Bibi senang saat mendengar Tuan Muda akhirnya menikah," ujar Bibi Im."Kenapa memangnya, Bi?" tanya Yola."Orang tua Tuan Muda sudah lama meninggal. Tuan muda lah yang menjaga adik-adiknya. Bibi pun juga terkadang menginap di sini untuk membantu mengawasi mereka berdua jika Tuan Muda ada lembur," jelas Bibi Im."Hmm ... Bi, apa memang mereka semua selalu bersikap aneh seperti itu?" tanya Yola penasaran."Mereka sebenarnya anak-anak yang baik kok," jawab Bibi Im, "Lalu bagaimana Nyonya Muda bisa mengenal Tuan Muda? Bibi t

    Last Updated : 2023-11-05
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD9. Malam Pertama yang Tertunda

    Pasutri yang bertemu secara tidak sengaja dan menikah secara mendadak ini gagal melakukan malam pertama sebanyak dua kali, yaitu malam ke satu dan malam ke dua.Seperti biasa, Yola membuka matanya terlebih dahulu. Posisi mereka masih sama seperti sebelum mereka berdua tidur. Jin tertidur dengan kepala menyandar di tembok, tangan kirinya memegang tangan sang istri. Yola beranjak bangun, akan tetapi pagi itu Yola langsung diberi hadiah spesial. Sebuah pemandangan yang cukup extrim saat melihat si bontot alias si Juki yang tidur dengan posisi telentang diranjangnya sudah dalam keadaan lepas landas.Lagi dan lagi teriakan itu terdengar di pagi hari hingga membuat semua penghuni rumah pink itu terbangun."Aaghh!" teriak Yola dan langsung menutup kedua matanya dan menabrakkan kepalanya ke dada sang suami."Ada apa sih? Masih pagi sudah teriak-teriak tidak jelas." HerJinot tersentak kaget."Suara Kakak Ipar sudah seperti jam beker," lanjut Jimmy yang tiba-tiba muncul di ambang pintu dengan p

    Last Updated : 2023-11-08
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD10. Melepas Masa Lajang

    Malam itu akan menjadi malam yang panjang untuk kedua pasangan suami istri yang selalu gagal melakukan malam pertama, akan tetapi ujian hidup mereka belum juga selesai. Ketukan pintu itu terdengar lagi."Kak!!" panggil si bontot menempelkan daun telinganya di pintu. "Apa malam ini akan ada gempa lagi?" lanjutnya."Kau sedang apa Kak di dalam sana? Kakak Ipar, apakah Kak Jin menyiksamu?" teriak Jimmy di balik pintu yang juga menempelkan daun telinganya di pintu kamar Jin."Kak!" panggil di Juki sekali lagi dengan posisi masih meraba-raba pintu dan telinga masih menempel di pintu.Teriakan kedua bocah tengil membuat aktivitas pasutri itu terjeda sebentar, akan tetapi Jin sama sekali tidak melepaskan pelukannya terhadap sang istri."Kau tidak mau membukanya?" kata Yola memandang wajah suaminya."Biarkan saja upil badak-upil badak itu menguping di luar sana, nanti juga mereka akan pergi dengan sendirinya," tegas Jin yang saat itu beradu pandang dengan sang istri dan lekat. Mendadak detak

    Last Updated : 2023-11-08
  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD11. Tak Sengaja Melihat

    Malam panas pun sudah berlalu, mereka berdua melewati masa-masa perang yang terjadi saat malam itu. Karena kelelahan bergulat di atas ranjang, kini mereka tertidur bersama saling mendekap, kaki tumpang tindih, bantal dan selimut terjatuh di lantai.Pagi pun telat tiba, kedua pasutri itu tidur dalam keadaan posisi yang tidak beraturan. Mereka masih terlelap tidur akibat kelelahan bertempur semalam."Bau apa ini?" Yola mengendus-endus bau tidak sedap yang menusuk ke dalam hidungnya. Seketika matanya terbuka dan langsung memukul pantat HerJinot. Pukulan itu langsung membuat Jin terperanjat kaget. "Huek ... bau kentut," ujar Yola. "Beraninya kau buang kentut tepat di wajah istrimu sendiri," kesal Yola."Salah sendiri tidur ngedusel ke pantat orang. Jadi jangan salahkan pantatku dong. Kentut di pagi hari itu alamiah, sudah hal biasa setiap orang kentut di pagi hari," jelas Jin."Kebiasaan mu jika pagi hari selalu mengajak gelut," kesal Yola yang seketika bangun dari tidurnya."Ayo lah jika

    Last Updated : 2023-11-13

Latest chapter

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD47. Uang Tembusan (Extra Part 4)

    Yola mulai kalang kabut. Pikirannya mulai tertuju pada Juna. Yola berpikir jika dia akan berbuat jahat pada Juna putranya. Yola masih merahasiakan hal itu pada Jin, akan tetapi suaminya itu selangkah lebih maju dari Yola.Ternyata Jin sudah menyebarkan orang-orang yang dia percaya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia pun menugaskan dua pengawal handalnya untuk mengawasi sang putra.Lantas apakah usaha Jin akan berhasil? Apakah keputusan yang diambil Yola tepat ataukah akan memperkeruh keadaan?Yola menitipkan Jelly pada Bibi Im. Tadinya Bibi Im melarang Yola untuk pergi keluar sendirian. Wanita tua itu menyarankan pada Yola untuk menunggu si empunya rumah pulang, tapi Yola beralasan waktu sudah mepet. Tanpa basi-basi Yola langsung bergegas pergi dari rumah besar itu. Tidak seperti biasanya Jelly hari itu menangis dengan keras sampai Bibi Im kewalahan menenangkan bocah kecil itu. Yola yang mendengarkan putri kecilnya menangis keras dengan terpaksa mengacuhkannya. Perempu

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD46. Dendam (Extra Part 3)

    Yola terpaksa harus keluar dari dalam mobil untuk menghindari hal yang mungkin akan terjadi. Namun, sebelum Yola turun dari mobil. Terlebih dulu Yola memberitahu pada Juna untuk menjaga Jelly. Yola pun melihat ekspresi putranya yang terlihat takut, begitu juga dengan Jelly. Yola memindahkan Jelly ke kursi belakang dekat dengan Juna. Yola turun dari mobil dan melangkah mendekati Jin. Yola menatap pria yang ada di depan Jin"Kau bisa menanyakan padanya," seru pria itu.Kedua tangan Yola memegang tangan kanan Jin sebagai kode. Beruntung Jin bisa menangkap kode itu."Tapi Yola----""Sudahlah. Tenang saja. Aku bisa mengatasinya," balas Yola menenangkan Jin yang sudah mulai khawatir.Yola melangkah maju mendekati pria itu dan tampak berbincang-bincang dengan serius. Sekilas Yola melihat Tegar di dalam mobil. Wanita itu sempat kaget, akan tetapi pada akhirnya Yola kembali di samping Jin."Kau bicara apa padanya?" Jin tampak penasaran. Yola menarik napas panjang dan mengembuskannya."Aku mem

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD45. Kejutan Untuk Yola (Extra Part 2)

    Kelanggengan keluarga Adiwangsa semakin hari bertambah harmonis. Walaupun tidak lepas dari percekcokan di setiap harinya. Juna dan Jelly pun tumbuh menjadi pribadi yang aktif dan menyenangkan.Terlepas dari masa lalu Yola. Kini Yola begitu bahagia hidup dengan keluarga Adiwangsa. HerJinot pun sukses menjadi Ci Ai O muda berbakat. Begitu pula dengan Jimmy dan Juki. Mereka berdua lulus dengan predikat murid paling berprestasi."Ayah ...," teriak Juna. Namun, orang yang dipanggil tidak menyahut. Juna kembali berteriak memanggil pria itu."Ayahmu sudah berangkat kerja, sayang. Kenapa?" tanya Yola. Melangkah mendekati putranya dan berjongkok. Wanita itu mengusap lembut surai hitam Juna. Juna menggelengkan kepalanya, "Kalau begitu tidak jadi."Yola mengerutkan kedua alisnya saat mendengar respons putranya. Wanita itu tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh Juna. Juna langsung berlalu dari hadapan Yola. Bocah itu duduk di sofa yang ada di ruang tengah. Dia duduk sambil berpangku dagu. Y

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD44. Quality Time (Extra Part 1)

    Tiga tahun kemudian.Kini keluarga kecil Adiwangsa dan Yola Asmara sudah lengkap. Setelah mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang cerdas, saat ini mereka juga mempunyai seorang anak perempuan.Juna genap berusia delapan tahun dan dia memiliki adik perempuan bernama Jelly Adiwangsa yang baru berusia dua tahun.Hari itu, cuaca begitu sangat cerah. Cuaca yang cocok untuk jalan-jalan. Di sebuah istana pink, rumah yang dominasi dengan warna pink, tampak sangat ramai dengan tangisan Jelly.Balita kecil itu menangis karena tidak ingin dipisahkan dari Ayahnya. Setiap kali balita kecil itu lepas dari tubuh Jin, dia akan langsung menangis."Kenapa dia tidak ingin lepas dariku?" pekik Jin."Gendong saja terus," jawab Yola. Jin beralih menatap istrinya, lalu kembali lagi menatap putri kecilnya yang tak mau lepas dari tubuhnya."Tumben nih bocah manja sekali," celetuk Jin. "Di mana Juna?" tanyanya."Dia ada di kamarnya," jawab Yola singkat sambil jari-jemarinya melipat satu-persatu baju yang

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD43. Hadiah Ulang Tahun (END)

    Bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Singkat cerita, Juna Adiwangsa telah genap berusia lima tahun. Namun, pada kenyataan Juna masih suka tidur di tengah-tengah Ayah dan Ibunya, walaupun Jin sendiri sudah membuatkan kamar untuk Juna."Sayang, Juna sudah genap lima tahun. Bolehlah jika kita buat adik untuknya?" Jin mendekati Yola. Sang istri hanya memandang suaminya. "Kenapa diam?" tanyanya menatap sang istri. "Jika diam itu tandanya berarti jawabanmu adalah iya," lanjutnya menarik pinggang Yola hingga menabrak tubuhnya."Iya, nanti kita cari waktu yang tepat untuk berduaan," jawabnya menatap Jin."Tidak ada kata penolakan lagi loh," ancam Jin."Iya bawel." Jin makin mengeratkan pelukannya."Hei, ini masih siang," protes Yola."Memangnya kenapa jika masih siang?" tanyanya mendekatkan kepalanya dan menempelkan hidungnya pada hidung Yola."Rumah kosong, hanya ada kita berdua," ucap Jin lirih. "Sudah lama kita tidak berduaan seperti ini."Mendadak Jin menempelkan bibirnya dan b

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD42. Tiga Tahun

    Kang wor wet hensem memberi kode pada sang istri, padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan."Mbeb, ini bagaimana?""Apanya yang bagaimana?" "Ini ...." Jin menunjuk pusaka keramatnya."Aku akan ke bawah. Sudah waktunya Juna kecil makan dan kau cepat pakai pakaianmu." Yola sambil menunjuk Jin.Muka Jin terlihat manyun, duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya. Yola mendekatinya dan mendudukkan Juna dipangkuannya. Balita tiga tahun itu langsung tersenyum menatap Ayahnya."Kenapa kau berikan dia padaku?" tanyanya."Dari pada kau hanya manyun seperti itu. Pergilah ajak main Juna.""Kau sendiri mau ngapain?" tanya Jin menatap sang istri."Aku mau olahraga," jawab sang istri singkat."Buat apa kau berolahraga?" tanyanya lagi."Aku ingin berat badanku kembali seperti semula." Yola melangkah keluar rumah, tiap hari memang dia menyempatkan diri untuk berolahraga selama lima belas menit. Berat badan Yola sekarang 50 kg."Kau ingin kurus berapa kilo lagi? Tubuhmu itu sudah langsing. Nanti pu

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD41. Juna Adiwangsa

    Tak terasa sudah genap sebulan sejak kelahiran Juna Adiwangsa, bayi laki-laki mungil itu membawa warna baru di istana pink. Tangisannya selalu mewarnai hari-hari keluarga Adiwangsa. Juna kecil selalu mengajak bergadang di malam hari dan akan tertidur pulas di siang hari. Setiap malam Juna kecil selalu membuat penghuni istana pink tidak nyenyak tidurnya."Kenapa makin malam, matanya makin melebar," gerutu Jin melihat mata Juna kecil, bayi mungil itu seperti mengajak sang Ayah untuk bermain."Tidurlah jika kau sudah mengantuk. Besok kau harus berangkat kerja." Yola menyuruh suaminya untuk tidur.Beranjak turun dari ranjangnya dan seketika dia berjengkit kaget karena kakinya seperti menginjak sesuatu. Dia melongokkan kepalanya melihat ke bawah ranjang."Kenapa bocah-bocah tengil ini masih tidur di bawah?" tanya Yola menatap Jin dan tangannya menunjuk Jimmy serta Juki yang tidur di lantai beralaskan karpet empuk."Mereka bilang ingin menjaga Juna kecil," sahut Jin membaringkan tubuhnya di

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD40. Baby Boy

    Mobil sampai di depan rumah sakit. Keributan masih terjadi antara ketiganya, tapi hal itu tidak berlangsung lama karena teriakan kesakitan dari Yola membuat Jin langung mengambil tindakan. Jin mengendong Yola dengan cepat saat sudah sampai. Dia menyuruh Jimmy memarkirkan mobil. Sementara Juki menemani mereka berdua ke resepsionis rumah sakit."Sudah bukaan berapa, Tuan?" tanya seoarang perawat yang menyuruh Jin membaringkan sang istri ke ranjang pasien darurat IGD."Aku tidak tahu," jawab Jin menggelengkan kepala meletakkan istrinya ke ranjang lalu mengelus kening istrinya. "Yang kuat sayang," ucapnya tak tega melihat istrinya yang biasanya bar-bar kini terus-terusan merapatkan gigi menahan sakit.Yola memejamkan mata terus menarik napas dan mengembuskan secara perlahan seperti sebelumnya. Menghitung menit demi menit dalam hati merasakan brankar dorong pasien semakin cepat didorong seiring dengan ringisannya yang berlanjut.Yola masih me

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD39. Air Ketuban

    Senja pun tiba, bulatan matahari yang menguning telur dan semburat jingga saat senja seperti menghipnotis siapapun yang memandangnya. Hamparan langit yang menguning keemasan mempunyai daya tarik tersendiri.Tampak sangat riuh di ruang makan yang hanya diisi oleh empat orang saja. Yah, empat orang saja tapi suasana seperti berada di pasar bebek. "Kak, aku mau steaknya," teriak Jimmy."Kak, mana susu hangat punya Kookie?" teriak si bontot. Yola menggelengkan kepala dan tertawa kecil melihat suaminya pontang-panting. Kali ini Jin yang dibuat sibuk oleh mereka. Jin berhenti sejenak setelah menaruh sepiring steak untuk Jimmy dan segelas susu untuk Juki."Ternyata capek juga mengurus rumah. Apa begini rasanya jadi ibu rumah tangga?" tanyanya menoleh menatap Yola.Yola mengangkat bahu dan tersenyum."Kau ingin makan apa lagi atau tidak?" tanya Jin ketika melihat piring di depan istrinya sudah kosong.Yola menggeleng,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status